TERDIAM DALAM TAKDIR (PART15)
Isi Postingan:
TERDIAM DALAM TAKDIR PART15
…Ceritadewasa…
.
..
…
….
Permisi, apa benar ini kediaman
saudari Lilis?
Jantungku berdetak hebat. Saat
dua orang pria itu mencariku. Apa
katanya, mereka mencariku, untuk
apa?
Saya suaminya, ada apa mencari
istri saya? Mas Arman menghampiri
dua pria besar itu.
Kami membawa surat
penangkapan untuk saudari Lilis, atas
kasus penganiayaan terhadap saudara
Yanto, terang pria berseragam itu.
Tangkap saja dia, Pak! Sergah
mbak Sari menimpali. Lantas ia
membavwa mbak Salma pergi begitu
saja.
.
.
.
Sempat terdengar suara mbak
Salma memohon pada mbak Sari agar
aku tidak dibawa. Namun, sepertinya
wanita itu tidak peduli, atau mungkin
ia yang melaporkanku.
Aku keluar dan menghampiri tiga
orang pria yang berdiri di depan teras
rumah.
Saya Lilis, ucapku memberitahu.
Mari ikut kami! titahnya, aku
mengangguk patuh, walaupun hati
begitu takut. Namun, aku harus tenang
menghadapi semuanya.
Tapi, Pak! sergah mas Arman
mencegah, dengan mencekal
lenganku.
Aku berbalik menatapnya lantas
mengangguk seraya memberitahu jika
semua akan baik-baik saja.
Kutatap mas Arman yang masih
berdiri mematung di sana dengan
wajah tampak penuh kekhawatiran.
Kamu tenang saja, Mas. Aku akan
baik-baik saja. Karena aku bukan
wanita lemah. Batinku.
.
.
.
Tiba di kantor Polisi terlihat Danu
tengah berdiri bersama pria tua yang
belum pernah kulihat sebelumnya.
Aku masuk dan dua orang pria
tadi pun mengikuti dua petugas yang
mengiringiku dari belakang.
Pak, Darma apa benar Anda akan
mencabut laporan Anda terhadap
saudari Lilis? tanya petugas yang
duduk menghadap pria tua bernama
Darma.
I-iya, Pak, gagapnya, sesekali ia
mengusap keningnya yang berkeringat
menggunakan sapu tangan. Lalu
matanya menatap Danu takut dan
kembali menunduk. Lantas pria yang
bekerja sebagai kaki tangan mamaku
itu menyeringai.
Usai pak Darma mencabut
laporannya aku pun di bebaskan dan
di bolehkan untuk pulang malam ini
juga.
.
.
.
Kuhela napas kasar, hampir saja
aku menginap di ruangan yang
berkeramik dingin itu, bisa-bisa
badanku menggigil esok hari saat
bangun, sementaraku paling tak kuat
menahan rasa dingin.
Aku antar! tiba-tiba Danu
membuyarkan lamunanku saat aku
keluar dari kantor polisi. Aku menoleh
dan berbalik menatapnya sambil
bersedekap.
Enggak usah, aku bisa naik ojek!
tolakku mantap.
Bu Sandra bisa membunuhku jika
aku tak memastikan keselamatanmu!
tukasnya cepat. Aku tahu mama tidak
akan membiarkan putrinya ini terluka
walaupun ia masih kecewa
terhadapku.
.
.
.
Sejenak berpikir untuk
menimbang tawarannya itu.
Baiklah! putusku, lagi pula ini
hampir tengah malam, sangat berisiko
jika aku naik ojek.
Benar saja jalanan begitu sepi,
sehingga perjalanan kami bebas
hambatan. Tengah malam seperti ini
memang menghawatirkan, banyak
kejadian pembegalan bahkan
pemerkosaan yang sering aku tonton
di televisi butut dengan tabung besar
di bagian belakangnya.
Televisi warisan almarhum bapak
dan ibu, kala itu mereka beli dari
saudara jauh dengan harga yang
terbilang sangat murah dari uang
simpanan hasil kerja keras mereka.
Maka dari itu walaupun dulu mas
Arman pernah bilang ingin
menggantinya dengan yang lebih
bagus. Aku menolak, karena hanya
televisi dan rumah itu warisan
almarhum bapak dan ibu. Dan aku
ingin selalu mengenang mereka.
.
.
.
Apa yang sedang kau pikirkan?
Danu membuyarkan lamunanku.
Aku menoleh, lantas balik
bertanya. Bagaimana, kau bisa
membuat pria itu mencabut
laporannya?
Aku mengancamnya, jawab
Danu singkat.
Lanjut Danu menceritakan bahwa
ia telah mengancam Darma dengan
ancaman pria berbadan tegap itu akan
memberikan bukti catatan kriminal
yang pernah Yanto lakukan pada pihak
yang berwajib.
Tentu saja hal itu membuat
Darma ketakutan. Dan bersedia
menarik tuntutannya mengenai diriku.
Aku benar-benar takjub pada
Danu secepat itu ia mencari bukti
kejahatan podcast hiburan Yanto, si pria brengsek yan
mencoba melecehkan mbak Salma.
Pantas saja mama begitu menyanjung
kecerdasan dan kecekatannya dalam
bekerja. Dan alasan itu pula yang
membuatnya ingin menjodohkan aku
dengan Danu.
.
.
.
Aku tak suka pria ini, sifatnya
yang begitu dominan dan tak mau
kalah. Jika jadi istrinya bisa-bisa
rumah tangga kami akan terus
diwarnai percekcokan.
Wanita itu masih bersamamu?
tanyanya tanpa menoleh matanya
terus fokus ke depan. Aku
mengerutkan kening dengan apa yang
di tanyakan Danu barusan.
.
.
.
NoteL..i .k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts