ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART29)
Isi Postingan:
ADIK IPAR PELIPUR LARAPART29
…
..
.
Sepanjang makan malam,
Celia berusaha tak
memperdulikan kode-kode yang
diisyaratkan Dimas kepadanya.
Celia hanya melirik sekilas
terus melanjutkan makan
malamnya.
Meski tak mendapat
tanggapan apapun dari Celia,
Dimas tak putus asa, tetap
mengode Celia,
mengirimkannya pesan.
Aku kangen kamu. 10 hari
gak lihat wajahmu dari dekat,
begitu isi pesan yang
dikirimnya.
Aku sudah bilang gak akan
menjauh darimu. Apapun yang
terjadi, tegasnya, menyusun
kata demi kata yang dikirim ke
nomor WhatsApp pribadinya.
itu.
…
Tak ada balasan dari Celia,
dia hanya membaca pesan itu
langsung dari notifikasi yang
masuk, tanpa membuka pesan
Dimas lagi-lagi harus
bersabar menunggu respon dari
Celia yang tetap cuek dan
mengabaikannya.
Dimas sangat tersiksa
menahan rindunya pada wanita
yang sangat dia cintai itu.
Apapun aktivitas yang dia
lakukan selama seminggu lebih
sama sekali tak mampu
mengusir wajah Celia dalam
pikirannya
Bahkan, saat dia kembali
nongkrong, bersama
teman-temannya di cafe, dia
terlihat tak bersemangat.
Kamu kenapa? Kembali
patah hati ? Emang kali ini
wanita mana lagi yang mampu
menaklukan dan kemudian
membuatmu bersedih hati.
Wanita mana yang membuatmu
jatuh cinta dan tergila-gila
padanya hingga tak mampu
move on, tanya temannya
Dimas.
…
Jangan bilang ini wanita
yang sama yang tempo hari itu,
yang juga membuatmu galau,
sambung temannya yang
lainnya
Ayoklah kita
bersenang-senang dan mencari
hiburan. Kita ke tempat karoke
yuk, ada LC cantik dan seksi di
sana, lanjut
Dimas enggan pergi ke sana,
karena aladan malas, tapi
akhirnya temannya berhasil
memaksanya ikut juga.
Meski berada di tengah
keramaian, ditemani gadis-gadis
cantik, tetapi tetap saja dia
merasa kesepian dan sama sekali
tak terhibur.
Raganya mungkin bersama
mereka, tapi tidak hatinya.
Tempat karoke itu,
ditemani sejumlah cewek cantik,
tetap tak bisa menghilangkan
bayangan Celia dari pikirannya.
Kenapa sih kamu gak
menikmati hiburan ini
Gadis-gadis itu sama sekali
tak sebanding dengan Celia
seorang.
…
Dimas benar benar jatuh
teramat dalam pada pesona
Celia, hingga dia tak sanggup
bangkit lagi bahkan untuk
melirik wanita lain.
Dia tak sanggung tanpa
bertemu dan melepas kangen
pada Celia.
Tapi, dia juga gak bisa
memaksa Celia agar dia mau
bertemu dengannya.
Dia tak mungkin bersikap
gegabah, mendatangi Celia di
butik ataupun di rumah Celia
hanya untuk sekedar
memandang wajahnya dari
dekat, bukan melihat dari
kejauhan seperti sekarang ini.
Dia hanya ingin memluk
erat tbuh harum wanita itu,
hanya itu saja yang mau dia
lakukan saat ini.
…
Karena itu, saat Celia
berkunjung ke rumahnya,
Dimas sangat senang.
Dia ingin sekali mendekap
wanita itu dalam hangatnya
pelkannya
Dimas sedang mencari
kesempatan untuk melakukan
itu. Hanya sebuah pelukan.
Dia berharap, malam ini
bisa melepas rindu dengan Celia
hanya hanya sesaat saja.
Usai makan malam, Bram
dan Celia lalu bicara secara
khusus dengan mananya Bram
di ruang kerja papanya.
Mamanya Bram bertanya
tentang planning Bram dan
Celia kapan mau punya anak.
Kalian apa masih menunda
punya momongan? Mama
sudah tak sabar menimang cucu
kata mamanya Bram.
Ma, sabar dong. Kita kan
menundanya hanya setahun.
Masih empat bulan lagi, sebut
Bram.
Mama gak tau alasan kalian
tidak mau punya anak sekarang,
harus menundanya. Kenapa sih
mamanya kembali bertanya.
Ma, kita gak bisa jelasin
alasannya. Celia harap mama
paham dan mengerti ya. Celia
juga mau segera memberikan
mama cucu. Benar kata Mas
Bram, mungkin tahun depan,
jelas Celia.
Jadi apa sih yang
sebenarnya membuat kalian
menunda punya anak. Mama
pikir gak repot kok kalau punya
anak, katanya mamanya,
dengan ekspresi kurang senang.
Bukan begitu ma, kita gak
akan repot kok. Tapi kita punya
alasan untuk menundanya. Dan
biarkan itu jadi rahasia kami,
kata Bram.
Alasan apa? Kenapa harus
merahasiakannya dari mama,
cecarnya lagi.
Bisa galk sih kita gak bahas
masalah itu? Inirumah tangga
kami. Biarkan kami yang
menentukan mana yang terbaik
untuk rumah tangga kami
sendiri, sebut Bram.
..
Kalau kalian merasa gak
sanggup urus anak. Biar mama
yang urus. Kalau Celia perlu
bantuan, mama bisa tangani
cucu mama, sebut Mamanya,
yang berpikir Celia lah yang
meminta merelka untuk
menunda punya anak.
Celia tak mau berdebat lagi
dengan mamanya Bram.
Biarkan saja dia berpikir begitu.
Karena, Bram sendiri juga
tidak jujur menyebutkan alasan
yang sebenarnya pada ibunya
itu.
…
Padahal, Bram lah yang
menginginkannya, yang
awalnya dikira Celia, Bram tak
mau punya karena ingin quality
time bersama, dan lebih fokus
dulu pada pekerjaannya.
Dan pada akhirnya Celia tau
alasan sebenarnya, itu semua
karena kondisi disfungsi seual
yang dialami Bram.
Bisakah mama bicara
berdua dengan Bram. Ada hal
penting yang mau mama
bicarakan, katanya.
Baik ma. Celia akan keluar
dari ruangan ini dan
membiarkan mama bicara
dengan Mas Bram, sebut Celia,
yang tau serta yakin apa yang
akan dibicarakan ibu mertua
nya itu.
Dia menduga, pastilah itu
tentang dirinya. Tapi Celia
berusaha tetap tenang.
Aku gak mungkin
membuka aib mas Bram pada
mamanya, batin Celia
Celia lalu keluar ruang kerja
papanya Bram di lantai dasar
rumah mewah tersebut,
berjalan melewati sudut
ruangan menuju ruang tamu.
…
Namun, secepat kilat,
pinggangnya tiba-tiba ditarik
dari pojok ruangan itu.
Celia kaget dan terperanjat
begitu mengetahui sosok yang
menariknya tubuhnya adalah
Dimas.
Lelaki itu menarik pinggang
Celia mendekapnya dalam
pelukan membawanya ke sudut
tembok.
Dimas! Apa yang kamu
lakukan?. Lepasin! katanya
kesal, setengah berbisik
Dia gak mungkin teriak
kencang karena suaranya bisa
didengar oleh seisi rumah dan
akan membuat heboh semuanya
Please, lepasin. Jangan
lakukan ini. Kamu gak bisa
berbuat seenaknya saja di
rumah ini padaku, katanya
marah.
Dengar! Kamu tau di ruang
kerja papamu ada Mas Bram dan
Mama. Mereka ada di sama. Jadi
tolong bersikaplah yang baik
dan sopan padaku, pintanya
geram.
…
Dimas tak bergeming,
bahkan makin mengeratkan
pelukannya, kemudian
membawanya ke depan ruangan
penyimpanan barang, dengan
posisi mereka yang masih
berpelukan.
Aku merindukanmu. Kamu
mengabaikanku selama 10 hari,
katanya, menatap tajam mata
Celia.
Aku sudah bilang padamu
untuk mengakhiri hubungan
kita. Berhenti lah
mengharapkan ku. Aku sudah
memutuskan tetap bersama Mas
Bram. Jadi kumohon hormati
keputusanku ini, pinta Celia.
Bee, apa kamu tidak kasian
padaku? Aku tersiksa menahan
rindu padamu. Aku hanya ingin
memelukmu sesaat,
ungkapnya.
Seperti yang pernah
kukatakan padamu, tolong jauhi
aku. Bersikap sewajarnya dan
selayaknya hubungan antara
kakak dengan adik iparnys,
jelas Celia.
Aku mengerti yang kamu
mau, tapi jawabanku tetap sama
seperti sebelumnya, aku gak
janji dan gak akan sanggup
melakukannya, sebut Dimas.
Kamu bilang kamu cinta
tulus sama aku, akan menuruti
semua keinginanku, tak mau
melihatku bersedih dan
menangis, katanya, dengan
suara pelan.
…
Tapi yang yang kamu
lakukan sekarang membuatku
kecewa dan sedih. Jadi tolong,
berhenti bersikap sekonyol ini,
biarkan aku pergi, tegasnya.
Dimas menatap
dalam-dalam mata Celia. Ada
gurat kekecewaan dan
kepedihan yang terpancar dari
mata beningnya.
Dan itu membuat Dimas
mengalah, dia turut merasakan
kepedihan Celia. Dia mungkin
sanggup melawan dunia,
menentang semua orang demi
Celia.
Tapi, Dimas tak sanggup,
tak mampu dan menyerah bila
itu sudah menyangkut
kesedihan yang Celia rasakan
saat dia melakukan kesalahan,
memaksakan keinginannya
pada perempuan itu.
Baiklah, maafkan aku yang
tak bisa membendung
kerinduan ini. am so sorry.
Pergilah, jawab Dimas lirih,
melepas pelukannya.
Lalu dia berbalik arah,
berpaling dari Celia, melangkah
perlahan menjauhi wanita itu.
Berjanjilah padaku untuk
hidup bahagia bersama Mas
Bram. Maaf bila aku
membuatmu kecewa dan sedih,
ucapnya terus berjalan tanpa
menoleh lagi ke belakang.
Tapi, tak disangka, justru
Celia memeluknya dari
belakang, mendekatkan
tubuhnya menempel ke tubuh
Dimas.
…
Dimas hanya bisa terpaku,
tak mampu berbuat apa-apa,
selain membiarkan Celia
memeluknya dari belakang.
Beberapa saat kemudian,
Dimas bisa merasakan bajunya
basah oleh air mata Celia.
Wanita itu menangis
sesenggukan.
Dimas berbalik badan,
menghadap Celia.
Bee, ada apa? tanya Dimas
khawatir, mendekap Celia di
dadanya.
..
Meski aku berusaha untuk
mengabaikanmu dan marah
padamu, sejujurnya aku butuh
kamu saat ini, sebutnya.
Dimas kemudian menarik
tbuh Celia, menmbawanya
masuk ke dalam ruang kecil
untuk penyimpanan barang.
Dimas mencum seluruh
wajah Celia berulang kali untuk
mengobati kerinduannya.
Dia lalu memojokkan tbuh
gadis itu ke dinding dan
mencumnya dengan perasaan
cinta, pria itu mengurung Celia
dengan kedua tangannya berada
di sisi tbuh Celia.
Celia membka mlutnya
sedikit untuk memberi akses
pada Dimas untuk membiarkan
Pria itu menjelajahi mlutnya.
Mereka melenguh dalam
ciuman yang hangat membaa.
Keduanya seakan lupa jika
ruangan itu berada di sebelah
kiri dari ruang kerja papanya,
yang bisa saja mereka
mendengar suara-suara penuh
hasrat yang sedang disalurkan
oleh dua insan berlainan jenis
itu.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts