Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

TERDIAM DALAM TAKDIR (PART14)

Posted on June 4, 2025 By admin

TERDIAM DALAM TAKDIR (PART14)

Isi Postingan:

TERDIAM DALAM TAKDIR PART14

…Ceritadewasa…

.

..

…

….

Kuhempskan punggung pada

sandaran jok mobil penumpang, lantas

menghela napas lega, setelah

memastikan jika beberapa pria itu tak

mengejar kami lagi.

Aku menoleh pada Sila yang

masih terlelap di sampingku, Jika tahu

ibunya habis lari maraton, ia bisa

tertawa girang melihat hal yang belum

pernah kulakukan di depannya, apalagi

mas Arman ia pasti tak percaya jika

melihat istri lembutnya ini menjadi

bar-bar.

Apa yang telah terjadi? tanya

Danu tanpa menoleh, pria itu fokus

menyetir dan sesekali menatap ke

arah belakang lewat spion.

Tadi, kami di kejar para

berandal, jawabku pura-pura cuek.

Aku tahu! Tapi ada masalah apa

sampai kau di kejar seperti ini, dan ..

siapa dia?

Pertanyaan Danu membuat mbak

Salma menoleh padaku. Sorot

matanya menyiratkan jika ia malu

dengan peristiwa yang menimpanya

tadi.

Dia Kakak iparku, jawabku

singkat.

Lantas podcast hiburan kenapa dia berada di

tempat seperti itu? tanyanya lagi

seperti merendahkan. Tentu saja

membuat mbak Salma tambah minder

dan takut. Terlihat dari raut wajahnya

yang terlihat sendu.

Ada sedikit masalah, jawabku.

Sudahlah kau jangan banyak tanya,

menyetir saja dengan benar!

sergahku, mmbuat lelaki itu terdiam.

Lagi pula apa sih urusannya,

pekerjaan dia hanya mengantarku hari

ini, tidak harus ikut campur masalah

pribadiku.

.

.

.

Beberapa menit kemudian, aku

memergoki Danu yang tengah curi-curi

padang pada mbak Salma yang

tengah terpejam.

Aku sengaja berdehem, dan itu

membuat Danu buru-buru

memfokuskan tatapannya kembali ke

depan.

..

Kenapa Lis? tanya mbak Salma

yang sepertinya ia juga kaget. Aku

menoleh lantas tersenyum pada

perempuan cantik di sebelahku ini.

Enggak apa-apa Mbak, cuman

tadi ada kecoak yang diam-diam curi

pandang, jawabku asal.

Terlihat mbak Salma

mengerutkan keningnya, lalu menoleh

pada spion di depan, dan kulihat

tatapannya bersiborok dengan mata

tajam Danu.

Aku berdehem kembali dan

pura-pura memejamkan mata sambil

menahan tawa.

Kuintip mbak Salma yang salah

tingkah, lalu ikut menyandarkan

punggungnya kembali di sampingku.

 

.

.

.

Tiba di rumah dengan berjalan

kaki, kulihat mas Arman sudah

menungguku di teras, ia terlihat

tengah bertelepon dengan seseorang.

Saat mendengar salam dariku

dan mbak Salma, mas Arman menoleh

dan mengerutkan kening heran,

kenapa kakaknya bisa bersamaku.

Lis, Mbak? Kok …. tanyanya

yang Kuabaikan begitu saja. Bukan

karena tidak sopan. Namun, membuat

mbak Salma rileks dulu adalah yang

lebih utama.

Setelah Kaka iparku itu tenang,

barulah akan aku ceritakan semua

peristiwa tadi yang hampir saja

membuat mbak Salma kehilangan

harga dirinya sebagai wanita

baik-baik.

Setelah memastikan mbak Salma

sudah tenang, kami pun

menginterogasi beliau. la bercerita

sambil terisak. Sungguh keterlaluan

mbak Sari dengan gampangnya ia

menjodohkan adiknya dengan pria

brengsek itu. Hanya dengan

diming-imingi mahar ratusan juta,

lantas ia mempercayakan perempuan

yang bernasib malang ini pada pria

berandal itu. Sungguh membuatku

semakin emosi jika mengingat

kelakuan mbak Sari yang seperti itu.

Kenapa mbak diam saja?

Seharusnya mbak Salma menolak

perjodohan itu, ucap mas Arman.

Mbak enggak bisa

menolaknya… Mbak takut dengan

Mbak Sari, lagi pula apa yang di

katakannya memang benar adanya,

mungkin hanya dengan menuruti

semua kemauannya, kita bisa bebas

dari hutang budi itu, terang wanita

lemah lembut di hadapanku ini, pantas

ia terisak.

.

.

.

Aku menglus pundaknya seraya

menyalurkan ketenangan agar ia kuat

menghadapi masalah ini.

Ah, iya, sebaiknya Mbak pulang

sekarang, khawatir nanti mbak Sari ke

sini dan marah sama kamu, karena

sudah menolong mbak, ucapnya

hendak berpamitan.

Sebaiknya Mbak jangan pulang

dulu, Mbak Sari pasti akan membawa

mbak pada pria itu kembali. Apalagi

jika ia tahu bahwa pria itu cedera,

cegahku.

Tapi, Lis. Jika Mbak masih di sini,

justru nanti Mbak Sari akan

memarahimu. Biarlah Mbak kembali,

nanti Mbak akan bilang pada Mbak

Sari jika mbaklah yang telah melukai

pria itu.

Kuhela napas panjang dan

mengeluarkannya perlahan. Aku

sudah dapat memprediksi hal itu akan

terjadi. Namun, yang aku takutkan

adalah kondisi mbak Salma nantinya.

Mbak Sari sudah pasti akan

membawa adiknya ini kembali pada

pria brengsek itu.

Mbak Salma, enggak usah

menghawatirkan Lilis, aku bisa

menghadapi mbak Sari, jika nanti dia

marah atau menyerangku, kataku

menenangkan.

Nanti biar aku yang bicara pada

mbak Sari, agar tak menjodohkanmu

dengan pria brengsek itu! sela mas

Arman tiba-tiba. Tangannya mengepal,

wajahnya terlihat merah padam,

seraya menahan kekesalan pada

kakak tertuanya itu.

.

.

.

Tiba-tiba terdengar gedoran pintu

yang membuat kami saling

berpandangan, heran malam begini

siapa yang bertamu? Mas Arman

gegas membukanya.

Terlihat mbak Sari berdiri di

ambang pintu bertolak pinggang,

mukanya terlihat marah-matanya

melotot ke arah mbak Salma yang

mulai ketakutan.

Lantas mbak Sari menerobos

masuk ke arah kami yang masih

duduk di atas tikar, ia menarik tangan

mbak Salma dan menyeretnya.

Aku menghadang aksinya berdiri

tepat di depan mbak Sari. Tidak akan

aku biarkan wanita galak ini

membawa mbak Salma dan

menyerahkannya pada prayang

hampir melakukan pelechan

terhadapnya.

.

.

Minggir! teriaknya.

Aku terdiam tak bergerak sedikit

pun dari hadapannya. Lantas ia

mengangkat tangannya hendak

menamparku. Namun, lengannya

dicekal oleh mas Arman.

Jangan coba-coba menyentuh

istriku! tekannya.

Berani kamu sama kakakmu,

Hah! mbak Sari melepaskan cekalan

tangan dari mas Arman.

Aku tidak akan membiarkan

siapa saja melukai istriku!

Ajari istrimu agar tidak ikut

campur urusanku!

Bukan hanya istriku, aku pun

akan ikut campur, jika menyangkut

mbak Salma, karena ia adalah

kakakku!

Kurang ajar! Kau berani

melawanku, setelah apa yang telah

kuberikan padamu? Ingat kau itu hidup

dari hasil jerih payahku, anak bodoh!

ungkap mbak Sari. Sembari menuding

ke wajah mas Arman dan mbak

Salma.

Terlihat mas Arman menahan

marah. Hatinya pasti amat sangat

terluka jika tiap kali mbak Sari

membahas soal balas budi dari kedua

adiknya ini.

Begitu pun mbak Salma dari

wajahnya aku bisa menebak bahwa ia

pun sama terlukanya seperti suamiku.

Matanya tak henti mengeluarkan

cairan bening.

.

.

.

Apa yang kulakukan pada Salma,

ini adalah bagian dari balas budinya.

Mbak Sari kembali mengungkit.

Baik, jika kau ingin aku dan mbak

Salma membalas budimu dengan

uang… Lepaskan dia, Maka aku janji

akan membayar semua biaya yang

kau keluarkan untuk membesarkan

kami! Putus mas Arman, membuat

mbak Sari tertawa meremehkan.

Orang miskin seperti kamu,

mana bisa membayar semuanya,

ucapnya. Membuatku muak

mendengarnya.

Manusia di depanku ini memang

Sudah keterlaluan. ia tak tahu

kesombongan dan keangkuhannya

bisa saja dalam sekejap berubah

menjadi kesedihan untuknya jika Allah

sudah berkehendak membuatnya

jatuh terpuruk.

Mbak Sari berjalan melewati kami

dengan menabrak aku dan mas

Arman hingga tbuh kami terhuyung

ke samping. Tangannya tak lepas dari

menggenggam lengan mbak Salma.

Sampai di pintu keluar mbak Sari

terdiam saat dua orang pria

berseragam dari pihak yang berwajib

mendatangi rumahku.

Permisi, apa benar ini kediaman

saudari Lilis?

Jantungku berdetak hebat, apa

katanya mereka mencariku? Untuk

apa?

.

.

.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: TERDIAM DALAM TAKDIR (PART15)
Next Post: TERDIAM DALAM TAKDIR (PART13)

Related Posts

JANGAN OM (PART38) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART24) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART20) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART26) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART5) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART25) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme