Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART52)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART52)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART52

…

..

.

Semua orang yang berada di

ruangan itu terbelalak kaget

dengan keputusan Aryo.

Keheningan sempat melingkupi

sebelum akhirnya Siska

memecahnya dengan tangisan

penuh emosi.

Tidak, Mas! Jangan

ceraikan aku! seru Siska sambil

terisak. Aku minta maaf… Aku

tidak berniat mencelakakan

Kinan. Aku hanya ingin

memberikan pelajaran kecil

untuknya! Aku tidak terima

kamu menikah lagi, Mas. Tidak

mungkin ada istri yang

benar-benar rela dipoligami di

dunia ini!

Aryo menatapnya dengan

sorot dingin, wajahnya tanpa

ekspresi. Namun, sebelum ia

sempat menjawab, Bu Kartika,

ibu kandung Aryo, angkat

bicara.

…

Aryo, kamu tidak boleh

sembarangan menceraikan

Siska, katanya, nadanya penuh

tekanan. Dia sudah menemani

kamu selama lima tahun ini.

Bagaimana mungkin kamu tega

menceraikannya begitu saja?

Hanya karena masalah sepele

seperti ini?

Keheningan kembali

mengisi ruangan sejenak,

sebelumn Aryo akhirnya

membuka suara. Kalimat yang

keluar darinya terasa seperti

belati tajam yang menusuk.

Keputusanku sudah bulat,

Bu. Aku tidak mau lagi

mempertahankan duri dalam

hidupku. Masalah nyawa Kinan

dan anakku itu tidak sepele bu,

mereka sangat penting bagiku,

ujar Aryo tegas.

Siska meronta dalam

tangisannya, wajahnya penuh

kepanikan dan keputusasaan.

Nggak! Pokoknya aku nggak

terima, Mas, kamu ceraikan aku

! bentaknya. Apa kamu nggak

takut nama bailk keluargamu

tercoreng kalau orang-orang

tahu kamu menceraikan aku

demi istri mudamu?

Namun, Aryo hanya

tersenyum kecil, senyum yang

terkesan meremehkan. Tanpa

mengucapkan sepatah kata pun

lagi, ia memalingkan wajah,

seolah tak ingin melanjutkan

perdebatan yang menurutnya

sia-sia.

…

Siska merasakan dadanya

sesak, kemarahan dan

kesedihan bercampur aduk. Ia

melangkah maju, dan berdiri

didepan Aryo.

Kamu pikir ini selesai

begitu saja, Mas? ujarnya

dengan suara bergetar. Aku

akan pastikan semua orang tahu

siapa sebenarnya kamu! Pria

egois yang menghancurkan

rumah tangganya demi wanita

lain!

Aryo menghela napas

panjang, ia menatap perempuan

itu dalam-dalam, sorot matanya

tajam dan penuh ketegasan.

Siska, cukup, katanya

dengan nada rendah namnun

mengandung ancaman. Kamu

sudah melewati batas terlalu

jauh. Aku menoleransi banyak

hal selama ini, tapi kali ini,

kamu sudah melukai orang yang

tidak bersalah. Jangan paksa

aku untuk membuka semua

aibmu di depan semua orang.

Siska terdiam sejenak,

seperti terhuyung mundur oleh

pernyataan itu. Wajahnya

memucat, tapi segera ia kembali

menatap Aryo dengan tajam.

Kamu pikir aku takut, Mas?

Kamu tidak mempunyai bukti

apapun. Jadi kalau kamu

berniat menghancurkanku,

maka kita akan hancur bersama

mas, tantangnya, meski

suaranya terdengar lebih goyah

daripada sebelumnya.

Namun, Siska tubuhnya

membelku ketika Aryo

menatapnya tajam dan berkata

dengan suara yang dingin,

Kamu ingin membicarakan

kehancuran, Siska? Apa kamu

pikir aku tidak punya bukti atas

apa yang sudah kamu lakukan

selama ini?

…

Ruangan itu terasa semakin

sunyi, udara menjadi berat.

Nenek Lasmi, yang sedari tadi

hanya diam sambil mengamati,

akhirnya tidak tahan untuk

bertanya.

Bukti apa, Aryo? tanyanya,

nadanya penuh penasaran dan

kecurigaan.

Aryo menatap neneknya

dengan tegas. Selama ini Siska

tidak sebaik yang kalian kira.

Dia sudah berselingkuh

beberapa kali di belakangku.

Aku tahu semuanya, tapi alku

diam. Aku masih mengingat

posisinya sebagai istriku dan

menghormati orang tuanya.

Tapi kali ini sudah keterlaluan.

Kesalahannya kepada Kinan dan

anakku tidak bisa lagi aku

tolerir.

Wajah Siska seketika pucat

pasi. Tubuhnya limbung, dan

untuk pertama kalinya, ia tidak

mampu mengucapkan sepatah

kata pun untuk membantah.

 

Namun, Bu Kartika justru

menatap Aryo dengan tatapan

penuh kecewa. Aryo, kamu

pikir ini semua salah Siska?

Bagaimana dengan sikap

dinginmu selama ini? Mungkin

itulah yang membuat Siska

bertindak seperti itu! Kau juga

harus introspeksi! ucapnya

tajam.

…

Bu Kartika lalu menoleh ke

arah Pak Bambang, suaminya,

yang sejak tadi duduk diam.

Pak, tolong bicara pada Aryo.

Jangan biarkan dia

menceraikan Siska. Apa kamu

tidak peduli dengan reputasi

keluarga kita? Benar ucapan

Siska, nama baik kita akan

hancur kalau perceraian ini

sampai diketahui orang luar!

Namun, Pak Bambang

hanya menggeleng pelan. Ia

tidak mengatakan apa-apa,

seolah menunjukkan bahwa ia

tidak akan ikut campur dalam

keputusan Aryo. ini urusan

rumah tangga Aryo Bu, Bapak

tidak akan ikut campur. Aryo

sudah dewasa, dia bisa

menentukan keputusannya

sendiri.

Tak menyerah, Bu Kartika

kemudian memandang Nenek

Lasmi, seakan berharap

dukungan dari pihak lain di

keluarga itu. Bu, tolong bicara

pada Aryo. Suruh dia batalkan

niatnya menceraikan Siska!

Nenek Lasmi mendesah

panjang sebelum akhirnya

angkat bicara. Kartika, untuk

kali ini aku setuju dengan Aryo.

Kalau dia ingin menceraikan

Siska, aku mendukung. Aku

sudah tahu dari dulu, dia tidak

sebaik yang kalian pikirkan.

Tapi.. aku tidak menyangka dia

bisa bertindak sejauh ini. Sudah

cukup. Aryo berhak mengambil

keputusan ini.

Bu Kartika terdiam,

wajahnya terlihat tegang. la

memandang sekeliling ruangan,

berharap ada satu suara saja

yang mendukungnya. Namun,

tidak ada seorang pun yang

menentang keputusan Aryo.

Aryo menghela napas

panjang dan menatap Siska yang

masih berdiri kaku. Siska, aku

sudah memberimu banyak

kesempatan. Tapi kamu

memilih untuk

mengkhianatinya. Mulai

sekarang, kita selesaikan semua

ini dengan baik. Perceraian

adalah jalan terbaik untuk kita

berdua.

….

Siska hanya menunduk,

tangannya bergetar, tidak lagi

mampu berkata apa-apa. Di

dalam ruangan itu, keputusan

Aryo terasa seperti vonis akhir

yang tak bisa diganggu gugat.

Siska yang sejak tadi terpojok,

akhirnya memberanikan diri

bicara, meskipun ucapannya

penuh dengan tuntutan yang

membuat semua orang di

ruangan itu terkejut.

Baiklah, Mas, ucapnya

dengan suara dingin. Kalau

kamu nemang ingin

menceraikan aku, silakan. Tapi

aku punya syarat. Kamu harus

memberikan harta gono-gini

untukku. Aku ingin 50 saham

di perusahaanmu, apartenmen

dan rumah yang kita tempati

sekarang, akan menjadi milikku

Ucapan itu langsung

membuat suasana berubah

tegang. Perusahaan yang sedang

dikelola Aryo dan keluarganya

sekarang, 60 nya adalah saham

milik keluarga Aryo. Bu Lasmi,

yang awalnya masih tenang,

langsung meradang.

Kamu gila, Siska?

bentaknya tajam. Minta 30

saham dari perusahaan

keluarga? Perusahaan itu masih

milikku, bukan milik Aryo!

Nenek Lasmi menatap Siska

dengan pandangan tajam penuh

kemarahan. Lagipula, kamu

tidak punya hak menuntut

apapun dari Aryo. Jangan lupa,

keluargamu sudah banyak

menerima bantuan dari Aryo

selama ini. Bahkan ketika

perusahaan orang tuamu nyaris

bangkrut, Aryo yang membantu

dengan modal secara

cuma-Cuma. Dan sekarang,

dengan tidak tahu malunya,

kamu meminta 30 saham?

Dasar wanita licik!

…

Namun, Siska hanya

tertawa kecil, nada suaranya

penuh keangkuhan. Bukankah

Aryo adalah satu-satunya

pewaris perusahaan itu? Dia

anak tunggal di keluarga

Hermawan, kan? Jadi wajar saja

kalau aku meminta bagian dari

perusahaan itu. Aku adalah

istrinya Aryo, dan jika dia

menceraikan aku, aku tetap

berhak meminta kompensasi.

Aryo tertawa kecil, nadanya

dingin dan penuh ejekan. Siska,

kamu jangan terlalu bodoh.

Perusahaan itu masih atas nama

Nenek sekarang, bukan milikku.

Kamu tidak bisa menuntutku

untuk memberikan saham

perusahaan sebagai harta

gono-gini. Lagipula, aku sudah

memberikan rumah yang kita

tempati, lengkap dengan

apartemen yang sering kamu

gunakan untuk bermalam

dengan selingkuhanmu. Apalagi

yang kamu mau? Itu saja sudah

lebih dari cukup.

Siska menggertakkan

giginya, tapi tetap tidak mau

menyerah. Tidak bisa seperti

itu, Mas. Perusahaan itu pada

akhirnya akan menjadi milikmu.

Jadi aku juga berhak

memintanya sebagai bagian dari

harta gono-gini! balasnya keras

kepala.

Aryo kembali tersenyum,

kali ini lebih dingin dari

sebelumnya. Cobalah, Siska.

Kalau kamu memang bisa

menggugat saham perusahaan

keluarga, lakukan saja. Kita

lihat apakah kamu berhasil atau

tidak. Lagipula, sepertinya

Nenek sekarang sudah berubah

pikiran. Aku bahkan tidak yakin,

dia akan mewariskan

perusahaan itu padaku.

…

Aryo lalu mengarahkan

pandangannya ke Nenek Lasmi.

Bukankah begitu, Nek?

Nenek Lasmi menatap Siska

dengan sorot mata tajam,

sebelum akhirnya menjawab

tegas. Betul sekali. Aku sudah

mempunyai pewaris yang baru

sekarang. Jadi, alku tidak akan

memberikan perusahaan ini

untuk Aryo. Seluruh aset

perusahaan, akan diwariskan

kepada anak Aryo.

Pernyataan itu membuat

Suasana semakin mencekam. Bu

Kartika dan Siska sama-sama

terkejut, wajah mereka pucat

mendengar keputusan Nenek

Lasmi. Namun, tak satu pun

dari mereka berani menjawab

atau melawan. Ruangan itu

kembali sunyi, hanya terdengar

napas berat dan ketegangan

yang menggantung di udara.

 

Setelah pembicaraan yang

tidak menghasilkan

kesepakatan apapun, Aryo

memilih untuk meninggalkan

rumah itu lebih dulu.

Langkahnya mantap keluar,

meninggalkan semua

ketegangan yang tercipta

didalam ruangan. Siska, yang

masih dipenuhi amarah dan

kekecewaan, akhirnya

memutuskan pergi juga setelah

Aryo. Namun, hatinya jauh dari

tenang.

…

Di dalam mobilnya, Siska

mengamuk. la mnenghantam

setir dengan kedua tangannya,

menggertakkan gigi sambil

memaki dengan suara yang

penuh emosi.

Sialan! Brengsek! Ternyata

selama ini semua usahaku

sia-sia! teriaknya. Aku

bertahan lima tahun dalam

pernikahan ini, menahan sakit

hati, berharap suatu hari

perusahaan itu akan menjadi

milikku. Tapi sekarang?

Semuanya musnah! Kalau aku

sampai diceraikan, aku tidak

akan mendapatkan apapun!

Tangannya mencengkeram

setir dengan erat, wajahnya

memerah karena amarah. Tapi

tiba-tiba pikirannya berputar,

mencoba mencari jalan keluar

tanganku, lewat anakku!

Siska tertawa kecil, meski

tawanya terdengar pahit dan

dipenuhi ambisi yang

membakar. Ia tahu langkah ini

berisiko, tapi baginya, itu lebih

baik daripada kehilangan

segalanya.

Tanpa pikir panjang lagi,

Siska menginjak pedal gas

dengan kasar, meninggalkan

rumah itu dengan pikiran yang

dipenuhi rencana baru. Amarah

masih membara dalam hatinya,

tapi kini ia memiliki tujuan yang

jelas ia akan melakukan apapun

untuk memastikan dirinya tetap

berkuasa, apapun risikonya.

Aryo melangkah cepat

menuju rumah sakit, pikirannya

kacau balau setelah pertemuan

yang penuh emosi di rumah

keluarganya. Hanya satu orang

yang mampu memberinya

ketenangan saat ini Kinan.

Sesampainya di kamar rawat,

Aryo melihat Kinan sedang

duduk di ranjang sambil

menyantap makanannya.

Melihat Aryo masuk, Kinan

tersenyum lembut. Mas, kamu

sudah datang? Gimana,

urusannya sudah selesai?

tanyanya dengan nada lembut.

Aryo tidak menjawab. Ia

berjalan mendekat, lalu tanpa

ragu memeluk Kinan erat.

Kinan terkejut, tetapi tidak

berkata apa-apa.

….

Biarkan aku memelukmu

sebentar, Kinan. Aku butuh

ketenangan, ucap Aryo pelan,

suaranya terdengar berat.

Kinan hanya mengangguk,

membiarkan Aryo tetap

memeluknya. Ia bisa merasakan

kekacauan dan kelelahan yang

dirasakan suaminya. Setelah

beberapa saat, Aryo melepaskan

pelukan itu, kemudian

mencium kening Kinan dengan

penuh kasih. Ia duduk di kursi

di samping ranjang,

menggenggam tangan Kinan

erat.

Ada apa, Mas? Apakah ada

masalah serius? tanya Kinan

lembut, tapi sorot matanya

penuh rasa khawatir.

Aryo menatap mata Kinan

dalam-dalam, seolah mencari

kekuatan untuk mengutarakan

apa yang ada di pikirannya.

Kinan, maukah kamu menikah

denganku? tanyanya tiba-tiba.

Kinan mengerutkan

dahinya, bingung dengan

pertanyaan itu. Menikah? Tapi

bukankah kita sudah menikah,

Mas?

Aryo menggeleng, senyum

tipis menghiasi wajahnya.

Bukan menikah siri seperti

sekarang. Aku ingin

menjadikanmu istri sahku. Istri

sah dalam agama dan juga di

mata negara.

Kinan semakin bingung.

Tapi, Mas, bagaimana mungkin?

Bukankah Mas Aryo masih

menikah dengan Mbak Siska?

Apakah Mbak Siska setuju aku

menjadi istri kedua? Setahuku,

menikah secara sah di negara

harus dengan persetujuan istri

pertama.’

Aryo menggenggam tangan

Kinan lebih erat, mencoba

menenangkan kebingungannya.

Aku sudah memnilih untuk

berpisah dengan Siska, ucap

Aryo pelan, namun tegas.

….

Mata Kinan membelalalk

kaget. Berpisah? Maksud Mas

Aryo, Mas menceraikan Mbak

Siska? Tapi kenapa? Mas Aryo

tega menceraikan Mbak Siska

hanya karena aku? tanyanya

dengan nada yang mulai

bergetar.

Aryo menggeleng, menatap

Kinan dengan penuh

kesungguhan. Tidak, Kinan.

Masalah ini tidak sesimpel itu.

Keputusanku memang ada

hubungannya dengan kamu,

tapi bukan hanya hal itu saja.

Siska sudah terlalu banyak

melakukan hal buruk, tidak

hanya padaku, tapi juga padamu.

Bahkan, yang berusaha

mencelakakanmu dengan jamu

beracun kemarin hingga kamu

pendarahan… itu adalah Siska.

Kinan terdiam, tubuhnya

gemetar. la sulit memproses apa

yang baru saja didengarnya.

Jadi… Mbak Siska melakukan

itu? bisiknya pelan, matanya

berkaca-kaca. Kenapa? Padahal

aku tidak pernah berniat

menyakitinya. Aku tahu aku

salah karena menjadi istri muda,

tapi semua ini bukan

keinginanku, Mas.

Aryo menggeleng pelan,

mengusap lembut punggung

tangan Kinan. Sudah cukup

aku bersabar, Kinan. Siska telah

melampaui batas. Dia tidak

hanya menyakitiku, tapi juga

mengancam keselamatanmu

dan anak kita. Aku tidak bisa

lagi mempertahankan

pernikahan ini, ucap Aryo

dengan nada yang penuh

kepastian.

…

Kinan terdiam, air matanya

menetes perlahan. la tidak

pernah menyangka bahwa

kebencian Siska terhadapnya

bisa sampai sejauh itu. Namun,

ia memilih tidak berkata

apa-apa, hanya menunduk

dengan perasaan yang campur

aduk.

Aryo mengusap lembut pipi

Kinan, mencoba menghapus air

matanya. Sudahlah, Kinan.

Jangan pikirkan ini lagi. Urusan

dengan Siska biar aku yang

menyelesaikan. Kamu fokus saja

pada kesehatanmu dan anak

kita. Jangan membebani dirimu

dengan pikiran yang tidak perlu

,ujarnya lembut.

Kinan menganggukpelan,

mencoba menerima kenyataan

yang ada. la tahu banyak hal

akan berubah, tetapi saat ini, ia

hanya bisa bergantung pada

Aryo.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART53)
Next Post: JANGAN OM (PART51)

Related Posts

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART28) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART31) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART12) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART53) Kisah Menarik
ADUK IPAR PELIPUR LARA (PART4) Kisah Menarik
Lihat saluran untuk info terkini! Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme