Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART56)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART56)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART56

…

..

.

Kinan akhirnya

benar-benar pulih, dan hari ini

adalah hari pertama dia akan

kembali menjalani aktifitas

kuliahnya. Aryo, suaminya,

tidak berhenti mengingatkan,

Kamu harus hati-hati. Jangan

sampai kecapekan. Kamu yakin

akan baik-baik saja dengan gosip

yang beredar di kampus?

tanyanya memastikan, matanya

penuh kekhawatiran.

Kinan menatapnya sambil

tersenyum tipis. Aku siap, Mas.

Biarin aja orang-orang mau

ngomong apa tentang aku. Yang

penting aku nggak seperti itu.

Aku cuma pengen kuliah aja

sampai lulus, jawabnya

mantap.

Aryo menghela napas berat.

Ia tahu tak ada gunanya

melarang Kinan lebih jauh.

Baiklah, kalau memang itu

keputusanmu. Tapi kamu harus

benar-benar hati-hati dan jaga

diri. Aku nggak mau kamu atau

anak kita kenapa-kenapa lagi,

ucapnya tegas.

Kinan mengangguk pelan.

…

Aku janji akan menjaga diri,

Mas, katanya sambil

menyelesaikan sarapannya.

Hari itu, untuk pertama

kalinya, Kinan meminta Aryo

menurunkannya langsung di

parkiran kampus. Biasanya, ia

selalu memilih berhenti di halte

untuk menghindari perhatian,

tetapi kali ini berbeda. Semua

mahasiswa di kampus sudah

tahu status Kinan sebagai istri

muda Aryo, jadi baginya tidak

ada lagi yang perlu

disembunyikan.

Setelah turun dari mobil,

Kinan berjalan menuju gedung

kuliah. Sepanjang perjalanan,

pandangan aneh dari para

mahasiswa dan mahasiswi

menghujaninya. Bisik-bisik

terdengar di belakang

punggungnya, tapi Kinan tetap

menatap lurus ke depan,

pura-pura tak mendengar.

Langkahnya terhenti ketika

seseorang memanggil. Kinan!

la menoleh. Ternyata itu

Rossa, teman satu angkatannya.

Kamu baru datang? tanya

Kinan, mencoba tersenyum.

Rossa mengangguk. Iya,

baru aja. Eh, kamu udah

sembuh? Katanya kemarin sakit

,ujarnya dengan nada

khawatir.

Iya, aku udah sembuh kok

, jawab Kinan santai.

Sakit apa emang? tanya

Rossa lagi, penasaran.

Kinan tersenyum kecil.

…

Kemarin kecapekan aja, jadi

harus banyak istirahat.

Rossa mengangguk lega.

Syukurlah kalau gitu. Yuk,

masuk, kuliahnya sebentar lagi

mulai, ajaknya.

Begitu memasuki kelas,

Kinan langsung merasakan

atmosfer yang tidak nyaman.

Tatapan sinis dan bisik-bisik

pelan memenuhi ruangan.

66

Beberapa teman menatapnya

seolah ia makhluk asing.

Wis, si pelakor udah masuk

lagi, celetuk Tania dengan

nada tajam yang sengaja dibuat

keras agar semua orang

mendengar.

Kinan berhenti sejenak,

menatap Tania sekilas, lalu

memilih mengabaikannya. Ia

berjalan ke tempat duduknya di

sebelah Rossa tanpa berkata

apa-apa.

Rossa yang duduk di

sampingnya menepuk bahunya

lembut. Udah, nggak usah

dipikirin. Biarin aja, nggak usah

didengerin, katanya, mencoba

menenangkan.

Kinan tersenyum kecil.

Makasih ya, Rossa. Kayaknya

cuma kamu deh yang masih mau

dekat denganku sekarang.

Lalu Rossa membalas

senyumnya. Sama-sama. Aku

ngerti kok posisi kamu nggak

mudah. Lagi pula, itu kan

urusan pribadimu dengan Pak

Aryo. Aku nggak mau ikut

campur.

…

Sekali lagi, Kinan

mengangguk, merasa bersyukur

masih ada yang berpihak

padanya. Terima kasih, Rossa.

Setelah jam kuliah usai,

Kinan berjalan menuju kantin

untuk bertemu

teman-temannya. Namun, di

tengah perjalanan, ia tidak

sengaja berpapasan dengan

Niko, ketua BEM yang selama

ini sering mencoba

mendekatinya.

Hai, Kinan. Apa kabar?

Udah lama ya kita nggak

ketemu, sapa Niko dengan

senyum yang terasa terlalu

ramah.

Kinan menghentikan

langkahnya sejenak, mencoba

bersikap sopan. Ia tersenyum

canggung. Baik, Mas. Mas Niko

sendiri gimana kabarnya?

jawabnya, berbasa-basi.

Ya, seperti yang kamu

lihat, aku baik-baik aja, ujar

Niko sambil tertawa kecil. la

kemudian memasang ekspresi

serius. Oh ya, Kinan, kamu

udah dengar gosip yang beredar

di kampus tentang kamu dan

Pak Aryo? tanyanya dengan

nada seolah prihatin.

Kinan mnengangguk pelan.

Iya, udah, Mas. Kinan udah

dengar kok, jawabnya datar.

Ekspresi Niko berubah

menjadi penuh penyesalan.

Maaf ya, Kinan. Aku sebagai

ketua BEM nggak bisa

menghentikan gosip itu.

Gosipnya udah terlanjur

menyebar ke segala penjuru

kampus. Aku juga udah

berusaha mencari tahu siapa

yang menyebarkan gosip itu dan

mencoba menghentikannya.

Aku merasa bertanggung jawab

atas kondisi kampus yang jadi

nggak kondusif, ucapnya

dengan nada rendah, seolah

tulus.

….

Kinan tersenyum tipis.

Nggak apa-apa kok, Mas Niko.

Kinan baik-baik aja. Lagipula,

itu kan cuma gosip. Mereka

nggak tahu kenyataan yang

sebenarnya, katanya, mencoba

menutup pembicaraan.

Makasih ya, Mas, udah berusaha

membantu. Kalau gitu, Kinan

pamit dulu. Teman-temnan

Kinan udah nunggu di kantin,

tambahnya, mencoba mencari

alasan untuk segera pergi.

Niko mengangguk dan

memberikan jalan. Oh, yaudah.

Hati-hati ya, Kinan, katanya

dengan senyum yang tampak

biasa di permukaan.

Namun, begitu Kinan

berlalu meninggalkannya,

ekspresi Niko berubah total.

Senyumnya menjadi licik, dan

matanya memandang Kinan

tajam. la menyeringai, lalu

bergumam pelan, Tunggu aja,

Kinan. Sebentar lagi, kamu akan

jadi milikku. Kamu nggak akan

bisa sombong lagi setelah aku

menghancurkanmu.

Niko berdiri di tempatnya,

matanya tetap mengawasi

Kinan yang berjalan menjauh.

Ada sesuatu dalam sorot

matanya yang membuat niat

buruk itu semakin nyata.

Kinan tersenyum lebar saat

melihat Fuji dan Sally duduk di

pojok kantin, tampak santai

menikmati minuman mereka. Ia

segera menghampiri kedua

sahabatnya itu dan menyapa,

Maaf ya, aku lama. Tadi ada

sedikit gangguan, ujarnya

sambil meletakkan tas di kursi

kosong.

….

Fuji dan Sally serempak

menoleh ke arahnya. Nggak

apa-apa, Kinan. Duduk sini.

kata Fuji sambil mempersilakan.

Setelah duduk, Sally

langsung membuka obrolan,

Kok kamu nekat banget sih,

Kinan? Kan kemarin kita udah

bilang, mendingan kamu nggak

kuliah dulu, katanya dengan

nada penuh kekhawatiran.

Kinan tersenyum

menenangkan. Nggak papa

kok, Sal. Aku baik-baik aja.

Makasih ya, kalian udah peduli

dan mau melindungi aku,

jawabnya tulus.

Fuji menambahkan, Kami

cuma nggak mau kamu

kenapa-napa. Kamu sekarang

tau sendiri kan, gosip yang

beredar di kampus ini. Terus,

gimana sekarang perasaan

kamu? tanyanya dengan

hati-hati.

Kinan menggeleng kecil. It’

s okay, I’m fine, jawabnya

sambil tersenyum tipis. Aku

udah biasa kok denger gosip

jelek tentangku dari dulu. Jadi

menurutku ya udahlah, nggak

usah dipikirin. Biarkan aja

orang mau ngomong apa. Yang

penting, masih ada orang yang

percaya padaku. Kalian tahu

sendiri kan, gimana ceritanya

sampai aku menikah sama Mas

Aryo.

…

Sally menghela napas

panjang. Ilya, kita ngerti kok,

Kinan. Cuman, nggak semua

orang bakal ngerti keadaan

kamu. Mereka tetap aja bakal

nyebut kamu perebut laki orang.

Apalagi, status Pak Aryo kan

udah menikah waktu nikahin

kamu dulu.

Kinan hanya tersenyum,

mencoba menenangkan suasana.

Biarin aja, Sal. Gosip kayak

gitu biasanya cuma bertahan

sebentar. Ntar juga hilang

sendiri kalau mereka bosan.

Mendengar jawaban itu,

Fuji dan Sally akhirnya

mengangguk, meski masih ada

sedikit kekhawatiran di wajah

mereka. Ya udah deh, kata

Fuji akhirnya.

Ngomong-ngomong, kamu mau

makan apa? Aku pesenin dulu

ya,

Kayak biasa aja, nih

duitnya, Kinan berkata sambil

menyerahkan beberapa lembar

uang kepada Fuji.

Fuji mengambil uang itu

sambil tersenyum. Oke, tunggu

di sini ya, katanya sebelum

beranjak menuju tempat

pemesanan.

Setelah Fuji pergi, Sally

menatap Kinan lekat-lekat.

Kalau ada apa-apa, kamu bilang

ya. Jangan pendam sendiri,

ucapnya serius.

Kinan mengangguk.

Tenang aja, Sal. Aku kuat kok,

jawabnya dengan nada yang

meyakinkan. Meskipun begitu,

di dalam hatinya, ia tahu

perjalanan ini tidak akan

mudah.

Tak lama setelah Fuji

kembali membawa makanan

dan minuman untuk Kinan,

mereka pun mulai menikmati

hidangan sambil mengobrol

santai. Namun, suasana kantin

yang awalnya ranmai dengan

canda tawa perlahan berubah.

Bisik-bisik terdengar semakin

keras, dan banyak tatapan

diarahkan ke meja mereka. Fuji

dan Sally, yang menyadari

perubahan itu, saling bertukar

pandang penuh tanya.

Ada apa sih? Fuji berbisik

pelan ke arah Sally.

….

Sally menggeleng, tanda ia

juga tidak tahu. Sementara itu,

Kinan yang sibuk menikmati

makanannya sama sekali tidak

menyadari situasi di sekitarnya.

Tiba-tiba, suara seorang

mahasiswi terdengar lantang

dari sudut ruangan. Oalah,

pantesan dia dijadiin istri muda,

ternyata lagi hamil anak

haramnya Pak Aryo! Licik juga

ya, kelihatannya alim, eh

ternyata… ulet bulu yang gatal!

Kinan menghentikan

aktivitasnya sejenak, tapi

sebelum ia sempat bereaksi,

Sally sudah bangkit dari

kursinya dan mendekati

mahasiswi yang bernama Vina

tersebut, yang sedang bersama

teman-temannya.

Maksud lo apa ngomong

kayak gitu? tanya Sally,

nadanya penuh kemarahan.

Vina menatap Sally tanpa

rasa takut. Aku cuma ngomong

sesuai fakta dan gosip yang

beredar. Semua orang di

kampus ini juga tahu, kok,

jawabnya sambil menyeringai,

lalu mengeluarkan ponselnya.

la menunjukkan foto di grup

mahasiswa, yang

memperlihatkan Kinan dan

Aryo sedang berada di ruang

tunggu dokter kandungan.

Sally menyipitkan mata,

merasa geram. Gosip? Foto ini

siapa yang nyebarin? Apa lo

yang ngambil?

Vina tertawa kecil. Bukan

aku, tapi siapa pun yang

nyebarin ini, dia cuma

ngungkap fakta. Kan jelas di foto

itu,

Keributan tersebut

akhirnya menarikperhatian

Kinan. la bangkit dan berjalan

mendekati Sally. Udah, Sel.

Biarkan aja, gue nggak peduli

kok, ucap Kinan, menatap Vina

dengan sorot dingin.

Namun, salah satu teman

Vina, Sari, menyahut sambil

tertawa sinis. Ya iyalah, nggak

peduli. Pelakor mana tahu malu!

Kasihan aja anaknya ntar dicap

anak haram, ucapnya, yang

langsung memancing tawa

teman-temannya.

….

Kinan mendekati Sari,

menatapnya tajam sebelum

menjambak rambutnya.

Dengar ya, ucap Kinan dengan

nada tajam, aku itu nikah sama

Pak Aryo udah hampir setahun.

Jadi kalau aku hamil, itu wajar,

bukan anak haram! Aku nggak

peduli kalian bilang aku pelakor

atau apalah. Tapi kalau sampai

kalian bilang anakku anak

haram, aku nggak akan tinggal

diam!

Sari meronta, berusaha

melepaskan diri. Lepasin aku,

sialan! Aku nggak sudi dipegang

pelakor murahan kayak kamu!

Kinan akhirnya melepas

jambakannya, tetapi tatapan

dinginnya tidak surut. Sally

segera menarik Kinan mundur

sebelum situasi semakin panas.

Udah, Kin, nggak usah

diladenin manusia-manusia

kayak mereka. Mereka tuh cuma

hobi bergosip, tapi nggak sadar

kelakuan mereka sendiri

murahan, ucap Sally dengan

tajam sambil menatap Vina dan

gengnya.

Maksud lo apa bilang kami

murahan? tanya Vina, merasa

tersinggung. Yang jelas, kami

nggak seperti teman kamu ini,

ya, pelakor!

Sally tersenyum dingin.

Oh ya? Lo jual diri ke om-om itu

bukan murahan, ya? ucap

Sally, nadanya penuh ejekan.

Beda sama Kinan yang

dinikahin dan dihormati, lo

cuma dipakai terus dibuang.

Aku tahu kok kerjaan lo

sebenarnya.

Vina langsung terdiam,

wajahnya pucat. Kamu jangan

sembarangan fitnah! serunya

dengan suara gemetar.

Oh, jadi kamu mau bukti?

Perlu aku sebarkan video kamu

masuk ke mobil om-om atau

video kamu di hotel? Aku punya

kok. Kamu tahu dari mana aku

dapat itu? Om Danu,

pelangganmu itu adalah om aku

, balas Sally dengan nada tajam.

Wajah Vina semakin pucat

pasi. Ia tak mampu membantah

ucapan Sally karena semuanya

memang benar. Tanpa berkata

apa-apa lagi, ia segera pergi dari

kantin, diikuti teman-temannya

yang tadi ikut menggosipkan

Kinan.

….

Sally kembali ke meja

dengan wajah tenang,

sementara Kinan menatapnya

66

penuh rasa terima kasih.

Makasih, Sal, ucap Kinan

pelan.

Sally tersenyum kecil.

66

Tenang aja. Aku nggak bakal

biarin orang kayak mereka

seenaknya menghina kamu atau

anak kamu, katanya tegas.

Fuji mendekati Kinan yang

wajahnya mulai memerah

karena emosi. Ia menepuk

pundak Kinan pelan, mencoba

menenangkan. Sudah, Kin,

duduk dulu. Jangan terpancing

sama orang-orang kayak

mereka, ujar Fuji lembut.

Kinan akhirnya duduk

kembali, meski jelas terlihat ia

sudah kehilangan selera

makannya. la menghela napas

panjang, lalu berkata dengan

nada sebal, Siapa sih

sebenarnya yang nyebarin foto

dan fitnah kejam itu? Aku nggak

masalah kalau dibilang pelakor,

perebut suami orang, atau apa

pun itu. Tapi kalau anakku

dibilang anak haram, aku nggak

terima!

Sally meletakkan gelasnya

dengan keras di meja, ikut

geram. Kinan, kamu jangan

terlalu mikirin omongan

mereka. Orang-orang seperti

mereka cuma bisa menilai tanpa

tahu kenyataannya. Yang

penting, kamu tahu yang

sebenarnya. Kami juga tahu.

Jangan biarkan mereka menang

99

ujarnya tegas.

Fuji menimpali, Benar,

Kin. Kalau kamu terus

kepikiran, mereka justru merasa

puas. Fokus aja ke kuliah dan

kesehatan kamu. Anak kamu

juga butuh kamu tenang.

Kinan menatap kedua

temannya, lalu tersenyum

lemah. Makasih ya, kalian

selalu ada buat aku.

…

Sementara itu, di

ruangannya, Aryo tengah

memeriksa tumpukan laporan

dengan serius. Suasana hening

pecah ketika terdengar ketukan

di pintu. Masuk, ujar Aryo

singkat.

Pintu terbuka, dan seorang

pria dengan senyum angkuh

melangkah masuk. David,

sepupu pak Bambang sekali

orang yang diam-diam

mengincar kedudukan Aryo,

berdiri dengan penuh percaya

diri di depan meja kerja.

Aryo mendongak sekilas

dan berkata dingin, Ada apa,

Om? Saya sedang sibuk

sekarang.

99

David tersenyum lebar,

namun sorot matanya penuh

sindiran. Kenapa kamu terlihat

takut begitu Aryo? Santai saja.

Om ke sini cuma ingin bicara

sebentar, jawab David dengan

nada tenang, tetapi jelas berisi

provokasi.

Aryo menyandarkan

tubuhnya di kursi dan menatap

David dengan tajam. Kalau

mau bicara, langsung saja. Saya

tahu Om ke sini bukan untuk hal

baik, ucapnya tanpa basa-basi.

David tertawa kecil, lalu

berkata, Kamu memang selalu

cerdas, Aryo. Tapi sayang,

kecerdasanmu itu sering kali

tidak kamu gunakan dengan

baik. Itu kelemahan terbesar

kamu.

Aryo hanya mendengus,

menunggu kelanjutan ucapan

David.

David kemudian melipat

tangannya di dada dan berkata

dengan nada penuh ancaman,

Aku tidak mau berbasa-basi.

Aku mau kamu mundur dari

jabatamu sebagai presiden

komisaris kampus ini. Sudah

terlalu banyak gosip buruk

tentang kamu yang beredar di

kampus. Kalau kamu tetap di

posisi ini, nama baik kampus

akan tercemar. Sebaiknya,

kamu sadar diri sebelum

semuanya semakin kacau.

…

Aryo tersenyum tipis, lalu

menjawab dengan suara dingin,

Apa hak Om menyuruh saya

mundur? Kampus ini adalah

milik nenek saya, dan saya yang

berhak meneruskan

kepemimpinan. Jabatan saya

tidak tergantung pada opini

orang seperti Om.

David tertawa keras

mendengar jawaban itu, lalu

berkata, Aryo, meski kampus

ini milik keluargamu, jangan

lupa bahwa ada pemegang

saham lainnya. Jika mereka

tahu semua gosip buruk yang

beredar tentang kamu, mereka

pasti tidak akan mendukungmu

lagi. Kamu seharusnya sadar

diri. Jangan sampai semua ini

berujung pada kehancuran

kampus ini.

Aryo menatap David dengan

tatapan tajam, lalu berkata

dengan tegas, Gosip murahan

itu tidak akan menghancurkan

kampus ini, dan hal itu juga

tidak akan mengubah fakta

bahwa saya penilik sah dan

pemimpin di sini. Kalau Om

berniat mengambil posisi saya,

buktikan bahwa Om pantas,

bukan hanya mengandalkan

gosip murahan. Saya tidak akan

mundur hanya karena ancaman

kosong seperti ini.

David mengepalkan

tangannya, namun masih

berusaha mempertahankan

senyum liciknya. Kita lihat

saja, Aryo. Waktu yang akan

membuktikan, katanya

sebelum berbalik dan

meninggalkan ruangan dengan

langkah berat.

…

Setelah kepergian David,

Aryo mengusap wajahnya kasar

kemudian dia berkata pelan,

Sepertinya aku memang harus

lebih serius mengungkap dalam

dibalik kasus yang beredar

tentang aku dan Kinan. Masalah

ini sudah merambat ke

mana-mana, aku harus segera

bertindak. Aryo kemudian

mengambil ponselnya dan

menghubungi seseorang yang

dianggapnya mampu untuk

mengungkap kasus ini.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART57)
Next Post: ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART24)

Related Posts

JANGAN OM (PART28) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART23) Kisah Menarik
TETANGGA IDAMAN (PART28) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART48) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART16) Kisah Menarik
Tetangga menggoda ( part 2 ) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme