TERDIAM DALAM TAKDIR (PART12)
Isi Postingan:
TERDIAM DALAM TAKDIR PART12
….Ceritadewasa..
.
.
.
Usai menerima telepon dari sang
anak, wajah pria paling kaya di
kampungnya itu terlihat begitu marah.
Kurang ajar! Umpatnya. Lantas
panggilan itu terputus sepihak.
Halo, Yanto! Teriaknya pada
sang putra.
Darma kemudian menghubungi
anak buahnya dan memerintahkan
mereka untuk membawa putranya ke
rumah sakit serta mencari wanita
yang telah membuat anak semata
wayangnya itu terluka.
.
.
.
Ada apa, Pak? Tanya sang Istri
khawatir. Namun, Darma tak
menjawab. la justru beralih menatap
ke arah Hardi dan Sari bergantian.
Ada apa, juragan? Tanya Sari
heran.
Anakmu dan seorang wanita tak
di kenal telah melukai putraku!
marahnya.
Hardi dan Sari terkesiap, mana
mungkin adik penakutnya itu bisa
bersikap bar-bar.
Maaf, juragan. Salma tak
mungkin melakukan hal seperti itu,
dan siapa yang di maksud wanita lain
itu? tanya Sari penasaran.
Lalu sebuah pesan masuk ke
nomor juragan Darma dari anak
buahnya, bertepatan dengan
pertanyaan Sari
Ternyata wanita itu adalah
menantumu sendiri, Hardi! beritahu
Darma. Awas saja jika terjadi sesuatu
dengan putraku, aku tak akan
segan-segan membatalkan
perjodohan ini! tandasnya. Lantas ia
pergi begitu saja tanpa berpamitan.
Mendengar apa yang di katakan
Darma tentang sosok wanita yang
melukai Yanto dan ancamannya, raut
wajah Sari berubah menjadi merah
padam-giginya bergemeletuk-
tangannya mengepal hingga
buku-buku jarinya memutih.
.
.
.
Sari! Mau ke mana kamu? tanya
Hardi, saat putrinya itu hendak
berjalan keluar.
Aku akan beri perhitungan pada
perempuan miskin itu! tandasnya.
Hardi menghampirinya dan
berucap tegas. Tidak mungkin Lilis
melakukan hal itu pada Yanto, jika pria
itu tidak melakukan sesuatu yang
buruk pada Salma.
Aku tidak peduli, yang penting
bagiku podcast hiburan adalah memperkaya keluarga
ini. Kita akan lebih terpandang jika
Salma dan Yanto menikah
Di otakmu hanya ada harta dan
Tahta, Sementara kau tidak peduli
pada keselamatan adikmu sendiri!
tukas Sang ayah. Sari berbalik
memutar badannya hingga
menghadap Hardi. Mata tajamnya
begitu berani menatap orang tuanya
sendiri.
.
.
Dia bukan adikku, dia hanya
orang luar yang menumpang hidup di
rumah ini, dan menghabiskan harta
kita, aku hanya ingin dia membalas
apa yang telah kita berikan padanya,
sejak kecil hingga dewasa seperti saat
ini! Sari meradang tak terima dengan
apa yang di katakan pria tua di
hadapannya itu.
Tak ada lagi rasa hormat pada
sang ayah, hanya karena harta.
Salma dan Arman adalah anak
kami, dan kami tidak pernah
menganggapnya anak angkat, bapak
dan ibu menyayangi mereka tulus,
timpal Aminah sang ibu
yang terisak.
Mendengar ucapan anak
sulungnya mengenai Salma dan
Arman membuat batinnya tersayat
perih. Selama bertahun-tahun, dirinya
yang membesarkan keduanya dan
sudah ia anggap seperti anak kandung
sendiri.
Aminah merasa telah salah
mendidik Sari selama ini. Didikan
otoriter keduanya menjadikan putrinya
itu orang yang penuh ambisi. Rakus
akan harta dan kedudukan yang tanpa
ia sadari suatu saat akan
membinsakannya.
Saat pasangan suami istri itu
mengangkat Salma dan Arman
sebagai anaknya, Sari merasa
cemburu karena perlakuan yang di
berikan keduanya berbeda. Di mana
Salma dan Arman di didik dengan
penuh kasih sayang dan diberikan
pendidikan yang baik.
.
.
.
Sementara Sari Sedari kecil tak
mengecam pendidikan tinggi hanya
sampai tamat Sekolah Dasar saja. la
lebih di didik untuk mengurusi semua
kekayaan milik keluarga, dari ladang
hingga sawah yang berhektar-hektar.
Bahkan semenjak Hardi pensiun
mengurusi ladang dan sawahnya, Sari
mengubah semua sertifikat kekayaan
sang Ayah menjadi miliknya.
.
.
Hardi sempat murka mengetahui
hal itu. Namun, apa daya penyakit
jantung yang pernah menderanya,
membuat dirinya tak mampu
melakukan apa pun. Dan kini pria tua
itu hanya pasrah dengan keadaan.
.
.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts