JANGAN OM (PART55)
Isi Postingan:
JANGAN OM PART55
…
..
.
Setelah beristirahat selama
seminggu, kondisi Kinan
benar-benar pulih. Namun, ia
mulai merasa bosan. Kini, Aryo
membawanya tinggal di villa,
tidak lagi mengizinkan Kinan
untuk tinggal di rumah
keluarganya. Aryo khawatir
sesuatu seperti kejadian
sebelumnya akan terulang.
Nenek Lasmi mengerti dan tidak
memaksa Kinan untuk kembali
tinggal bersamanya.
Di tengah kebosanannya,
Kinan memutuskan untuk
menghubungi Fuji, temannya.
Setelah beberapa kali nada
sambung, panggilan akhirnya
diangkat.
….
Halo, assalamualaikum,
suara ceria Fuji terdengar di
ujung telepon.
Waalaikumsalam, jawab
Kinan pelan.
Gimana kabar kamu,
Kinan? Aku kangen banget sama
kamu! Kapan kita bisa ketemu?
tanya Fuji penuh semangat.
Kinan tersenyum kecil,
meski suaranya terdengar
lemah. Belum tahu sih.
Soalnya aku belum dapat izin
dari Mas Aryo buat keluar dari
rumah.
Yah, padahal aku kangen
banget sama kamu, sahut Fuji,
nada suaranya terdengar sedih.
Udah, jangan sedih, kata
Kinan, mencoba menghibur.
Gimana kuliah kalian?
Alhamdulillah, lancar,
jawab Fuji dengan nada sedikit
lebih ceria.
Kinan terdiam sejenak
sebelum mengajukan usul.
Gimana kalau kalian main ke
sini? Aku bakal coba minta izin
sama Mas Aryo. Nanti, kalau
diizinkan, kalian main ke villa
aja.
Fuji terdiam sebentar
sebelumn menjawab, Oke, nanti
kabarin aja ya kalau udah dapat
izin dari Pak Aryo. Kirim
lokasinya juga, aku sama Sally
bakal ke sana.
Kinan tersenyum kecil. Iya,
nanti aku kabarin ya.
…
Ok aku tunggu. Ya udah,
aku matiin dulu ya, Kinan.
Sebentar lagi aku masuk kelas
lagi, sahut Fuji.
Iya, semangat ya
kuliahnya. Assalamualaikum,
ucap Kinan lembut.
Waalaikumsalam, jawab
Fuji sebelum panggilan
berakhir.
Kinan meletakkan
ponselnya di meja kecil di
samping tempat tidur. la
menghela napas panjang,
berusaha mengusir rasa
bosannya. Pertemuan dengan
Fuji dan Sally mungkin akan
menjadi penghiburan yang ia
butuhkan. Sekarang, tugasnya
hanya minta izin sama Aryo.
Kinan langsung mengetik
pesan kepada suaminya, Aryo.
Mas, boleh nggak aku
keluar bertemu teman-temanku,
Fuji samna Sally? tulis Kinan.
Namun, beberapa menit
berlalu, dan Aryo belum juga
membuka pesannya. Kinan
menghela napas, mencoba
bersabar. Ah, mungkin Mas
Aryo masih ada jadwal
mengajar, pikirnya sambil
memelukguling.
Sejak pulang dari rumah
sakit, aktivitas Kinan hanya
berkutat di kamar. Kalau lapar,
dia baru turun ke bawah untuk
makan, itu pun hanya sebentar.
Setelahnya, dia akan kembali ke
kamar untuk beristirahat, sesuai
permintaan Aryo yang khawatir
Kinan kecapaian dan jatuh sakit
lagi.
…
Saat Kinan hendak
memejamkan mata, ponselnya
berbunyi. Dengan cepat, ia
membuka pesan itu. Ternyata
pesan dari Aryo.
Nggak, kamu nggak boleh
keluar dulu, Kinan. Kamu harus
di rumah dan beristirahat,
balas Aryo singkat.
Kinan cemberut, merasa
sedih karena rasa bosannya
semakin menjadi. Tapi dia tidak
menyeralh.
Tapi aku bosen banget,
Mas. Di rumah sepi, kamu sibuk
kerja, balas Kinan. Ia
menunggu beberapa saat
sebelum mengirim pesan lagi.
Kalau gitu, boleh nggak
temen-temenku main ke villa?
Tak lamna, balasan dari Aryo
datang. Yaudah, suruh
teman-temannmu main ke villa
saja. Nggak apa-apa, asal kamu
jangan pergi keluar rumah dulu
Kinan tersenyunm lega.
Akhirnya, ia mendapatkan izin
untuk bertemu dengan Fuji dan
Sally. Terima kasih, Mas.
Nanti siang, setelah mereka
selesai kuliah, aku ajak mereka
main ke sini,
Iya, kalau begitu, sekarang
istirahat dulu biarkamu nggak
kecapean, balas Aryo.
Iya, Mas, jawab Kinan
singkat sebelum meletakkan
ponselnya.
Namun, sebelumn tidur,
Kinan mengirim pesan kepada
Fuji. Ji, aku sudah dapat izin
dari Mas Aryo. Nanti siang
kalian main ke villa ya. Ini aku
kirim lokasinya.
…
Setelah mengirimn lokasi,
Kinan akhirnya memejamkan
mata, merasa lebih tenang. Ia
tak sabar menunggu kedatangan
teman-temannya untuk
mengusir rasa bosan.
Setelah pelajaran di kampus
selesai, Fuji mengambil
ponselnya lalu mengecek pesan
dari Kinan. Ia pun tersenyum
lebar, segera mencari Sally
setelah keluar dari ruang kelas.
Ketika menemukannya, Fuji
langsung berkata, Sally, habis
ini kita main ke tempat Kinan,
ya!!.
Hah? Emang kamu tahu di
mana Kinan tinggal? tanya
Sally penasaran.
Tahu dong, ini Kinan udah
ngirim alamatnya. Dia juga
udah dapat izin kok dari Pak
Aryo, jawab Fuji dengan
antusias.
Sally mengangguk sambil
tersenyum. Oke, kita langsung
ke sana ya. Aku udah kangen
banget sama Kinan.
Mereka kemudian berjalan
menuju parkiran. Saat hendak
menuju mobil, mereka tak
sengaja berpapasan dengan
dosen mereka, Pak Aryo.
Siang, Pak, sapa Sally dan
Fuji hampir bersamaan.
Aryo mengangguk ramah
sambil menatap mereka. Kalian
jadi ke tempat Kinan?
tanyanya.
Iya, Pak. Ini kami mau
berangkat ke sana, jawab Fuji
sambil tersenyum sopan.
Aryo mengangguk pelan.
Oh, oke. Hati-hati di jalan,
ucapnya singkat.
Sally tersenyum dan
berkata, Makasih ya, Pak,
sudah izinkan kami menjenguk
Kinan. Kami kangen banget
sama dia.
….
Aryo hanya membalas
dengan anggukan sebelum
melanjutkan langkahnya
menuju mobilnya.
Fuji dan Sally kemudian
naik ke motornya. Setelah
memastikan semuanya siap,
Fuji menyalakan mesin dan
mereka pun berangkat menuju
villa tempat Kinan tinggal.
Dalam perjalanan, mereka
berbincang santai, membahas
banyak hal, terutama
bagaimana mereka merindukan
kebersamaan dengan Kinan.
Hari itu tampak cerah, dan
keduanya tak sabar untuk segera
sampai di villa.
Saat tiba di vila, Fuji dan
Sally tak bisa menyembunyikan
kekaguman mereka.
Wah, vila ini gede banget
ya, gumam Fuji sambil
menatap sekeliling. Enak
banget ya, Kinan sekarang.
Nikah sama Pak Aryo, hidupnya
jadi mewah begini.
Sally menepuk pundak Fuji
sambil berkomentar, Nggak
usah norak, deh, Ji.
Malu-maluin. Kayak nggak
pernah lihat rumah bagus aja.
Alhamdulillah kalau nasibnya
Kinan bagus. Tapi emang kamu
mau nikah sama om-omn? Kaya
sih, tapi dijadikan istri kedua?
tanyanya, setengah bercanda.
Fuji tertawa lepas. Kalau
om-omnya kayak Pak Aryo, aku
sih mau-mau aja.
Keduanya tertawa bersama
sebelumn melapor ke pos satpam
sesuai instruksi Kinan. Setelah
diperiksa, satpam
mempersilakan mereka masuk.
Ketika pintu vila dibuka, Fuji
kembali terpana.
Wah, ini mah kayak istana.
Bener-bener dapat durian
runtuh si Kinan, ucapnya
dengan nada kagum.
Seorang pembantu yang
membukan pintu pun
mempersilakan mereka duduk
di ruang tamu, lalu mengatakan
akan memanggil Kinan. Tak
berapa lama, Kinan turun dari
lantai dua dengan senyum ceria.
la berlari kecil menghampiri
Fuji dan Sally, lalu memeluk
mereka erat.
Aku kangen banget sama
kalian! ucap Kinan hampir
menangis.
….
Kami juga kangen banget
sama kamu, balas Sally sambil
tersenyum. Gimana kondisi
kamu sekarang? Udah baikan?
tanyanya.
Kinan mengangguk sambil
melepaskan pelukannya. Udah
kok, alhamdulillah, aku udah
baik-baik aja.
Mereka kemudian
berpindah ke taman belakang,
tempat yang lebih santai untuk
mengobrol.
Gimana kuliah kalian? Ada
gosip apa di kampus? tanya
Kinan penasaran.
Fuji dan Sally saling melirik,
sebelum Sally menjawab,
66
Nggak ada gosip apa-apa kok.
Tapi, kamu mending
sekarang nggak usah kuliah
dulu, deh, lanjut Sally.
Kondisi kamu kan belum stabil.
Mending istirahat aja dulu,
nggak usah mikirin kuliah.
Perkataan Sally membuat
Kinan mengerutkan dahi.
Kenapa? Kan aku udah sehat.
Lagian aku bosen banget di
rumah. Nanti kalau udah
benar-benar pulih, aku bakal
minta izin Mas Aryo buat kuliah
lagi, jawab Kinan.
Namun, Fuji justru
mendukung Sally. Bener kata
Sally Kinan. Mendingan kamu
istirahat aja dulu di rumah.
Minimal sebulan deh, jangan ke
kampus dulu. Kami khawatir
sama kondisi kamu.
Kinan merasa ada yang
aneh. Sikap kedua temannya itu
tidak seperti biasanya. Biasanya
mereka sangat mendukung
Kinan kuliah, tapi kali ini
mereka justru melarang.
Ada apa sih? Tumben
kalian ngelarang aku kuliah.
Emang ada apa di kampus?
tanya Kinan dengan nada curiga.
Fuji dan Sally saling
memandang, terdiam sesaat,
lalu Fuji menjawab dengan
senyuman yang dipaksakan.
Nggak ada apa-apa kok, Kinan.
Semua baik-baik aja. Kami cuma
nggak mau terjadi apa-apa sama
kamu. Istirahat dulu aja ya,
jangan sampai kondisimu drop
lagi.
Namun, jawaban itu belum
membuat hati Kinan tenang. la
merasa ada sesuatu yang
disembunyikan oleh kedua
temannya. Rasa penasaran
mulai memenuhi pikirannya.
Apa yang sebenarnya sedang
terjadi di kampus? batinnya.
Setelah Fuji dan Sally pun
pamit pulang, Kinan berniat
kembali ke kamarnya. Namun,
suara mobil Aryo terdengar di
depan vila, membuatnya
berbalik menuju pintu masuk.
Ketika Aryo masuk, Kinan
menyambutnya dengan
senyuman ceria, lalu
memeluknya erat.
Mas Aryo, kenapa baru
pulang? Kinan kangen banget,
tahu, ucapnya manja.
Aryo tersenyum melihat
tingkah Kinan. Pekerjaan Mas
banyak banget. Beberapa hari
kemarin kan Mas cuti nemenin
kamu di rumah sakit, jadi
sekarang kerjaan di kantor
numpuk, jawab Aryo sambil
meletakkan tasnya.
Kinan langsung merasa
bersalah. Maaf ya, Mas, karena
Kinan, mas Aryo harus lembur
kerjanya.
Aryo menggeleng pelan.
Nggak apa-apa, Kinan. Yang
penting kamu sekarang udah
sehat. Mas seneng banget,
ucapnya tulus. Sambil mnelihat
sekeliling, Aryo bertanya, Loh,
teman-temanmu udah pulang?
Iya, Mas, baru aja beberapa
menit yang lalu, jawab Kinan.
Aryo mengangguk dan
mengajak Kinan masuk kamar.
Setelah mandi dan mengganti
pakaian, Aryo duduk di sisi
tempat tidur, tampak lelah.
Kinan mendekatinya, duduk di
samping, lalu berkata pelan,
Mas, boleh nggak Kinan kuliah
lagi?
Aryo menatap Kinan serius.
Kondisi kamu kan baru aja
pulih. Mending kamu istirahat
aja di rumah. Mas nggak mau
kamu kecapean.
Kinan cemberut, merasa
kecewa. Tapi, Mas, Kinan
bosen di rumah terus. Tiap hari
cuma tiduran, makan, tidur lagi.
Kalau di kampus kan ada Fuji
sama Sally. Lagian Kinan nggak
bakal kecapean kok. Kuliah
cuma sebentar-sebentar aja,
ujarnya mencoba merayu.
Namun Aryo tetap tegas.
Kinan, kondisi kampus sekarang
sedang nggak kondusif.
Sebaiknya kamu di rumah aja
dulu sampai semuanya
membaik. Baru nanti kamu bisa
kuliah lagi.
Perkataan Aryo dan
teman-temannya tadi, membuat
Kinan bingung. la merasa ada
yang disembunyikan. Ada apa
sih sebenarnya di kampus, Mas?
Tadi Fuji sama Sally juga
tumben-tumbenan ngelarang
Kinan kuliah. Sekarang Mas
bilang kampus nggak kondusif.
Emang ada masalah apa?
tanyanya penasaran.
Aryo terdiam sejenak,
terlihat ragu untuk berbicara.
Namun ia tahu Kinan akan terus
mendesaknya jika tidak diberi
penjelasan. Aryo menggenggam
tangan Kinan erat.
Kinan, Mas nggak mau
kamu kenapa-napa. Di kampus
sekarang sedang beredar kabar
yang kurang baik tentang kita
berdua, ucap Aryo hati-hati.
Kinan mengerutkan kening.
Kabar apa, Mas?
….
Aryo menghela napas
panjang sebelum menjawab.
Semua orang di kampus sudah
tahu kalau kamu istri mudanya
Mas. Tapi kabar yang beredar
itu nggak sesuai fakta. Mereka
bilang kamu pelakor, yang
menggoda mas Aryo dan
merebut Mas dari Siska.
Kinan terkejut, tak percaya
dengan apa yang didengarnya.
Hah? Siapa yang nyebarin gosip
seperti itu, Mas? Itu kan fitnah!
Kinan nggak pernah menggoda
apalagi ngerebut Mas Aryo dari
Mbak Siska! ucapnya sambil
meneteskan air mata.
Aryo memeluk Kinan erat,
mencoba menenangkannya.
Mas juga nggak tahu siapa yang
menyebarkan berita itu. Sanmpai
sekarang Mas masih berusaha
mencari tahu. Tapi orang itu
pintar. Dia bahkan nge-hack
akun kampus dan menyebarkan
berita itu di grup mahasiswa dan
dosen. Dia juga melampirkan
foto-foto kita. Salah satunya
waktu kamu masuk mobil Mas
dan saat kita berpelukan di
parkiran dulu.
Kinan semakin terisak.
Kenapa sih ada orang yangjahat
banget sama Kinan, Mas?
Padahal Kinan cuma mau kuliah
dengan tenang, lulus seperti
mahasiswa lainnya. Kenapa
malah jadi begini?
Aryo mengelus punggung
Kinan lembut. Mas juga nggak
tahu, Kinan. Tapi Mas janji, Mas
akan cari tahu siapa pelakunya
dan menyelesaikan ini semua.
Kamu tenang aja, ya. Yang
penting sekarang kamu istirahat
dulu. Jangan milkirin omongan
orang, ucapnya sambil terus
memeluk Kinan erat.
Setelah Kinan tenang, dia
berkata, Kinan akan tetap
kuliah Mas, Kinan nggak takut
dengan gosip seperti itu. Kinan
akan buktikan dan meluruskan
gosip tersebut bahwa Kinan
bukanlah pelakor dan perebut
suami orang, ucap Kinan tegas.
Kalau Kinan takut dan tidak
masuk kuliah, itu akan
membuat orang-orang berpikir
kalau Kinan memang seperti
yang mereka gosipkan. Kinan
Harus Melawan Mas, Kinan
nggak bisa terus-terusan diam di
Villa, sementara nama Kinan
menjadi jelek di kampus.
…
Aryo tetap saja menolak
keinginan Kinan. Namun Kinan
terus mendesak dan akhirnya
Aryo menyetujui keinginan
Kinan untuk kembali kuliah,
dengan catatan Kinan harus
berhati-hati dan tidak boleh
stress ataupun emosi kalau
mendengar ucapan miring
tentang dirinya dan Aryo.
NoteL.i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts