Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART60)

Posted on June 4, 2025 By admin

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART60)

Isi Postingan:

BALADA BESAN DAN MENANTU PART60

…CERITADEWASA…

.

.

.

Saat tiba di sungai, ternyata masih ada

seorang perempuan yang sedang mencuci

pakaian. Wanita dengan memakai gamis dan..kerudung lebar. Namun, dari gerak-geriknya,

sepertinya ia sudah hampir selesai.

Setelah mendekat, Amir mengenali sosok itu.

Umi Latifah, istri Ustad Bidin, yang diam-diam

dia takisir.

Umi Latifah bukan penduduk asli Kampung

ini. Namun, sejak Amir masih kecil, Ustad

Bidin dan Umi Latifah sudah menjadi

penduduk setempat. Umi Latifah walau

usianya sudah setengah baya, bisa dibilang

masih sangat podcast hiburan cantik, wajahnya putih bersih,

posturnya ideal, walau selalu tertutup pakaian

longgar. la sangat rajin ikut kegiatan senam

dan pandai merawat diri, sesekali ke salon

yang ada di kota.

.

.

.

Percakapan ringan pun terjadi antara Amir

dan Umi Latifah. Mereka bertetangga, rada

jarang bertegu sapa, meski di hati Amir ada

rasa tertarik pada Umi Latifah, karena sifatnya

yang hampir mirip dengan Ustazah Wati yang

selalu berdandan syar’i. Entah mengapa Amir

merasa tertantang dengan wanita-wanita

setengah baya yang cenderung alim dan

agamis.

Namun sejauh ini dia tidak berani berbuat

kurang ajar kepada mereka, terutama pada

Umi Latifah. Bukan karena Umi Latifah selalu

berpakaian tertutup, namun

dia sangat menghormati Ustad Bidin, suaminya.

Setelahnya, Amir mengambil air dari sungai

dengan ember, lalu membawanya masuk ke

kamar mndi. Saat sedang asyik mndi dan

menggosok tbuhnya dengan salbun, tiba-tiba

terdengar ketukan di pintu kamar mndi,

disusul suara Umi Latifah.

Mir, bisa pinjam gayungnya? Umi juga mau

mndi.

.

.

.

Amir terdiam sesaat, sedikit bingung. Namun,

ia tetap membuka pintu sedikit dan

mengulurkan gayungnya. Umi Latifah

langsung mengambilnya.

Amir mengernyit. ‘Kan tadi dia nyuci pakai

gayung sendiri, kok malah pinjam punya gue?

Tak lama, terdengar suara Umi Latifah

memasuki kamar mandi sebelah. Amir masih

bertanya-tanya.

Lalu pikirannya

mulai

melayang ke hal-hal yang tak seharusnya.

Dulu, ia dan beberapa teman pernah beberapa

kali mengintip ke kamar mandi sebelah.

Kamar mandi itu memang lebih sering

dipakai perempuan, meski tidak ada tanda

khusus untuk wanita. Warga pun tahu ada

banyak lelaki yang suka mengintip di sana.

Jika ketahuan, perempuan-perempuan yang

mandi pasti akan marah besar.

.

.

.

Hah, udah lama nggak iseng ngintip, batin

menghormati Ustad Bidin, suaminya.

Setelahnya, Amir mengambil air dari sungai

dengan ember, lalu membawanya masuk ke

kamar mandi. Saat sedang asyik mandi dan

menggosok tubuhnya dengan salbun, tiba-tiba

terdengar ketukan di pintu kamar mndi,

disusul suara Umi Latifah.

Mir, bisa pinjam gayungnya? Umi juga mau

mndi.

Amir terdiam sesaat, sedikit bingung. Namun,

ia tetap membuka pintu sedikit dan

mengulurkan gayungnya. Umi Latifah

langsung mengambilnya.

Amir mengernyit. ‘Kan tadi dia nyuci pakai

gayung sendiri, kok malah pinjam punya gue?

Tak lama, terdengar suara Umi Latifah

memasuki kamar mndi sebelah. Amir masih

bertanya-tanya.

Lalu pikirannya

mulai

melayang ke hal-hal yang tak seharusnya.

Dulu, ia dan beberapa teman pernah beberapa

kali mengintip ke kamar mndi sebelah.

Kamar mndi itu memang lebih sering

dipakai perempuan, meski tidak ada tanda

khusus untuk wanita. Warga pun tahu ada

banyak lelaki yang suka mengintip di sana.

Jika ketahuan, perempuan-perempuan yang

mandi pasti akan marah besar.

.

.

.

Hah, udah lama nggak iseng ngintip, batinAmir.

Tanpa pikir panjang, ia naik ke bak mndi, lalu

perlahan melongok ke kamar mndi sebelah.

Bangunan kamar mndi umum itu memang

beratap, tetapi tembok pemisahnya tidak

terlalu tinggi. Ada celah yang cukup lebar di

bagian atas, cukup untuk memasukkan kepala

dan mengintip.

Dengan jantung berdebar, Amir mulai

mengntip ke ruang sebelah.

.

.

Hmmm!’ gumam dalam hatinya saat dengan

jelas melihat Umi Latifah yang sedang

meleas gamisnya pelan-pelan. Kerudungnya

sudah terlpas duluan.

Dengan tbuh telnjang penuh busa sabun,

Amir menempelkan tbuhnya pada tembok,

mulai gemeteran melihat hal tersebut, juga

diliputi rasa takut, penasaran dan nfsu tentu

saja. Rudlnya juga langsung mengeras, lebih

keras dari sekedar membyangkan tbuh Bi

Wati yang selama ini diidam-idamkannya.

.

.

Note L..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: BALADA BESAN DAN MENANTU (PART61-65)
Next Post: BALADA BESAN DAN MENANTU (PART59)

Related Posts

Tetangga idaman (PART54) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART16) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART31) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART09) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART22) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART8) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme