Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

TERDIAM DALA TAKDIR (PART3)

Posted on June 4, 2025 By admin

TERDIAM DALA TAKDIR (PART3)

Isi Postingan:

TERDIAM DALA TAKDIR PART3

…Ceritadewasa…

.

.

.

Sore hari bada Ashar aku tiba di

kediaman orang tua mas Arman,

keduanya menyambut kami dengan

baik, kecuali mbak Sari yang memang

mukanya selalu terlihat masam. Dan

itu sudah menjadi hal biasa. Kecuali

jika di depan para tetangganya, ia

akan memasang wajah semringah,

seolah-olah bahagia dengan

kedatanganku.

Ibu mertua langsung memluk

putriku Sila dengan penuh kasih

sayang. Melihat pemandangan seperti

itu, membuatku teringat seseorang.

Semenjak menikah dengan mas

Arman, aku tak pernah menghubungi

orang tua angkatku. Ah, betapa aku

sangat merindukannya. Nanti jika

waktunya memungkinkan aku janji

akan menemuinya.

.

.

.

Sementara Sila asyik bermain

dengan neneknya dan mas Arman

sibuk berbincang dengan bapak. Aku

memilih untuk pergi ke dapur, siapa

tahu ada yang bisa dikerjakan di sana.

Di dapur terlihat mbak Salma

begitu sibuk memasak untuk hidangan

nanti malam. Wanita yang masih

melajang itu tinggal serumah bersama

mbak Sari dan mertuaku.

Dari cerita yang kutahu mas

Arman dan mbak Salma hanya anak

angkat di keluarga ini, jadi semua

urusan mengenai apa pun diatur oleh

Mbak Sari. Semua penghasilan ladang

dan sawah ia yang mengatur. Begitu

pun mengenai masa depan adiknya,

termasuk mengenai jodoh.

Banyak pria di kampung ini yang

berniat melamar mbak Salma. Namun,

lamaran itu selalu di tolak oleh mbak

Sari, karena tidak memenuhi standar

keinginannya kata dan terpandang,

sehingga tak ada pria yang berani

melamar adik angkatnya itu.

.

.

.

Sini, mbak. biar Lilis bantu?

tawarku.

Eh, Lilis… Udah dateng? tanya

mbak Salma tersenyum ramah. Lalu ia

memberikan baskom berisi dua ekor

ayam yang di belah menyerupai

bekakak, lantas kubawa ke atas

wastapel untuk di bersihkan.

Selesai dicuci, aku meletakan

ayam itu atas di meja. Kemudian

kuraih wadah berisi berbagai macam

bumbu rempah. Aku akan

membumbuinya.

Lis, ngapain kamu? tanya mbak

Sari tiba-tiba muncul dengan nada

jutek.

Ini, Mbak, mau bumbui ayam

buat di ungkap, jelasku rikuh.

Enggak usah! biar Salma aja,

kamu urusin buat lalapnya

aja!titahnya. Lagi pula… Kamu

enggak bakal bisa. Orang sehari-hari

aja makan pake tempe tahu doang,

sok soan mau masak ayam, sindirnya

kemudian berlalu. Meninggalkan aku

dan mbak Salma yang menatap iba ke

arahku.

Kutinggalkan baskom berisi ayam

itu dan beralih pada sayuran yang

akan di jadikan lalapan selada dan

mentimun.

Sabar, ya, Lis! ujar mbak Salma

usai kepergian mbak Sari. Aku hanya

tersenyum menanggapi dengan

lapang dada.

Acara makan bersama pun di

mulai usai salat Magrib. Ayam bakar,

sambal serta lalapan tertata rapi di

atas permadani merah.

Semuanya sudah berkumpul

kecuali Mas Johan suami Mbak Sari

yang tidak bisa hadir karena sedang

tugas di luar kota mengurusi

bisnisnya.

.

.

.

Aku tidak terlalu akrab dengan

mas Johan jadi tak pernah tahu bisnis

seperti apa yang mereka jalani. Kalau

menurut cerita mas Arman

berhubungan dengan furniture.

Entahlah, lagi pula itu bukan urusanku.

Kuambilkan nasi untuk suamiku

berdua dengan Sila. Ia lebih senang

jika makan di suapi oleh mas Arman

ketimbang denganku.

Lis, kok, ambil nasinya dikit

banget? Yang banyak atuh. Terus itu

ayamnya juga ambil lagi, sayang kalau

nyisa! tegur ibu mertua saat melihat

isi piringku yang hanya berisikan

secentong nasi dan kepala ayam saja.

Enggak apa-apa, Bu. Lilis makan

sedikit karena masih kenyang, tadi

sebelum ke sini makan dulu di Rumah.

lya kan… Mas? dustaku yang

meminta pembenaran diri mas Arman.

Suamiku yang tengah asyik

melahap ayam bakar bersama Sila,

pun mengangguk cepat setelah

mendapat tatapan tajam dariku.

.

.

.

Oh, ya sudah, nanti di bawa aja

ya? ucapnya menawarkan.

Enggak, usah, Bu! sergahku

cepat.

Ih, enggak apa-apa, nanti bawa

aja.

Udah sih, Bu! enggak usah

repot-repot, biar mereka makan di sini

aja. Nanti ngelunjak, kalau setiap ke

sini maunya di kasih terus sama ibu!

sergah podcast hiburan mbak Sari tiba-tiba. Rasanya

ingin sekali kuremas mulut wanita sok

kaya itu. la pikir aku benalu apa, suka

minta-minta.

Sari… Enggak boleh bilang gitu,

ucap ibu menatapku tak enak.

Udah-udah! enggak baik ribut di

depan makanan! suara bapak

menginterupsi, agar keduanya

menghentikan perdebatan. Ibu dan

mbak Sari pun terdiam dan

melanjutkan makan kembali.

Sementara aku sudah tak lagi

berselera, rasa lapar menguap

seketika. Entah sampai kapan mbak

Sari bisa bersikap baik dan ramah

terhadapku. Bukan karena ingin

diperlakukan istimewa, tapi setidaknya

hargailah aku sebagai menantu di

keluarga ini.

.

.

.

Bi, nambah! rengek Sila, saat

nasi dan ayam di piring mas Arman

habis tak bersisa.

Mas Arman lantas mengambilkan

kembali nasi dan ayam. Namun,

gerakan tangannya terhenti saat mbak

Sari kembali berceloteh.

Dasar kampungan! sindirnya,

membuat sayatan tak kasat mata di

dada. Nasi yang kutelan seolah duri

yang menyangkut di kerongkongan.

Entah aku harus sabar dan menahan

perasaan muak terhadapnya.

Selesai makan, aku membantu

mbak Salma mencuci piring di dapur.

Sesekali kami tertawa menceritakan

hal lucu yang di sampaikan kakak

iparku itu.

Namun, samar kudengar suara

teriakan mbak Sari sambil

mengumpat, di susul suara tangisan

Sila yang sudah kuhafal. Aku berlari

menuju ruang tengah di mana Sila

berada.

Aku terbelalak saat menyaksikan

apa yang terjadi di depan mataku.

Mbak Sari memukul lengan Sila

sembari mengumpat tak jelas.

.

.

.

Lepas, Mbak! aku menarik

paksa tangan mbak Sari, dan

mengempaskannya. Wanita bertubuh

gempal itu terhuyung.

Kurang ajar kamu, ya! teriaknya

tak terima. Lantas ia kembali

mengangkat tangannya hendak

menamparku. Namun, dengan sigap

aku menangkisnya dan mendorong

tbuhnya hingga tersungkur ke lantai.

Hentikan!

.

.

NoteL..i..k..e .mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: TERDIAM DAPAM TAKDIR (PART4)
Next Post: BALADA BESAN DAN MENANTU (PART73)

Related Posts

Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan Kisah Menarik
Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting” Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART34). Kisah Menarik
Lihat saluran untuk info terkini! Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART24) Kisah Menarik
Judul: Malam di Pantai Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme