BALADA BESAN DAN MENANTU (PART33)
Isi Postingan:
BALADA BESAN DAN MENANTU PART33
…ceritadewasa…
.
.
.
Kita harus lebih hati-hati ke depannya, Umi.
Walaupun orang-orang mungkin nggak curiga
karena hubungan kita sebagai besan, tetap aja
ini berisiko.
Umi Latifah mengangguk sambil tersenyum
tipis. Iya, Mas Wira. Aku ngerti. Kita harus
lebih hati-hati. Yang penting nggak ada yang
tahu, terutama suamiku.
Iya tapi Umi juga jangan manggil Mas terus,
nanti orang-orang curiga, kita harus bersikap
biasa-biasa di depan orang lain.
Iya, Pak Wira.
Mereka
berdua
melanjutkan
perjalanan
dengan hati-hati, menjaga jarak yang seolah-
olah mereka hanya besan yang sedang
bersama dalam keadaan biasa. Namun, dalam
hati masing-masing, perasaan yang mereka
simpan tidak pernah bisa dianggap biasa.
Setibanya di depan rumah Umi Latifah,
mereka berpisah dengan cepat, tanpa banyak
kata, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Umi Latifah masuk ke rumah dengan hati
yang masih berdebar, sementara Pak Wira
berjalan pulang dengan pikiran bercampur
aduk.
.
.
.
Namun, tanpa mereka sadari, ada sepasang
mata yang sejak awal memperhatikan setiap
gerak-gerik mereka. Dari sejak Umi Latifah
mengetuk pintu rumah Pak Wira, hingga
momen ketika mereka berdua keluar dan
berjalan bersama di bawah cahaya lampu jalan
yang temaram.
Orang itu bersembunyi di balik bayang-bayang
gelap di pojok sebuah rumah, memastikan
dirinya tidak terlihat oleh keduanya. Dia telah
mengamati seluruh kejadian dari balik jendela
rumah Pak Wira.
Setiap momen, dari tatapan pertama Umi
Latifah kepada Pak Wira, hingga pertemuan
mereka yang lebih dari sekadar basa-basi.
Sepasang mata itu terus memandang mereka
dengan tatapan tajam dan penuh pertanyaan,
sementara gerimis membuat suasana semakin
menegangkan. Si pemilik mata diam-diam
mengikuti langkah Umi Latifah dan Pak Wira,
memastikan bahwa dia tidak kehilangan jejak
keduanya.
.
.
.
Ketika mereka berpisah di depan rumah Umi
Latifah, si pengamat misterius itu berdiri di
tempatnya, mengamati dri kejauhan.
Dalam hati, dia mulai merangkai berbagai
pikiran dan dugaan tentang apa yang
sebenarnya terjadi. Orang itu tahu bahwa ada
sesuatu yang tidak beres dengan pertemuan
mereka. Perasaan curiga mulai tumbuh, dan
malam itu menjadi saksi dari rahasia yang
mungkin tidak akan bisa disimpan lama.
.
.
.
Ini bukan sekadar pertemuan biasa antara
besan, pikirnya, sambil memperhatikan Umi
Latifah yang masuk ke rumahnya dengan
wajah yang masih tersisa senyum tipis.
Orang itu berbalik, menyelinap ke dalam gelap,
Membawa rahasia yang baru saja disaksikannya ..
.
.
.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts