Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART38)

Posted on June 4, 2025 By admin

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART38)

Isi Postingan:

BALADA BESAN DAN MENANTU PART38

….CERITADEWASA..

.

.

.

Latifah yang masih berdiri kku di tempatnya,

tidak bisa berkata-kata, seolah-olah seluruh

dunianya baru saja runtuh.

Dari

kejauhan, Pak Wira

mengamati

percakapan antara Pak Amat dan Umi Latifah

dengan penuh minat. Dia berdiri di balik

sebuah pohon besar, sedikit tersembunyi dari

pandangan. Senyuman kecil muncul di

wajahnya yang licik, matanya menyipit

sambil mengamati gestur dan perubahan

wajah keduanya. Ia sangat yakin bahwa Pak

Amat semalam telah menyaksikan semua

yang terjadi di rumahnya dengan Umi Latifah.

Pikirannya kembali pada percakapan mereka

tadi pagi, ketika Pak Amat datang ke

rumahnya. Pak Amat dengan tenang

mengatakan bahwa ia sempat mampir ke

rumah Pak Wira, tapi sudah sepi. Namun, Pak

Wira langsung tahu bahwa itu hanya alibi.

Dia nggak balik lagi untuk cek rumah, dia

pasti ngintip semalam, pikir Pak Wira,

senyumnya makin melebar.

.

.

.

Seperti gurunya dulu yang mengajarkan ilmu

tentang hawa nfsu dan pengaruhnya, Pak

Wira tahu betul apa yang terjadi pada orang-

orang yang terlibat dalam perbuatan terlarang.

Jika yang melakukannya adalah seorang

wanita, dia akan semakin senang berselingkuh

dan menjadi lebih binal. Namun, jika seorang

pria yang menyaksikan atau terlibat dalam

dosa semacam itu, dia akan terobsesi untuk

meniduri istri orang lain.

Pak Wira tertawa kecil di dalam hati,

membayangkan betapa ironisnya jika orang

seperti Pak Amat-yang dikenal sangat religius

di kampung, meskipun bukan seorang ustad-

mulai jatuh ke dalam jeratan nafsu dan mulai

tergoda untuk berbuat mesum dengan istri

orang lain.

.

.

.

Apakah mungkin Pak Amat yang begitu lurus

dan taat tiba-tiba punya hasrat seperti itu?

pikirnya, sambil menikmati ide tersebut.

Senyuman Pak Wira semakin lebar saat

bayangan Pak Amat, yang biasanya

menghindari perbuatan dosa, mulai berubah

menjadi seseorang yang haus akan nfsu. Aku

tak sabar melihat apa yang akan terjadi

selanjutnya, gumamnya sambil tertawa kecil.

Pak Wira kemudian melangkah pergi dengan

penuh keyakinan bahwa benih dosa yang

ditanamnya semalam akan tumbuh subur di

hati Pak Amat, menunggu waktu untuk mekar.

Pak Wira merasa puas, seolah-olah ia telah

memenangkan sebuah permainan licik yang ia

rancang sendiri.

Sesampainya di rumah, Pak Amat merasa

tubuhnya lelah. Pikirannya bercampur aduk,

mulai dari penemuan kondom di gubug hingga

perbincangannya dengan Umi Latifah yang

membuatnya semakin bingung. Tanpa

menunggu lama, ia langsung menuju kamar

mandi, berharap air segar dapat menenangkan

hatinya yang gelisah.

.

.

.

Namun, saat air dingin menyentuh tbuhnya,

bukannya meredakan pikiran, justru sebuah

perasaan yang tak pernah ia rasakan

sebelumnya muncul. Girah aneh mulai

tumbuh dalam dirinya, perlahan-lahan,

seperti api yang baru dinyalakan.

Pak Amat terkejut. Ia berusaha menepisnya,

tetapi bayangan Umi Latifah-wanita yang ia

kenal baik sebagai sosok yang taat dan penuh

dengan kesalehan-muncul di benaknya

dengan cara yang tak pernah ia duga.

Pikiran itu kembali pada kejadian semalam,

saat ia tanpa sengaja melihat Umi Latifah

bersama Pak Wira. Adegan tubuh Umi yang

disetubuhi Pak Wira terulang dalam

pikirannya, lebih jelas dan intens seiring

dengan aliran air yang membasahi tbuhnya.

Pak Amat menggigit bbir, mencoba menghalau

bayangan itu, tapi semakin ia berusaha,

semakin kuat imajinasi liar itu menyerangnya.

Jantungnya berdegup lebih cepat, nafasnya

mulai tak teratur, dan rasa malu bercampur

dengan keinginan yang tidak seharusnya. Ia

tahu betul bahwa yang ia rasakan ini salah,

bahwa ia seharusnya tidak memikirkan hal

semacam ini. Namun hasrat aneh itu terus

berkelindan dalam pikirannya, membuat

tubuhnya bereaksi di luar kendalinya.

.

.

.

Astagfirullah…

desisnya dengan

dengan suara

bergetar. Namun, kalimat istighfar itu terasa

hampa, tak mampu menghentikan derasnya

bayangan yang menari-nari di benaknya.

Tubuh Umi Latifah yang dulu ia hormati

sebagai seorang wanita muslimah, kini seolah

bertransformasi menjadi objek gairah yang ia

sendiri tak mampu lawan.

 

.

.

NoteL..i .k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: BALADA BESAN DAN MENANTU (PART39)
Next Post: BALADA BESAN DAN MENANTU (PART37)

Related Posts

Malam yang Tak Terlupakan Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART36) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART50) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART55) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART15) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART11) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme