BALADA BESAN DAN MENANTU (PART38)
Isi Postingan:
BALADA BESAN DAN MENANTU PART38
….CERITADEWASA..
.
.
.
Latifah yang masih berdiri kku di tempatnya,
tidak bisa berkata-kata, seolah-olah seluruh
dunianya baru saja runtuh.
Dari
kejauhan, Pak Wira
mengamati
percakapan antara Pak Amat dan Umi Latifah
dengan penuh minat. Dia berdiri di balik
sebuah pohon besar, sedikit tersembunyi dari
pandangan. Senyuman kecil muncul di
wajahnya yang licik, matanya menyipit
sambil mengamati gestur dan perubahan
wajah keduanya. Ia sangat yakin bahwa Pak
Amat semalam telah menyaksikan semua
yang terjadi di rumahnya dengan Umi Latifah.
Pikirannya kembali pada percakapan mereka
tadi pagi, ketika Pak Amat datang ke
rumahnya. Pak Amat dengan tenang
mengatakan bahwa ia sempat mampir ke
rumah Pak Wira, tapi sudah sepi. Namun, Pak
Wira langsung tahu bahwa itu hanya alibi.
Dia nggak balik lagi untuk cek rumah, dia
pasti ngintip semalam, pikir Pak Wira,
senyumnya makin melebar.
.
.
.
Seperti gurunya dulu yang mengajarkan ilmu
tentang hawa nfsu dan pengaruhnya, Pak
Wira tahu betul apa yang terjadi pada orang-
orang yang terlibat dalam perbuatan terlarang.
Jika yang melakukannya adalah seorang
wanita, dia akan semakin senang berselingkuh
dan menjadi lebih binal. Namun, jika seorang
pria yang menyaksikan atau terlibat dalam
dosa semacam itu, dia akan terobsesi untuk
meniduri istri orang lain.
Pak Wira tertawa kecil di dalam hati,
membayangkan betapa ironisnya jika orang
seperti Pak Amat-yang dikenal sangat religius
di kampung, meskipun bukan seorang ustad-
mulai jatuh ke dalam jeratan nafsu dan mulai
tergoda untuk berbuat mesum dengan istri
orang lain.
.
.
.
Apakah mungkin Pak Amat yang begitu lurus
dan taat tiba-tiba punya hasrat seperti itu?
pikirnya, sambil menikmati ide tersebut.
Senyuman Pak Wira semakin lebar saat
bayangan Pak Amat, yang biasanya
menghindari perbuatan dosa, mulai berubah
menjadi seseorang yang haus akan nfsu. Aku
tak sabar melihat apa yang akan terjadi
selanjutnya, gumamnya sambil tertawa kecil.
Pak Wira kemudian melangkah pergi dengan
penuh keyakinan bahwa benih dosa yang
ditanamnya semalam akan tumbuh subur di
hati Pak Amat, menunggu waktu untuk mekar.
Pak Wira merasa puas, seolah-olah ia telah
memenangkan sebuah permainan licik yang ia
rancang sendiri.
Sesampainya di rumah, Pak Amat merasa
tubuhnya lelah. Pikirannya bercampur aduk,
mulai dari penemuan kondom di gubug hingga
perbincangannya dengan Umi Latifah yang
membuatnya semakin bingung. Tanpa
menunggu lama, ia langsung menuju kamar
mandi, berharap air segar dapat menenangkan
hatinya yang gelisah.
.
.
.
Namun, saat air dingin menyentuh tbuhnya,
bukannya meredakan pikiran, justru sebuah
perasaan yang tak pernah ia rasakan
sebelumnya muncul. Girah aneh mulai
tumbuh dalam dirinya, perlahan-lahan,
seperti api yang baru dinyalakan.
Pak Amat terkejut. Ia berusaha menepisnya,
tetapi bayangan Umi Latifah-wanita yang ia
kenal baik sebagai sosok yang taat dan penuh
dengan kesalehan-muncul di benaknya
dengan cara yang tak pernah ia duga.
Pikiran itu kembali pada kejadian semalam,
saat ia tanpa sengaja melihat Umi Latifah
bersama Pak Wira. Adegan tubuh Umi yang
disetubuhi Pak Wira terulang dalam
pikirannya, lebih jelas dan intens seiring
dengan aliran air yang membasahi tbuhnya.
Pak Amat menggigit bbir, mencoba menghalau
bayangan itu, tapi semakin ia berusaha,
semakin kuat imajinasi liar itu menyerangnya.
Jantungnya berdegup lebih cepat, nafasnya
mulai tak teratur, dan rasa malu bercampur
dengan keinginan yang tidak seharusnya. Ia
tahu betul bahwa yang ia rasakan ini salah,
bahwa ia seharusnya tidak memikirkan hal
semacam ini. Namun hasrat aneh itu terus
berkelindan dalam pikirannya, membuat
tubuhnya bereaksi di luar kendalinya.
.
.
.
Astagfirullah…
desisnya dengan
dengan suara
bergetar. Namun, kalimat istighfar itu terasa
hampa, tak mampu menghentikan derasnya
bayangan yang menari-nari di benaknya.
Tubuh Umi Latifah yang dulu ia hormati
sebagai seorang wanita muslimah, kini seolah
bertransformasi menjadi objek gairah yang ia
sendiri tak mampu lawan.
.
.
NoteL..i .k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts