Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART18)

Posted on June 4, 2025 By admin

ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART18)

Isi Postingan:

ADIK IPAR PELIPUR LARAPART18

…

..

.

Pagi mulai menjelang, fajar

baru saja menyingsing saat Celia

terbangun dari tdurnya.

Dia tampak sedikit panik

mendapati tbuhnya yang plos,

lalu buru buru memblut

tbuhnya dengan selimut.

…

Sesaat, matanya terpaku

pada wajah tampan Dimas yang

masih terlelap dalam mimpinya.

Dia menglus perlahan rmbut

ikal milik pria bertbuh atletis,

berkulit putih dan bersuara

bariton itu.

Belaian di rambut lelaki itu

membuatnya menggliat lalu

membuka matanya, masih

berbaring di ksur, tersenyum

manis ke arah Celia.

Pagi Bee, gimana tidurmu,

nyenyak? sapa Dimas lembut,

sembari tersenyum manis,

menatap penuh cinta wanita

yang berbaring di depannya.

Dimas sengaja memanggil

Celia dengan panggilan sayang

bee, yang terkesan begitu cute,

imut, lucu dan manis. Celia suka

panggilan itu.

Iya, nyenyak. Sekarang ayo

bangun, lalu mandi dan setelah

itu langsung pulang, usirnya

secara halus.

Kamu baru bangun juga

dan belum mandi kan?

tanyanya, mengelus tangan

Celia.

Iya. Tapi aku bisa mandi

setelah kamu. Cepetan bangun.

….

Aku mau beresin tempat tdur,

ganti sprei dan sarung bantal.

Mas Bram sebentar lagi pulang,

kata Celia, dengan raut wajah

sedikit cemas.

Dimas bangun dari

tidurnya, tubuhnya telanjang

bulat, berdiri di hadapan Celia.

Dia lalu menjulurkan

tangannya ke arah wanita yang

tadi malam baru saja bercumbu

dengannya, mencapai puncak

kenikmatan itu.

Mandi bareng yuk!

ajaknya, mencoba meraih

tangan Celia.

Wanita itu tak menyambut

uluran tangan Dimas, yang

bangkit dari tempat tidur dan

sibuk menutupi dirinya yang

polos itu dengan selimut.

Sudah, gak usah ditutupi

juga. Untuk apa malu-malu lagi,

aku sudah lihat semuanya kok.

Ayo kita ke bathroom, katanya.

Celia patuh dan menurut,

mengikuti Dimas masuk ke

kamar mndi. Mereka berdua

berdiri di bawah pancuran

shower.

Dimas membuka keran,

menghidupkan shower ke mode

hangat, mengguyur tbuh

keduanya, yang berdiri saling

berhadapan.

Dimas kemudian

menyabuni tbuh Celia, ke

bagian bawah paydranya

setelah selesai, dia mengusap

pusrnya, terus mengusap

lembut alt kelmnnya,

perlahan turun ke paha bagian

dalam, sampai ke bawah

mencapai pergelngan kakinya.

Dia tak lupa menyampo

rambut Celia dan menguspnya

lembut.

….

Hal yang sama dilakukan

Celia pada Dimas. Mereka juga

bergntian saling menggsok

punggungnya dengan sabun

mndi yang ada di spons mandi,

membelai tbuhnya mulai dari

leher sekaligus memjatnya

lembut, kemudian pundknya

juga dipjat.

…

Lalu menggosok seluruh

tbuh bagian belakang. Setelahitu, mereka berpelkan di

bawah pancuran.

Dimas lalu mendorong

lembut tbuh Celia ke tembok,

lalu mencum leher dan

melumat bbirnya.

Mau mengulang yang

semalam, bisik Dimas.

Celia hanya

menganggukkan kepalanya

tanda setuju. Mereka

menyelingi aktivitas mndi

tersebut dengan sks di pagi hari

itu di kamar mndi, dengan

bergntian melakukan orl ss.

….

Satu jam lebih keduanya

mandi sembari bermanuver liar

menyalurkan hsrat yang masih

menggebu.

Usai mndi, Bram

membantu mengeringkan

rambut Celia dengan handuk

lalu dibantu hairdryer. Begitu

juga yang dilakukan Celia pada

Dimas.

….

Setelah berganti pakaian,

Celia membereskan tempat

tdurnya, mengganti sprei,

sarung bantal, guling serta

selimut.

Dia melakukan itu agar tak

meninggal jejak bekas

percintaan dirinya dengan

Dimas saat Bramantio kembali.

Celia harus sangat hati-hati

membereskan semua itu,

termasuk pakaiannya dan baju

yang dipakai Dimas untuk

dicuci agar tidak membuat

pembantunya curiga.

….

Kamu harus segera pulang

atau kalau langsung ke kampus

juga boleh. Terserah kamu saja,

pinta Celia.

Kenapa aku harus pergi

buru-buru. Aku akan tunggu

Mas Bram. Tenang saja, dia gak

akan curiga. Ok, kata Dimas.

Gak boleh. Aku gak tenang

dan was-was kalau kalian

bertemu saat Mas Bram pulang.

Please, lakukan itu untukku ya?

katanya memelas, memohon

agar Dimas segera pergi.

Ok. Baiklah, demi kamu

aku mengalah. Aku akan segera

pulang, sahutnya.

Tapi, kamu masih sempat

sarapan kok sebentar, katanya.

Mereka lalu turun ke lantai

bawah, menuju ruang makan

untuk sarapan pagi.

Usai sarapan, Dimas

langsung pamit, dia gak mau

membuat Celia khawatir.

Karena, dari tadi dia melihat

raut wajah Celia yang cemas

serta gelisah terus melihat jam

dinding.

….

Kapan mas Bram pulang?

Dia gak kabarin aku. Meski

harusnya berdasarkan jadwal

dia tiba dan mendarat pukul 7.00

pagi dan sampai rumah

setengah jam kemudian. Berarti

sebentar lagi, gumamnya.

Dimas masih duduk di kursi

ruang makan, memperhatikan

gerak gerik Celia.

Dia lalu memanggil Bik

Laksmi dan Tini yang sedang

membereskan meja untuk

menghentikan kerjaannya

sebentar agar duduk di kursi.

Bik, aku pulang ya. Mas

Bram sebentar lagi kembali. Aku

juga harus ke kampus,’

sebutnya.

Den Dimas sudah mau

pulang. Ya, Bapak balik hari ini

sepertinya, kata Bik Laksmi.

Titip Mbak Celia. Jagain

baik-baik, perhatiin

makanannya, pantau dan awasi

kondisinya. Jangan sampai

Mbak Celia sakit lagi, katanya.

Aku bukan anak kecil, gak

perlu dijagain dan diawasi juga.

dan was-was kalau kalian

bertemu saat Mas Bram pulang.

Please, 1akukan itu untukku ya?

katanya memelas, memohon

agar Dimas segera pergi.

Ok. Baiklah, demi kamu

aku mengalah. Aku akan segera

pulang. sahutnya.

Tapi, kamu masih sempat

sarapan kok sebentar, katanya.

Mereka lalu turun ke lantai

bawah, menuju ruang makan

untuk sarapan pagi.

Usai sarapan, Dimas

langsung pamit, dia gak mau

membuat Celia khawatir.

Karena, dari tadi dia melihat

raut wajah Celia yang cemas

serta gelisah terus melihat jam

dinding.

Kapan mas Bram pulang?

Dia gak kabarin aku. Meski

harusnya berdasarkan jadwal

dia tiba dan mendarat pukul 7.00

pagi dan sampai rumah

setengah jam kemudian. Berarti

sebentar lagi, gumamnya.

Dimas masih duduk di kursi

ruang makan, memperhatikan

gerak gerik Celia.

….

Dia lalu memanggil Bik

Laksmi dan Tini yang sedang

membereskan meja untuk

menghentikan kerjaannya

sebentar agar duduk di kursi.

Bik, aku pulang ya. Mas

Bram sebentar lagi kembali. Aku

juga harus ke kampus,

sebutnya.

Den Dimas sudah mau

pulang. Ya, Bapak balik hari ini

sepertinya, kata Bik Laksmi.

Titip Mbak Celia. Jagain

baik-baik, perhatiin

makanannya, pantau dan awasi

kondisinya. Jangan sampai

Mbak Celia sakit lagi, katanya.

Aku bukan anak kecil, gak

perlu dijagain dan diawasi juga.

Aku janji akan makan teratur,

menjaga pola makan dan hidup

sehat. Jadi kamu gak usah

khawatir kondisiku, sebut

Celia, agak sewot mendengar

permintaan Dimas pada

ARTnya.

Meski Mbak janji akan

melakukan semua itu, tapi aku

tetap harus minta mereka jagain

Mbak, tegas Dimas.

Ingat ya bik, Mbak Tini,

kalau ada apa-apa dengannya

saat Mas Bram tugas, kalian

harus segera menghubungiku.

Apapun itu secepatnya telpon

aku. Ngerti! pesannya.

Baik den. Kami mengerti,

sahut Tini.

Celia kemudian mengantar

Dimas sampai ke mobilnya.

Bee, aku pulang ya. Aku

akan hubungi kamu nanti.

Dengar, kalau kamu butuh aku,

butuh bantuan ku, hubungi saja.

Jangan merasa sungkan atau tak

enak, pesannya.

….

Aku harap kamu baik-baik

saja setelah ini, harapnya.

Iya. Aku akan baik-baik

saja. Tapi, aku bisa dapat

serangan jantung mendadak

kalau kamu masih belum

beranjak dan lama-lama di sini,

katanya.

Baiklah, aku pergi. Aku

sebenarnya ingin sekali

menciummu sebelum pamit

pulang. Tapi sepertinya tak

memungkinkan. Ya sudah, aku

pulang ya. Bye bee, katanya

melempar senyuman ke arah

Celia sembari melambaikan

tangannya sebelum masuk ke

mobil.

Celia masih berdiri di

halaman rumah saat mobil

Dimas keluar dari pintu gerbang

lalu menghilang dari

pandangannya.

Dia kembali masuk ke

rumahnya, menuju dapur. Dia

ingin memasak pancake

kesukaan Bram, suaminya.

Entah kenapa, tiba-tiba

tangannya dingin serta

gemetaran, perasaanya begitu

tak tenang, diliputi rasa cemas,

takut dan bersalah.

Oh, Tuhan, tolong aku! Apa

yang harus kulakukan biarkan

hatiku tenang, katanya dalam

hati, sambil menarik nafas

dalam-dalam.

…

Dia mencoba tetap fokus

pada apa yang sedang

dikerjakannya, terus mengaduk

adonan untuk membuat

pancake.

Dia lalu menggorengnya di

wajah, sampai adonan itu habis

dimasak.

Setelah itu, pancake dengan

tambahan buah dan krim

tersebut disiapkan di atas meja,

menunggu Bram kembali.

Celia kemudian duduk di

kursi, mengambil ponselnya,

mengecek mungkin ada telpon

atau pesan dari Bram.

Saat sedang fokus melihat

handphonenya, dia mendengar

sapaan dari suara yang familiar

dan sangat dikenalnya. Suara

Bram.

Sayang, aku kembali.

Kamu dimana? teriak Bram

sembari mencarinya.

Mas Bram. Aku di sini di

dapur! Mas, aku kangen, sahut

Celia berhambur ke pelukan

suaminya yang datang menuju

ke arahnya.

Dimas masih memakai

seragam pilot itu mendekap erat

tubuh istrinya itu.

Aku juga kangen dan rindu

kamu, jawabnya, mengecup

kening Celia.

Apa kamu baik-baik saja.

Kenapa tanganmu begitu

dingin? tanya Bram khawatir.

Aku baik-baik saja kok. Ini

bukan apa-apa, sahutnya,

berusaha menutupi apa yang

sedang dia rasakan.

Wanita itu berusaha

tersenyum, meski saat itu terasa

sangat berat ditengah perasaan

bersalahnya yang nyata-nyata

telah menyelingkuhi, bermain

api di belakangnya, dengan adik

kandung suaminya, iparnya

sendiri.

….

Meski Celia berusaha

bersikap normal dan biasa saja

di depan Bram, seolah tak

terjadi apa-apa diantara dia dan

Dimas, tapi perempuan itu tak

bisa membohongi dirinya

sendiri.

Dia telah mengkhianati

lelaki yang mengikrarkan janji

suci padanya itu.

 

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART19)
Next Post: ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART17)

Related Posts

JANGAN OM (PART60) Kisah Menarik
Judul: Gua Rahasia Kisah Menarik
*** FREDDY S. *** WOW……… Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART19) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART78) Kisah Menarik
Nostalgia di Kamar Mandi Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme