Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART19)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART19)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART19

…CERITANOVEL…

.

.

.

Saat sedang berendam,

Kinan memainkan jarinya di

dada Aryo, membuat Aryo

memperingatkannya dengan

lembut, Hentikan, Kinan, kalau

kau tidak mau menerima

akibatnya.

Kinan, dengan sedikit nada

menantang, bertanya, Kenapa,

Mas? Kamu mau

menghukumku?

Aryo menatapnya tajam dan

memegang tangannya, berkata

dengan dingin, Stop it’ Namun,

Kinan malah menarik tengkuk

Aryo dan mengcup bbirnya

pelan, Aku sudah siap, Mas,

ucapnya dengan lirih,

malu-malu. Aryo terdiam

sejenak, lalu bertanya,

Kau

yakin? Kinan mengangguk

perlahan.

Tanpa bicara lebih lanjut,

Aryo keluar dari bath tub,

menggendong Kinan, dan

nembawa tbuhnya di bawah

shower untuk segera mndi

bersama, membiarkan air

mengalir seiring suasana yang

semakin hangat antara mereka.

…

Setelah selesai mndi, Aryo

dengan lembut menggndong

tbuh Kinan dan

meletakkannya di atas kasur.

Kinan menjerit kecil saat

tbuhnya terhmpas ringan di

atas kasur yang empuk. Aryo

menatapnya, tersenyum sedikit

jahil. Jangan salahkan aku,

Kinan. Kau yang memulainya

duluan, ucapnya pelan.

Aryo pun lalu mencim

Kinan dengan gnas, girahnya

yang sudah beberapa hari dia

tahan, akhirnya akan

tersalurkan. Tangan Aryo

menngkup gundukan kenyal

milik Kinan,dan mermasnya

pelan. Terdengar lenguhan dan

deshan pelan dari Kinan, saat

bbir Aryo menghsap

gundukan kenyal milik Kinan

itu.

Kinan.

Mas… pelan- pelan, dsah

Lalu Aryo pun berdiri dan

segera melepskan handuk yang

dipakainya. Nampak miliknya

sudah berdiri tegak,dengan

cepat Aryo pun memulai

kegiatan panas mereka.

…

Terdengar jertan kecil dari

Kinan, namun tak lama

terdengar deshan dari bbir

kedua orang yang sedang di

mabuk asmara itu. Mereka larut

dalam pusaran girah yang

tercipta. Kegiatan panas mereka

pun berlangsung selama

beberapa jam. Aryo seakan

tidak pernah puas, dan selalu

mengulanginya lagi, sampai

Kinan kelelahan.

Setelah waktu memasuki

pukul 3 pagi, kehangatan malam

itu baru saja selesai. Kinan

mulai meringis, merasa

badannya lelah dan sedikit sakit.

Aryo hanya tersenyum simpul,

memluk Kinan dengan senyum

puas Tdurlah, bisiknya,

sambil mengcup lembut

puncak kepala Kinan. Dengan

pelukan Aryo yang hangat,

Kinan pun perlahan terlelap

dalam tidurnya, merasa nyaman

di sisinya.

…

Pagi itu, Kinan terbangun

dengan tubuh yang terasa pegal

dan lelah, sisa kegiatan panas

semalam. Ia merasakan sedikit

nyeri di pangkal pahanya,

membuatnya meringis saat

mencoba bangkit dari kasur.

Aishh, kenapa mnasih sakit,

ya? Padahal bukan pertama kali

gumamnya pelan, sedikit

heran namun tetap menahan

rasa tidak nyaman yang tersisa.

Walaupun rasa nyerinya tak

seintens dulu, tbuhnya tetap

terasa remuk karena kelelahan.

Dengan langkah perlahan,

Kinan berjalan menuju kamar

mndi, karena dia sudah kebelet

pengen pipis. Saat keluar dari

kamar mandi, Kinan melihat

Aryo sudah bangun dan sedang

sibuk menatap layar ponselnya

di atas ranjang. Begitu melihat

Kinan keluar, Aryo menatapnya

lembut dan berkata, Hari ini

kamu tidak usah ke kampus

dulu.

Kinan mengerutkan dahi,

penasaran. Emang kenapa,

Mas?

Kamu pasti lelah.

Semalaman tidak tidur. Hari ini

istirahat saja di rumah, jawab

Aryo dengan senyum tipis.

Kinan menghela napas,

mencoba menahan senyum

meski masih merasa pegal. Itu

gara-gara Mas Aryo, sih,

ucapnya dengan nada protes

ringan.

Aryo tertawa kecil. Sudah

aku bilang, Kinan. Kamu akan

menerima akibatnya kalau

berani memancingku, balasnya

sambil mengedipkan mata.

Kinan hanya mendecakkan

lidh, lalu tersenyum geli,

merasa hangat dengan

perhatian Aryo di pagi itu.

Kinan melihat Aryo dan

bertanya, Mas Aryo, hari ini

pergi ke kampus?

Enggak, Mas hariini juga

libur. Aku ingin menghabiskan

waktuku bersamamu, jawab

Aryo sambil tersenyum.

Terdengar decakan pelan

dari Kinan, lalu ia beranjak

menuju kasur dan merebahkan

tubuhnya yang masih terasa

lelah. Melihatnya berbaring,

Aryo ikut berbaring di

sebelahnya dan memeluknya

dari belakang. Aryo kemudian

mendekatkan wajahnya ke leher

Kinan, mencim dan

mengendusnya lembut.

…

Hentikan, Mas. Aku geli,

ujar Kinan dengan nada manja.

Aku ingin lagi, bisik Aryo

dengan suara serak.

Sudah, Mas. Badanku

capek semua, pangkal pahaku

juga masih sakit, rengek Kinan

hampir menangis. Dia benar-

benar merasa kesakitan.

Aryo menghela napas, lalu

berbisik lembut, Kalau begitu

istirahatlah. Namun, Kinan

juastru mengelus perutnya dan

bergumam, Tapi aku lapar…

Kalau begitu,mandilah

dulu. Aku akan menyuruh Mbok

Sumi mengantarkan makanan

ke sini. Perintah Aryo.

Kinan tersenyum lega, lalu

bangkit dari kasur dan bergegas

menuju kamar mndi. Dia

sudah tak sabar untuk

menikmati sarapan paginya,

karena tadi malam,merelka

melewatkan makan malam.

…

Hari itu, Sally pulang

kampung sendirian karena

kebetulan tidak ada jadwal

kuliah, dan ia ingin

memanfaatkan libur dua hari ke

depan untuk bertemu

keluarganya. Temannya, Fuji,

kali ini tidak bisa ikut pulang,

karena masih ada jadwal kuliah

yang harus dihadiri.

…

Saat tiba di kampung, Sally

melihat Ibu Kinan, Bu Yati,

yang tampak lebih kurus dan

wajahnya sedikit pucat. Sally

pun menghentikan motornya

dan langsung mendekatinya.

Pagi Tante! Apa kabar?

sapa Sally ramah.

Bu Yati tersenyum begitu

melihat teman putrinya itu.

Pagijuga, Sally. Dari mana

kamu? tanyanya lembut.

Saya baru aja pulang dari

kota, Tante. Kebetulan dua hari

ini saya libur kuliah, jawab

Sally sambil tersenyum. Tante

sendiri habis dari mana?

Oh, tadi habis dari

PuskesmalbuTante baru aja

periksa, soalnya belakangan ini

kepala tante sering pusing,

jawab Bu Yati dengan nada lelah.

Sally merasa iba melihat

kondisi Bu Yati yang tampak

kurang sehat. Oh, semoga

Tante cepat sembuh, ya. Kalau

ada apa-apa tante bisa kabari

saya, dua hari ini saya di rumah

kok tante.

Bu Yati mengangguk, lalu

bertanya, Oh ya, kamu pernah

ketemu Kinan nggak di kota?

Soalnya kata bapaknya, Kinan

sekarang dipekerjakan di sana.

Sally menggeleng pelan.

Sally belum pernah ketemu

Kinan, Tante. Tapi kalau nanti

saya ketemu, pasti saya kabari

Tante, janjinya sambil

tersenyum pada ibu Kinan.

Sally mendengarkan

permintaan Bu Yati dengan

perasaan campur aduk. Dalam

hatinya, ia merasa berat untuk

menyampaikan di mana

sebenarnya Kinan berada.

…

Kinan pernah menceritakan

kepadanya bahwa ia bisa sampai

di kota, karena dipaksa dan

dijual oleh ayah tirinya. Saat itu,

Kinan merasa sangat terpukul

karena ibunya hanya diam,

seolah tak peduli, ketika ia

dipaksa pergi ke rumah rentenir.

Hal ini, membuat Kinan kecewa

dan merasa ibunya lebih

memilih ayah tirinya daripada

dirinya sendiri.

Ya udah, kalau begitu saya

pulang dulu, ya, Tante, kata

Sally pelan, berusaha

menyembunyikan kesedihan

yang dirasakannya.

Iya, hati-hati, Sally,

jawab Bu Yati dengan nada

penuh harap. Kalau ketemu

Kinan, tolong bilang sama Ibu,

ya. Ibu kangen banget sama

Kinan. Ibu selama ini selalu

mencari informasi tentang

keberadaannya, tapi selalu

gagal.

Sally hanya bisa

mengangguk, tersenyum tipis

sebelum berpamitan. Di

perjalanan pulang, ia merenung,

merasa bingung dan sedih atas

kenyataan yang dihadapi

sahabatnya dan kondisi

keluarganya. Satu sisi, ia

kasihan pada Bu Yati yang

kelihatan sangat merindukan

putrinya. Di sisi lain, ia

mengerti betapa sakit hati yang

dirasakan Kinan.

…

Setelah libur beberapa hari,

Kinan kembali ke kampus, Pagi

itu, seperti biasa, Aryo

mengantarnya dan

menurunkannya di halte depar

kampus. Sebelum Kinan turun,

Aryo menyerahkan kartu ATM

kepadanya.

Ini, peganglah. Kalau kamu

ingin membeli sesuatu, pakai

kartu ini saja. Kamu juga bisa

mengambil uang dari kartu itu

setiap hari, ujar Aryo.

Kinan menolak dengan

lembut, Nggak usah, Mas.

Kasih uang cash aja kayak

biasanya, yang penting cukup

buat jajan selama di kampus.

Pakai ini aja, Kinan. Kalau

sewaktu-waktu kamu butuh

uang dan aku nggak ada, kamu

bisa mengambilnya sendiri,

kata Aryo dengan senyum

meyakinkan.

Akhirnya, Kinan menerima

kartu itu sambil tersenyum.

Makasih ya, Mas.

Nanti PIN-nya akan aku

kirim lewat pesan, ucap Aryo

sebelum pergi, meninggalkan

Kinan yang kemudian

melangkah masuk ke kampus.

Saat pelajaran dimulai,

Aryo yang juga dosen kelasnya,

tampak lebih santai daripada

biasanya. Suasana kelas pun

lebih rileks dan tidak ada

tatapan dingin dari Aryo seperti

biasanya. Setelah Aryo pergi

dari ruang kelas, teman-teman

Kinan berbisik-bisik.

…

Tumben Pak Aryo hari ini

agak santai, biasanya galak

banget, ujar salah satu

temannya.

Betul, biasanya kayak

harimau yang lapar. Hari ini

sepertinya lebih jinak, timpal

yang lain.

Kinan hanya tersenyum

mendengar bisikan-bisikan dari

teman-temannya. Seolah dia

tidak terpengaruh dengan

ucapan mereka.

Saat sedang makan di

kantin, Sally datang

menghampiri Kinan dan

meletakkan sebuah kotak

dibungkus plastik di depannya.

Ini buat kamu, ujar Sally sambil

tersenyum.

Apaan ini? tanya Kinan

penasaran.

Oleh-oleh dari ibuku.

Katanya ini khusus buat kamu

sama Fuji, jawab Sally.

Kinan tersenyum senang,

saat membuka plastik tersebut.

Wah, ini makanan kesukaanku.

Makasih ya, Sal. Aku kangen

banget sama masakan kampung

, ucap Kinan dengan antusias.

Sama-sama, jawab Sally,

lalu ragu sejenak sebelum

melanjutkan, Oh iya, Kin. Aku

boleh ngomong sesuatu nggak?

Ngomong aja, Sal. Sahut

Kinan seraya membuka kotak

makanan yang diberikan Sally.

Aku ketemu sama Bu Yati,

Kin, ujar Sally perlahan.

Kinan terdiam, wajahnya

berubah sedih mendengar nama

ibunya disebut. Tbu ngomong

apa, Sal, sama kamu?

Kemarin ibumu sempat

menanyakan keberadaanmu,

apakah aku pernah ketemu

kamu di sini atau nggak. Ibumu

sedang sakit, Kin. Wajahnya

pucat dan tubuhnya sekarang

kelihatan lebih kurus dari

terakhir kali, jawab Sally

dengan nada prihatin.

Kinan terdiam sejenak, lalu

bertanya, Terus kamu jawab

apa, Sal? Kamu bilang nggak,

kalau kamu ketemu aku di sini?

Tidak, Kin. Aku bilang

kalau aku nggak pernah ketemu

kamu di sini, sahut Sally

lembut. Tapi, kamu nggak mau

kasih kabar ke Ibumu? Kasihan

dia, selalu kepikiran sama kamu

Mendengar itu, Kinan mulai

menangis. Aku masih sakit hati,

Sal. Saat aku dipaksa pergi oleh

Bapak untuk dijual ke rentenir

itu, Ibu hanya diam, tidak

menolongku. Aku merasa Ibu

lebih memilih ayah tiriku. Itu

sebabnya sampai sekarang aku

belum bisa memaafkannya,

sahut Kinan, suaranya bergetar.

Sally mengelus punggung

Kinan pelan, memberikan

dukungan tanpa kata-kata,

memahami perasaan

sahabatnya yang terluka karena

kenangan pahit itu.

…

Sally menatap Kinan

dengan lembut dan berkata,

Aku mengerti kamu masih sakit

hati, Kin. Tapi belajarlah untuk

memaafkan Ibumu. Mungkin

Ibumu punya alasan tertentu,

sampai dia tidak berani

menolongmu saat itu. Aku tahu,

dari dulu Ibumu sangat

menyayangimu, tapi mungkin

dia takut sama Bapak tirimu.

Kinan mnenghela napas,

masih menahan perasaan yang

bercampur aduk. Entahlabh, Sal.

Aku belum siap sekarang. Tapi

nanti, kalau aku sudah siap, aku

pasti akan menghubungi Ibu.

Sally tersenyum dan

menggenggam tangan Kinan.

Nggak apa-apa, Kin. Aku selalu

mendukung keputusanmu.

Yang penting, lakukan yang

terbaik buat dirimu sendiri.

Tapi, kalau bisa, segeralah

hubungi Ibumu. Kasihan, dia

sangat merindukanmu.

Kinan hanya mengangguk

pelan, mencoba menenangkan

hatinya yang masih terasa berat.

Di balik rasa sakit hatinya, ia

mulai mempertimbangkan

kata-kata Sally, menyadari

bahwa mungkin memaafkan

bisa membantunya menemukan

kedamaian.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin

Ceritadewasa

ceritanovel

mertuamenantu

menantuidaman

selingkuh

foto

fotoai

text

foryou


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART20)
Next Post: ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART 3)

Related Posts

TETANGGA IDAMAN (PART29) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART78) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART66) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART55) Kisah Menarik
Tetangga menggoda (part6) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART32) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme