ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART19)
Isi Postingan:
ADIK IPAR PELIPUR LARAPART19
…
..
.
Bram memluk Celia lalu
mencum kening istrinya itu.
Celia berusaha tetap tersenyum
pada suaminya itu, meski
senyumnya agak getir. Pria
gagah dan tegap itu membalas
senyum istrinya, masih
mendekapnya.
Sayang, gimana kabarmu.
Kamu baik-baik saja kan?
tanyanya.
Aku baik-baik saja, seperti
yang kamu lihat, sahut Celia.
Dia sengaja tak
memberitahukan apa yang dia
alami dua hari lalu, yang sempat
drop dan sakit.
….
Syukurlah kalau kamu
sehat saja, kata Bram.
Mas ganti baju, mndi dan
istirahat dulu, kata Celia.
Nanti saja aku mndi dan
istirahat, katanya, duduk di
sofa. Dia membuka seragam
pilotnya lengan panjang warna
biru, menyisakan kemeja
putihnya.
Celia membawakanya dua
piring pancake yang baru
dimasaknya tadi kepada Bram,
meletakkannya di atas meja.
Celia kemudian menerima
telpon dari pelanggannya,
menanyakan progres gaun yang
dirancangnya.
Mas, aku ke ruang kerja
sebentar ya. Mau kirim gambar
rancanganku ke pelanggan. Mas
mau naik ke atas atau tetap di
sini? tanyanya.
Aku di sini dulu menikmati
pancake bikibanmu katanya.
Oh ya udah, aku ke atas
dulu ya, sebut Celia
meninggalkan Bram yang
sedang menikmati pancake
kesukaannya. Dia lalu
memanggil Bik Laksmi dan Tini.
Bram berbincang dengan
Bik Laksmi dan Tini tentang
situasi di rumah selama dia
terbang.
Gimana kondisi istriku
selama aku bertugas, tanya
Bram. Dua pembantunya yang
berbeda umur 20 tahun itu
sejenak saling pandang.
Maafkan kami, yang tak
becus memperhatikan kondisi
ibu, ungkapnya.
Kenapa minta maaf, apa
yang terjadi pada Celia? Kalian
tidak perlu takut untuk cerita
semuanya. Aku gak akan
memarahi kalian ataupun
melakukan tindakan lainnya.
Jadi ngomong saja terus terang
dan jangan sembunyikan
apapun dariku, tegas Bram.
Ibu dua hari lalu sempat
drop, lemas, pusing dan sakit
kepala, kata Bik Laksmi.
Ibu drop, sakit kepala? Kok
bisa. Dia ke rumah sakit gak?
Apa sudah ditangani dengan
baik, tanya Bram lagi.
Kami gak tau pak kenapa
ibu bisa sakit. Tapi memang ibu
gak selera makan. Kami sudah
berusaha masak sesuai
keinginan dan selera ibu, tutur
Tini.
Bahkan seharian hanya
makan buah dan minum air
putih, sambungnya.
…
Meski sudah kami bujuk,
tapi, ibu tetap gak mau makan.
Hingga akhirnya ibu mengeluh
sakit kepala dan pusing berat,
jelas Bik Laksmi.
Apa ibu di bawa ke dokter
saat itu? Apa sudah ada hasil
medical check up atau tes
kesehatan lainnya? tanya Bram
penasaran.
Kami ingat pesan Bapak
kalau ada sesuatu yang terjadi
pada Ibu, kami diminta untuk
segera menghubungi Den Dimas
, katanya.
Iya, aku memang berpesan
begitu. Jadi Dimas benar-benar
datang untuk membantu Celia
selama di rumah ya? katanya.
Ya pak, Den Dimas yang
panggilan dokter Budi untuk
periksa ibu, katanya.
Den Dimas yang temani ibu
selama dua hari. Ibu
berangsur-angsur membaik dan
mau makan lagi. Tadi pagi Den
Dimas baru pergi dari sini
karena harus kuliah, sebut Tini.
Oh begitu. Baguslah. Nanti
aku hubungi dia. Ok terima
kasih kalian sudah jagain ibu,
ucap Bram.
Tak lama, Celia kembali
turun, duduk di sofa di samping
Bram.
Kenapa kamu gak selera
makan selama dua hari sampai
akhirnya sakit. Apa kamu
banyak pikiran? tanya Bram.
Ya, memang lagi banyak
pikiran sehingga gak bernafsu
makan, jawabnya.
Aku gak mau kamu
mengulangi hal seperti itu lagi.
Apapun itu, kamu harus jaga
kesehatan dan makan teratur.
Aku gak mau sampai kamu sakit.
Aku mohon padamu, jangan
bertindak seperti itu lagi,
harapnya.
…
Iya baik. Aku sadar kalau
apa yang kulakukan itu tidak
baik, sahutnya.
Memangnya apa sih yang
kamu pikirkan, kata Bram
mencari tau apa yang Celia
pikirkan.
Aku akan jelaskan nanti.
Ayo, mas ganti baju dulu, lalu
istirahat. Kita bicara ini di
kamar saja, katanya lembut
Baiklah, jawabnya.
Celia mengandeng lengan
Bram menuju kamar tidur. Lalu,
pria 27 tahun itu membuka
bajunya, kemudian mndi dan
berganti pakaian.
Ayo sini, duduk di
sampingku, pinta Bram, yang
saat itu duduk di tepi tempat
tidur.
Celia menurut, duduk di
sampingnya.
Empat hari gak lihat kamu,
perasaan kamu agak kurusan ya.
Pasti karena sempat gak mau
makan dan ada yang kamu
pikirkan, tebak Bram.
Mungkin benar, aku agak
kurusan, karena gak selera
makan dan memikirkan banyak
hal tentang Mas Bram, kata
Celia mengakui apa yang
ditanyakan Bram.
Jadi apa yang kamu
pikirkan tentangku, tanya
Bram ingin tau.
Mas sibuk banget ya saat
,
bertugas sampai gak sempat
telpon dan kirim aku pesan.
Bahkan pesanku aja gak sempat
mas balas, kata Celia.
Iya, mas minta maaf kalau
bikin kamu khawatir, aku gak
bisa menghubungimu karena
jadwal penerbangan dan ada
sedikit kendala dengan pesawat
, jelasnya.
Ada masalah dengan
pesawatnya? Apa rusak atau
apa? tanya Celia.
Iya, ada kerusakan mesin
dan terpaksa mendarat darurat.
Harus menunggu perbaikan
juga, katanya.
Maaf banget, mas janji
nantinya apapun kondisinya,
mas akan hubungi kamu,
janjinya merngkul Celia.
Aku pikir mas sedang asyik
bersama pramugari, selngkuh
dengan salah satu pramugari
teman kerja Mas Bram, sehingga
mas gak menghubungi aku,
sebut Celia.
Kamu curiga pada Mas
karena gak hubungi kamu,
sehingga berpikir mas
selngkuh sama pramugari?
tanyanya kaget, tak menyangka
Celia berpikir seperti itu.
Bukan hanya karena Mas
gak hubungi aku. Tapi karena
mas gak mau berhubungan
denganku, aku berprasangka
mas selingkuh atau punya
wanita lain, pramugari,
katanya.
Aku gak mungkin
berselingkuh darimu apalagi
dengan pramugari. Mereka
bukan tipeku, bukan seleraku.
Aku itu kerja, bukan main
selingkuh sama pramugari?
tanyanya kaget, tak menyangka
Celia berpikir seperti itu.
….
Bukan hanya karena Mas
gak hubungi aku. Tapi karena
mas gak mau berhubungan
denganku, aku berprasangka
mas selingkuh atau punya
wanita lain, pramugari,
katanya.
Aku gak mungkin
berselingkuh darimu apalagi
dengan pramugari. Mereka
bukan tipeku, bukan seleraku.
Aku itu kerja, bukan main
perempuan di luar sana,
jawabnya dengan nada bicara
agak tinggi.
Lalu apa alasannya mas
selalu menolak dan ogah
bercinta denganku? Apa alasan
lain selain karena punya wanita
simpanan, berselngkuh dariku,
katanya, agak berteriak.
Lagi-lagi kita selalu
membahas itu dan bertengkar
karena perkara ranjang saja.
Kamu gak percaya padaku,
mencurigaiku, menuduhku
selingkuh hanya karena
masalah hubungan ranjang kita,
masalah sepele itu? tanyanya
lagi.
Hal ini akan selalu jadi
pembahasan selama mas gak
jujur dan terus terang padaku
alasan sebenarnya. Masalah ini
akan jadi duri dalam pernikahan
kita kalau gak diselesaikan dan
dibiarkan berlarut larut,
jelasnya.
Dan mas bilang hanya?
Mas pikir urusan itu masalah
kecil? Bukankah wajar aku
curiga selama 8 bulan mas gak
ngapa-ngapain aku, gak
memberiku nafkah batin. Dan
itu hal sepele menurut mas.
….
Tega banget, teriak Celia kesal.
Jadi maunya kamu itu, aku
harus jawab alasan apa lagi. Aku
itu kadang lelah, capek, gak
mood. Dan itu wajar saja,
sahutnya.
Jujur padaku, apa mas gak
bergairah, gak bernafsu atau
jijik kalau berhubungan
denganku? tanya lagi.
Kenapa sampai kamu
berpikiran aku tak bergairah,
laki-laki? Kamu menudingku
gak normal?, g4y? Penyuka
sesama jenis, hom0?. Keji sekali
tuduhan itu, katanya emosi.
Dengar sayang, aku ini
masih normal. Aku itu suka
perempuan bukan laki-laki,
katanya membantah keras
tuduhan Celia itu.
Kalau memang mas
bergairah dan bernafsu padaku,
ayo kita lampaskan hasrat itu
sekarang, tantang Celia.
Apa yang kamu inginkan,
yang kamu mau aku lakukan?
tanyanya.
Aku itu wanita normal,
yang ingin suamiku
menyentuhku, memberiku
kepuasan, memberiku cumbuan
mesra. Ayok lakukan, tegasnya.
Bisakah kamu gak
main-main sekarang? Aku mau
istirahat sebentar, sebutnya.
Mas gak bisa berkelit lagi
dan menghindar dariku dengan
alasan mau istirahat. Aku ini
wanita normal yang butuh
pelampiasan, tuturnya.
….
Jangan sampai aku cari
pemuas dan pelampiasan di luar
sana dengan laki-laki lain yang
bisa membuatku puas. Aku bisa
tega melakukan itu jika mas
Bram masih terus seperti ini,
ancamnya.
Kamu ini bicara aja sih?
tanyanya bingung.
Aku bilang, aku bisa tega
mengkhianati Mas Bram dengan
lelaki lain jika mas Bram tetap
gak mau menyentuhku, gak
melakukan kewajiban mas, gak
memberikanku nafkah batin.
Maka aku akan cari pria yang
bisa memuaskan aku, jelasnya,
serius dan bersungguh-sungguh.
Maaf mas, aku sudah
melakukan itu dengan adikmu.
Aku puas dengan service dan
pelayanannya. Tapi aku masih
cinta sama mas, dan tetap mau
mas jadi orang pertama
untukku, batinnya.
Kamu ini kenapa sih
sampai punya pikiran serendah
itu? tanya Bram.
Celia tak menjawab
pertanyaan Bram, dia justru
berinisiatif bercmbu dan
bercinta dengan Bram.
…
Wanita itu ingin mencari
tau, apakah suaminya itu punya
masalah sk5ual, lm4h Syhw4
t ataukah 3jkuls1 dini atau
masalah lainnya.
Dia kemudian memutuskan
melakukan apa yang dia lakukan
pada Dimas, melakukan
pekerjaan tangan dan
pekerjaan mulut’ pada alat
keperksaan suaminya.
Celia bergerak perlahan,
mendrong tbuh Bram ke
kasur, membuat pria itu
terlentang di tempat tidur. Dia
lalu membka celna pendek
yang dikenakan Bram.
….
Apa yang mau kamu
lakukan? tanya Bram,
terperanjat, memegang tangan
Celia.
Mas tdur saja. Biar aku
yang menservice mas Bram. Aku
jamin mas pasti akan bahagia
dan ketgihan, katanya.
Dia lalu memgang
kepnyaan Bram yang masih loy
O itu, lalu mulai mengcoknya
perlahan-lahan.
Benda itu masih tak berdiri,
masih lembk dan tak keras.
Dia kemudian menglum
benda itu, melkukan pekerjaan
mlut di alt vltl Bram, tapi
sepertinya tetap tak berhasil
membuatnya bangun
Jadi ini alasan sebenarnya
kan? tanyanya butuh
penjelasan.
NoteL..i .k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts