TERDIAM DALAM TAKDIR (PART10)
Isi Postingan:
TERDIAM DALAM TAKDIR PART10
…Ceritadewasa…
.
.
.
Oh, jadi… kau mau jadi pahlawan
buat dia. Hah! katanya, asal kau tahu
saja dia sudah aku bayar mahal untuk
menemaniku! ungkapnya dengan
nada menjijikkan.
Aku menatap mbak Salma, lalu ia
menggelengkan kepalanya cepat, jika
apa yang di katakan pria itu tidak
benar.
.
.
.
Begini saja, bagaimana jika
kalian berdua menemaniku di sini
untuk berpesta, ucapnya tergelak.
Lantas tangannya mencoba meraihku.
Namun, berhasil kukibas tangan
lancangnya itu dan mundur bersama
mbak Salma.
la menyeringai dan mulai
mendekatkan dirinya pada kami, aku
mulai takut, berpikir keras apa yang
harus dilakukan agar terbebas dari
pria brengsek di depanku ini, tak ada
seorang pun di sini yang bisa
menolong kami, mereka tak peduli
dengan keadaan sekitar. Lagi pula
mana ada di tempat laknat seperti ini
ada orang baik.
Aku terus mundur, kemudian pria
dengan tato di lengannya itu menarik
mbak Salma. Kakak perempuan dari
suamiku itu meronta sambil menangis,
aku berusaha melepaskan ia dari
berandal itu.
.
.
.
Namun, pria itu mendorongku
hingga terpental ke meja dan kepalaku
terbentur. Aku mengaduh kesakitan.
Netraku menatap botol yang
teronggok di depan. Aku
mengambilnya dan dengan berani
memukul kepala pria berandal itu.
Seketika ia terjatuh sambil
memegangi tempurung kepalanya
yang mulai mengeluarkan darah.
Mbak Salma lari ke arahku usai
terlepas dari cengkeraman pria itu.
Cepat kutarik lengan kakak iparku itu
dan membawanya pergi dari tempat
ini, sebelum teman-temannya datang,
dan bisa saja menangkap kami
kembali.
Aku berlari terus bersama mbak
Salma menuju mobil yang tengah
menungguku. Danu menatapku
terkejut dengan luka di pelipis.
Cepat buka! Teriakku, sambil
menengok ke belakang. Khawatir jika
kami di kejar, dan sepertinya
dugaanku benar kami di kejar oleh
beberapa pria, mungkin suruhan pria
jahat iitu
Kubuka pintu penumpang
menyuruh mbak Salma masuk, lanjut
aku menyusulnya-menutup pintu
mobil dengan kencang.
.
.
.
Ayo jalan!
Ayo, cepetan kamu udah di
tungguin sama anaknya juragan
Darma! Titah Sari gereget, sambil
tangannya mendorong-dorong pelan
punggung Salma. la tak bisa berbuat
apa-apa hanya pasrah dengan apa
yang kakaknya perintahkan.
Setiap ia menolak pasti Sari akan
mengatakan bahwa apa yang ia
perintahkan harus di turuti karena itu
adalah bagian dari balas Budi dari
perempuan bermata sendu itu untuk
keluarga Hardi.
Lekas Salma berdandan
mengenakan gamis biru langit serta
kerudung pasmina dengan gambar
daun-daun kecil dengan warna yang
senada dengan gamisnya.
Lima belas menit ia selesai
berdandan, tepat saat itu masuklah
Sari dengan wajah masih dengan
menahan geram.
.
.
.
Kenapa kamu pake gamis, sih!
Sari menarik pinggiran gamis Salma,
kemudian di hempaskan kasar.
Memang kenapa, Mbak? Semua
bajuku, ya seperti ini, ucap
perempuan berparas cantik itu.
Anak juragan Darma itu suka
cewek seksi! jelas Sari.
Astagfirullah, Mbak! Salma
mengelus dadanya, entah pria macam
apa yang akan menjadi calon
suaminya itu.
Salma tidak Ridho jika harus
menikah dengan pria yang bisa
dikatakan bukan pria baik-baik. la
sadar, dirinya juga bukan manusia
baik, tapi setidaknya ia berharap
memiliki pasangan ya setidaknya bisa
menghargai wanita.
Udahlah, ayo! Keburu jamuran
Yanto nungguin kamu! tukas Sari
jutek, lantas berjalan menuju ruang
tamu yang di ikuti oleh Salma di
belakangnya.
Mulut Salma terus melafalkan
doa meminta perlindungan pada sang
Khaliq, agar dihindarkan dari hal-hal
yang di larang agama.
Di ruang tamu keluarga juragan
Darma dari kampung sebelah sudah
menanti kehadiran sang calon
menantu. Di sana ada Hardi dan
Aminah orang tua Salma terlihat asyik
mengobrol dengan kedua pasangan
kaya itu. Sementara di sofa single
seorang pria mengenakan kaos dan
celana jeans ketatnya itu duduk
berongkang kaki.
.
.
.
Tak lama Sari keluar bersama
Salma lalu ia berdehem seraya
meminta perhatian pada lima orang
yang berada di ruang tamu.
Tatapan Salma dan Yanto
bertemu, pria dengan tato
dilengangnya itu menatap Salma
penuh minat. Sementara gadis manis
itu memalingkan wajahnya sembari
beristigfar.
.
.
Maaf, juragan. Ini Salma adik
saya, gimana? Cantik ‘kan? juragan
Darma menatap Salma seolah menilai,
dan menoleh pada putranya seraya
bertanya bagaimana? Lantas pria
dengan rambut agak gondrong itu
mengiyakan dengan mengedipkan
matanya.
Bolehkah saya membawa Salma
untuk jalan-jalan sebentar? Pinta
Yanto kepada Hardi.
Maaf, tapi sa- ucapan Hardi
terpotong oleh Sari yang tiba-tiba
menyela.
Oh, tentu podcast hiburan saja boleh. Jangankan
jalan-jalan langsung ke pelaminan juga
enggak apa-apa. Iya ‘kan, Pak? ucap
Sari tersenyum.
Hardi dan Aminah tak bisa
berbuat apa-apa jika putrinya Sari
sudah berkehendak.
Ayo, cepat! ucap Sari berbisik
tajam di telinga Salma.
Usai kepergian Salma dan Yanto,
para orang tua pun membahas
tentang pernikahan dan Sarilah yang
paling antusias dengan perjodohan
itu.
Ya, kita sangat senang jika
besanan dengan keluarga juragan
Darma, katanya antusias.
Sementara Hardi dan Aminah
hanya diam mendengarkan. Jika pun
menyela, maka Sari akan mengamuk
dan mengungkit-ungkit mengenai
harta keluarga itu.
.
.
.
Sejak remaja Sari sudah bekerja
keras membantu kedua orang tuanya.
Mengorbankan pendidikan demi untuk
perekonomian keluarga. Saat Hardi
sudah tak mampu lagi bekerja. Sari
pun mengambil alih semua harta
keluarga, apalagi setelah ia tahu jika
Salma dan Arman bukan anak
kandung orang tuanya. Maka semua
harta warisan jatuh atas namanya.
Di sisi lain, terlihat Salma begitu
ketakutan saat lengannya tarik paksa
keluar dari dalam mobil. la berusaha
melepaskan diri. Namun, tenaganya
tak sebanding dengan pria..
.
.
.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts