ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART20)
Isi Postingan:
ADIK IPAR PELIPUR LARAPART20
…
..
.
Jujur sama aku mas!
Jangan tutupi dan sembunyi
apapun lagi, cecar Celia.
Terus terang, apa yang Celia
rasakan dan alami saat ini
begitu menyakitkan.
Sejak kapan mas seperti
ini? Kenapa mas gak berusaha
berobat untuk mengatasi
kekurangan mas itu? Mas
sengaja menyembunyikan
semua dariku dan membuatku
menderita. Itu tujuan mas kan?
tanya Celia, emosi dan marah.
Maafkan aku, tolong
maafkan aku, ucapnya. Bram
berulang kali.
Dia mengucap kata maaf
pada istrinya, akibat masalah
kejananan yang dihadapinya.
Aku mau jawaban dari Mas
Bram sejak kapan mas
mengalami hal seperti itu. Apa
sebelum atau setelah kita
menikah. Bukan permintaan
maaf, sebutnya, mulai terisak.
Sejak sebelum bertemu
denganmu. Aku gak bisa ersi
lagi. Ada satu peristiwa yang
terjadi. Aku gak percaya diri
untuk berobat atau konsultasi
ke dokter. Maafkan aku,
ucapnya lagi.
….
Mas tega lakukan ini
padaku. Harusnya mas gak
menyembunyikan rahasia itu
dariku, katanya
Aku mencintai Mas Bram.
Kalau mas jujur, kita akan cari
solusinya bersama, katanya.
Tapi apa yang mas lakukan,
mas membiarkan masalah se
ual yang mas alami itu. Sehingga
selama menikah, hanya
membuatku menderita,
berprasangka, curiga dan itu
semua membebani pikiranku.
Mas jahat padaku, kecam Celia.
Aku memang salah. Aku
takut bila jujur padamu kamu
akan ninggalin alku, sebut Bram
beralasan.
Karena alasan itu? Aku gak
percaya. Katakan terus terang
padaku kenapa mas berbuat ini
padaku. Apa selama ini mas gak
pernah mencintaiku. Apa mas
pikir pernikahan kita bisa
bertahan dengan kondisi mas
seperti itu, kata Celia.
Sayang, aku mengaku
salah, aku tau aku telah
membuat batinmu tersiksa
karena ini, jelasnya.
Sekarang aku paham, mas
mau kita menunda punya anak
karena mas punya masalah. Apa
susahnya mas jujur padaku?
katanya dengan suara bergetar,
berusah menahan tangis.
Kamu berhak mnarah
padaku. Aku akui salah dan
jahat padamu, kata Bram
tertunduk
Mas tau kekurangan yang
mas alami itu bertahun-tahun
tanpa melakukan apapun.
Delapan bulan aku harus
bersabar dan tetap berada di sisi
mas meski aku tak mendapatkan
kepuasan apapun dari mas,
katanya jujur dengan suara
tercekat.
…
Celia akhirnya tak lagi
mampu menahan air matanya,
dia sudah tak bisa lagi
membendung tangisannya. Dia
begitu terluka dan merasa pilu.
Hiks..hiks..hiks. Sekarang
aku rasa cukup sudah. Aku gak
mau lagi bertahan, katanya,
bangun dari tempat tidurnya
Tolong maafkan aku.
Jangan menyerah denganku.
Aku janji akan mencari solusi.
Jangan tinggalin aku, pinta
Bram, memohon.
Aku gak tau lagi harus apa
sekarang. Tapi yang pasti, aku
mau sendirian dulu,
merenungkan semua ini. Aku
mau tidur sendiri di kamar
sebelah, katanya.
Kita akan bicara lagi besok
kalau alku sudah tenang,
sebutnya, keluar dari kamar.
Bram tak berusaha
mencegahnya, dia membiarkan
Celia menenangkan dirinya.
Dia sadar apa yang terjadi
adalah salahnya, yang menutupi
kekurangannya,
menyembunyikan dan
merahasiakan dari Celia,
istrinya.
Dia mengakui apa yang
telah dilakukannya selama ini
memang sangat menyakitkan,
tak adil dan terkesan zalim pada
Celia, yang tak memuaskan
wanita itu karena disfungsi se
ual yang dialaminya.
Dia punya alasan mengapa
semua itu terjadi, mengapa dia
tak sanggup melaksanakan
kewajibannya sebagai suami.
Mengapa alat kejananannya
tak bisa tegng dan kers, tak
bisa ersi.
Celia! Taukah kamu, Ini
semua karena peristiwa malam
itu, kejadian 8 tahun lalu saat
aku menghabiskan malam
bersama Dena, sebutnya dalam
hati.
Malam yang merubah
semuanya, yang membekas
sampai saat ini yang
membuatku kehilangan Dena,
gumamnya, sembari
menerawang langit-langit
kamar tdurnya.
…
Sesaat Bram terpaku,
mengingat kembali masa
lalunya, mengenang perjalanan
cintanya bersama gadis
keturunan bangsawan itu
Dena Maharani adalah
pacarnya sejak SMA, gadis yang
sangat dia cintai. Dia berpacaran
dengan putri tunggal dari salah
satu kerabat keluarga keraton
itu semenjak awal duduk di
bangku sekolah menengah atas.
Orang tua Dena berasal dari
keluarga terpandang, ningrat,
berdarah biru yang penuh tata
krama dan menjaga budaya.
Papanya adalah pengusaha
kuliner khas Jawa, sementara
mamanya punya usaha batik.
Dena gadis yang lembut,
sopan, pinter, baik hati, murah
senyum. Dia seperti bidadari
yang turun ke bumi.
Setelah tamat SMA, mereka
kuliah di kampus yang sama,
meski beda jurusan. Bram
mengambil jurusan bisnis dan
Dena di Program Studi
Hubungan Internasional.
Perempuan itu ingin jadi
seorang diplomat, kerja di
kedutaan.
…
Dena sangat mahir dan
menguasai empat bahasa, yaitu
Inggris, Perancis, Spanyol dan
Portugis.
Dia ingat hari-hari bahagia
yang dijalani bersama gadis
cantik bak model itu.
Gadis bermata lentik,
berkulit putih, berambut hitam
panjang itu segalanya bagi
Bram. Mereka pasangan
sempurna, selalu romantis dan
mesra.
Dena bahkan sudah
dikenalkan Bram kepada
keluarganya. Calon diplomat itu
sering main ke rumah Bram,
dan tampak akrab dengan
ibunya Bramantio.
Mereka sering
menghabiskan waktu bersama,
ngobrol, masak dan berkebun
bersama.
Tante Lita sangat menyukai
Dena, dan menganggapnya
sebagai calon mantu idaman.
Dia juga selalu memuji sikap dan
karakter Dena, termasuk juga
kecantikan.
…
Tante harap kamu akan
jadi calon mantu kami suatu
hari nanti, harap Tante Lita,
mamanya Bram.
Semoga saja Tante, kata
Dena, tersipu malu.
Pastilah, Dena akan jadi
menantu mama, kata Bram saat
itu bangga.
Tapi, nyatanya semua
harapan dan impian Bram dan
mamanya itu pupus dan tak
terwujud.
Karena, sejak peristiwa
malam itu, Dena tak pernah
muncul lagi di hadapannya,
menghilang tanpa jejak, tak lagi
kuliah.
Dia tak ada di rumahnya,
orang tuanya juga merahasiakan
dimana Dena berada.
Segala upaya telah Bram
lakukan untuk mencari
keberadaan Dena, tapi sampai
detik ini, jejaknya tak terendus
sama sekali.
Itu membuatnya sangat
patah hati dan dia larut dalam
kesedihan, galau, hidupnya
berantakan, hingga tak sanggup
melanjutkan kuliahnya.
Dia benar-benar merasa
hancur setelah kehilangan Dena
yang menghilang entah kemana.
Setelah dua tahun, dia
berusaha pulih dari
kesedihannya, bangkit dari
patah hati dan
keterpurukannya, lalu
memutuskan untuk sekolah
penerbangan.
…
Setelah lulus dari sekolah
penerbangan, lalu mendapatkan
sertifikasi terbang atau ijazah
penerbang pilot license.
Bram kemudian nenjadi
pilot maskapai penerbangan
asing sudah lima tahun lamanya.
Dia sebenarnya awalnya
dipersiapkan menjadi
pengusaha, melanjutkan bisnis
dan perusahaan keluarganya.
Namun, keluarganya tak
menentang impiannya saat dia
ingin menjadi pilot.
Mereka tak ingin menekan
dan memaksa Bram harus jadi
pebisnis. Bram bebas memilih
apa yang dia sukai dan inginkan.
Bram memutuskan menjadi
pilot agar bisa mencari
perempuan di luar sana dengan
terbang keliling dunia saat
bertugas.
Siapa tau, Dena ada di salah
satu negara itu, tinggal di sana.
Orang tuanya
menyemangati Bram agar
melupakan Dena dan
melanjutkan hidupnya.
Mama harap kamu lupakan
Dena, cari wanita lain sebagai
pengganti. Kamu pasti bisa
melupakannya, saran
mamanya.
Iya ma, aku akan berusaha
melupakan Dena, katanya.
Namun kenyataanya, Bram
masih terus ingat Dena, tak bisa
melupakannya dan terus
berharap suatu hari bertemu
kembali dengan Dena.
Sebab, keduanya pernah
berjanji untuk terus bersama,
saling mencintai selamanya.
Kamu tau, aku sangat
mencintaimu dan selalu ingin
bersamnamu, kata Bram
beberapa hari sebelum Dena
pergi.
Aku tau kamu sangat
mencintaiku. Aku juga cinta
banget sama kamu, ungkap
Dena.
Berjanjilah untuk tidak
pernah meninggalkan aku, tetap
disisiku, selamanya, kata Bram.
Iya, aku janji, sahut Dena,
tersenyum bahagia, memeluk
lelaki tampan itu.
Kamu tau honey, aku
mencintaimu sampai mati. Tak
akan ada gadis manapun yang
akan sanggup menggantikan
posisimu di hatiku, ucap Bram.
Janji yang Bram pegang
terus sampai dia alkhirnya
bertemu Celia empat tahun lalu.
….
Wanita yang membuat
Bram terpesona dan terkesima
dengan mata dan wajahnya.
Wajah yang mengingatkannya
pada Dena.
Bram suka pada Celia
karena dia mirip gadis yang
dicintainya, hanya saja Celia
memang terlihat lebih seksi dari
Dena.
Hal yang sebenarnya tak
terlalu disukai Bram, Meski
begitu, kalau ada wanita yang
ingin dia nikahi selain Dena,
maka perempuan itu adalah
Celia.
Bram tau wanita itu sangat
mencintainya. Karena Bram
adalah cinta pertama Celia.
Perancang busana yang kini
telah menjadi istrinya selama 8
bulan, yang tak ingin dia sentuh,
bukan hanya karena dia lemah
syahat atau mengalami
disfungsi seual, tapi karena dia
masih berharap dan hanya akan
bercinta dengan Dena saja,
bukan dengan wanita lain.
Maafkan aku, alku memang
egois. Kamu benar, aku menjadi
seseorang yang picik, tak
berperasaan, telah
menyakitimu, mnembuatmu
menderita, katanya dalam hati.
Maafkan kalau kalau
sampai detik ini, aku belum bisa
mengubur masa lalu dan
kenanganku bersama Dena,
masih berharap suatu hari bisa
bertemu lagi dengannya,
merajut dan menjalin kembali
hubungan dengannya,
gumamnya lirih.
Celia takpernah tau dan
dulunya dia juga tak ingin tau
tentang masa lalu Bram.
…
Karena, saat itu yang
terpenting baginya, dia hanya
ingin menatap masa depan,
berumah tangga dan hidup
bahagia bersama pria yang
sangat dicintainya itu.
Karena itu, dia tak pernah
mencari tau tentang masa lalu
Bram, tentang mantan
pacarnya, tentang wanita yang
dicintai Bram dulu.
Tapi, siapa sangka, masa
lalu Bram itu justru akan terus
menghantuinya, saat ini dan
nanti.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts