BALADA BESAN DAN MENANTU (PART34).
Isi Postingan:
BALADA BESAN DAN MENANTU PART34.
…CERITADEWASA..
.
.
.
Pak Amat berjalan dengan langkah yang
semakin berat ketika tiba di depan rumahnya.
Udara malam yang dingin seolah tak mampu
meredam panas di dalam pikirannya.
Bayangan Pak Wira dan Umi Latifah, yang
berjalan berdua di bawah cahaya lampu jalan
yang temaram, terus bermain di benaknya.
Pandangannya seakan dipenuhi oleh kilasan-
kilasan adegan yang baru saja ia saksikan di
ruang tengah rumah Pak Wira. Sesuatu yang
begitu mengejutkan, mengusik ketenangannya,
dan mengubah cara pandangnya terhadap
kedua orang yang selama ini dia hormati.
Pak Amat tidak pernah membayangkan akan
menyaksikan kejadian seperti itu-Pak Wira,
besannya Ustad Bidin, yang dikenal sebagai
orang yang penuh amanah, menjalin
hubngan terlrang dengan Umi Latifah, istri
Ustad Bidin yang juga dikenal sebagai seorang
ustadzah salehah.
.
.
.
Sosok wanita yang selama ini menjadi teladan
bagi banyak orang, bahkan disegani karena
ketaatannya dalam menjalankan agama.
Namun, malam ini, semua gambaran itu
seolah hancur berkeping-keping
di hadapannya.
Awalnya, Pak Amat hanya berniat datang
untuk membahas soal sawah yang akan
dijualnya kepada
kepada Pak Wira. Baginya,
pertemuan ini murni urusan bisnis, tidak lebih.
Namun, takdir sepertinya memperlihatkan
hal yang tak pernah ia duga.
Seolah seluruh dunianya runtuh dalam
sekejap. Orang-orang yang selama ini dia
percayai, yang dianggapnya sebagai pribadi
amanah dan terhormat, ternyata menyimpan
rahasia gelap yang mungkin tak ada seorang
pun yang mengetahuinya. Dan sekarang,
rahasia itu ada dalam genggamannya.
Pak Amat sebenarnya bisa saja segera
menemui Pak Wira, mengetuk pintu dan
menuntaskan urusan sawah. Namun, setelah
apa yang ia saksikan, ia merasa tak sanggup.
Perasaan gelisah yang mendominasi
pikirannya membuatnya memilih pulang
tanpa sepatah kata. Ia merasa pertemuan
untuk membahas urusan sawah sudah tidak
mungkin dilakukan dalam keadaan hatinya
yang tak nyaman.
Ada hal lain yang juga tiba-tiba menyeruak di
benaknya.
Sebagai seorang duda yang sudah hampir dua
tahun hidup sendiri, Pak Amat selalu berusaha
menjaga dan menekan hsrat kelakiannya
dengan baik. Namun malam ini, entah kenapa,
menyaksikan kejadian itu membuatnya
merasa terusik. Ada sesuatu di dalam dirinya
yang bangkit, hasrat yang selama ini ia
kendalikan dengan sangat baik, tiba-tiba
menyala. Jauh lebih membara daripada
sebelumnya.
.
.
.
Pak Amat mencoba mengabaikan perasaan itu,
namun ia tak bisa menyangkal bahwa malam
ini semuanya terasa berbeda. Ketika ia
menutup pintu rumahnya, perasaan gundah
dan gelisah bercampur dengan gejolak yang
sulit ia kendalikan. Hatinya kacau.
Pertanyaan demi pertanyaan berputar di
kepalanya. Bagaimana bisa orang yang begitu
dihormati seperti Pak Wira dan Umi Latifah
terlibat dalam hubungan semacam itu? Dan,
apa yang harus ia lakukan dengan rahasia
besar yang baru saja ia temukan?
Ia merasa terjebak di antara dua dunia antara
tanggung jawab moral untuk mengungkapkan
kebenaran dan perasaan lain yang mulai
menggerogoti kewarasannya. Pak Amat
terduduk lemas di kursi, tangannya gemetar,
dan pikirannya semakin kacau. Malam itu
menjadi saksi dari sebuah rahasia yang
mungkin akan menghantui Pak Amat dalam
waktu yang lama.
.
.
.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts