ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART14)
Isi Postingan:
ADIK IPAR PELIPUR LARA PART14
…
..
.
Celia masih ingin lebih lama
lagi berada dalam dekapan
Dimas. Kehangatan dan
kenyamanan yang dia rasakan
membuatnya sedikit tenang.
Setelah hampir lima menit,
dia melepaskan pelukannya,
isak tangisnya masih terdengar
jelas di telinga Dimas.
Apa menurutmu aku tidak
cantik, tidak menarik, tidak
menggoda, tidak
menggairahkan, tidak membuat
pria bernafsu. Apa aku bau,
kotor, menji.., kalimat yang
diucapkan Celia terputus saat
Dimas menempelkan jarinya ke
bibir perempuan itu.
Ssttt, kenapa bicara seperti
itu. Percaya padaku, tak ada
laki-laki yang tidak akan
tertarik dan tergoda melihatmu
katanya, menghapus air mata
di pipi Celia.
…
Kamu pernah bilang
meskipun aku berdandan
secantik dan seksi apapun, dia
gak akan tertarik padaku. Kamu
benar, dia gak pernah
menyentuhku karena aku gak
menarik dimatanya, ungkap
Celia pilu.
Kamu wanita yang nyaris
sempurna, cantik, seksi,
menggoda, menggairahkan dan
wangi. Jadi berhenti berpikir
kalau kamu itu tak menarik,
sebut Dimas.
Hiks..hiks..hiks. Tapi itu
faktanya, aku memang tak
menarik baginya, sehingga Mas
Bram tak menginginkanku,
katanya, menangis sesegukan.
Dimas menarik tubuh Celia
dalam pelukannya, mengusap
kepalanya, menenangkan
wanita itu.
Sorry kalau perkataanku
dulu membekas dihatimu,
menyakiti perasaanmu. Aku
tidak bersungguh-sungguh
mengatakan dirimu seperti itu.
Aku hanya ingin menggodamu
saja, jelas Dimas, merasa
bersalah.
Tapi kenyataanya, Mas
Bram talk pernah menyentuhku
sejak kami menikah, dia seolah
jijik padaku. Dia selalu mencari
seribu alasan saat aku ingin
berhubungan dengannya,
tangis Celia makin menjadi.
Pelukan, ciman dan
cmbuan Mas Bram hanya
dilakukannya untuk memenuhi
kewajibannya saja. Tanpa ada
kehangatan, kenyamanan yang
kurasakan. Dia melakukannya
tanpa rasa, tidak tulus dan
mungkin juga tanpa cinta.
Entahlah, katanya, kembali
melepaskan pelukan Dimas.
Dia tak sanggup lagi
memendam semua yang dia
rasakan selama delapan bulan
lebih.
Celia ingin menumpahkan
semua isi hatinya,
kegalauannya, kesedihannya,
rasa tak percaya dirinya, rasa
rendah dirinya, merasa dia tak
pantas untuk Bram.
Perempuan itu tak peduli
kalau dia akhirnya terpaksa
curhat pada Dimas, adik
iparnya, tentang rahasia
ranjang dia dan suaminya.
Sesuatu yang harusnya tabu,
tak dia cerita, tak dia
ungkapkan pada adik kandung
suaminya itu.
….
Aku masih gak percaya
kalau Mas Bramn benar-benar
tidak pernah menyentuhmu
sejak malam pertama kalian
menikah. Aku masih kaget
kenapa dia bisa seperti itu,
sebut Dimas bingung.
Dimas sesungguhnya begitu
syok dan tak habis pikir, jika
sejak Celia menikah dengan
kakaknya itu, dia belum pernah
menyentuh istrinya.
Bagaimana bisa Mas Bram
sama sekali tak menyentuh istri
secantik, sesksi Celia,
batinnya.
Awalnya satu dua bulan
pertama aku masih mencoba
memakluminya. Apalagi, dia
bersikeras tidalk mau punya
anak dulu. Karena itu, akhirnya
kita sepakat untuk menunda
punya anak. Tapi bukan berarti
kita gak bisa berhubungan sx
kan? tanyanya.
Apa kalian pernah
membahas tentang hal itu,
alasan dia sebenarnya? tanya
Dimas.
Mas Bram selalu
menghindar dan tak mau
membahasnya. Dia selalu
beralasan capek, lelah atau
sedang tidak mood, sebut Celia.
Apa aku salah sebagai
seorang istri mengharapkan
perhatian, kasih sayang,
dimanja, dipedulikan, dibelai,
dicmbu mesra? Apa aku salah?
tanyanya.
Gak! Kamu gak salah.
Sebagai istri seharusnya kamu
punya hak untuk mendapatkan
semua itu dari Mas Bram. Aku
tau bagaimana perasaanmu.
Aku mengerti, kata Dimas.
Kamu tau, terkadang
sering muncul pikiran dan
keinginan mencari kepuasan
dan pelampiasan pada seseorang
yang lain yang selama ini tak
mampu dipenuhi Mas Bram,
kata Celia.
..
Aku tau tak seharusnya aku
berpikir seperti itu. Apapun
alasannya itu salah, katanya.
Apa kamu
sungguh-sungguh ingin
melakukannya dengan pria lain.
Maaf kalau aku tanya ini, apa
kamu pernah melakukannya,
maksudku berhubungan intm
dengan pria lain? tanya Dimas
menatap lekat-lekat wanita itu.
Tidak, aku tak pernah
berhubungan bad’n dengan pria
manapun. Aku masih mencintai
Mas Bram dan tidak mau
mengkhianatinya. Tapi, jujur,
dalam beberapa kesempatan,
aku justru menikmati sentuhan,
pelukan dan ciunman dari pria
lain selain suamiku. Dan aku
merasakan kehangatan dan
kenyamanan itu darimu,
ungkapnya terus terang.
Tak ayal, pengakuan yang
membuat perasaan Dimnas
bahagia dan senang. Setidaknya
apa yang dia lakukan membuat
istri kakaknya itu hangat.
Betapa tidak, wanita itu
akhirnya mengakui kalau
pelkan dan cuman Dimas
menghangatkannya.
Celia menundukkan
wajahnya, tak berani menatap
pria yang sedang duduk di
hadapannya itu setelah dengan
lancang dia memeluk lelaki itu.
Kamu gak tau gimana
malam-malam yang kulalui
tanpa belaian, cmbuan darinya
meski dia berbaring
disampingku. Delapan bulan
lebih aku menahan semua
hasrat itu. Aku hanya berbaring
dalam keheningan malam yang
hambar. Apa kamu pahamn apa
yang kurasakan? katanya,
menatap Dimas memelas, seolah
ingin pria itu menghiburnya.
Dimas kembali menghapus
air mata Celia yang membasahi
pipinya dengan jari tangannya.
Dia kemudian mengelus kedua
pipinya lalu mengecup kening
wanita itu.
….
Celia kembali menatap
Dimas dalam dan penuh arti.
Matanya beradu pandang
dengan mata Dimas.
Campuran ketidakpastian,
keraguan dan harapan
tercermin di kedalaman mata
Celia.
Waktu terasa melambat saat
dia mencondongkan wajahnya
lebih dekat ke wajah Dimas.
Matanya lalu beralih ke
bibir Dimas, seakan ada
dorongan kuat yang tak
tertahankan untuk segera
melampiaskan hasratnya.
Celia kemudian
mendekatkan ibirnya ke bbir
Dimas. Bbir mereka akhirnya
bertemu, awalnya terasa lembut
dan ragu-ragu, menguji
keintiman.
Namun saat cuman
semakin dalam, dunia di sekitar
mereka memudar, hanya
menyisakan kehangatan dan
sensasi.
Dimas membalas cuman
tersebut, keduanya saling pagut,
menikmati setiap momen
penyatuan bbir mereka,
menyalurkan hsrat menggebu
dari keduanya yang sudah
ditahan beberapa lama.
…
Sesaat semuanya terasa
begitu luar biasa, sebelum
kemudian Celia tersadar dan
menghentikan aksinya itu.
Dia lalu menangis,
menutupi wajahnya dengan
kedua tangannya, merasa sangat
malu dan bersalah atas apa yang
baru saja dia lakukan.
Hiks.hiks..hiks. .maaf!.
Maafkan aku telah lancang
mencummu! Aku sedang sangat
kacau sekarang, katanya
tersedu-sedu dan terus
tertunduk.
Hey, It’s ok. Kamu gak
perlu minta maaf atas ciuman
itu. Aku tidak keberatan dan
menyukainya. Tak ada yang
salah dengan itu kan? tanya
Dimas.
Mungkin kamu
menganggapku murahan,
wanita gampangan, tidak setia
pada suamiku, pada Masmu.
Tapi itu yang sedang kurasakan
saat ini, katanya.
Tidak, aku tak pernah
menganggapmu serendah itu.
Aku mengagumimu, aku sayang
dan cinta sama kamu, kembali
dia mengutarakan perasaannya.
Maafkan aku. Aku gak bisa
membalas cintamu. Maaf kalau
hanya menjadikanmu sebagai
pelipur lara hatiku, sebagai
pelmpiasan hsratku saja,
katanya.
…
Aku gak peduli kamu
menganggapku sebagai apa,
bahkan jikapun hanya sebagai
pelipur laramu saja, tak apa.
Aku sudah bilang akan
melakukan apapun untuk
membuatmu bahagia,
tersenyum gembira, tidak sedih
apalagi sampai stress, jelasnya.
Mungkin mudah bagimu
mengatakan itu, karena kamu
aku hanya memanfaatkanmu,
bisa bercmbu dan tdur dengan
gadis manapun yang kanmu mau
dan inginkan, tapi tidak bagiku,
sebut Celia.
Aku tau kamu menilaiku
pria yang suka mempermainkan
perempuan, lelaki playboy
ataupun badboy, tuturnya.
Tapi satu hal yang harus
kamu tau dan aku ingin bilang
ini ke kamu. Aku tidak pernah
tidur dengan gadis manapun
yang aku pacari. Bahkan untuk
sekedar berciuman sekalipun,
ungkapnya.
Pengakuan Dimas itu sama
sekali tak dipercayai Celia.
Dari tatapan matamu, aku
tau kamnu tidak percaya dengan
apa yang kukatakan. Tapi aku
jujur, aku tidak bohong padamu
,tegasnya.
Bahkan malam ini, saat aku
punya kesempatan untuk tidur
denganmu, aku gak akan
melakukan itu kalau kamu tak
menginginkannya, tanpa izin
darimu aku tak akan
menidrimu, sebut Dimas.
Meski aku sangat
menginginkannya, ingin
bercinta denganmu. Apa kamu
tau seberat apa aku menahan
nafsuku sejak sore tadi untuk
tak memaksamu memuskan
hsratku. Berat sekali,
batinnya.
…
Celia kemudian
mengangkat wajahnya,
menatap Dimas, air matanya
masih terus keluar dari sudut
netranya itu.
Apa sekarang kamu sudah
tenang? tanya Dimas.
Dia tak menjawab
pertanyaan Dimas, hanya
menganggukkan kepalanya saja.
Biarkan saja apa yang
terjadi malam ini terjadi. Aku
ingin kamu menikmati saja
semua ini, katanya, memegang
tangan Celia erat-erat.
Setelah beberapa saat,
Dimas menggeser tubuhnya,
bersandar di headboard kasur.
Dia menarik lembut tubuh
Celia, lalu mendekapnya dalam
pelukannya, membuat wanita
itu kini duduk di pangkuannya.
Celia mnerasa begitu nyaman
dan tenang saat Dimas memeluk
pinggangnya dari belakang.
Dia kemudian merebahkan
kepalanya di da
da pria itu.
Pelkanmu menenangkan
hatiku, membuatku nyaman
dan aman, katanya dalam hati.
Dia lalu memejamkan
matanya, menikmati hangatnya
dekapan Dimas.
Aku akan lakukan apapun
untuk membuatmu tenang dan
bahagia, bisiknya lembut,
sembari mencium pundaknya,
lalu menjilat leher dan telinga
Celia.
Itu membuat Celia bergidik,
menggeliatkan tbuhnya karena
merasakan senssi yang belum
pernah dia rasakan sebelumnya.
Bahkan, Bram pun tak
pernah mencmbunya seperti
itu.
Kamu tidak suka aku
melakukan itu? Aku gak akan
melanjutkannya kalau kamu
keberatan, kata Dimas.
Meski dia menikmatinya,
tapi Celia takut dia kebablasan
sampai menyerahkan kepera
anannya. Dia tak mau itu terjadi.
Aku belum siap melakukan
lebih dari sekedar cuman.
Sebaiknya kita tdur saja ya,
katanya.
Ok. Aku gak akan
melakukannya lagi. Baiklah,
kita istirahat saja. Kamu mau
aku tidur di sini, menemanimu
atau aku harus tdur di kamar
terpisah? tanya Dimas.
Tidur saja di sini. Aku ingin
kamu menemaniku malam ini.
Tidur disisiku. Aku butuh kamu
kata Celia.
Keduanya kemudian
berbaring berhadapan, sambil
berpelukan.
Celia tdur dalam dekapan
Dimas dan dia begitu senang,
bahagia, tenang, nyaman dan
damai, terlelap di dada Dimas
sepanjang malam.
…
Dia sejenak melupakan
status Dimas, membiarkan pria
lain, bukan suaminya tidur di
ranjangnya sembari
memeluknya hangat.
Rasa yang tak pernah dia
nikmati saat bersama
Bramantio, pria yang dia nikahi
8 bulan lalu.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts