Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART75)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART75)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART75

…

..

.

Setelah semua pengganggu

di antara Aryo dan Kinan

berhasil diselesaikan,

kehidupan mereka perlahan

kembali bahagia. Tiga hari

setelah Rosa dan Niko

tertangkap, Tyas kembali

bekerja. Sebelumnya, Tyas

memang mengambil cuti karena

sakit dan sempat dirawat di

rumah sakit.

Kinan, maafkan aku. Aku

baru tahu dari Joni kemarin

kalau ROsa dan Niko sempat

berniat mencelakaimu. Maafkan

aku karena saat itu aku tidak ada

di sisimu. Kamu pasti ketakutan

.ucap Tyas penuh penyesalan.

Kinan tersenyum tipis.

Tidak apa-apa, Tyas. Yang

penting sekarang semuanya

sudah baik-baik saja. Oh ya,

bagaimana dengan kondisimu?

Apa kamu sudah benar-benar

sehat?

Tyas mengangguk. Iya, aku

sudah sehat sekarang. Sekali lagi

maafkan aku, Kinan. Aku

benar-benar menyesal.

….

Ternyata saat alku cuti, masalah

sebesar itu terjadi. Aku tidak

menyangka Rosa bisa sampai

tega melakukan hal seperti itu

padamu.

Aku juga tidak menyangka,

Tyas. Aku pikir dia sahabat yang

baik, jawab Kinan, suaranya

terdengar sedikit getir.

Ke depannya kamu harus

lebih hati-hati memilih teman,

Kinan. Jangan sampai kamu

salah lagi, ujar Tyas dengan

nada perhatian.

Kinan tersenyum lembut.

Terima kasih, Tyas, atas

perhatianmu.

Sudah dua minggu ini Aryo

tidak mengizinkan Kinan pergi

ke kampus atau keluar dari vila.

Hal itu membuat Kinan merasa

bosan berada di rumah terus

menerus. Siang ini, ia

memutuskan untuk memberi

kejutan dengan membawakan

makan siang ke kampus Aryo.

Dibantu oleh Mbok Sumi, Kinan

memasak makanannya sendiri.

Mbok, apa semuanya sudah

siap? tanya Kinan setelah

selesai mandi.

Sudah, Nduk. Mbok sudah

menata semuanya di kotak

makanan dan membuatkan jus

jeruk untuk Tuan Aryo, jawab

Mbok Sumi dengan senyum

tulus.

Terima kasih, Mbok, kata

Kinan sambil tersenyum.

Ditemani Tyas, Kinan

berangkat menuju kampus. Saat

berjalan di lorong kampus,

Kinan bertanya, Tyas, apa

kamu tidak ingin kuliah lagi?

Tyas menggeleng. Tidak,

Kinan. Aku dulu sudah kuliah

dan lulus. Jadi, aku tidakpunya

rencana untuk kuliah lagi.

Kinan terkejut. Benarkah?

Jadi, kamu sudah lulus kuliah?

Iya, dua tahun yang lalu,

jawab Tyas.

Berapa usiamu sekarang?

Kinan bertanya, penasaran.

24 tahun, sahut Tyas.

Oh, aku kira kita sebaya.

Kamu terlihat awet muda, ujar

Kinan sambil tersenyum.

Tyas hanya membalas

dengan senyum tipis. Ketika

mereka tiba di depan pintu

ruangan Aryo, Kinan melihat

seorang wanita cantik dengan

dandanan sedikit menor keluar

dari sana. Wanita itu tampak

seperti salah satu mahasiswi

dikampus ini. Perasaan tidak

nyaman langsung muncul di

hati Kinan.

…

Dengan langkah cepat,

Kinan membuka pintu ruangan

Aryo. Melihat kedatangan

istrinya, Aryo tampak terkejut.

Sementara Tyas memilih

menunggu diluar ruangan Aryo.

Mas Aryo, siapa wanita

tadi? Kenapa dia keluar dari

ruanganmu? tanya Kinan

dengan nada curiga.

Aryo mengernyitkan dahi,

bingung dengan pertanyaan

Kinan. Maksudmu mahasiswi

yang tadi? Dia ke sini untuk

bimbingan skripsi. Jangan

berpikir yang tidak-tidak, Kinan

,ujar Aryo, mencoba

menenangkan.

Kinan duduk di depan Aryo

dengan ekspresi cemberut.

Ingat ya mas, kalau sampai mas

Aryo macam-macam atau

selingkuh, aku bakal potong

burung Mas Aryo, ucap Kinan

penuh ancaman.

Aryo tertawa

terbahak-bahak mendengar

ancaman Kinan. Astaga, kamu

ini lucu sekali Kinan. Baiklah

istriku yang tercinta, aku tidak

akan selingkuh, aku janji, kata

Aryo sambil tersenyum. la lalu

mencoba mengalihkan

pembicaraan.

Ngomong-ngomong, apa yang

kamu bawa itu?

Oh ya, aku ke sini sengaja

memberi kejutan dengan

membawakan makan siang

untuk Mas Aryo. Mas sudah

makan belum? tanya Kinan.

Aryo menggeleng. Belum,

kebetulan sekali aku memang

belum makan.

Kalau begitu, kita makan

bersama saja, ajak Kinan.

….

Dengan senyum manis,

Kinan membuka kotak makanan

yang dibawanya. Aroma harum

masakan segera memenuhi

ruangan, membuat Aryo

semakin lapar dan ingin segera

menikmati makanan yang

dibawa istrinya itu.

Setelah menikmati makan

siang bersama, Kinan

tersenyum dan bertanya,

Gimana, Mas? Enak nggak

makanannya?

Aryo mengangguk sambil

tersenyum. Enak. Siapa yang

masak?

Aku sendiri yang masak,

dibantu sama Mbok Sumi,

jawab Kinan dengan bangga.

Namun, Aryo menanggapi

dengan kalimat yang membuat

Kinan salah paham. Lain kali

nggak usah repot-repot masak,

Kinan. Biar Mbok Sumi aja yang

masak.

Kinan langsung terdiam,

wajahnya berubah. Jadi, Mas

Aryo nggak suka aku masakin?

tanyanya dengan suara bergetar,

menahan tangis. Dalam

pikirannya, Aryo tidak

menyukai masakannya.

Melihat Kinan yang sudah

hampir menangis, Aryo

buru-buru menarik tangannya

dan mendudukkannya di

pangkuannya. Bukan begitu,

Sayangku, ucap Aryo lembut.

Aku hanya nggak mau kamu

kecapekan. Aku suka

masakanmu, malah kalau bisa,

setiap hari aku ingin makan

masakanmu. Tapi, sekarang

kandunganmu sudah besar. Aku

nggak mau kamu terlalu lelah.

jelasnya pelan agar Kinan tidak

tersinggung.

…

Kinan menghela napas lega,

lalu bertanya lagi, Benar? Jadi

bukan karena masakanku nggak

enak? Kini, ia melingkarkan

tngannya di lher Aryo dan

menyandarkan kepalanya di

dda suaminya.

Iya, Sayang. Aku suka, kok

, jawab Aryo sambil menglus

punggung Kinan dengan penuh

kasih.

..

Namun, setelah beberapa

saat, Aryo mulai merasa kakinya

kram karena terlalu lama

memngku Kinan. Sayang,

bisakah kamu turun sebentar?

Kakiku kram, ucap Aryo

hati-hati.

Kinan melepaskan

pelkannya dan menatap Aryo.

Kenapa, Mas?

Mungkin karena kelamaan

memangku kamu. Badanmu

sekarang kan agak berisi sejak

hamil, jadi aku nggak bisa

memangku kamu terlalu lama,

jawab Aryo jujur.

Kinan langsung melotot.

Jadi, aku sekarang gendut? Mas

Aryo nggak suka kalau badanku

gendut begini?

Aryo menghela napas

panjang, berusaha memilih

kata-kata yang tepat. Bukan

begitu, Sayang. Kamu sekarang

malah lebih sksi. Sejak hmil,

ddamu dan bokngmu lebih

berisi. Aku suka banget. Malah

lebih suka yang sekarang

daripada dulu waktu kamu

kurus, ujarnya mencoba

menenangkan.

Alih-alih puas, Kinan justru

semakin marah. Jadi, maksud

Mas Aryo dulu aku jelek? Kalau

aku jelek, kenapa dulu Mas Aryo

mau menikahi aku? tanyanya

dengan nada tinggi.

…

Aryo memjit kepalanya,

bingung harus menjawab apa. Ia

tahu kalau Kinan sudah merajuk

seperti ini, apapun yang

dikatakannya pasti dianggap

salah. Dalam hatinya, Aryo

hanya bisa mengeluh, Memang

lelaki selalu salah di mata

perempuan, ya?

Namun, ia tetap menatap

istrinya dengan penuh sayang.

Kinan, Sayang, aku menikahi

kamu karena alku mencintai

kamu, bukan karena

penampilanmu. Dulu kamu

cantik, dan sekarang kamu

tambah cantik, dan aku akan

selalu mnencintai kamu.

…

Sekarang bolehkah kamu

berdiri sebentar sebelum kakiku

benar-benar mati rasa?

tanyanya dengan nada bercanda,

berharap bisa meredakan

Suasana.

Kinan akhirnya tersenyum

tipis, meski matanya masih

basah. Ok..kali ini aku maafin

mas Aryo yang udah bilang alku

gendut, jawabnya sambil

tersenyum penuh manja.

Aryo tertawa kecil, merasa

lega akhirnya bisa meredakan

emosi istrinya.

…

 

Tak lama setelahnya, Fiko

masuk keruangan Aryo

membawa beberapa dokumen

untuk Aryo. Ia tersenyum

ramah dan menyapa Kinan,

Selamat siang, mbak Kinan,

katanya kepada Kinan yang

masih berada di dalam ruangan.

Kinan, yang sudah

mengenal Fiko dengan baik,

menjawab sapaan itu dengan

senyum ramah. Siang, mas

Fiko, balasnya.

Namun, Fiko tanpa sadar

mengulangi kesalahan Aryo

sebelumnya. Wah… Mbak

Kinan semakin cantik saja

sekarang dan semakin berisi

sekarang, katanya dengan

maksud memuji. Dia sudah lama

mengenal Kinan, jadi sudah

biasa bercanda dengannya, dan

tidak bermaksud kurang ajar

pada Kinan.

Kinan yang masih sensitif

akibat ucapan Aryo sebelumnya

langsung cemberut lagi. Ia

bergumam lirih, Jadi aku

memang gendut, ya? Tanpa

berkata apa-apa lagi, Kinan

bangkit dari kursinya dan

meninggalkan ruangan tanpa

pamit pada Aryo, wajahnya

tampak kesal.

Fiko hanya berdiri melongo,

bingung dengan apa yang baru

saja terjadi. Pak Aryo, kenapa

mbak Kinan tiba-tiba pergi? Apa

aku salah ngomong? tanyanya,

heran.

Aryo memjit keningnya,

merasa lelah dengan situasi ini.

Salah besar, Fiko. Istriku baru

saja marah padaku karena aku

bilang dia sekarang agak berisi.

Dan kamu, malah mengatakan

hal yang sama! Ibu hmil itu

sensitif sekali, tahu, jawab Aryo

sambil menghela napas.

Ah, maafkan aku, Pak. Aku

nggak bermaksud bikin mbak

Kinan marah. Aku tadi hanya

ingin memujinya, kata Fiko,

merasa bersalah.

…

‘Sudahlah, nanti juga dia

akan baik sendiri, balas Aryo

sambil mengulurkan tangan.

Baiklah, serahkan dokumen itu.

Aku akan memeriksanya

sekarang.

Fiko segera menyerahkan

map yang dibawanya pada Aryo

dan berkata, Iya, Pak. Kalau

begitu, saya keluar dulu.

Setelah Fiko keluar, Aryo

hanya bisa menghela napas

panjang lagi sambil melihat

dokumen di tangannya.

Sepulang dari kampus, Aryo

menyempatkan diri mampir ke

toko bunga untuk membeli

buket mnawar merah. la ingin

meminta maaf pada Kinan atas

kejadian siang tadi. Ketika

sampai di vila, Aryo langsung

menuju kamar dan mendapati

Kinan sedang menangis

tersedu-sedu.

Dengan perasaan cemas,

Aryo meletakkan bunga di meja

dan segera memeluk Kinan.

Kamu kenapa, Sayang? Kok

nangis seperti ini? tanyanya

panik.

Kinan mengangkat

wajahnya yang basah air mata

dan berkata dengan suara

gemetar, Laki-laki itu jahat,

Mas. Aku nggak suka sama dia.

Dia jahat sekali!

Aryo mengira Kinan masih

marah soal ucapan Fiko siang

tadi. Ia segera mencoba

menenangkan istrinya. Sayang,

Fiko tadi cuma salah ngomong.

Kamu cantik kok, seksi, dan

nggak gendut. Maafin Mas Aryo

sama Fiko, ya. Besok Mas bakal

marahin Fiko. Kalau perlu, Mas

potong gajinya, ucap Aryo,

mencoba membujuk Kinan.

…

Namun ucapan itu justru

membuat Kinan berhenti

menangis dan memandang Aryo

dengan ekspresi marah.

Maksud Mas Aryo apa mau

potong gajinya Mas Fiko? Kok

Mas Aryo jahat sih? seru Kinan,

nadanyapenuh emosi.

Aryo mengernyitkan dahi,

bingung dengan reaksi Kinan.

Ya kan dia bikin kamu nangis,

Kinan. Makanya Mas mau kasih

dia hukuman, jawab Aryo

dengan nada sabar.

Namun Kinan justru

semakin emosi. Mas Aryo

nggak boleh begitu! Itu

namanya zalimn sama anak buah.

Dosa, tahu nggak, Mas?

tegurnya. Lagian siapa yang

bilang aku nangis karena mas

Fiko?

Aryo langsung melepaskan

pelkannya dan menatap Kinan

dengan bingung. Terus kamu

nangis kenapa? tanyanya

penasaran.

Kinan menunjuk laptop

yang ada di depannya. Itu, Mas.

Aku lagi nonton film.

Laki-lakinya jahat, dia

selngkuh. Aku jadi marah dan

nangis. Kasihan istrinya, jawab

Kinan, masih dengan suara

sesenggukan.

Aryo terdiam sesaat,

memandang Kinan dengan

mulut sedikit terbuka. Ia lalu

berdiri, menahan rasa sebal

yang muncul di dadanya. Kinan

yang melihat perubahan

ekspresi suaminya pun bertanya

polos, Lho, Mas Aryo kenapa?

Kok cemberut?

Aryo menghela napas

panjang, berusaha menahan

diri. Nggak apa-apa. Tiba-tiba

sariawan, jawabnya dengan

ketus.

Oh… Minum obat aja, Mas.

Nanti aku mintain ke Mbok

Sumi, ya, sahut Kinan, tanpa

sadar kalau Aryo sedang kesal.

Aryo hanya mendengus

pelan dan memilih masuk ke

kamar mandi. Ia memutuskan

untuk berendam, berharap air

hangat bisa meredakan

emosinya.

…

Malam harinya, Aryo

membawa Kinan ke dokter

kandungan langganan mereka

untuk memeriksakan kondisi

kehmilannya. Sesampainya di

ruang praktik, dokter

tersenyum menyambut mereka.

…

Selamat malam, Tuan Aryo

dan Ibu Kinan. Bagaimana

kabarnya malam ini? tanya

dokter ramah.

Baik, Dok. Bagaiama kabar

Dokter? tanya Aryo

berbasa-basi.

Saya juga baik tuan, ucap

sang Dokter yang kemudian

mempersilakan Kinan berbaring

di tempat pemeriksaan, lalu

mulai melakukan USG.

Kandungan Ibu Kinan sehat,

bayinya aktif dan tumbuh

dengan baik, ucap dokter

sambil memperlihatkan gambar

di monitor USG.

Aryo yang duduk di

samping Kinan tampak lega

mendengar kabar itu. Apa jenis

kelaminnya, Dok? tanyanya

penuh rasa penasaran.

Dokter tersenyum.

Sepertinya laki-laki, Tuan Aryo,

jawabnya. Saat ini usia

kandungannya sudah 28

minggu, masuk usia 7 bulan.

Sebentar lagi Ibu Kinan akan

memasuki trimester terakhir.

Kinan tersenyum senang

mendengar kabar itu, sementara

Aryo tampak semakin

bersemangat. Laki-laki, Dok?

Alhamdulillah, Keinginan

nenek memiliki cicit laki-laki

akhirnya akan terwujud ucap

Aryo sambil menggenggam

tangan Kinan.

Dokter kemudian

menambahkan, Saya akan

meresepkan vitamin tambahan

dan dosis zat besi untuk menjaga

kesehatan Ibu Kinan, terutama

karena kandungannya semakin

besar.

Terima kasih, Dok, jawab

Kinan.

Setelah pemeriksaan selesai,

Aryo membantu Kinan bangkit

dan memluk pundaknya

dengan penuh kasih sayang.

Dalam perjalanan pulang.

Aryo tampak sangat

bersemangat membahas nama

bayi untuk anak laki-laki

mereka kelak. Kinan hanya

tersenyum mendengarkan

suaminya yang tampak sangat

antusiasme membahas tentang

anak mereka.

…

Setelah selesai dari klinik,

Aryo dan Kinan memutuskan

mampir ke mal untuk membeli

perlengkapan bayi. Mereka

memasuki salah satu toko

perlengkapan bayi terbesar, dan

Kinan segera antusias

memilih-milih baju serta

barang-barang yang diperlukan

untuk persiapan kelahiran.

Ketika melihat sebuah

jumpsuit bayi berwarna pink

dengan motif lucu, Kinan

langsung jatuh hati. la

mengambil baju itu dan

menunjukkannya kepada Aryo.

Mas Aryo, bagaimana

menurutmu? Ini bagus, kan?

tanyanya penuh semangat.

Namun, Aryo menggeleng

pelan. Kinan, anak kita kan

laki-laki. Masa bajunya warna

pink? protesnya.

Tapi, Mas, ini lucu banget!

Motifnya juga cocok dipakai

siapa saja, balas Kinan sambil

memperlihatkan baju itu

dengan penuh harap.

Aryo tetap tampak ragu,

tetapi melihat wajah Kinan yang

mulai cemberut dan

tanda-tanda akan merajuk, Aryo

akhirnya menyerah. Ya sudah,

kalau kamu suka, beli saja,

katanya, mengalah.

Kinan langsung tersenyum

lebar dan menambahkan

beberapa pakaian lain dengan

motif berbeda tetapi tetap dalam

nuansa warna pink. Aryo hanya

bisa menghela napas panjang,

melihat tingkah istrinya yang

penuh kejutan.

…

Setelah selesai belanja

perlengkapan bayi, Kinan

mengajak Aryo ke bagian

pakaian pria. Mas, sekarang

giliran aku pilihkan baju untuk

Mas Aryo! katanya penuh

semangat.

Tapi Kinan, bajuku di

rumah masih banyak, bahkan

ada yang masih baru, belum

sempat kupakai, kata Aryo

berusaha menolak.

Mas, bajumu itu warnanya

cuma hitam, putih, dan abu-abu.

Aku mau membelikan yang

lebih cerah. Mas nggak bosan

apa pakai warna itu terus?

protes Kinan sambil mulai

memilih-milih baju untuk

suaminya.

Kinan memilihkan

beberapa baju dengan warna

navi, hijau army, ungu lilac,

biru denim bahkan pink muda.

Aryo langsung menolak kemeja

berwarna pink itu. Kinan, aku

nggak suka warna pink. Pilih

yang lain saja, katanya tegas.

Namun, Kinan tetap

bersikeras. Mas, pink-nya

bagus kok. Aku yakin Mas Aryo

bakal kelihatan tampan pakai

kemeja ini, bujuk Kinan sambil

memegang kemeja pink itu erat.

Aryo menghela napas berat

lagi, menyadari kalau berdebat

hanya alkan membuat Kinan

merajuk. Ya sudah, terserah

kamu deh, katanya pasrah.

Kinan tersenyum lebar

penuh kemenangan. Nah gitu

kan enak mas kalau nurut, mas

Aryo terlihat senakin tampan

kalau tersenyum! katanya

dengan nada menggoda.

…

Aryo hanya mengangguk

sambil menatap keranjang

belanja mereka yang kini penuh,

merasa bahwa memenuhi

keinginan istrinya yang sedang

hamil adalah bagian dari

perannya sebagai suami yang

baik.

 

Pagi ini, suasana di kamnar

Aryo dan Kinan sedikit gaduh.

Kinan memaksa Aryo

mengenakan kemeja pink yang

dibelinya kemarin, sementara

Aryo bersikeras menolak karena

merasa malu memakainya ke

kampus.

Kinan, bagaimana aku bisa

mengajar kalau pakai kemeja

warna pink begini?

Mahasiswa-mahasiswaku pasti

akan menertawakanku! protes

Aryo.

Tapi Mas, ini bagus banget.!

Kamu kelihatan lebih tampan

dan awet muda kalau pakai

warna cerah seperti ini, balas

Kinan, tak mau kalah.

Aryo memijat keningnya.

Aku kan bisa pakai warna lain.

Ini ada navy, hijau army.

Kenapa harus pink? katanya

lagi, mencoba bernegosiasi.

Namun, Kinan hanya

cemberut. Aku maunya Mas

Aryo pakai baju pink ini. Ini

bukan aku yang minta, Mas.

Anakmu yang pengen lihat

kamu pakai warna pink,

kilahnya mencari alasan.

Aryo menghela napas berat.

Jangan pakai alasan anak kita

Kinan. Dia belum ngerti warna!

jawabnya.

Kinan semakin cemberut

dan berkata dengan nada

merajuk, Ya sudah, kalau Mas

Aryo nggak mau pakai, aku

nggak akan beliin baju lagi buat

Mas Aryo!

Merasa tak punya pilihan

dan tak ingin membuat istrinya

marah, Aryo akhirnya

mengalah. Baiklah, tapi kali ini

saja ya. Besok-besok aku nggak

mau lagi pakai kemeja pink,

ujarnya menyerah.

Baiklah, aku Janji Mas?

tanya Kinan sambil tersenyum

penuh kemenangan.

…

Dengan psrah Aryo

kemudian mengenakan kemeja

itu untuk berangkat ke kampus.

Saat Aryo melaju pergi,

Kinan tersenyum dan melambai

dari pintu, merasa puas karena

berhasil membuat suaminya

menuruti keinginannya.

Namun, saat kembali ke kamar

dan membereskan pakaian Aryo

yang dipakai kemarin untuk

dicuci, sesuatu menarik

perhatiannya.

Ketika memeriksa saku

celana Aryo, ia menemukan

sebuah kertas kecil. Penasaran,

Kinan membuka kertas itu dan

mendapati itu adalah nota

pembelian berlian dari salah

satu toko perhiasan terkenal di

kota.

Jantungnya langsung

berdetalk kencang. Mas Aryo

membeli cincin berlian? Untuk

siapa? Dia nggak pernah ngasih

aku cincin berlian akhir-akhir

ini, gumam Kinan.

..

Berbagai pikiran negatif

memenuhi benaknya. Apa

mungkin Mas Aryo punya

selingkuhan? Apa berlian ini

untuk perempuan lain?

pikirnya dengan emosi

bercampur curiga.

Namun, Kinan tidak ingin

gegabah dan langsung menuduh

Aryo. Ia memutuskan untuk

diam-diam menyelidiki dan

mencari tahu kebenaran di balik

pembelian berlian tersebut.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART29)
Next Post: JANGAN OM (PART74)

Related Posts

JANGAN OM (PART73) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART81) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART8) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART13) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART55) Kisah Menarik
**Judul: Malam di Rawa** Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme