Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART24)

Posted on June 4, 2025 By admin

ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART24)

Isi Postingan:

ADIK IPAR PELIPUR LARA PART24

…

..

.

Dimas tak membuang

waktu dan kesempatan itu, dia

langsung beraksi mengcvp bbl

r Celia dengan lembut.

Celia memejmkan mata

dan mraih tengkuk Dimas,

membalas kecpan di bbirnya.

Dimas menyapu bbir Celia

dengan lidhnya dan perlahan

mulai melmatnya.

.

Kedua insan berlinan jenis

itu kembali melampiskan hasr4

tmembar4 diantara keduanya

saling berputan lidh

Dimas memngku Celia,

duduk di phanya, m3ngndu5

leher jenjang perempuan yang

selalu hadir dalam mimpinya.

Wanita yang sejak pertama

kali ditemuinya tiga tahun lalu

itu telah menjadi fantslnya

setiap malam.

..

.

Dia menghyal berclntal4

dengan pemilik tbuh indah itu.

Dimas kemudian

melepaskan lmnat4n di li.. dh

Celia dan mengsap sudut bbir

perempuan itu yang dibasahi

saliva mereka berdua.

Kamu selalu saja

membuatku bergirah,

membangkitkan hsratku,

membuatku bahagia, kata Celia

jujur.

Permainan kita belum

selesai, bisik Dimas di telinga

perempuan itu.

Dia kemudian mencium

telinga Celia dengan lembut.

Membuat wanita itu

menggelnjang geli.

…

Setelah beberapa saat puas

melmat telinga Celia, lalu

bernjak turun ke lher Celia,

menikmati tengkknya begitu

bernf5u mencumnya dengan

gemas.

..

Tangan Dimas lalu merbap

4ydra besar dan kenyal mlik

Celia, yang masih tertutup

pakaiannya, membuat wanita

itu semakin bersemangat dan

merasakan senssi luar biasa.

Dimasss.. dsahnya,

sedikit mendongakkan

kepalanya.

Aaaahhh xxxxxxxxxxxxxxxxxx lenguhnya

nikmt.

Celia mendsah lirih,

sambil menekan kepala Dimas,

dia mermas rambut lelaki itu.

Celia masih duduk di

pngkuan Dimas, saat pria itu

mencoba membka kancing

blouse biru muda yang Celia

kenkan.

…

Tapi, Celia memegang

tangan Dimas, mengisyaratkan

agar dia menghentikan aksinya

itu.

Dim, bisakan kita hentikan

ini? Aku rasa cukup ya,

pintanya.

Dimas menganggukkan

kepalanya, menuruti

permintaan Celia.

Ok. Tapi, biarkan aku

mendekpmu sesaat lagi, pinta

Dimas, menenggelamkan

kepalanya di ceruk lher Celia,

memluk erat tbuh wanita itu.

Celia membalas pelukan

Dimas, lalu mengcup pucuk

kepala pria itu dua kali.

…

Kamu tau, sejakpertama

bertemu denganmu, aku sudah

menginginkanmu. Aku tak

pernah berhenti berharap,

suatu hari kamu akan jadi

milikku seutuhnya, secara sah

dan legal. Sehingga kita bebas

mengekspresikan perasaan kita

kapanpun dan dimanapun,

harapnya.

Dengan begitu, kita tidak

lagi melakukannya diam -diam

dan sembunyi-sembunyi seperti

ini, katanya.

Dimas! Maaf ya. Seperti

yang pernah kukatakan

berulang kali, saat ini kamu itu

tak lebih sebagai pelipur laraku,

ungkap Celia menundukkan

kepalanya.

….

Ya, aku tau. It’s ok. Gak

apa-apa. Kalau memang harus

seperti ini. Tapi aku tulus

mencintaimu Bee, sangat

menginginkanmu. Meski

mungkin itu hampir mustahil

untukku bersatu dengamu,’

lirihnya.

Kalau memang tak akan ada

akhir bahagia untuk kisah

cintanya, Dimas hanya ingin

menciptakan memori indah

mereka berdua.

Celia kemudian menyentuh

dada kekar pria itu dengan

lembut, mencari debaran di

sana karena dia ingin tahu

seberapa tulus pria itu

menginginkannya.

Aku tahu kamu tulus

mencintaiku. Tapi aku gak bisa

menerimanya. Ada Bram yang

masih jadi suamiku, katanya.

Meski aku telah

mengkhianatinya berkali-kali,

bermain api di belakangnya,

bercumbu denganmu, sebut

Celia, menatap keluar lewat

kaca mobil.

Bee, apa kamu menyesal

melakukan semua ini denganku?

Merasa bersalah pada Mas

Bram? tanya Dimas, memegang

dagunya, menarik lembut wajah

Celia menghadapnya.

….

Celia menarik nafas

dalam-dalam, matanya mulai

berkaca-kaca.

Aku galk tau, di satu sisi aku

menikmati saat-saat

bersamamu. Tapi di sisi lain,

ada penyesalan, perasaan

bersalah yang kurasakan,

ungkapnya, mulai terisak.

Dimas berusaha

menenangkan hati Celia,

mengusap punggungnya,

menghapus air matanya.

Kamu tau, aku juga gak

mau seperti ini, gak mau kamu

harus menanggung beban, rasa

sesak dan bersalahmu. Aku gak

mau setiap saat melihatmu

menangis pilu di hadapanku.

Aku mau kamu gembira, senang,

dan bahagia, sebutnya.

Maaf aku sering

menumpahkan air mata di

depanmnu, membuatmu tak

nyaman. Lupakan saja, gak

perlu dibahas lagi ya. Ayo kita

pulang, sudah malam juga, kata

Celia, dengan suara serak, habis

menangis.

Dia turun dari pabha Dimas,

lalu membenarkan rambutnya,

dan juga mengancingkan

kembali kancing bajunya yang

sempat dibuka Dimas.

….

Aku akan mengantarmu

sampai rumah, sahut Dimas,

mengcup ppi Celia sebelum

keluar mobil itu.

Gak usah, aku bisa pulang

sendiri. Kamu harus buru-buru

kembali sebelum hujan semakin

deras. Kan kamu bawa mnotor,

nanti kehujannya, kata Celia.

Kegelapan malam menyapa,

gerimis pun mulai turun saat

keduanya beranjak dari pintu

gerbang taman itu dengan

kendaraannya masing-masing

untuk pulang.

 

Bram bersama sahabat dan

teman-temannya sedang

barbeque di halaman belakang

rumah Doni, sahabatnya sejak

di bangku SMA.

Dia sedang memanggang

BBQ di atas grill pan berupa

daging sapi, gurita dan

cumi-cumi serta ikan Dori

bersama Anto dan Yuda.

Sementara Doni dan Dika

duduk di kursi, berbincang

tentang pertandingan sepak

bola Liga Inggris. antara

Manchester United vs Liverpool.

Selain sahabat SMA nya,

hadir juga temannya saat dia

sempat kuliah di jurusan bisnis

dulu, sebelum dia sekolah

penerbangan untuk jadi pilot.

Mereka semua sudah

menikah dan ada yang sudah

punya anak, usia dua tahun

yaitu Anto.

Setiap kali berkumpul

dengan sahabat dan temannya,

mereka akan menghabiskan

waktu bermain game, seperti

main kartu atau remi,

membahas olahraga, atau

membicarakan topik-topik lain

seperti pekerjaan dan rencana

masa depan.

…

Eh, kamu tau kabar terbaru

dari Dena dan Lia gak? tanya

Dika.

Bram yang sedang

memanggang cumi -cumi

terhentak sesaat mendengar

nama Dena disebutkan

temannya.

Dia kemudian mendekat ke

tempat dua temannya duduk

untuk mendengarkan lebih jelas

dan mendapatkan kabar serta

berita tentang Dena.

Dia begitu antusias ingin

mengetahuinya, meski tak

ditunjukkan secara ekspresif.

Bram mnencoba bersikap

biasa saja dan menyembunyikan

perasaanya yang sangat

merindukanmu Dena.

Dia tentu saja tak mau

mereka mengetahui isi hatinya.

Apalagi, dia sudah menikah dan

punya Celia sekarang.

Emang ada kabar apa,

keduanya sudah lama kan gak

ada kabar. Gak ada informasi

apapun tentang mereka. Lia dan

Dena itu sahabatan kan,

makanya mereka bisa

menghilang bagai ditelan bumi

secara bersamaan, sahut Anto,

yang masih bisa mendengar

jelas pembicaraan

teman-temannya.

…

Iya benar, saat Dena tak

muncul lagi di kampus, Lena

juga ikut menghilang tanpa

jejak, kata Dika.

Terus ada informasi

terbaru apa tentang mereka,’

tanya Anto penasaran.

Dua hari lalu, aku bertemu

Pak Doddy, sopirnya Dena dulu

saat belanja di supermarket.

Tanpa sengaja aku curi dengar

saat dia bicara sama seorang

perempuan, sepertinya

pembantu Dena, jelas Dika.

Terus gimana, apa

hubungannya dengan Dena dan

Lena? tanya Yuda, ikutan

nimbrung bersama mereka.

Dia bilang, Dena mau

kembali minggu depan dari

Islandia. Selama ini, dia tinggal

di sana, ada Lena juga yang

bekerja di sana, bersama Dena,

kata Dika.

…

Tinggal di Islandia? Apa

dia kerja di kedutaan? tanya

Anto.

Mana aku tau, info yang

aku dengar cuma Islandia dan

pulang minggu depan, sahut

Dika.

Hey Bram, dia itu mantan

pacarmu kan? Masa sih kamu

cuek, gak antusias dan seolah

gak mau tau kabarnya. Kita

ngerti kamu ini sudah punya

istri, tapi gak ada salahnya kalau

cuma sekedar pengen tau kan?

kata Yuda.

Nanti kalau Dena pulang,

kita undang dia kumpul sama

kita, ajak dia makan-makan,

sambung Anto, sembari

tersenyum menggoda Bram.

Benar, gak ada salahnya

tetap menjalin komunikasi dan

hubungan pertenmanan.

Kalaupun nanti bisa jadi

tumbuh benih cinta itu bonus.

Wajar aja bila nanti cinta lama

bersemi kembali.ha.ha.ha,

kata Dika tertawa cekikikan.

…

Kalian jangan ajarin Bram

macanm-macam, untuk apa

menjalin komunikasi lagi

dengan Dena. Ingat, dia suami

orang sekarang. Dia harus

menghindar hal-hal yang bisa

bermuara pada cinta lama

bersemi kembali, Itu

perselingkuhan. Gak boleh,

tentang Doni, menatap tajam ke

arah Bram.

Sementara, Bramantio

hanya tersenyum saja, bersikap

seolah apa yang dikatakan

teman-temannya itu benar,

kalau dia gak mau tau tentang

Dena.

Padahal, justru sebaliknya,

dia ingin segera mengetahui

kapan waktu pastinya Dena

kembali.

…

Dia ingin berkomunikasi

dengan perempuan itu, mau

melepaskan rindunya.

Namun tatapan Doni seolah

ingin mengatakan padanya agar

dia tak coba -coba menjalin

hubungan lagi dengan Dena.

Diantara sahabat dan

temannya itu, dia cuma bisa

jujur pada Doni tentang

perasaanya yang masih

mencintai perempuan ningrat

itu, dia menyimpan harap suatu

hari bertemu kembali dengan

Dena.

Dia ingat delapan bulan lalu,

saat memutuskan menikah

dengan Celia, Doni pernah

bertanya serius padanya tentang

perasaanya pada perancang

busana tersebut.

Kamu yakin mau menikah

dengan Celia meski aku tau

cintamu sudah habis di Dena

dan tak tersisa untuk wanita

lain, termasuk Celia? Apa itu tak

egois bila tetap menikahinya,

sementara hatimu bukan

untuknya? tanya Doni.

Aku sayang Celia, aku suka

dia. Gakpenting aku cinta atau

gak samna dia. Yang pasti, aku

dan Celia telah berkomitmen

untuk bersama, mengarungi

rumah tangga, hidup bersama,

jelasnya.

….

Bukankah itu gak adil

baginya jika kamu tetap

menikah dengannya, ulang

Doni lagi memastikan

keputusan Bram.

Dia bisa membayangkan apa

yang akan terjadi pada rumah

tangga sahabatnya itu setelah

menikah jika Bram tetap tak

bisa mencintai Celia.

Doni jugalah yang sering

menasehati Bram setiap kali dia

menghabiskan waktu bersama

mereka, pulang larut malam,

membiarkan Celia sendirian di

rumah.

Kamu tau, apa yang kamu

lakukan ini telah menzalimi

istrimu, menyiksa batinnya,

membiarkannya tanpa belaian

dan cumbuanmu. Perlakuan

yang tak pantas dia terima

darimu sebagai suaminya,

sebut Doni.

…

Namun, setiap kali Doni

menasehatinya, memberinya

saran, Bram seakan talk

mendengarkannya.

Kabar tentang Dena

membuat malam Bram begitu

indah. Dia bahagia, tak percaya,

akhirnya setelah bertahun-

tahun, ada juga informasi

tentang Dena.

Bram tak sabar menunggu

minggu depan untuk bisa

bertemu dengan Dena, melepas

rindunya pada wanita itu. Dia

bertekad membuat wanita itu

jadi miliknya, apapun keadaan

dan statusnya sekarang.

 

Note LANJUTIN GA NIH CEPI L..I..K..E..NYA

 


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART56)
Next Post: ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART23)

Related Posts

TERDIAM DALAM TAKDIR (PART10) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART53) Kisah Menarik
Malam di Pantai Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART47) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART57) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART52) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme