Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART20)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART20)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART20

…Ceritadewasa…

.

.

.

Semenjak pulang dari

kampus, Kinan tampak lebih

banyak melamun. Pikirannya

penuh dengan bayangan

tentang kondisi ibunya. Meski

ada keinginan untuk

mengetahui kabar sang ibu,

masih tersisa keraguan yang

berat di hatinya untuk

memberikan maaf.

Kira-kira, gimana ya

kondisi Ibu sekarang? gumam

Kinan pelan sambil melamun di

kamarnya.

Saat pintu kamar Kinan

yang sedikit terbuka, Aryo

masuk pelan-pelan. Namun, ada

yang terasa berbeda kali ini.

Biasanya, Kinan selalu

menyambutnyaentah dengan

wajah cemberut atau senyuman

manis. Tetapi kali ini, Kinan

bahkan tak bereaksi sedikit pun.

…

Kamu kenapa? tanya

Aryo, suaranya lembut namun

penuh rasa ingin tahu.

Kinan tersentak kecil, lalu

menoleh ke arah Aryo. Mas

Aryo, kapan datang? tanyanya

dengan sedikit bingung.

Baru aja. Kamu melamun?

Ada apa? balas Aryo sambil

menatap Kinan dengan penuh

perhatian.

Kinan berusaha tersenyum.

Nggak ada apa-apa kok, Mas.

Aryo masih mematapnya,

merasa belum puas dengan

jawaban itu. Kalau ada

masalah, cerita aja. Mungkin

aku bisa bantu, sahut Aryo

menawarkan dirinya.

Kinan menggeleng pelan.

Nggak, Mas. Aku nggak apa-apa

kok. Tadi cuma… lihat-lihat

pemandangan aja diluar.

Aryo mengangguk, meski

asih ragu. la pun berjalan

menuju kamar mandi untuk

mandi. Sementara itu, Kinan

mulai menyiapkan pakaian

ganti untuk Aryo, mencoba

mengalihkan pikirannya yang

masih dipenuhi bayangan

tentang ibunya.

…

Selesai mndi, Aryo sedang

asyik dengan laptopnya, sibuk

mengoreksi tugas-tugas

mahasiswa dari kampus. Di

tengah kesibukannya, Kinan

mendekat dengan raut wajah

yang tampak bimbang.

Perlahan, ia membuka suara.

Mas, boleh nggak kalau

aku menemui ibuku? tanyanya

pelan.

Aryo yang mendengar itu

segera menghentikan

pekerjaannya, menoleh dengan

penuh perhatian. Kamu ingin

pulang? tanyanya lembut.

Kinan menghela napas,

tampak ragu. Entahlah, aku

masih bimbang, Mas. Kata Sally,

ibuku sekarang sedang sakit.

Tapi… alku masih sakit hati

dengan kelakuan Ibu dulu. Aku

belum bisa memaafkannya,

ucapnya sambil menundukkan

kepala, wajahnya muram dan

penuh kesedihan.

Sejenak Aryo terdiam,

mencoba memahami perasaan

Kinan. Emangnya… apa yang

udah Ibumu lakukan? Apa

selama ini dia tidak

memperlakukanmnu dengan

baik? tanyanya hati-hati.

Lalu Kinan menggeleng

pelan. Bukan gitu, Mas.

Sebenarnya Ibu itu baik. Tapi…

sejak diamenikah dengan bapak

tiriku, perlakuannya berubah.

Dia jadi… agak berbeda ke aku.

Kinan berhenti sejenak,

seolah sedang mengumpulkan

kekuatan untuk melanjutkan

ceritanya. Bahkan waktu

kemarin, saat bapak tiriku

menjualku ke rentenir, Ibu

nggak nolong aku, Mas. Dia

cuma diam… melihatku diseret

paksa oleh ayah tiriku ke rumah

rentenir itu.

….

Mendengar penuturan

Kinan, Aryo hanya diam

tertegun. Tampakjelas betapa

dalam luka yang Kinan rasakan.

la hanya bisa menatap Kinan

dengan penuh simpati, mencoba

memahami beban berat yang

selama ini dipendamnya.

Kemudian, Aryo

memandang Kinan dengan

penuh ketegasan. Kinan, aku

nggak akan melarangmu. Kalau

kau memang ingin pulang untuk

menemui ibumu, pergilah. Tapi

kau harus hati-hati. Kau akan

diantar oleh Pak Danang dan

dua orang bodyguard. Aku

nggak mau terjadi apa-apa

denganmu, atau bisa saja kamu

kabur lagi seperti waktu itu,

ucap Aryo dengan nada serius.

Kinan menunduk, berpikir

sejenak, lalu menjawab dengan

suara pelan, Tapi, Mas… kalau

aku pulang bersama sopir dan

bodyguard, Ibu dan ayah tiriku

pasti tahu kalau aku sekarang…

jadi istri mudamu.

Biarkan saja, aku nggak

peduli, jawab Aryo tegas. Aku

lebih khawatir pada

berdering. la melirik layar dan

melihat nama istrinya, Siska,

terpampang di sana. Aryo

menghela napas, berpikir

sejenak, lalu memutuskan

untuk keluar dari kamar Kinan

sebelum menjawab panggilan

itu.

…

Kinan yang memperhatikan

gerak-gerik Aryo, mengernyit.

Hatinya diliputi rasa penasaran.

Mas Aryo dapat telepon dari

siapa ya? Tumben dia keluar

kamar saat menerima telepon,

pikirnya, tetapi ia memilih

untuk tetap diam.

Aryo masuk keruang

kerjanya, sebelum menjawab

panggilan dari Siska, dengan

nada datar, Halo?

Mas? Kamu di mana?

tanya Siska, suaranya terdengar

mendesak.

Bukan urusanmu aku di

mana, balas Aryo dingin.

Mas, segera pulang

sekarang. Aku mohon, ucap

Siska, nadanya berubah tegas

namun tetap dingin. Ada yang

ingin aku sampaikan. Penting.

Aryo menghela napas,

merasa kesal. Apa yang ingin

kau bicarakan? Kau bisa

mengatakannya sekarang,

jawabnya dengan nada tak sabar.

Enggak, Mas. Aku ingin

bicara langsung. Pulanglah

sekarang. Aku menunggumu di

rumah, ujar Siska, tetap pada

pendiriannya.

….

Aryo terdiam sesaat,

mempertimbangkan. Setelah

berpikir matang, ia akhirnya

mengalah. Baiklah, aku akan

pulang sebentar lagi, jawabnya

singkat sebelum memutuskan

panggilan.

la memasukkan ponselnya

ke saku, wajahnya tampak

serius. Aryo tahu, obrolan

dengan Siska ini mungkin akan

membawa komplikasi baru,

tetapi ia memilih untuk

menyelesaikannya.

Aryo pun lalu kembali ke

kamar Kinan dan berkata,

Kinan aku malam ini harus

pulang ke rumah dulu. Siska..

dia sudah pulang dan dia

mencariku, ucap Aryo pela.

Ada perasaan aneh dalam

hati Kinan, saat mendengar

kalau Arya akan pulang ke

rumahnya untuk bertemu

istrinyapu’lya Mas, hati-hati di

jalan. Jawab Kinan.

Setelah beberapa menit

perjalanan, Aryo akhirnya

sampai di rumahnya. Saat ia

membuka pintu, Siska sudah

menunggunya di ruang tamu

dengan ekspresi gelisah.

Ada apa? tanya Aryo

dingin tanpa basa-basi.

Mas, aku mau minta

bantuanmu, jawab Siska,

Suaranya terdengar mendesak.

Bantuan? Bantuan seperti

apa? Aryo tetap pada nadanya

yang dingin, memandang Siska

dengan tatapan tajam.

Siska menggigit bibirnya,

terlihatgugup. Aku.. aku

sedang mendapatkan masalah,

ucapnya lirih.Aryo menghela napas berat,

mencoba menahan kesal.

Baiklah, katakan. Apa

masalahmu?

Siska tak langsung

menjawab, melainkan berdiri

dan memberi isyarat pada Aryo

untuk mengikutinya. Mas, ayo

kita bicara di kamar.

….

Dengan enggan, Aryo

mengikuti langkah Siska

menuju kamar. Begitu masuk,

Siska langsung duduk di kasur

dan mulai menangis. Aryo

berdiri di dekat pintu,

menatapnya dengan raut datar.

Mas, tolong aku. Aku kena

kasus, ucap Siska terisak.

Aryo melipat tangan di

dadanya, lalu duduk di ujung

kasur. Ceritakan. Kasus apa

yang menimpamu? tanyanya,

mencoba menahan kesabaran.

Siska mengusap air

matanya, lalu berkata dengan

suara bergetar, Tapi kamu

jangan marah ya, mas. Siska

terdiam sebentar, dia tampak

ragu untuk mengatakannya

kepada Aryo. Aku ketahuan

selingkuh dengan pemilik

agency tempatku bernaung

sekarang. Istrinya nggak terima,

Mas. Dia bilang akan

memviralkan kasus

perselingkuhan kami. Kalau

sampai berita ini viral, karirku

sebagai model akan hancur, Mas.

Tolong aku, supaya berita ini

nggak sampai keluar ke publik.

Siska pun lalu mnenangis tersedu

-sedu.

Aryo terdiam, rahangnya

mengeras. Lalu, apa yang harus

aku lakukan? tanyanya, meski

jelas terdengar kejengkelan di

nadanya. Selama ini,

sebenarnya Aryo sudah

mengetahui tentang

perselingkuhan istrinya.

Namun dia memilih diam,

karena sudah malas

melarangnya. Ini bukan

pertama kalinya Siska

melakukan perselingkuhan,

sejak menikah dengan Aryo.

Jadi Aryo sudah tidak terlalu

kaget, saat mendengar Siska

kepergok selingkuh dengan

orang lain.

….

Kamu bisa lakukan apapun

pada istrinya, Mas. Kau bisa

membungkamnya, bahkan…

kalau perlu, melenyapkannya,

ujar Siska penuh emosi.

Aryo langsung berdiri,

tatapannya berubah tajam.

Kau gila, Siska. Aku bukan

seorang kriminal! ucapnya,

suaranya meninggi.

Aku nggak mau tahu, Mas!

Pokoknya kamu harus bantu

aku. Kalau sampai berita ini

viral, bukan cuma aku yang

kena. Namamu juga akan

tercoreng, karena aku adalah

istrimu! balas Siska dengan

nada memaksa.

Aryo mengusap wajahnya

kasar, mencoba menenangkan

diri. Setelah berpikir sejenak, ia

akhirnya menjawab, Baiklah,

aku akan memikirkan cara

untuk menyelesaikan masalah

ini. Tapi untuk sekarang, kau

lebih baik diam di rumah.

Jangan pergi ke mana-mana.

Jangan menarik perhatian

wartawan atau orang-orang

yang bisa memanfaatkan situasi

ini.

Siska hanya mengangguk,

tampak lega, meski wajahnya

masih dipenuhi kecemasan.

Sementara itu, Aryo merasa

amarah dan frustasi bercampur

dalam dirinya, memikirkan cara

menghadapi masalah ini tanpa

melibatkan dirinya lebih dalam.

Siska perlahan mendekati

Aryo, matanya berkaca-kaca. Ia

berdiri didepan suaminya,

menatapnya dengan ekspresi

penuh penyesalan. Maafkan

aku, Mas, ucapnya lembut.

Aku tidak bermaksud selingkuh

darimu.

Tangannya bergerak,

menyentuh wajah Aryo dengan

lembut. Aku hilang arah, Mas.

Aku melakukan ini karena aku

kesepian. Kamu sering

mengabaikanku, lanjutnya,

suaranya bergetar, mencoba

membenarkan tindakannya.

Aryo menatapnya tajam,

menghela napas panjang. Siska,

bukankah kamu yang sering

mengabaikanku? Kamu tidak

pernah benar-benar

memperhatikanku sebagai

suamimu, balas Aryo, nada

suaranya mencerminkan rasa

sakit yang ia rasakan.

Siska menunduk sejenak,

lalu membalas dengan suara

penuh pembelaan. Ya, itu

karena kamu terlalu sibuk, Mas.

Kamu selalu sibuk dengan

pekerjaanmu. Makanya aku

mencari kesibukan lain di luar

sana.

Aryo menghela napas,

merasa frustrasi dengan alasan

Siska. Namun, sebelum ia

sempat menjawab, Siska

mendekatkan wajahnya dan

mencim Aryo. Kejutan dari

sentuhan itu membuat Aryo

membeku sejenak, tetapi rasa

rindunya pada istri yang sudah

lama terasa jauh mulai

menguasai dirinya. Walau

selama ini mereka menikah atas

dasar Perjodohan, tidak bisa

dipungkiri bahwa Aryo sempat

menaruh hati pada Siska.

Namun, ego dari keduanya tidak

bisa mempersatukan hati

mereka sepenuhnya.

…

la pun akhirnya larut dalam

gairah, menerima sentuhan dan

kehangatan Siska yang sudah

lama hilang dari hubungan

mereka. Malam itu menjadi

pertemuan yang penuh emosi,

meski banyak hal belum

benar-benar terselesaikan di

antara mereka.

NoteL..i..k..e mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART21)
Next Post: JANGAN OM (PART19)

Related Posts

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART78) Kisah Menarik
Tetangga menggoda ( 00 ) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART2) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART15) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART45) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART05) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme