TETANGGA IDAMAN (PART27)
Isi Postingan:
TETANGGA IDAMAN PART27
… ceritadewasa …
.
.
.
Ingat, Rif, Neng Rifani itu istri orang. Jangan terlalu dekat dengannya, nanti suaminya bisa salah paham, ujar Emak sambil mengusap-usap punggungku.
Iya, Mak. Ngomong-ngomong, yang ngajak makan malam kemarin tu, Mas Nata, Mak. Bukan, Mbak Rifani, jelasku, daripada malah Emak sendiri yang salah paham dan berpikir
macam-macam tentangku. Sekagum-kagumnya,
sesuka-sukanya, sesayang-sayangnya aku pada Mbak Rifani, tapi aku gak sebejat itu, hingga mau merebut dia dari suaminya.
.
.
Setelah mendapat kuliah ba’da subuh dari Emak, aku masuk kamar. Rencananya bersiap-siap menjalankan aktivitas harian, tapi yang kulakukan malah merebahkan tubuh ke ranjang.
Kutopang kepala dengan kedua tangan yang disilangkan. Menatap genting berjejer tanpa plafon yang menutupinya. Sebanyak genting yang kulihat, semuanya menampilkan wajah
Mbak Rifani.
.
.
.
Aku membuang pandangan ke arah pintu, di sana pun juga ada wajah wanita itu. Mencoba memejamkan mata, lagi-lagi wajah itu melempar senyum padaku. Ahk… bisa gila aku,
kalo terus-terusan seperti ini. Semakin berusaha melupakan, wajah itu malah terpampang jelas.
Apalagi sejak mimpi absurd tadi malam, hatiku merasa semakin dekat dengan jiwanya. Seolah-olah, kami adalah satu.
Satu minggu sudah, aku berpuasa dari Mbak Rifani. Benar-benar berpuasa dengan menghindari kontak langsung maupun tak langsung darinya.
.
.
.
Sengaja aku gak membuka story whatsapp perempuan pujaan hati yang sering terlihat berjejer dengan story-story lainnya.
Dari sekian banyak nama yang ada di gawai, namanyalah yang selalu menjadi pusat perhatianku. Jari-jari tangan ini sudah gatal ingin menyentuh bulatan yang menampilkan
fotonya. Namun, sebisa mungkin, aku menahannya.
Aku sedang dalam tahap ingin move on, jika aku membuka peluang dirinya hadir dalam kehidupanku lagi, maka aku akan gagal dalam tahap ini.
.
.
.
Di sela-sela kegalauan, tiba-tiba layar pipih yang sedang kupegang bergetar dan memperlihatkan foto profil wanita yang sedang kupikirkan.
Mbak Rifani? Kenapa dia meneleponku ya? gumamku lirih.
Memangnya, apa yang ingin dia katakan? Aku malah menjatuhkan benda pipih itu di atas meja, takut kalau tanganku yang ceroboh ini gak
sengaja menekan icon telepon warna hijau.
.
.
.
Benda itu berhenti bergetar untuk beberapa saat. Namun, kemudian bergetar lagi. Lama-lama gak tega juga, jangan-jangan Mbak Rifani memang sedang membutuhkan
bantuan.
Aku jadi penasaran, apa yang membuatnya meneleponku berkali-kali?
.
.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
LANJUT PART 28
ceritadewasa
ceritanovel
mertuamenantu
menantuidaman
selingkuh
foto
fotoai
gambar
text
foryou
Related: Explore more posts