Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART42)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART42)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART42

…

..

.

Nenek Lasmi yang sedari

tadi menyimak dengan wajah

serius akhirnya mengambil alih

pembicaraan. Suaranya tegas,

memotong semua argumen yang

sedang beradu. Hentikan

semuanya! Aku mengumpulkan

kalian malam ini bukan untuk

saling mengncam atau

berdebat. Nenek juga tidak

setuju kalau kamu dan Siska

bercerai Aryo, ujarnya,

membuat suasana ruangan

langsung hening.

Semua mata tertuju

padanya. la melanjutkan, Aku

mengumpulkan kalian hanya

untuk memperkenalkan Kinan

dan memberitahukan kabar

bahagia. Kinan sekarang sedang

hamil anak Aryo.

….

Pernyataan itu membuat

semua orang terkejut, terutama

Siska dan Bu Kartika. Mereka

sama sekali tidak menyangka

bahwa Kinan, yang selama ini

mereka tolak, ternyata sudah

mengandung penerus keluarga

Aryo. Wajah Siska berubah

drastis, sementara Bu Kartika

tampak sulit menutupi

keterkejutannya.

Dan untuk itu, lanjut

Nenek Lasmi tanpa memberi

jeda, aku ingin Kinan tinggal di

sini. Dengan begitu, dia bisa

lebih banyak dijaga dan diawasi

selama masa kehamilannya.

Bu Kartika langsung

bereaksi keras. Aku tidak

setuju, Bu! Kalau Kinan tinggal

di sini, bagaimana dengan nama

baik keluarga? Lagipula, aku

tidak mau serumah dengan

wanita seperti dia! ucapnya,

penuh emosi.

Aryo, yang sejak awal sudah

bersikap melindungi Kinan, ikut

angkat bicara. Aku juga tidak

setuju, Nek. Aku tidak mau

Kinan tinggal di sini dan

mendapat intimidasi dari semua

orang. Aku tidak ingin itu

membuatnya stres dan malah

mengganggu kehamilannya.

Aku hanya ingin hidup tenang

berdua dengan Kinan tanpa

gangguan dari siapa pun, tegas

Aryo, menatap ibunya dan

neneknya dengan dingin.

…

Namun, Nenek Lasmi tetap

pada pendiriannya. la

memandang Aryo dengan

penuh wibawa dan berkata,

Keputusan ini sudah final, Aryo.

Kinan akan tinggal di sini, di

rumah ini, bersama kita semua.

Aku sendiri yang akan

menjaganya. Aku jamin dia

tidak akan diintimidasi oleh

siapa pun di rumah ini. Dan

ingat, siapa yang berani

mengganggu Kinan, maka dia

akan berurusan langsung

denganku.

Ucapan itu membuat semua

orang terdiam. Tidak ada yang

berani membantah ketegasan

Nenek Lasmi. Bu Kartika

tampak ingin berbicara, tetapi

ragu-ragu melihat ekspresi

nenek Lasmi yang tidak bisa

ditawar lagi. Siska hanya bisa

menggertakkan giginya, merasa

tidak berdaya di bawah kuasa

mertuanya.

Sementara itu, Kinan hanya

bisa menatap Nenek Lasmi

dengan penuh haru. la tahu, di

tengah semua tekanan yang ia

hadapi, setidaknya ada satu

orang dalam keluarga ini yang

benar-benar melindungi dan

mendukungnya.

Dengan berat hati, Aryo

akhirnya menyetujui

permintaan Nenek Lasmi agar

Kinan tinggal di rumah itu.

Namun, ia menambahkan

dengan tegas, Kalau Kinan

tinggal di sini, maka aku juga

akan tinggal di sini untuk

menjaganya. Aku tidak ingin

terjadi apa-apa padanya, apalagi

dengan kehamilannya.

Pernyataan Aryo itu

membuat Siska dan ibunya

terkejut sekaligus marah.Siska

hanya bisa menabhan

kemarahannya sambil

mengepalkan tangan.

Setelah pembicaraan selesai,

Siska pamit pulang. Bu Kartika

sudah membujuknya untuk

menginap, namun ditolak.

Ketika tiba di rumahnya ia

menghempaskan tubuhnya ke

atas sofa dengan kesal. Kurang

ajar! Kinan sekarang

benar-benar berani merebut

posisiku. Apa dia pikir dia bisa

menggantikan alku di keluarga

Aryo? Mungkin sebentar lagi dia

akan menyingkirkanku!

geramnya dengan nada penuh

kebencian.

….

la berdiri dan mulai

berjalan mondar-mandir di

ruang tamu rumahnya,

mencoba memikirkan cara

untuk menyingkirkan Kinan

secepat mungkin. Ini tidak bisa

dibiarkan, Aku harus

melakukan sesuatu, gumamnya

dengan tatapan penuh dendam.

Siska mnemutuskan untuk

menghabiskan malam di klub

favoritnya, untuk

mendinginkan pikirannya.

Namun, kali ini, ia memilih

duduk di lantai bawah, berbeda

dari kebiasaannya yang lebih

sering menghabiskan waktu di

area VIP. Ia memesan minuman

favoritnya dan menikmati

suasana lampu redup serta

musik elektronik yang

berdentum di latar.

Saat sedang asyik menyesap

minuman, seorang laki-laki

muda mendekatinya. Dengan

percaya diri, laki-laki itu duduk

di kursi kosong di sebelahnya

dan berkata, Hai, kamu

sendirian? Boleh aku temani?

Siska mnenoleh dan menatap

laki-laki itu dari ujung kepala

hingga kaki. Wajahnya cukup

tampan, dengan rahang tegas

dan senyum yang memikat.

Tubuhnya atletis, meskipun

tidak segagah dan setampan

Aryo sang suami. Tetap saja,

penampilannya cukup menarik

di mata Siska.

….

Silakan saja, jawab Siska

santai sambil meletakkan

gelasnya. Kebetulan aku juga

sendirian malam ini.

Laki-laki itu tersenyum

tipis. la mengulurkan

tangannya dan

memperkenalkan diri,

Namaku Niko.

Siska menerima uluran

tangan itu dengan anggun. Aku

Siska, katanya,

memperhatikan bagaimana

Niko menjabat tangannya

dengan lembut.

Nama yang cantik, seperti

pemiliknya, balas Niko, lalu

dengan sopan mencium

punggung tangan Siska.

Hal itu membuat Siska

terkekeh kecil. Wah, baru kali

ini aku bertemu laki-laki yang

tahu caranya bersikap romantis

seperti kamu.

Mereka pun mulai

mengobrol, saling bertukar

cerita tentang hal-hal ringan.

Dari percakapan tersebut, Siska

mengetahui bahwa Niko adalah

seorang ketua BEM di kampus

milik Aryo, sekaligus kampus

tempat Kinan kuliah. Fakta itu

membuat pikiran Siska seketika

bekerja dengan cepat.

Ini kebetulan yang terlalu

bagus untuk dilewatkan, pikir

Siska sambil memandang Niko,

senyumnya sedikit berubah

menjadi penuh arti. Ia sadar,

Masuk

laki-laki ini bisa menjadi alat

yang sempurna untuk

menghancurkan hidup Kinan di

kampus.

…

Sementara itu, Kinan

berdiri di kamar Aryo, kamar

yang iagunakan sebelum

menikah. Ruangan itu memiliki

nuansa gelap, didominasi warna

hitam dan abu-abu. Kinan

mengedarkan pandangannya ke

seluruh sudut kamar.

Kamar Mas Aryo gelap

banget sih, kayak rumah hantu,

gumam Kinan pelan.

Tiba-tiba, Aryo mendekap

tubuh Kinan dari belakang,

membuat Kinan terkejut dan

berteriak. Akhhh! Hantu!

teriaknya panik.

Aryo dengan cepat

membekap mulut Kinan. Ini

aku, suamimu. Mana ada hantu

di sini, ucap Aryo

menenangkan.

Setelah Kinan mulai tenang,

Aryo melepaskan bekapannya.

Namun, Kinan langsung

cemberut. Habisnya Mas Aryo

ngagetin! Lagipula, kamar Mas

ini auranya terasa mistis, kayak

kamar dukun, dumel Kinan

kesal.

Aryo tertawa kecil, lalu

mencubit hidung Kinan dengan

gemas. Mana ada di rumah ini

hantu? Kamu saja yang terlalu

penakut, katanya sambil

tersenyum.

Habisnya, kamar Mas Aryo

gelap banget, suram kayak

orangnya, balas Kinan dengan

nada menggoda. Mas Aryo

sering uji nyali ya, disini?,

lanjutnya mencibir.

Aryo melepaskan

pelukannya, lalu memutar

tubuh Kinan agar menghadap ke

arahnya. Kenapa? Kamu nggak

suka dengan suasana kamar ini?

tanyanya lembut. Kalau kamu

nggak suka, kita tidur di kamar

tamu saja. Besok aku renovasi

kamar ini supaya lebih nyaman.

Tapi kalau kamu keberatan,

lebih baik kita pulang ke vila

malam ini. Kalau kamar ini

sudah selesai direnovasi, baru

kita kembali ke sini, ucap Aryo

sambil menatap Kinan serius.

….

Kinan menggeleng cepat,

menandakan

ketidaksetujuannya. Nggak

perlu, Mas. Kita tidur di sini saja.

Nggak enak sama nenek, kalau

kita pulang ke villa, jawab

Kinan alkhirnya, meski masih

terlihat sedikit cemberut.

Aryo hanya mengangguk

menurut ketika Kinan

bersikeras ingin tidur di kamar

lamanya malam itu. Mereka

akhirnya berbagi ranjang di

kamar yang masih bernuansa

gelap itu. Aryo duduk bersandar

di kepala ranjang, sibuk dengan

laptop di pangkuannya,

sementara Kinan sudah

berbaring di sebelahnya.

Mas, panggil Kinan pelan,

memecah kesunyian.

Aryo menoleh sekilas tanpa

menghentikan pekerjaannya.

Ada apa, Kinan? Tidurlah, aku

masih ada kerjaan yang harus

kuselesaikan, jawabnya santai.

Kinan menghela napas, lalu

bangkit dari posisi berbaring

dan duduk di samping Aryo. la

menyandarkan kepalanya di

pundak suaminya, tampak

resah. Aku nggak nyaman, Mas,

tidur di sini, ucapnya pelan.

Aryo menutup laptopnya

dengan satu tangan,

meletakkannya di atas nakas di

sebelah ranjang, dan menoleh

ke arah Kinan. Kenapa lagi?

Bukankah tadi kamu bilang

nggak apa-apa tidur di sini? Apa

ada yang mengganggu sampai

kamu berubah pikiran?

tanyanya dengan lembut, tapi

matanya menyiratkan rasa

ingin tahu.

Kinan menggigit bibirnya

ragu sebelum menjawab. Aku

cuma… baru kepikiran aja, Mas.

Ini kan dulu kamar Mas Aryo

sebelum pindah rumah.

Rasanya agak aneh, soalnya ini

juga bekas kamarmu sama Mbak

Siska, katanya lirih.

Aryo menghela napas

panjang sambil tersenyum kecil.

Kamu ini, ada-ada saja,

gumamnya. la menggeser

tubuhnya sedikit lebih dekat ke

Kinan. Dengar, Kinan, kamu

adalah wanita pertama yang

99

tidur di kamarku, ucap Aryo

serius.

Kinan langsung

mengangkat kepalanya dari

pundak Aryo, menatap

suaminya dengan ekspresi tak

percaya. Masa sih, Mas? Emang

Mbak Siska nggak pernah tidur

di sini? tanyanya heran.

Aryo menggeleng santai.

Nggak pernah. Siska bahkan

jarang aku izinkan masuk ke

kamar ini, jawabnya tegas.

Kinan lalu duduk di depan

Aryo, rasa penasaran

menggelayut di benaknya. Ia

memandang suaminya dengan

serius. Emang kenapa Mas,

Mbak Siska nggak boleh masuk

ke kamar ini? tanyanya pelan.

Aryo menatap Kinan

dengan tenang, sejenak terdiam

sebelum menjawalb. Aku nggak

suka kalau tempat pribadiku

diganggu orang lain, bahkan

oleh istriku sendiri, ucapnya

dengan nada mantap.

….

Jawaban itu justru

membuat Kinan semakin

penasaran. Terus, kenapa aku

boleh tidur di sini? tanyanya

lagi, mencoba memahami

perbedaan perlakuan itu.

Aryo tersenyum tipis,

menatap Kinan dengan lembut.

Karena aku nyaman sama

kamu, Kinan, jawabnya

singkat namun sarat makna.

Wajah Kinan langsung

memerah. Ia merasa pipinya

memanas, malu sekaligus

tersentuh. Perlahan, ia

menundukkan wajahnya

sebelum bertanya lagi, kali ini

dengan suara lebih pelan.

Berarti Mas Aryo belum pernah.

.. berhubungan di ranjang ini,

kan?

Aryo sedikit terkejut

mendengar pertanyaan itu.

Namun, ia dengan tenang

66

menatap Kinan dan menjawab,

Tidak, Kinan. Kamu adalah

wanita pertama yang aku

izinkan tidur di ranjang ini.

Kinan merasa lega

mendengar jawaban Aryo,

tetapi sebelum ia sempat

berkata apa-apa, Aryo

melanjutkan dengan nada lebih

lembut, Dan aku juga

berencana, menjadikan kamu

satu-satunya wanita yang aku

sentuh di ranjang ini.

Tanpa menunggu, Aryo

meraih tubuh Kinan dengan

lembut, menariknya mendekat

ke pelukannya. Aku ingin

semua yang ada di sini menjadi

saksi cinta kita, bisiknya,

membuat Kinan terhanyut

dalam perasaan hangat yang

mendalam.

Aryo menatap Kinan

dengan lembut sebelum

mendekatkan wajahnya, bibir

mereka bertemu dalam ciuman

yang hangat dan penuh kasih.

Kinan memejamkan matanya,

merasakan sentuhan lembut

Aryo yang membuat tubuhnya

terasa tenang sekaligus

berdebar.

….

Mas… ucap Kinan lirih,

suaranya terdengar manja di

telinga Aryo, seperti melodi

yang membuat hatinya bergetar.

Aryo perlahan merebahkan

tubuh Kinan ke atas ranjang,

tangannya menyusuri kulit

Kinan dengan kelembutan yang

penuh perhatian. Tatapan Aryo

menyiratkan cinta mendalam,

membuat Kinan merasa

istimewa di setiap detiknya.

la menundukkan kepala,

mengecup lembut perut Kinan

sambil mengelusnya dengan

penuh sayang, seolah

memberikan janji untuk selalu

melindungi dan mencintai.

Keheningan di kamar itu

berubah menjadi suasana yang

intim dan penuh kehangatan,

menghubungkan mereka lebih

dalam dari sebelumnya.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART43)
Next Post: JANGAN OM (PART41)

Related Posts

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART19) Kisah Menarik
TETANGGA IDAMAN (PART28) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART29) Kisah Menarik
TETANGGA MENGGODA (PART22) Kisah Menarik
Malam Pertama di Kos-Kosan Kisah Menarik
JANGAN OM (PART11) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme