TERDIAM DALAM TAKDIR (PART20)
Isi Postingan:
TERDIAM DALAM TAKDIR PART20
…Ceritadewasa…
.
..
…
….
Mbak, cinta itu enggak penting,
untuk saat ini adalah keselamatan
Mbak, ucapku, yang hanya dibalas
dengan anggukan olehnya.
Setelah sampai di hadapan
semua orang, mbak Salma pun
ditanyai oleh bapak mengenai apa
yang telah aku katakan tadi, jika kakak
iparku itu mengenal Danu sebagai
penyelamatnya dari kejaran
orang-orangnya Yanto.
.
.
.
Salma, apa kamu mengenalnya?
tanya bapak yang hanya diangguki
oleh mbak Salma. Perempuan itu
hanya menunduk sedari tadi.
Lantas, apakah kamu mau jika
pria itu menikahiku? kembali bapak
bertanya, membuat kepala mbak
Salma mendongak menatap ke arah
Danu yang sedari tadi memasang
wajah datar.
Aku meremas genggaman tangan
mbak Salma dariku, seraya memberi
kode agar ia mengiyakan pertanyaan
bapak.
I-iya, Pak, Salma bersedia,
jawabnya.
Kamu yakin, Nak? sekali lagi
bapak bertanya. Jangan karena takut
pada mbakmu, tenang di sini ada
bapak yang akan melindungimu.
Mata bapak terlihat berkaca-kaca
mengatakan hal itu. Aku tahu bapak
sangat menyayangi mbak Salma
walau hanya seorang anak angkat.
Mbak Salma menghambur dalam
dekapan bapak, menumpahkan semua
air matanya dalam pelkan bapak.
Melihat hal itu aku tak kuasa
untuk tidak ikut menangis. Ibu yang
sedari tadi hanya diam di samping
mas Arman pun menangis memeluk
suamiku itu.
Salma juga sayang sama bapak,
Isaknya. Salma yakin dengan
keputusan Salma tanpa ada tekanan
dari siapa pun, lanjutnya yang
kemudian mengurai pelukannya dari
bapak.
Lantas bapak kembali menatap
pada Danu. Baiklah, aku akan
menikahkan kamu dengan putriku, tapi
kau tidak perlu mengganti semua
biaya untuk pesta ini, berilah mahar
yang sederhana saja.
Mendengar perkataan bapak
mataku berkaca-kaca. Inilah nikmat
yang selalu kusyukuri memiliki mertua
yang begitu baik.
.
.
.
Bapak! tidak bisa begitu! tukas
Mbak Sari tak terima.
Cukup! Tolong hargai
keputusanku! ucap bapak telak. Lalu
memersilakan Danu menuju penghulu.
Jemari mbak Salma seketika
menggenggam kuat jemariku. Dapat
kurasakan telapak tangannya
berkeringat. Kubalas genggaman itu
seraya menyalurkan ketenangan
untuknya, bahwa semua akan
baik-baik saja.
Acara ijab kabul pun selesai, Danu
begitu fasih dan lantang
mengucapkannya hanya dengan satu
tarikan napas. Lanjut dengan pak
penghulu membacakan doa untuk
kedua mempelai yang di aminkan oleh
semua tamu dan kerabat dekat yang
belum beranjak pulang setelah tragedi
di awal tadi.
Kini mbak Salma dan Danu saling
berhadapan, wanita yang memiliki
kepribadian pemalu itu, mencium
tangan suaminya dengan takzim,
begitu pun dengan pria dihadapannya
itu menangkup wajah mbak Salma
dan mencim keningnya.
Melihat pemandangan itu,
membuatku sangat terharu hingga
meneteskan air mata, aku yakinmbak
Salma akan bahagia bersama Danu.
.
.
.
Kamu, enggak cemburu kan?
bisik mas Arman, membuatku
mengerutkan kening seketika, tak
mengerti dengan apa yang ia
katakana.
Maksud kamu apa,Mas?
Enggak apa-apa, hanya
memastikan saja.
Aku menghela napas kasar,
sepertinya suamiku ini mulai cemburu.
Ah, iya, kamu masih punya
hutang penjelasan padaku, tagihnya.
Lantas menggodaku dengan meniup
pelan pipiku.
Sontak saja hal itu membuatku
merinding seketika. Lantas dengan
cueknya ia pergi meninggalkanku yang
masih berdiri mematung.
.
.
.
Pukul sepuluh malam acara ijab
kabul yang di lanjutkan dengan pesta
yang lumayan mewah itu pun selesai,
usai beberas di dapur lanjut mencari
Sila.
Saat mataku berkeliling mencari
sosok kecil putriku itu. Namun,
pandanganku berhenti pada Danu
yang duduk di bangku tamu
memberikan sebuah kertas kecil
berbentuk persegi panjang, yang
kuyakini itu adalah sebuah cek.
Mbak Sariterlihat sumringah
menatap kertas itu, lalu buru-buru ia
masukan ke dalam tas Selempangnya
yang ia gunakan untuk menyimpan
amplop kondangan dari para tamu.
Setelah menerima cek tersebut
wanita yang mengenakan seragam
hajatan serupa denganku itu pergi
meninggalkan Danu yang menyeringai
di belakangnya.
.
.
.
Entah apa yang tengah di
rencanakan Danu, apa ini ada
hubungannya dengan mama? Semoga
apa pun yang ia rencanakan tidak
mengorbankan perasaan mbak Salma,
karena perempuan polos itu tak tahu
apa-apa. Ia hanya korban dari
keserakahan kakaknya.
Karena penasaran aku putuskan
menghampiri Danu sebelum kembali
mencari Sila.
Aku tahu kau sedang
merencanakan sesuatu, tapi apa pun
itu aku tidak peduli, selagi kau tidak
menyakiti mbak Salma! Seruku
tiba-tiba berdiri di hadapannya sambil
bersedekap.
Danu menatapku lantas berdiri
dan meninggalkanku begitu saja,
tanpa menjawab pertanyaanku.
.
.
.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts