Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART24)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART24)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART24

Setelah mendengar

penjelasan Kinan, Fuji dan Sally

yang awalnya kaget dan

bingung, akhirnya mulai

menerima kenyataan bahwa

Kinan adalah istri muda dari

dosen mnereka, Pak Aryo.

Fuji, yang pernah

diam-diam mengagumi sosok

Pak Aryo, menanggapi dengan

nada bercanda. Yah, padahal

dulu aku yang naksir Pak Aryo.

Eh, malah kam yang jadi

istrinya, ujarnya sambil

tertawa kecil.

Sally hanya tersenyum,

sementara Kinan ikut terkekeh

enanggapi ucapan Fuji.

Eh, gimnana rasanya, Kin,

punya suami seorang pak Aryo?

Enak nggak? tanya Sally,

memecah suasana.

Kinan menjawab santai, Ya

enak, kan sekarang ada yang

nafkahin.

…

Bukan itu maksudku! Sally

mendesah, kemudian mendekat.

Maksudku… ya, pas diranjang

gimana? Pak Aryo itu, hebat

nggak? Fuji ikut menimpali,

Iya, Kin, gimana? Penasaran

nih! Pak Aryo kalo gituan juga

tampangnya dingin gitu?

Kinan tersenyum

malu-malu. Nggak kok, Mas

Aryo kalau dirumah nggakjutek

dan pendiam gitu kok. Mas Aryo

juga hebat banget, jawabnya

polos. Kadang aku sampai

kelelahan semalaman.

Sally dan Fuji saling

pandang, lalu tertawa kecil

mendengar jawaban Kinan.

Mendengar jawaban Kinan,

Sally dan Fuji langsung

tersenyum-senyum kecil, saling

pandang dengan ekspresi jahil.

Wah, enak ya punya suami

dosen kayak Pak Aryo. Udah

ganteng, kaya, hot pula. Jadi

pengen deh punya suami yang

mirip Pak Aryo, dingin-dingin

panas gitu, celetuk Fuji sambil

tersenyum lebar.

Sally yang mendengar itu

langsung menoyor kepala Fuji

pelan. Jangan halu, lo. Itu kan

suaminya temen lo, ucap Sally

dengan nada bercanda.

Ih, iya-iya, siapa juga yang

haluin Pak Aryo. Kan aku cuma

bilang, enak ya punya suami

yang dingin, mirip Pak Aryo,

balas Fuji, pura-pura membela

diri.

Iya, enak karena aku udah

tau isi pikiran lo itu kotor, ujar

Sally sambil memicingkan

matanya, menggoda Fuji.

Melihat tingkah kedua

temannya, Kinan hanya bisa

tertawa kecil, merasa geli

dengan percakapan mereka.

…

Hari itu, Kinan pulang

bersama Pak Danang karena

Aryo mendadak ada urusan

yang tidak bisa ditunda. Setelah

mobil yang dinaiki Kinan keluar

dari area kampus, Aryo juga

segera mengambil mobilnya

untuk pulang kerumahnya

sendiri.

Setibanya di rumah, Aryo

melihat Siska duduk di ruang

tengah dengan ekspresi kesal.

Wanita itu terlihat gelisah, dan

dari raut wajahnya, jelas ada

sesuatu yang mengganjal.

Aryo berjalan mendekat dan

duduk di sampingnya. Ada

masalah apa lagi? tanyanya

dengan nada dingin.

Siska mendengus, melipat

tangan di depan dada. Mas, aku

bosan di rumah. Aku ingin

keluar! Suruh para bodyguard di

luar itu pergi. Aku tidak mau

merasa seperti tahanan di

rumah sendiri! ucap Siska

dengan nada tinggi.

Aryo terdiam sejenak,

mempertimbangkan situasi.

Setelah menarik napas panjang,

ia akhirnya mengangguk.

Baiklah, kamu boleh keluar lagi.

Tapi ingat, jangan buat masalah.

Sekali lagi kamu melakukan

kesalahan, aku tidak akan

membantu kamu lagi, Siska.

Selama ini kamu sudah cukup

sering melanggar batas, dan aku

tidak bisa terus mentolerirnya.

Siska tersenyum puas

mendengar jawaban Aryo.

Baiklah, Mas. Aku janji tidak

akan membuat masalah lagi,

ucapnya, seolah-olah

menenangkan Aryo.

….

Tanpa menunggu lama,

Siska beranjak dari sofa dan

menuju kamarnya. la terlihat

bersemangat bersiap-siap untuk

jalan-jalan bersama temannya,

seolah semua masalah barusan

lenyap begitu saja.

Siska segera bersiap dan

rencananya, malam ini dia ingin

ke klub malam bersama

teman-temannya. Siska

mengenakan pakaian yang

mencolok dan seksi, menarik

perhatian siapa pun yang

melihatnya. Aryo, yang

kebetulan memperhatikan dari

jauh, mengerutkan kening

melihat penampilan istrinya.

Tanpa memberi tahu Siska,

Aryo memanggil salah satu

bodyguard yang berjaga di

rumah. Dengan suara rendah

dan tegas, Aryo memberi

perintah. Ikuti ke mana pun

Nyonya pergi. Laporkan setiap

hal yang dia lakukan, dan

pastikan dia tidak membuat

masalah.

Bodyguard itu mengangguk

patuh. Baik, Pak, jawabnya

singkat sebelum segera bergerak

mengikuti Siska dari kejauhan.

Aryo hanya menghela napas

panjang sambil memandangi

punggung istrinya yang berjalan

menuju mobil. Dalam hatinya,

ia tahu Siska sulit dikendalikan,

tetapi ia tetap merasa

bertanggung jawab untuk

memastikan semuanya tetap

terkendali.

 

Siska tiba di klubmalam

langganannya bersama

teman-temannya. Suasana klub

yang riuh dengan musik dan

cahaya gemerlap membuatnya

merasa seperti di tempat yang

sangat familiar. Setelah

memesan minuman, ia duduk

santai di meja sambil menikmati

malam.

Namun, tiba-tiba seorang

pria menghampirinya. Nyonya

Siska, apa kabar? sapa pria itu

dengan senyuman tipis.

Siska segera mengenali

wajah pria tersebut. Oh, Tuan

David. Saya baik, terima kasih.

Anda sendiri, bagaimana

kabarnya? jawab Siska dengan

senyum ramah.

David mengangguk kecil.

Saya juga baik, Nyonya. Anda

sendirian di sini? tanyanya

sambil melirik ke sekitar,

memastikan keadaan.

Siska menggeleng sambil

tersenyum tipis. Oh, tidak,

Tuan. Saya datang bersama

teman-teman. Kebetulan

mereka sedang di lantai dansa

sekarang, jawabnya santai.

David tersenyum kecil.

Ohhh…begitu rupanya. Senang

sekali bisa bertemu Anda di sini.

Siska mengangkat gelasnya

sedikit, lalu berkata, Oh, btw,

panggil saja Siska, ya. Tidak

usah terlalu formal, biar lebih

akrab.

David tersenyum lebih

lebar. Baiklah, Siska, ucapnya

sambil memandangnya dengan

penuh perhatian.

…

Percakapan mereka

berlanjut, sementara musik dan

suasana klub semakin ramai.

David mengaduk-aduk

minumannya sejenak sebelum

melanjutkan pembicaraan.

Oh ya, Siska, bagaimana

kabar Tuan Aryo? Terakhir kali

saya bertemu dia, kalau tidak

salah di mal. Dia sedang

bersama seorang wanita muda,

katanya keponakannya yang

bernama Kinan, ucap David

santai, namun penuh perhatian.

Siska yang mendengar

nama itu langsung mengerutkan

dahi. Ia terlihat bingung.

Kinan? Siapa dia? Kami tidak

punya keponakan bernama

Kinan. Kamu pasti salah orang,

jawabnya tegas, meskipun ada

nada curiga yang mulai muncul

di suaranya.

David mengangkat alis,

tampak sedikit terkejut. Oh,

tidak mungkin saya salah, Siska.

Saya ini punya ingatan yang

bagus, apalagi soal wanita

cantik, katanya sambil

tersenyum tipis. Namanya

memang Kinan, dan dia sendiri

bilang ke saya kalau dia

keponakan Aryo. Umurnya

masih muda, mungkin sekitar 2

0-an.

Siska semakin terdiam,

sorot matanya berubah tajam. la

mencoba mencerna informasi

yang baru saja disampaikan

David, sementara hatinya mulai

dipenuhi rasa curiga. Namun, ia

berusaha menyembunyikan

kegelisahannya dengan tetap

menjaga ekspresi wajahnya agar

terlihat santai.

Oh, begitu? Tapi terima

kasih informasinya, David, ujar

Siska dengan senyum tipis yang

terasa dipaksakan.

…

Percakapan itu membuat

Siska mulai memikirkan banyak

hal, bahkan di tengah

keramaian klub yang biasanya

membuatnya lupa segalanya.

Namun, kali ini, pikirannya

terus tertuju pada nama Kinan

yang baru saja ia dengar.

David dan Siska terus

berbincang santai di tengah

riuhnya klub malam.

Percakapan mereka mulai

mengalir lebih lancar, diwarnai

canda dan tawa kecil.

Ternyata kamu asyik juga

diajak ngobrol, ucap David

sambil tersenyumn. Selama ini

aku hanya melihatmu di

acara-acara bersama Tuan Aryo,

tapi baru kali ini aku punya

keberanian untuk benar-benar

mengajakmu bicara. Jujur, aku

sempat mengira kamu wanita

yang sombong.

Siska tertawa kecil, sambil

mengangkat alisnya. Serius

kamu menganggap aku

sombong, David? Sebenarnya

aku orangnya ramah, kok.

Hanya saja, aku terlalu malas

berurusan dengan teman-teman

atau relasi bisnis Aryo. Aku

nggak suka terlalu masuk ke

ranah bisnisnya, jelas Siska

dengan santai.

David mengangguk pelan,

masih menyimak dengan penuh

perhatian. Kenapa

memangnya? Kok nggak

tertarik dengan bisnis?

..

Setahuku, kebanyakan istri

pengusaha sukses pasti ingin

punya bisnis sendiri, supaya

bisa sejalan dengan suaminya,

ujar David sambil mencoba

menggali lebih dalam.

Siska hanya tersenyum

mendengar pertanyaan itu. la

menyandarkan tubuhnya ke

kursi dengan anggun, lalu

berkata, Bukan karena aku

nggak mampu, tapi aku memang

nggak tertarik, David. Aku lebih

mencintai karirku sebagai

model. Itu dunia yang

benar-benar aku nikmati.

David tersenyum kecil,

sedikit terpesona dengan

jawaban Siska. Ah, pantas saja.

Kamu memang punya aura

model yang memikat. Tubuhmu

seksi dan wajahmu juga cantik,

tidak heran Tuan Aryo jatuh

hati padamu, ucapnya, masih

dengan nada kagum.

Siska hanya tersenyum

simpul, Anda terlalu

berlebihan Tuan David, aku

tidak sesempurna itu.

Melihat kesempatan itu,

David pun tidak tinggal Diam

dia semakin gencar untuk

memikat Siska Tidak Siska,

kamu memang sangat cantik.

Aku saja sampai terpesona

olehmu.

David pun segera

memanfaatkan kesempatan itu,

untuk meminta nomer kontak

pribadi Siska.

Malam semakin larut saat

Siska akhirnya pulang ke rumah.

Dalam keadaan mabuk, ia

berjalan sempoyongan, hampir

terjatuh beberapa kali. Begitu

melewati pintu depan, ia

langsung memasuki ruang

tengah, di mana Aryo duduk

sambil membaca sesuatu.

…

Aryo mengangkat

pandangannya, menatap Siska

dengan sorot tajam. Dari mana

saja kamu, Siska? tanyanya

dingin, dengan nada penuh

kecurigaan.

Siska yang sudah setengah

sadar hanya tersenyum tipis.

Aku habis bersenang-senang,

Aryo, ucapnya dengan suara

yang sedikit bergetar. Aku

sedang bahagia sekarang karena

akhirnya aku bebas. Tidak lagi

terkurung di penjara ini!

lanjutnya sambil tertawa

terbahak-bahak, suaranya

menggema di ruang tamu.

Aryo menghela napas

panjang, menekan rasa

kesalnya. Masuk ke kamar.

Ganti pakaianmu dan istirah

perintahnya tegas, namun nada

suaranya tetap terkontrol.

Melihat Siska berjalan

sempoyongan, hampir

kehilangan keseimbangan, Aryo

akhirnya bangkit dan

menghampirinya. Tanpa

berkata apa-apa, ia

menggendong tubuh istrinya

yang lemah, membawanya ke

kamar dengan langkah mantap.

Setibanya di kamar, Aryo

meletakkan Siska perlahan di

atas ranjang. Namun, saat ia

berbalik hendak pergi, Siska

tiba-tiba menarik tubuhnya,

membuat Aryo terjatuh

menimpa dirinya.

…

Siska, dengan wajah yang

masih memerah karena

pengaruh alkohol, meraih

tengkuk Aryo dan menariknya

mendekat. Bbir mereka

bertemu dalam ciman yang

penuh girah, mengejutkan

Aryo.

Aku menginginkan Mas

Aryo, ucap Siska pelan,

matanya memandang Aryo

dengan tatapan penuh hasrat.

Aryo terdiam sejenak,

mencoba mengendalikan situasi

yang tiba-tiba berubah. Namun,

dalam diamnya, konflik dalam

pikirannya mulai berkecamuk,

membuatnya harus memilih

antara keinginan Siska dan

Harga dirinya.

Untuk sejenak, Aryo

terdiam, namun perlahan ia

mulai larut dalam ciman Siska.

Tanpa sadar, ia membalas

ciuman istrinya, membuat

suasana di antara mereka

semakin hangat dan intens.

Siska, yang menyadari Aryo

mulai terbawa suasana,

mengambil inisiatif lebih.

…

Dengan tangan gemetar namun

penuh keberanian, ia membuka

satu per satu kancing baju Aryo.

Sentuhannya lembut, namun

penuh maksud, membuat Aryo

tak mampu mengabaikan apa

yang sedang terjadi.

Saat jemari Siska mulai

menyentuh dan mengelus

dadanya, Aryo merasakan

kehangatan menjalar di

tbuhnya. Sensasi itu membuat

gairahnya perlahan bangkit,

meski di sisi lain pikirannya

masih berusaha melawan.

Namun, dalam keintiman

itu, Aryo merasa ada sesuatu

yang tidak sepenuhnya benar,

membuatnya berada di

persimpangan antara menyerah

atau melanjutkan.

Akhirnya, Aryo pasrah dan

menikmati kebersamaan

dengan Siska. Mereka pun

menikmati malam panas ini

dengan gairah yang membara.

Hentakan demi hentakan

dilakukan Aryo, dan Siska

hanya bisa mendsah da

meneriakan nama Aryo. Namun

dipikiran Aryo hanya terbayang

wajah Kinan.

Bahkan saat akan mencapai

pncaknya, Aryo pun

mendsahkan nama Kinan.Hal

itu tentu saja membuat Siska

marah. Sapa itu Kinan?

pertanyaan itu lalu berputar

dipikirinnya.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART25)
Next Post: ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART6)

Related Posts

Tetangga idaman (PART41) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART28) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART 3) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART7) Kisah Menarik
Pembantu ku ( part 3 ) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART19) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme