JANGAN OM (PART50)
Isi Postingan:
JANGAN OM PART50
…
..
.
Mata Joni semakin
menyipit, menatap Ana penuh
kecurigaan. Jangan bohong,
Ana! Aku tahu Bu Lasmi tidak
mungkin menyuruhmu.
Katakan yang sebenarnya, atau
aku akan membawamu ke
kantor polisi sekarang juga!
ancamnya dengan nada tajam.
Ana tersentak, setelah
beberapa kali mengelak dan
Joni memberikan intimidasi,
akhirnya Ana pun mau
mengaku. Tubuhnya bergetar
hebat. Dengan mata
berkaca-kaca, ia akhirnya
menjawab, Sebenarnya.. yang
menyuruh saya adalah Nyonya
Kartika. Tapi beliau bilang saya
harus bilang kalau jamu itu dari
Bu Lasmi… Saya… saya tidak
berani menolak perintahnya,
Mas. Saya juga tidak tahu jamu
itu untuk apa… Saya
benar-benar tidak tahu. Tolong,
jangan laporkan saya ke polisi.
Saya diancam akan dipecat Mas
, ucap Ana sambil menangis
tersedu-sedu.
…
Joni menatap Ana dalam
diam. Ketakutan gadis itu
terlihat begitu nyata, namun
informasi yang diberikan
membuat pikirannya berputar.
Setelah beberapa saat, ia
mengangguk kecil. Baik. Tapi
mulai sekarang, kamu ikut
denganku. Kamu akan tinggal di
vila milik Tuan Aryo untuk
sementara waktu,
Ana terkejut. Tapi, Mas…
Saya nggak mau ambil
risiko, potong Joni. Kalau
tetap di sini, Nyonya Kartika
bisa mengancammu lagi, atau
lebih buruk lagi, kamu bisa
melarikan diri. Kamu harus
aman untuk dimintai
keterangan lebih lanjut. Jadi
ikut aku sekarang.
….
Setelah mendapatkan
pengakuan Ana, Joni semakin
yakin bahwa ini bukan sekadar
kebetulan. Tanpa banyak bicara,
ia segera mengarahkan Ana
keluar dari ruangan satpam.
Ana tak punya pilihan lain.
Dengan wajah pasrah, ia
mengikuti Joni keluar ruangan.
Dalam hati, Ana hanya bisa
berharap semuanya segera
berakhir, tanpa harus menyeret
dirinya lebih dalam ke dalam
masalah besar ini.
Joni membawa Ana menuju
mobilnya yang sudah diparkir di
depan rumah keluarga Aryo.
Sebelum masuk ke mobil, ia
berpesan kepada Pak Suryo di
ruang keamanan.
Pak, saya pinjam Ana
sebentar. Tolong bilang pada
mbak Wati, dia saya ajak ke Villa
tuan Aryo sementara, untuk
membantu bersih-bersih disana
, ujar Joni.
Pak Suryo mengangguk,
meskipun terlihat sedikit heran.
Baik, Mas Joni. Hati-hati ya.
Setelah itu, Joni dan Ana
masuk ke mobil. Dalam
perjalanan menuju vila milik
Aryo, Joni berbicara kepada Ana
dengan nada lebih lembut,
mencoba menenangkan
pembantu muda itu.
…
Ana, kamu tidak perlu
takut. Saya tidak akan
melaporkan kamu ke polisi
selama kamu bekerja sama. Tapi,
saya harus memastikan kamu
aman. Kalau kamu tetap di
rumah itu, bisa saja kamu
diancam atau dilukai. Jadi
untuk sementara, kamu tinggal
di vila Tuan Aryo, ucap Joni.
Ana mengangguk pelan.
Iya, Mas. Saya akan nurut. Tapi
saya benar-benar tidak tahu
kalau jamu itu bisa
membahayakan Nona Kinan.
Saya hanya melakukan apa yang
diperintahkan nyonya Kartika,
katanya sambil menundukkan
kepala.
Joni menatap Ana dari kaca
spion dengan serius. Itu yang
ingin saya pastikan, Ana.
Jangan khawatir, kalau kamu
jujur, saya akan melindungimu
ujarnya meyakinkan.
Setibanya di vila, Joni
memastikan Ana mendapat
tempat tinggal yang aman dan
nyaman. Ia memberikan
instruksi kepada penjaga vila
agar tidak membiarkan siapa
pun bertemu Ana tanpa
seizinnya.
Jagalah dia baik-baik..
Jangan biarkan dia keluar dari
vila, dan pastikan tidak ada yang
mencarinya ke sini tanpa
konfirmasi dariku, perintah
Joni kepada penjaga vila.
Setelah berhasil menangkap
orang yang memberikan jamu
kepada Kinan, Joni segera
menuju Hotel Harmony. Hotel
tempat diadakannya pesta yang
dihadiri Aryo dan Siska kemarin
malam. Dengan langkah cepat,
Joni memasuki lobi hotel dan
langsung mencari Pak Wayan,
orang yang bertanggung jawab
atas acara tersebut.
9
Selamat siang, Pak Wayan
, sapa Joni sambil
mengulurkan tangan.
Perkenalkan, saya Joni,
pengawal Tuan Aryo.
…
Pak Wayan membalas jabat
tangan itu dengan ramah. Oh,
selamat siang, Mas Joni. Ada
yang bisa saya bantu? tanyanya
dengan nada sopan, meskipun
tampak sedikit bingung.
Joni langsung
menceritakan masalah yang
dialami oleh bosnya kepada pak
Wayan. Jadi begitulah pak.
Masuk
Tuan Aryo mencurigai bahwa
salah satu pelayan di pesta,
mungkin telah memasukkan
obat tidur ke dalam
minumannya.
Pak Wayan terdiam sesaat,
raut wajahnya berubah serius.
Begitu, ya? gumamnya.
Karena itu, lanjut Joni,
saya mohon izin untuk
memeriksa rekaman CCTV.
Kami perlu memastikan, apakah
pelayan itu yang memberikan
obat tidur kepada tuan Aryo
atau tidak.
Pak Wayan berpikir sejenak,
lalu mengangguk. Baiklah, Mas
Joni. Kalau memang itu untuk
kepentingan penyelidikan, saya
akan bantu semampu saya. Mari,
saya antar ke ruang CCTV.
Joni merasa lega
mendengar jawaban itu.
Terima kasih, Pak Wayan. Saya
sangat menghargai bantuan
Anda,
Pak Wayan
mempersilakan
Joni mengikuti langkahnya
menuju ruangan kecil di lantai
dua yang digunakan untuk
memantau CCTV hotel. Dalanm
perjalanan, ia menambahkan,
Kalau memang pelayan itu
terbukti bersalah, saya akan
membantu mencari tahu lebih
jauh tentang identitasnya. Saya
tak ingin hal seperti ini
mencemari nama baikhotel.
Joni hanya mengangguk
sambil mempercepat
langkahnya. Dalam benaknya,
ia bertekad untuk segera
mengungkap siapa pun yang
mencoba mencelakai tuan Aryo.
Sesampainya di ruangan
tersebut, seorang petugas CCTV
menyambut mereka dan mulai
memutar rekamnan dari pesta
tadi malam.
Joni memperhatikan layar
dengan seksama, matanya
terpaku pada setiap detail
kejadian di dalam ruangan pesta.
Saat waktu menunjukkan pukul
22.15, seorang pelayan terlihat
mendekati Aryo dengan
membawa secangkir teh.
..
Tolong perbesar gambar
ini, Pak, pinta Joni kepada
petugas CCTV.
Petugas itu segera
memperbesar gambar,
menampilkan wajah pelayan
tersebut lebih jelas. Joni
mengamati wajah dari pelayan
tersebut, Namun Joni tidak
mengenalinya.
Apakah di dapur ini ada
kamera CCTV? tanya Joni
sambil menunjuk arah yang
dituju pelayan tersebut setelalh
memberikan teh.
Ya, Pak, jawab petugas. Di
setiap sudut hotel ini kami
memasang CCTV, termasuk di
dapur.
Baik, tolong buka rekaman
CCTV yang ada di dapur
beberapa menit sebelum
pelayan ini keluar, ucap Joni.
Petugas itu dengan sigap
membuka rekaman yang
diminta. Dalam rekaman
tersebut, pelayan terlihat sibuk
membuat teh di dapur. Namun,
sesuatu yang mencurigakan
terjadi pelayan itu tampak
mengambil sesuatu dari
kantong celananya sebelum
menambahkan sesuatu ke dalam
teh. Sayangnya, posisinya
membelakangi kamera sehingga
Joni tidak dapat memastikan
apa yang diambil.
Tak lama kemudian,
seorang wanita muncul dalam
rekaman. Wanita itu mendekati
pelayan dan tampak berbicara
dengannya.
Siapa dia? gumam Joni,
matanya tak lepas dari layar.
Pak, Joni kembali
berbicara kepada petugas, di
lorong menuju dapur, apakah
juga ada CCTV?
Ada, Pak. Mau saya periksa
sekarang? jawab petugas.
Ya, tolong. Periksa apakah
ada sesuatu yang mencurigakan,
mungkin seseorang bertemu
pelayan itu sebelumnya, pinta
Joni.
…
Petugas kembali memutar
rekaman, kali ini di lorong yang
mengarah ke dapur. Setelah
beberapa menit memeriksa,
layar menemukan siapa dalang
dari kejadian tersebut. Siska,
istri Aryo, tampak menghampiri
pelayan itu di lorong. Dalam
rekaman, Siska terlihat
memberikan sesuatu dan juga
sebuah amplop kepada pelayan
tersebut. Percakapan mereka
singkat, namun jelas terlihat
pelayan itu menerima barang
yang diberikan.
Joni tertegun. Ternyata
benar, ini ulah Nyonya Siska,
gumamnya pelan, menyadari
kebenaran yang selama ini ia
duga.
Dengan suara tegas, ia
berkata kepada petugas, Pak,
saya perlu salinan rekaman ini
untuk bukti. Tolong siapkan
secepatnya.
Baik, Pak, jawab petugas,
segera menyalin rekaman yang
diminta.
Setelah mendapatkan
salinan rekaman CCTV itu, Joni
pun kemudian mengucapkan
terima kasih kepada petugas
CCTV itu dan memberikan
beberapa lembar uang sebagai
tanda terima kasih. Lalu, Joni
juga mengucapkan terima kasih
kepada Pak Wayan, yang sudah
memberikan informasi dan
alamat lengkap dari pelayan
yang memberikan obat tidur
kepada Aryo.
Setelah mendapatkan
semua bukti, Joni segera
menuju rumah salkit untuk
menemui Aryo. Sesampainya di
kamar rawat inap Kinan, ia
mengetuk pintu pelan sebelum
membukanya. Di dalam, Aryo
tampak duduk di sofa, sibuk
memeriksa beberapa laporan.
Sementara itu, Kinan masih
tertidur di tempat tidur,
ditemani Mbak Sumi yang
duduk tenang di sampingnya.
Tuan, sapa Joni,
memecah keheningan.
….
Aryo mengangkat
pandangannya dari laporan dan
menatap Joni. Bagaimana? Apa
kamu sudah menemukan
buktinya? tanyanya, nada
Suaranya tegas namun sedikit
menahan rasa cemas.
Joni mengangguk. Sudah,
Tuan. Saya berhasil
mendapatkan rekaman CTV
dan juga alamat pelayan yang
memberikan minuman kepada
Anda tadi malam. Juga ada
rekaman saat nyonya Siska
memberikan uang dan obat itu
kepada pelayan tersebut.
Mendengar perkataan Joni,
Aryo tidak begitu kaget, karena
dia memang sudah menduga
kalau Siska lah Yang
memberinya obat tidur padanya.
Namun tak lama, Joni pun
melanjutkan perkataaanya.
Selain itu, saya juga
mendapatkan informasi
mengenai siapa yang menyuruh
pelayan dirumah keluarga anda,
memberikan jamu kepada nona
Kinan.
Aryo menegakkan
duduknya, fokus sepenuhnya
pada Joni. Siapa yang
menyuruhnya?
Joni terdiam sejenak,
tampak ragu untuk
mengungkapkan nama itu.
Namun, akhirnya ia berkata,
Nyonya Kartika,
Mata Aryo melebar,
keterkejutan jelas terlihat di
wajahnya. Apa? Ibuku?
tanyanya dengan nada tak
percaya.
66
Joni menganggukpelan.
Benar, Tuan. Tapi saya belum
bisa memastikan sepenuhnya.
Tidak ada rekaman CCTV yang
menunjukkan secara langsung
saat Nyonya Kartika
memberikan instruksi kepada
pelayan itu. Saya sudah
memeriksa seluruh CCTV di
rumah keluarga Anda, tetapi
tidak ada bukti kuat yang
mengarah ke sana.
Aryo terdiam, wajahnya
menunjukkan campuran emosi
-kaget, bingung, dan marah.
Sepertinya ibuku melakukannya
di ruangan yang tidak
terjangkau kamera, gumam
Aryo, setengah kepada dirinya
sendiri.
…
Setelah terdiam beberapa
saat, Aryo mengambil laptop
yang tadi diantarkan oleh
sekretarisnya. Tangannya
bergerak cepat di atas keyboard.
Tunggu sebentar, katanya
sambil tetap fokus pada layar
laptop. Aku akan memeriksa
CCTV rahasia yang aku
tempatkan di rumah. Aku
sengaja memasang beberapa
kamera tambahan di titik
tertentu. Mungkin saja ada yang
mengarah ke ruangan tempat
kejadian itu.
Joni hanya mengangguk
dan menunggu dengan sabar. Ia
tahu, apa pun hasil dari
rekaman CCTV rahasia itu, akan
menjadi titik terang dalam
mengungkap kebenaran
sepenuhnya.
Tak berapa lama, Aryo
berseru, Dapat! Aku akhirnya
menemukan rekaman saat Ibu
memberikan jamu itu kepada
pembantu.
Wajahnya menunjukkan
campuran rasa lega dan kecewa.
Aryo segera menyalin rekaman
tersebut dan mengirimkannya
ke ponsel pribadinya. la
menyandarkan tubuh sejenak,
lalu menatap Joni dengan serius.
Joni, besok siang aku ingin
kamu mengantar dua orang ke
rumah keluargaku. Pembantu
yang memberikan jamu itu
kepada Kinan, dan pelayan yang
memberiku teh tadi malam di
pesta. Aku harus menyelesaikan
ini, ucap Aryo tegas.
Joni mengangguk. Baik,
Tuan. Besok siang saya akan
membawa mereka ke rumah
Anda,
Aryo menatap Joni dengan
penuh penghargaan. Terima
kasih, Joni. Kerja kerasmu
benar-benar membantu.
Sama-sama Tuan. Sudah
menjadi tugas saya, jawab Joni
sebelum berpamitan keluar dari
ruangan.
….
Begitu pintu tertutup, Aryo
menghela napas berat. Ia duduk
kembali di sofa, matanya beralih
ke arah Kinan yang masih
terlelap di tempat tidur. Wajah
istrinya terlihat damai, namun
bayangan kejadian yang hampir
mencelakainya masih
membayang di benak Aryo.
Sepertinya aku mnemang
harus mengambil tindakan
tegas, gumam Aryo pelan,
suaranya nyaris berbisik. Aku
tidak bisa membiarkan kelakuan
Siska dan ibu yang sudah
kelewat batas ini.
Aryo menatap Kinan
dengan penuh rasa bersadah. la
tahu, keputusan ini tidak akan
mudah, tetapi demi melindungi
keluarganya, ia tidak punya
pilihan lain.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts