Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART50)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART50)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART50

…

..

.

Mata Joni semakin

menyipit, menatap Ana penuh

kecurigaan. Jangan bohong,

Ana! Aku tahu Bu Lasmi tidak

mungkin menyuruhmu.

Katakan yang sebenarnya, atau

aku akan membawamu ke

kantor polisi sekarang juga!

ancamnya dengan nada tajam.

Ana tersentak, setelah

beberapa kali mengelak dan

Joni memberikan intimidasi,

akhirnya Ana pun mau

mengaku. Tubuhnya bergetar

hebat. Dengan mata

berkaca-kaca, ia akhirnya

menjawab, Sebenarnya.. yang

menyuruh saya adalah Nyonya

Kartika. Tapi beliau bilang saya

harus bilang kalau jamu itu dari

Bu Lasmi… Saya… saya tidak

berani menolak perintahnya,

Mas. Saya juga tidak tahu jamu

itu untuk apa… Saya

benar-benar tidak tahu. Tolong,

jangan laporkan saya ke polisi.

Saya diancam akan dipecat Mas

, ucap Ana sambil menangis

tersedu-sedu.

…

Joni menatap Ana dalam

diam. Ketakutan gadis itu

terlihat begitu nyata, namun

informasi yang diberikan

membuat pikirannya berputar.

Setelah beberapa saat, ia

mengangguk kecil. Baik. Tapi

mulai sekarang, kamu ikut

denganku. Kamu akan tinggal di

vila milik Tuan Aryo untuk

sementara waktu,

Ana terkejut. Tapi, Mas…

Saya nggak mau ambil

risiko, potong Joni. Kalau

tetap di sini, Nyonya Kartika

bisa mengancammu lagi, atau

lebih buruk lagi, kamu bisa

melarikan diri. Kamu harus

aman untuk dimintai

keterangan lebih lanjut. Jadi

ikut aku sekarang.

….

Setelah mendapatkan

pengakuan Ana, Joni semakin

yakin bahwa ini bukan sekadar

kebetulan. Tanpa banyak bicara,

ia segera mengarahkan Ana

keluar dari ruangan satpam.

Ana tak punya pilihan lain.

Dengan wajah pasrah, ia

mengikuti Joni keluar ruangan.

Dalam hati, Ana hanya bisa

berharap semuanya segera

berakhir, tanpa harus menyeret

dirinya lebih dalam ke dalam

masalah besar ini.

Joni membawa Ana menuju

mobilnya yang sudah diparkir di

depan rumah keluarga Aryo.

Sebelum masuk ke mobil, ia

berpesan kepada Pak Suryo di

ruang keamanan.

Pak, saya pinjam Ana

sebentar. Tolong bilang pada

mbak Wati, dia saya ajak ke Villa

tuan Aryo sementara, untuk

membantu bersih-bersih disana

, ujar Joni.

Pak Suryo mengangguk,

meskipun terlihat sedikit heran.

Baik, Mas Joni. Hati-hati ya.

Setelah itu, Joni dan Ana

masuk ke mobil. Dalam

perjalanan menuju vila milik

Aryo, Joni berbicara kepada Ana

dengan nada lebih lembut,

mencoba menenangkan

pembantu muda itu.

…

Ana, kamu tidak perlu

takut. Saya tidak akan

melaporkan kamu ke polisi

selama kamu bekerja sama. Tapi,

saya harus memastikan kamu

aman. Kalau kamu tetap di

rumah itu, bisa saja kamu

diancam atau dilukai. Jadi

untuk sementara, kamu tinggal

di vila Tuan Aryo, ucap Joni.

Ana mengangguk pelan.

Iya, Mas. Saya akan nurut. Tapi

saya benar-benar tidak tahu

kalau jamu itu bisa

membahayakan Nona Kinan.

Saya hanya melakukan apa yang

diperintahkan nyonya Kartika,

katanya sambil menundukkan

kepala.

Joni menatap Ana dari kaca

spion dengan serius. Itu yang

ingin saya pastikan, Ana.

Jangan khawatir, kalau kamu

jujur, saya akan melindungimu

ujarnya meyakinkan.

Setibanya di vila, Joni

memastikan Ana mendapat

tempat tinggal yang aman dan

nyaman. Ia memberikan

instruksi kepada penjaga vila

agar tidak membiarkan siapa

pun bertemu Ana tanpa

seizinnya.

Jagalah dia baik-baik..

Jangan biarkan dia keluar dari

vila, dan pastikan tidak ada yang

mencarinya ke sini tanpa

konfirmasi dariku, perintah

Joni kepada penjaga vila.

Setelah berhasil menangkap

orang yang memberikan jamu

kepada Kinan, Joni segera

menuju Hotel Harmony. Hotel

tempat diadakannya pesta yang

dihadiri Aryo dan Siska kemarin

malam. Dengan langkah cepat,

Joni memasuki lobi hotel dan

langsung mencari Pak Wayan,

orang yang bertanggung jawab

atas acara tersebut.

9

Selamat siang, Pak Wayan

, sapa Joni sambil

mengulurkan tangan.

Perkenalkan, saya Joni,

pengawal Tuan Aryo.

…

Pak Wayan membalas jabat

tangan itu dengan ramah. Oh,

selamat siang, Mas Joni. Ada

yang bisa saya bantu? tanyanya

dengan nada sopan, meskipun

tampak sedikit bingung.

Joni langsung

menceritakan masalah yang

dialami oleh bosnya kepada pak

Wayan. Jadi begitulah pak.

Masuk

Tuan Aryo mencurigai bahwa

salah satu pelayan di pesta,

mungkin telah memasukkan

obat tidur ke dalam

minumannya.

Pak Wayan terdiam sesaat,

raut wajahnya berubah serius.

Begitu, ya? gumamnya.

Karena itu, lanjut Joni,

saya mohon izin untuk

memeriksa rekaman CCTV.

Kami perlu memastikan, apakah

pelayan itu yang memberikan

obat tidur kepada tuan Aryo

atau tidak.

Pak Wayan berpikir sejenak,

lalu mengangguk. Baiklah, Mas

Joni. Kalau memang itu untuk

kepentingan penyelidikan, saya

akan bantu semampu saya. Mari,

saya antar ke ruang CCTV.

Joni merasa lega

mendengar jawaban itu.

Terima kasih, Pak Wayan. Saya

sangat menghargai bantuan

Anda,

Pak Wayan

mempersilakan

Joni mengikuti langkahnya

menuju ruangan kecil di lantai

dua yang digunakan untuk

memantau CCTV hotel. Dalanm

perjalanan, ia menambahkan,

Kalau memang pelayan itu

terbukti bersalah, saya akan

membantu mencari tahu lebih

jauh tentang identitasnya. Saya

tak ingin hal seperti ini

mencemari nama baikhotel.

Joni hanya mengangguk

sambil mempercepat

langkahnya. Dalam benaknya,

ia bertekad untuk segera

mengungkap siapa pun yang

mencoba mencelakai tuan Aryo.

 

Sesampainya di ruangan

tersebut, seorang petugas CCTV

menyambut mereka dan mulai

memutar rekamnan dari pesta

tadi malam.

Joni memperhatikan layar

dengan seksama, matanya

terpaku pada setiap detail

kejadian di dalam ruangan pesta.

Saat waktu menunjukkan pukul

22.15, seorang pelayan terlihat

mendekati Aryo dengan

membawa secangkir teh.

..

Tolong perbesar gambar

ini, Pak, pinta Joni kepada

petugas CCTV.

Petugas itu segera

memperbesar gambar,

menampilkan wajah pelayan

tersebut lebih jelas. Joni

mengamati wajah dari pelayan

tersebut, Namun Joni tidak

mengenalinya.

Apakah di dapur ini ada

kamera CCTV? tanya Joni

sambil menunjuk arah yang

dituju pelayan tersebut setelalh

memberikan teh.

Ya, Pak, jawab petugas. Di

setiap sudut hotel ini kami

memasang CCTV, termasuk di

dapur.

Baik, tolong buka rekaman

CCTV yang ada di dapur

beberapa menit sebelum

pelayan ini keluar, ucap Joni.

Petugas itu dengan sigap

membuka rekaman yang

diminta. Dalam rekaman

tersebut, pelayan terlihat sibuk

membuat teh di dapur. Namun,

sesuatu yang mencurigakan

terjadi pelayan itu tampak

mengambil sesuatu dari

kantong celananya sebelum

menambahkan sesuatu ke dalam

teh. Sayangnya, posisinya

membelakangi kamera sehingga

Joni tidak dapat memastikan

apa yang diambil.

Tak lama kemudian,

seorang wanita muncul dalam

rekaman. Wanita itu mendekati

pelayan dan tampak berbicara

dengannya.

Siapa dia? gumam Joni,

matanya tak lepas dari layar.

Pak, Joni kembali

berbicara kepada petugas, di

lorong menuju dapur, apakah

juga ada CCTV?

Ada, Pak. Mau saya periksa

sekarang? jawab petugas.

Ya, tolong. Periksa apakah

ada sesuatu yang mencurigakan,

mungkin seseorang bertemu

pelayan itu sebelumnya, pinta

Joni.

…

Petugas kembali memutar

rekaman, kali ini di lorong yang

mengarah ke dapur. Setelah

beberapa menit memeriksa,

layar menemukan siapa dalang

dari kejadian tersebut. Siska,

istri Aryo, tampak menghampiri

pelayan itu di lorong. Dalam

rekaman, Siska terlihat

memberikan sesuatu dan juga

sebuah amplop kepada pelayan

tersebut. Percakapan mereka

singkat, namun jelas terlihat

pelayan itu menerima barang

yang diberikan.

Joni tertegun. Ternyata

benar, ini ulah Nyonya Siska,

gumamnya pelan, menyadari

kebenaran yang selama ini ia

duga.

Dengan suara tegas, ia

berkata kepada petugas, Pak,

saya perlu salinan rekaman ini

untuk bukti. Tolong siapkan

secepatnya.

Baik, Pak, jawab petugas,

segera menyalin rekaman yang

diminta.

Setelah mendapatkan

salinan rekaman CCTV itu, Joni

pun kemudian mengucapkan

terima kasih kepada petugas

CCTV itu dan memberikan

beberapa lembar uang sebagai

tanda terima kasih. Lalu, Joni

juga mengucapkan terima kasih

kepada Pak Wayan, yang sudah

memberikan informasi dan

alamat lengkap dari pelayan

yang memberikan obat tidur

kepada Aryo.

Setelah mendapatkan

semua bukti, Joni segera

menuju rumah salkit untuk

menemui Aryo. Sesampainya di

kamar rawat inap Kinan, ia

mengetuk pintu pelan sebelum

membukanya. Di dalam, Aryo

tampak duduk di sofa, sibuk

memeriksa beberapa laporan.

Sementara itu, Kinan masih

tertidur di tempat tidur,

ditemani Mbak Sumi yang

duduk tenang di sampingnya.

Tuan, sapa Joni,

memecah keheningan.

….

Aryo mengangkat

pandangannya dari laporan dan

menatap Joni. Bagaimana? Apa

kamu sudah menemukan

buktinya? tanyanya, nada

Suaranya tegas namun sedikit

menahan rasa cemas.

Joni mengangguk. Sudah,

Tuan. Saya berhasil

mendapatkan rekaman CTV

dan juga alamat pelayan yang

memberikan minuman kepada

Anda tadi malam. Juga ada

rekaman saat nyonya Siska

memberikan uang dan obat itu

kepada pelayan tersebut.

Mendengar perkataan Joni,

Aryo tidak begitu kaget, karena

dia memang sudah menduga

kalau Siska lah Yang

memberinya obat tidur padanya.

Namun tak lama, Joni pun

melanjutkan perkataaanya.

Selain itu, saya juga

mendapatkan informasi

mengenai siapa yang menyuruh

pelayan dirumah keluarga anda,

memberikan jamu kepada nona

Kinan.

Aryo menegakkan

duduknya, fokus sepenuhnya

pada Joni. Siapa yang

menyuruhnya?

Joni terdiam sejenak,

tampak ragu untuk

mengungkapkan nama itu.

Namun, akhirnya ia berkata,

Nyonya Kartika,

Mata Aryo melebar,

keterkejutan jelas terlihat di

wajahnya. Apa? Ibuku?

tanyanya dengan nada tak

percaya.

66

Joni menganggukpelan.

Benar, Tuan. Tapi saya belum

bisa memastikan sepenuhnya.

Tidak ada rekaman CCTV yang

menunjukkan secara langsung

saat Nyonya Kartika

memberikan instruksi kepada

pelayan itu. Saya sudah

memeriksa seluruh CCTV di

rumah keluarga Anda, tetapi

tidak ada bukti kuat yang

mengarah ke sana.

Aryo terdiam, wajahnya

menunjukkan campuran emosi

-kaget, bingung, dan marah.

Sepertinya ibuku melakukannya

di ruangan yang tidak

terjangkau kamera, gumam

Aryo, setengah kepada dirinya

sendiri.

…

Setelah terdiam beberapa

saat, Aryo mengambil laptop

yang tadi diantarkan oleh

sekretarisnya. Tangannya

bergerak cepat di atas keyboard.

Tunggu sebentar, katanya

sambil tetap fokus pada layar

laptop. Aku akan memeriksa

CCTV rahasia yang aku

tempatkan di rumah. Aku

sengaja memasang beberapa

kamera tambahan di titik

tertentu. Mungkin saja ada yang

mengarah ke ruangan tempat

kejadian itu.

Joni hanya mengangguk

dan menunggu dengan sabar. Ia

tahu, apa pun hasil dari

rekaman CCTV rahasia itu, akan

menjadi titik terang dalam

mengungkap kebenaran

sepenuhnya.

Tak berapa lama, Aryo

berseru, Dapat! Aku akhirnya

menemukan rekaman saat Ibu

memberikan jamu itu kepada

pembantu.

Wajahnya menunjukkan

campuran rasa lega dan kecewa.

Aryo segera menyalin rekaman

tersebut dan mengirimkannya

ke ponsel pribadinya. la

menyandarkan tubuh sejenak,

lalu menatap Joni dengan serius.

Joni, besok siang aku ingin

kamu mengantar dua orang ke

rumah keluargaku. Pembantu

yang memberikan jamu itu

kepada Kinan, dan pelayan yang

memberiku teh tadi malam di

pesta. Aku harus menyelesaikan

ini, ucap Aryo tegas.

Joni mengangguk. Baik,

Tuan. Besok siang saya akan

membawa mereka ke rumah

Anda,

Aryo menatap Joni dengan

penuh penghargaan. Terima

kasih, Joni. Kerja kerasmu

benar-benar membantu.

Sama-sama Tuan. Sudah

menjadi tugas saya, jawab Joni

sebelum berpamitan keluar dari

ruangan.

….

Begitu pintu tertutup, Aryo

menghela napas berat. Ia duduk

kembali di sofa, matanya beralih

ke arah Kinan yang masih

terlelap di tempat tidur. Wajah

istrinya terlihat damai, namun

bayangan kejadian yang hampir

mencelakainya masih

membayang di benak Aryo.

Sepertinya aku mnemang

harus mengambil tindakan

tegas, gumam Aryo pelan,

suaranya nyaris berbisik. Aku

tidak bisa membiarkan kelakuan

Siska dan ibu yang sudah

kelewat batas ini.

Aryo menatap Kinan

dengan penuh rasa bersadah. la

tahu, keputusan ini tidak akan

mudah, tetapi demi melindungi

keluarganya, ia tidak punya

pilihan lain.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART51)
Next Post: JANGAN OM (PART49)

Related Posts

Tetangga idaman (PART50) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART69) Kisah Menarik
Ibu sambung ku ” ( 00 ) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART73) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART44) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART3) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme