TETANGGA MENGGODA (PART20)
Isi Postingan:
TETANGGA MENGGODA PART20
… ceritadewasa …
.
.
.
Aku segera bangkit dari tempat tdur, ke kamar
mandi sebentar untuk menuntaskan hsrat ingin
pips, daripada nanti di rumah orang malah
rempong nyari kamar mndi. Gak lupa, kubasuh
muka dengan facial foam, agar nampak ada
seger-segernya gitu.
.
.
Kusisir rambut di depan kaca, sambil
memandangi wajahku yang terpantul di
dalamnya. Memastikan wajahku masih terlihat
ganteng atau gak. Mau ke rumah ayang yang
sejak kemarin gak aku lihat batang hingungnya,
harus tampil prima. Halah Halu…
Mana ada ayang? Yang ada istri orang. Ngenes
banget, bisa-bisanya aku jatuh cinta pada
pasangan halal orang lain.
.
.
Aku berjalan dengan santai menuju rumah Mas
Nata, lebih tepatnya berusaha di santai-santaiin.
Menekan rasa cinta untuk Mbak Rifani yang
semakin hari semakin merekah. Aku harus bisa
mengendalikan hati dan sikapku, jangan sampai
ada orang lain yang bisa membaca perasaan ini.
Sesampainya di teras rumah Mas Nata, segera kuketuk pintunya. Gak membutuhkan waktu yang
lama, pintu itu terbuka, menampilkan sosok tinggi
tegap.
.
.
Mas Nata adalah lelaki berbadan sixpack.
Kemejanya yang begitu pas dengan bentuk tbuh
seolah menginformasikan jika di balik kain itu
tersimpan dada yang tercetak seperti roti sobek,
dengan otot-otot lengan berisi, kuat, dan atletis.
Oh iya, Mbak Rifani juga pernah bercerita jika
suaminya sering ke tempat fitnes.
Nah ini Arif sudah datang, kutunggu dari tadi loh.
Ayo masuk. Mas Nata menyambutku dengan
hangat dan menggiringku menuju tempat makan
yang berada di ujung belakang. Aku pun
mengekorinya, takut jika kesasar di rumah yang
besar ini. Malam ini baru pertama kali kuinjakkan
kaki di ubin rumah ini.
.
.
Ketika rumah ini dihuni oleh pemilik yang
sebelumnya, jangankan main ke rumah ini, saling
bertegur sapa saja jarang sekali. Maklum,
penghuninya adalah orang-orang sibuk semua.
Aku tercengang ketika melihat ruang makan itu.
Ternyata bukan hanya aku yang diundangnya
makan malam. Sudah ada beberapa orang yang
lebih dulu ada di sini. Mereka menganggukan
wajah, ketika menatapku.
.
.
Ayo silakan duduk, ujar Mas Nata.
Aku pun mendekati meja berbentuk oval yang
panjang dan mencari tempat duduk yang masih
kosong, di samping Angga. Beberapa orang
belum pernah kulihat sebelumnya. Tiga orang
lelaki dan dua perempuan.
Mereka adalah teman kantorku, Rif. Mas Nata
memperkenalkan tamunya yang lain, mungkin dia
bisa menangkap kecanggunganku.
.
.
Oh iya, perkenalkan, aku Arif. Tetangganya Mas
Nata. Salam kenal semua, sapaku pada mereka.
Mereka pun juga memperkenalkan diri dengan
ramah.
Aku memandangi seisi meja yang sudah penuh
dengan makanan, namun tak kutemui nasi di
dalamnya.
Related: Explore more posts