Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

TERDIAM DALAM TAKDIR (PART9)

Posted on June 4, 2025 By admin

TERDIAM DALAM TAKDIR (PART9)

Isi Postingan:

TERDIAM DALAM TAKDIR PART9

….Ceritadewasa…

.

.

.

Pelayan tersebut menggiringku ke

tempat di mana Sila berada. Di sana

terlihat Sila tengah merengek pada

satpam penjaga rumah ini. Kemudian

pelayan menceritakan apa yang terjadi

pada Sila, ternyata putriku ini

merengek ingin berenang dengan

ikan-ikan itu. Namun, pelayan tak

mengizinkannya karena itu bukan

untuk berenang.

.

.

Akan tetapi Sila tak mengerti,

baginya yang biasa bermain di

genangan air sambil menangkap

kodok itu adalah tempat berenang.

Aku menghampiri Sila dan

memeluknya, mencoba memberinya

pengertian.

Tapi Sila mau berenang, di

belakang rumah boleh, kenapa di sini

enggak boleh? ratapnya.

Karena kolam itu bukan untuk

berenang, Nak? beritahukan sembari

mengusap kepalanya lembut.

Setelah menghadapi berbagai

drama, akhirnya Sila pun mengerti dan

bisa dibujuk untuk pulang.

Mama yang sedari tadi

menyaksikan adegan kami berdua

pun, menghampiri.

Sila mau berenang? tanya

mama saat sudah berada di hadapan

Sila.

.

.

.

Sila mengangguk cepat, lantas

meraih tangan mama, saat wanita itu

mengulurkan tangannya.

Lantas mama membawa Sila ke

halaman belakang di mana terdapat

kolam renang.

Sila terlihat senang saat

dipersilakan mama untuk berenang di

kolam renang anak-anak. Bekasku

waktu kecil dulu, mama dan papa

sama sekali tak mengubahnya.

 

Hari sudah mulai sore, aku pun

berpamitan pada mama untuk segera

pulang khawatir mas Arman

menyusulku ke rumah paman,

sedangkan ia tahunya aku di sana.

Padahal Mama masih ingin main

dengan Sila, ucapnya merengek

seperti anak kecil yang dibuat-buat

sehingga membuat putriku teetawa

renyah.

.

.

.

Ih, Oma kayak anak kecil,

ucapnya polos, lantas tertawa kembali

sambil menutup mulutnya dengan

tangan mungilnya, membuat mama

gemas melihat tingkahnya itu.

Melihat interaksi keduanya

membuatku tersenyum. Sepertinya

mama menyukai Sila, syukurlah.

Tadi aku pikir kami akan terus

gontok-gontokan, ternyata setelah

mama melihat Sila, mama

menyukainya dan hubungan aku dan

beliau akan menjadi baik kembali.

Nama kampung tempat kamu

tinggal tadi apa? tanya mama

kemudian.

Kampung Cereme, jawabku,

sembari memasangkan kerudung

pada Sila.

Ah, iya. Ada rekan bisnis Mama

yang katanya orang sana.

Rekan Bisnis? tanyaku heran.

Iya, perusahaan mebel yang

cukup sukses, bahkan Mama pun

termasuk salah satu penanam modal

di sana, terangnya. Namanya, Pak

Johan.

Kamu mengenalnya? tanya

mama melihat keterkejutanku.

Setahu aku Pria bernama Johan

pengusaha mebel itu… Mas Johan

kakak iparku, suami mbak Sari,

beritahuku.

Oh, kakak ipar yang tak yang tak

menyukaimu itu? tanyanya kembali.

Aku mengangguk pelan.

Apa perlu Mama miskinkan

mereka? wanita yang terlihat awet

muda itu menyeringai.

Tak perlu Ma, biar aku saja yang

memberi pelajaran pada wanita itu.

Aku ingin membuatnya sadar jika

harta dan kedudukan bukanlah

segalanya.

.

.

.

Aku berkata sembari mengingat

bagaimana dulu mbak Sari

memperlakukan ibu dan bapak sangat

tak adil. Upah mereka tak di bayar

selama tiga bulan hanya karena

keduanya sakit dan tak bekerja di

ladang mertuaku yang dikelola

olehnya. Saat itulah aku berjanji pada

diriku sendiri akan membuatnya sadar

bahwa seseorang tidak di nilai dari

harta dan Tahta, melainkan dari

keimanannya di hadapan sang

pencipta.

Mungkin kalau mbak Sari tahu

aku adalah orang kaya, bisa jadi ia

akan menyukaiku bahkan

menyembah, tapi aku tak mau seperti

itu. Aku ingin semua keluarga mas

Arman menyukai dan menyayangiku

tulus, terutama mbak Sari.

.

.

.

 

Ke mana kau pergi tadi? Tanyaku

hanya di angguki olehnya.

Aku menatap Sila yang mulai

tertidur, sepertinya gadis kecilku ini

kecapian usai bermain dengan mama.

Aku tersenyum lantas mengelus

kepalanya yang tertutup kerudung.

Aku berharap perjalanan lancar

dan tiba di rumah sebelum Magrib.

Namun, saat mobil berhenti di lampu

merah, Netraku menangkap seorang

wanita yang sepertinya tak asing, di

seberang sana ia di tarik paksa keluar

dari dalam mobil oleh pria yang entah

siapa, lantas masuk ke dalam sebuah

bar. Posisi mereka membelakangiku

Mbak Salma! ucapku kaget, saat

posisi perempuan itu menghadap ke

jalan di mana mobil yang kutumpangi

berada. Danu menoleh dan mengikuti

arah pandangku.

Aku titip Sila! seruku, sembari

membuka pintu.

Aku berlari melewati mobil yang

hendak jalan saat lampu sudah

berganti warna menjadi hijau. Danu

sempat berteriak memanggil, karena

tak mengerti apa yang akan

kulakukan.

.

.

.

Suara klakson dan umpatan

begitu pengang di telingaku. Aku

hanya mengangguk sambil

menelungkupkan ke dua tanganku

pertanda memohon maaf.

Perasaanku mulai tak enak,

mataku terus berkeliling menatap

sekitar mencari keberadaan mbak

Salma. Tepat saat pandanganku

mengarah pada meja pojokkan

sebelah kanan. Kaka iparku tengah

menangis meminta ampun sambil

memegangi kerudungnya yang hendak

di lepas paksa oleh pria yang baru

kulihat.

Aku berlari menghampiri mereka,

dengan sekuat tenaga kutarik tangan

pria itu dan menamparnya.

Mbak Salma menatapku kaget,

dengan wajah bersimbah air mata.

Dapat kulihat sudut bibirnya berdarah,

sepertinya kakak iparku itu mendapat

kekerasan dari pria yang kini

menatapku marah.

Mbak Salma menghambur

memelukku dan menangis. Lis,

tolong, mbak takut! rintihnya.

Siapa kau? tanya pria yang

belum kuketahui namanya. Wajahnya

merah padam menahan amarah.

Siapa pun aku, kau tak perlu

tahu, yang harus kau tahu. Jangan

coba-coba menyakiti kakakku!

jawabku sembari menudingnya.

Oh, jadi… kau mau jadi pahlawan..

.

.

NoteL..i .k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: TERDIAM DALAM TAKDIR (PART10)
Next Post: TERDIAM DALAM TAKDIR (PART8)

Related Posts

ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART26) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART17) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART25) Kisah Menarik
Inspired by ENNY ARROW Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART73) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART9) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme