ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART28)
Isi Postingan:
ADIK IPAR PELIPUR LARAPART28
…
..
.
Suasana hati Bram yang
berbunga-bunga, membuat
hubungannya dengan Celia
semakin harmonis dan baik.
Tiga hari terakhir ini, Celia
bisa melihat senyum sumringah
terpancar dari bibir Bram.
Celia semakin yakin dengan
kelanjutannhubungan mereka,
dia semakin yakin Bram bahagia
bersamanya, dia akan terus
berusaha agar rumah tangga
mereka semakin harmonis.
Bram mengajaknya Celia ke
pantai, berjalan di sepanjang
tepianbpantai bergandengan
tangan.
…
Berjanjilah kita akan terus
seperti ini, romantis perhatian
dan sayang padaku. Jangan
berubah lagi ya, punya Celia.
Aku janji, berusaha jika ada
waktu luang, kita akan
sering-serinh liburan berdua,
katanya.
Aku pasti akan kangen
banget saat-saat seperti ini
nantinya jika mas kembali
bertugas, sebut Celia, memeluk
erat tangan Bram.
Tapi kamu jangan
khawatir, kita masih akan
punya quality time bersama.
Percaya padaku, katanya,
merangkul pundak Celia,
membawanya dalam
dekapannya.
Dia juga mengajak Celia
hangout bersama temannya,
Doni, Yuda, Anto dan Dika.
Ayok malam ini kita
nongki bersama
teman-temanku. Kamu pernah
minta aku mengajakmu kumpul
bersama mereka kan? kata
Bram.
Benarkah? Kamu akan ajak
aku berkumpul Engan
temanmnu? Istri mereka juga
ikut atau cuma mereka saja,
tanya Celia.
…
Kebetulan malam nanti
kita bertemu teman temanku
saja. Nanti kita jadwalkan
berkumpul dengan istri mereka
sebut Bram.Mereka bertemu di restoran
di pinggir kota, salah satu lokasi
yang biasa dijadikan tempat
untuk bertemu dan berkumpul.
Bram memperkenalkan
kembali teman-temannya itu
kepada Celia, yang disambut
ramah empat laki-laki yang
sebelumnya lebih sering
bersama Bram dibandingkan
Celia.
Kamu sudah pernah
berjumpa dengan mereka kan
sebelumnya? tanya Bram.
Iya, kamu pernah ngenalin
waktu pesta pernikahan kita.
Tapi, setelah itu gak pernah
bertemu lagi. Padahal aku kan
pengen mas ajak aku sesekali
nongkrong bersama mereka,
sebut Celia.
Hallo Celia cantik, senang
akhirnya bisa bertemu lagi
denganmu
Kali ini bertemu khusus
denganmu, sebut Yuda.
Iya, kita akhirnya bisa
bertemu dan ngobrol bersama,
kata Celia, tersenyum.
Aku dengar butikmu
semakin maju dan berkembang.
Rancanganmu juga menjadi
buruan para sosialita. Keren
sekali, puji Dika.
Terima kasih, mohon
dukungan terus ya agar semakin
sukses dan maju, pinta Celia.
Tentu saja dong, istriku
Maria salah satu pelanggan setia
butikmu, kata Dika.
Oh, ya, Maria pernah cerita
suaminya teman Mas Bram.
Ternyata dia istrimu ya. Dia
baik banget, cantik dan pintar,
sebut Celia.
…
Kamu juga cantik, seksi,
pintar, baik dan luar biasa.
Bodoh kalau sampai Bram
menyia-nyiakanmu, sebut
Doni, menyindir Bram.
Don, kamu ini kenapa
ngomong gitu sih dihadapan
Celia. Bram itu setia, dia pria
paling beruntung karena
menikah dengan wanita seperti
Celia. Dia gak mungkin
menyia-nyiakan perempuan
secantik dan seseksi Celia,
sambung Anto.
Aku juga beruntung Mas
Bram mnemilihku. Aku jadi
miliknya, dia sayang dan peduli
padaku. Aku bahagia
bersamanya, kata Celia,
menatap penuh cinta suaminya
itu.
‘Syukurlah kalau kamu
merasa beruntung memilikinya,
merasakan kasih sayang dan
perhatiannya padamu. Aku
harap kamu selalu bahagia,
jangan pernah menangis karena
dia. Kalau Bram menyakitimu,
lapor padaku, biar aku harus dia
, tegas Doni.
….
Pada suatu kesempatan,
disela-sela mereka akan
pamitan, Doni kembali
mengingatkan Bram untuk tak
menjalin hubungan terlarang
dengan Dena.
Aku tau kamu bertemu
Dena diam-dian di hotel
kemarin malam. Bisakah kamu
berhenti bertemu Dena sebelum
hubungan kalian tercium dan
terbongkar diketahui Celia,
saran Doni, setengah berbisik
pada Bram agar tak terdengar
yang lain, terutama Celia.
Kamu tau aku dan Dena
saling mencintai. Dia cinta
dalam hidupku, begitu juga
dengan Dena, dia masih sangat
mencintaiku, sebut Bram.
Kalau kalian saling
mencintai, maka lepaskan Celia.
Dia tak pantas kamu duakan.
Jangan sakiti perempuan itu,
pinta Doni.
…
Aku gak akan lepasin Celia,
tapi aku juga gak akan berhenti
menemui Dena, kata Bram.
Gila. Kamu gila Bram.
Bagaimana bisa kamu seegois
itu. Kamu harus memilih salah
satunya. Tidak bisa memiliki
dua-duanya, sambung Doni
lagi, geram mendengar jawaban
Bram.
Lagian, aku heran kenapa
Dena mnau bertemu denganmu,
menjalin kembali hubungan
masa lalu kalian yang semoga
terpisah waktu dan jarak.
Padahal dia tau kamu sudah
punya istri. Seharusnya dia
sebagai sesama perempuan tidak
melakukan itu, tidak
menerimamu lagi, sebut Doni,
tak habis pikir.
Bisakah kamu tak berpikir
negatif tentang Dena? Dia tak
salah. Cinta kami belum
berakhir. Bukankah tak ada
salah dengan cina, kata Bram.
Aku gakpaham, dia yang
kamu inginkan, mencintai Dena
tapi tak mau membiarkan Celia
pergi. Tidak sadarkah kamu apa
yang kamu lakukan itu salah?
kata Doni mengingatkan.
…
Bisakah kamu berhenti
merecoki hubunganku dengan
Celia dan Dena? tanya Bram
Aku gak merecoki
hubunganmu dengan Celia
istrimu dan Dena, mantan
kekasihmu.
Aku menasehatimu sebagai
sahabat karena alku peduli
padamu. Agar kamu membuka
lebar-lebar matamu agar tak
bersikap egois seperti itu. Cepat
atau lambat kamu pasti akan
menyesalinya, kata Doni,
menepuk punggung Bram.
Malam itu, mereka bicara
tentang banyak hal, tentang
pertemnanan Bram dan
temannya, tentang aktivitas
mereka saat berkumpul dan
harapan masa depan rumah
tangga mereka masing-masing.
Celia bahagia malam itu
setelah Bram mengajaknya
bicara dengan teman dan
sahabatnya itu.
…
Makasih mas Bram sudah
mengajakku bertemu mereka.
Aku senang dengan sikap mas
sekarang, ungkapnya,
menggelayut manja pada
suaminya itu saat mereka
kembali ke rumah.
Celia berharap
pengobatannya masalah
disfungsi seual Bram selama
ini berhasil, dia ingin Bram
membuktikannya malam ini.
Celia berinisiatif mengajak
Bram bercmbu, merangkan
hsratnya, membuatnya
bergirah.
Bram menyambut baik
ajakan Celia, mulai
melancarkan aksinya, mencum
wanita itu, menjilati bagian
senstifnya, merba dan
menggrayngi tbuhnya.
Dia kemudian membuat
Bram terngsang dengan
menyntuh alt vi al lelaki itu.
mermasnya, memainkannya
perlahan-lahan.
…
Dia bisa merasakan Bram
mulai terngsang,
kejntanannya mulai bangun
dan mengras.
Sepertinya pengobatanmu
berhasil. Aku happy banget,
pekik Celia kegirangan.
Dia terus melakukan
pekerjaan halndjob pada
suaminya.
..
Meski butuh waktu
lumayan lama untuk membuat
Mr P Bram mengeas.
Mas Bram! Apa kamu
merasa pus dan nkmat? tanya
Celia.
Iya, aku merasakannya.
Kamu membuatku begitu
tergoda dan bergairah,
bisiknya.
Mas tau, aku siap malamn
ini membiarkan kamu
membobol pertahananku. Ayo
lakukan, pinta Celia, memelas
tak tahan.
Bram kemudian melucuti
pakaian Celia, membuat wanita
itu polos tanpa pembungkus
apapun.
…
Dia kemudian mulai
melancarkan aksinya, untuk
membuat Celia merasa puas dan
menikmati layanannya.
Bram mulai lagi melakukan
foreplay, mencumi bbir,
hidung, pipi, kening, leher,
dada serta seluruh tbuh Celia.
Meski Celia merasa
terngsang dengan sentuhan
Bram, tapi dia bisa merasakan
jika suaminya itu tak
melakukannya sepenuh hati,
tapi dia tetap meminta Bram
melanjutkan permainannya itu.
…
Teruskan saja, jangan
berhenti, punya Celia, mencoba
menikmati ajsi Bram tersebut.
Tapi, nyatanya, apa yang
Bram lakukan, sejauh ini belum
bisa sepenuhnya dinikmati
Celia.
Apakah malam ini Mas
Bram mampu menuntaskan
tugasnya? Aku harap begitu,
meski aku tak yakin, batinnya.
Benar saja, belum lagi benda
tmpul itu berhasil menjbol
keperaanan Celia, pria itu
sekonyong-konyong
menghentikan aksinya, lalu
berbalik badan, kemudian
meminta maaf pada Celia.
…
Maaf sayang, aku belum
bisa melakukannya, katanya.
Yah, padahal tinggal
sedikit lagi, katanya merajuk.
Malam itu lagi-lagi Celia
belum merasakan tuntas
kewajiban suaminya padanya.
Keesokan harinya, Celia tak
menyinggung kejadian
semalam. Meski dia kecewa, tapi
Celia harus bersabar lebih lama
lagi untuk merasakan kejan
anan suaminya itu mema
ukinya.
Dia berusaha bersikap biasa
saja, seolah-olah tak terjadi
apa-apa tadi malam dalam
hubungan rnjang mereka.
Begitu juga dengan Bram,
bersikap wajar seperti biasa,
sarapan pagi, lalu menemani
Celia ke butik.
…
Bram dan Celia duduk
santai di sofa di butik sembari
berbincang dengan seorang
pelanggan.
Tiba-tiba, ponsel Bram
berbunyi, mamanya menelpon,
memintanya datang ke rumah
bersama Celia.
Ad apa mama telpon? Apa
ada hal penting? tanya Celia,
yang sempat mencuri dengar
saat Bram menyapa ibunya itu
Iya sayang! Kita diminta
berkunjung ke rumah mama
malam nanti. Mama kangen
katanya, sebut Bram.
…
Baik, aku juga sudah
hampir dua minggu gak jumpa
mama dan papa. cuma telponan
saja, kata Celia.
Mereka makam malam di
rumah orang tua Bram. Di sana,
saat itu ada Dimas juga.
Cowok itu terus
mencuri-curi pandang ke arah
Celia. Dia sangat merindukan
wanita itu, ingin mendekapnya
mesra, mencumnya untuk
melepaskan kerinduannya.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts