Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

TERDIAM DALAM TAKDIR (PART30)

Posted on June 4, 2025 By admin

TERDIAM DALAM TAKDIR (PART30)

Isi Postingan:

TERDIAM DALAM TAKDIR PART30

…Ceritadewasa…

.

.

.

Taksi Online yang kami tumpangi

kini berhenti di depan kediaman

mertuaku. Mataku menatap heran

pada dua mobil polisi terparkir rapi di

pekarangan rumah orang tua mas

Arman, dan yang membuatku tak

kalah kaget ada mobil milik mama.

Kekhawatiran mulai menyelimuti hati,

apa yang wanita itu lakukan di sini.

..

Ayo Lis, kita keluar, sepertinya

ada sesuatu yang terjadi, ucap mas

Arman bergegas keluar dan

membantuku turun dari mobil.

Aku di papah mas Arman. Di

depan teras dua pria berseragam yang

berdiri di depan pintu kiri dan kanan.

Tak lama keluarlah mbak Sari yang

digandeng oleh kedua petugas polisi

wanita.

Dari belakang ibu mengejar

dipegangi oleh bapak sembari terus

menangis, meneriaki nama mbak Sari.

Selain ibu, bapak dan mas Johan,

mama pun ada di sini. Entah apa yang

sudah wanita itu lakukan pada

keluarga suamiku.

.

.

.

Aku terlonjak kaget saat

mendapati mbak Sari berlari ke

arahku. Kemudian berlutut dan

memeluk kedua kaki ini sembari

menangis.

Tangisan ibu semakin terdengar

pilu dalam pelukan bapak menatap

putrinya tergugu sambil berlutut

memohon pengampunan dariku. Hal

ini tentu saja membuatku tak tega

untuk berlaku kejam pada mbak Sari.

Sejahat apa pun dia padaku, tetap saja

aku tidak bisa berlaku jahat padanya.

Maafin Mbak, Lis, lirihnya.

Aku membantu mbak Sari berdiri,

menatap wajah penuh penyesalan itu

dengan iba. Sebenarnya dalam dada

ini masih tersisa rasa marah, karena

perbuatannya tempo hari membuatku

sampai kehilangan janin.

Namun, aku mencoba untuk

berlapang dada, dengan

memaafkannya. Semoga saja kejadian

ini bisa membuatnya berubah.

Aku sudah memaafkan, Mbak.

Lagi pula memang belum rezeki aku

dan mas Arman memiliki anak lagi.

Tanganku bergerak menyentuh kedua

pundaknya untuk membantunya

berdiri.

.

.

.

Di raihnya tangan ini, lantas ia

menciumnya sambil terisak. Seolah

menyiratkan penyesalan yang begitu

dalam. Namun, entah kenapa hatiku

masih merasa sangsi dengan

tangisannya ini. la menyesal karena

perbuatannya kemarin atau memang

karena dia tahu siapa aku sebenarnya.

Mama pasti sudah menceritakan

semuanya pada keluarga suamiku.

Ternyata mama tidak main-main

dengan ucapannya kemarin, jika

wanita yang kucintai itu ingin

membawaku kembali ke rumah yang

sudah bertahun-tahun kutinggalkan.

…

Pak, tolong jangan bawa Mbak

Sari,pintaku pada pria berseragam itu.

Maaf, Bu. Kami harus

membawanya untuk iproses, jika ada

yang mesti di jelaskan. Silakan ke

kantor saja! jawabnya pria

berseragam itu telak.

Lantas pria itu mengangguk

memberi isyarat pada dua wanita yang

mengenakan seragam yang sama

dengannya, segera membawa mbak

Sari.

Aku menatap iba pada kakak

iparku itu, seiahat apa pun mbak Sari

terhadapku, tapi aku tak mau jika

melihat kondisinya seperti sekarang

ini. Apalagi membayangkan ia harus

mendekam di balik jeruji besi.

Ibu kembali menangis melihat

putrinya benar-benar dibawa oleh

polisi. Sungguh aku tak tega melihat

kepedihan di mata ibu dan bapak. Tapi

apa yang harus kulakukan?

Ayo, pulang! titah mama

tiba-tiba. Wanita cantik itu berdiri di

hadapanku. Mama mohon

pulanglah! lanjutnya. Di sini kau

hanya akan mendapatkan

kesengsaraan. Lagi pula dendammu

sudah terbalaskan.

.

.

.

Perkataan mama sontak

membuatku kaget. Aku menoleh pada

tubuh tegap mas Arman yang masih

berdiri merangkul pundakku dengan

wajah sama terkejutnya. Begitupun ibu

dan bapak.

Perlahan mas Arman melepaskan

kedua tangannya dari pundakku.

Jadi, selama ini kau menikah

denganku, hanya karena Ingin balas

dendam pada Mbak Sari!’ tuntutnya

meminta jawaban.

Mas, aku bisa jelasin, semua

tidak seperti yang kau pikirkan,

kataku. Sungguh, aku mau menikah

denganmu karena aku cinta sama

kamu, Mas.

Kalau memang seperti itu,

kenapa kamu menyembunyikan

identitasmu, Hah! Mas Arman

berteriak. Tangannya menolak

sentuhan dariku.

..

Itu karena aku ingin kau dan

keluargamu mau menerima

keadaanku apa adanya sebagai orang

miskin, lanjutku.

Kau pikir aku dan orang tuaku

mata duitan, iya?

Enggak, Mas, mak_

Cukup! sergahnya. Aku lelah

menghadapi semua tentang

kebohonganmu!

Mas Arman berlalu

meninggalkanku yang masih berdiri

dengan air mata yang menganak

sungai, menatap punggung tegapnya

yang semakin menjauh dan hilang di

balik pintu.

Mas …. lirihku.

..

Aku menoleh lantas menghampiri

ibu dan bapak. Berharap keduanya

mempercayaiku. Namun, kedua

pasang suami istri itu berlalu masuk

ke dalam kamar tanpa menoleh

sedikit pun padaku. Sebegitu

kecewanyakah mereka padaku.

Ya Allah inikah hukuman untukku,

karena berbohong? Batinku perih.

Kemudian aku menoleh pada

wanita yang masih berdiri di

tempatnya berdiri.

..

Apa yang sudah mama katakan

pada mereka? tanyaku tajam dengan

napas memburu, karena marah

terhadapnya.

Lebih baik kita pulang dulu, kita

bicarakan ini di rumah, bujuknya,

hendak merangkul pundakku. Namun,

dengan cepat kutepis tangannya itu.

Enggak, Ma! aku enggak mau

pulang, aku mau di sini bersama

keluargaku! teriakku mulai frustrasi.

Lantas bagimu Mama ini siapa?

Heh! sergahnya mulai terpancing

emosi.

.

.

.

Aku terdiam menatap wanita kaya

di depanku dengan bibir bergetar dan

mata yang sudah mengeluarkan air

mata.

Melihatnya seperti itu aku tak

dapat menolak lagi saat tangannya

kembali membimbingku keluar dari

teras rumah mas Arman-menuju

mobilnya.

Umi! teriak Sila. Bocah kecil itu

berlari ke arahku.

Aku berbalik menatap putri yang

sempat kulupakan keberadaannya.

Tak tinggal dia aku pun berlari

meraihnya dan memeluk putriku erat.

Jangan tinggalin Sila lagi, Umi?

lirihnya.

Umi tidak akan meninggalkan

Sila, kita akan selalu bersama,

jawabku.

Lantas kugandeng tangan Sila

hendak membawanya bersamaku.

Tunggu! cegah mas Arman. Pria

itu bergerak menghampiri kami. Sila

tak perlu ikut! tangannya meraih

lengan Sila paksa. Anak itu sempat

meringis.

Abi .. Sila enggak mau Umi pergi

lagi! seru Sila merengek.

Mas Arman menatapku tajam,

memberi tanda jika aku harus cepat

pergi tanpa membawa Sila. Aku pun

mengangguk mengerti apa yang ia

maksud. Untuk saat ini aku tak bisa

mendebatnya karena ia masih dalam

keadaan marah.

.

.

.

Khawatir jika nanti terucap kata

cerai dari mulutnya. Dan aku tidak

mau itu terjadi hanya karena emosi

sesaat. Masalah ini masih bisa di

luruskan. Jadi aku memilih untuk

mengalah.

Sila, Umi pergi dulu ke rumah

Oma, ya. Sila sama Abi dulu? kataku,

lantas menciumnya lembut.

Cepat aku berbalik dan

melangkah pergi meninggalkan

keduanya, hatiku terasa perih kala

mendengar tangisan Sila sembari

memanggilku.

Di dalam mobil yang kutumpangi

bersama mama, aku menangis tak

kuasa menahan gejolak kesedihan

harus berpisah dengan anak dan

Suamiku.

.

.

Jika kau mau Mama akan

membantumu mendapatkan hak asuh

Sila untukmu,’ ucapnya. Membuatku

menoleh seketika menatap wajah

ayunya dengan tajam.

Maksud Mama apa? Tanyaku

bingung.

Mama menyuruhnya untuk

menceraikanmu. Mama menjawab

tanpa menatap ke arahku.

Perkataan mama sungguh

membuatku tak percaya apa yang

telah ia lakukan tanpa

sepengetahuanku. Memahami

keterkejutanku lantas ia berucap dan

berusaha menjelaskan.

…

Mama enggak mau melihatmu

menderita jika terus bersama dia.

Sungguh apa yang mama lakukan

membuatku untuk pertama kalinya

kecewa dengannya. Tidak, aku tidak

akan pernah mau bercerai dari mas

Arman, aku akan berjuang untuk

mempertahankan pernikahanku.

..

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: TERDIAM DALAM TAKDIR (PART31)
Next Post: TERDIAM DALAM TAKDIR (PART29)

Related Posts

ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART12) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART32) Kisah Menarik
Cinta yang Larang Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART43) Kisah Menarik
Tetangga menggoda ( part5 ) Kisah Menarik
TETANGGA IDAMAN (PART39) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme