Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART14)

Posted on June 4, 2025 By admin

ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART14)

Isi Postingan:

ADIK IPAR PELIPUR LARA PART14

…

..

.

Celia masih ingin lebih lama

lagi berada dalam dekapan

Dimas. Kehangatan dan

kenyamanan yang dia rasakan

membuatnya sedikit tenang.

Setelah hampir lima menit,

dia melepaskan pelukannya,

isak tangisnya masih terdengar

jelas di telinga Dimas.

Apa menurutmu aku tidak

cantik, tidak menarik, tidak

menggoda, tidak

menggairahkan, tidak membuat

pria bernafsu. Apa aku bau,

kotor, menji.., kalimat yang

diucapkan Celia terputus saat

Dimas menempelkan jarinya ke

bibir perempuan itu.

Ssttt, kenapa bicara seperti

itu. Percaya padaku, tak ada

laki-laki yang tidak akan

tertarik dan tergoda melihatmu

katanya, menghapus air mata

di pipi Celia.

…

Kamu pernah bilang

meskipun aku berdandan

secantik dan seksi apapun, dia

gak akan tertarik padaku. Kamu

benar, dia gak pernah

menyentuhku karena aku gak

menarik dimatanya, ungkap

Celia pilu.

Kamu wanita yang nyaris

sempurna, cantik, seksi,

menggoda, menggairahkan dan

wangi. Jadi berhenti berpikir

kalau kamu itu tak menarik,

sebut Dimas.

Hiks..hiks..hiks. Tapi itu

faktanya, aku memang tak

menarik baginya, sehingga Mas

Bram tak menginginkanku,

katanya, menangis sesegukan.

Dimas menarik tubuh Celia

dalam pelukannya, mengusap

kepalanya, menenangkan

wanita itu.

Sorry kalau perkataanku

dulu membekas dihatimu,

menyakiti perasaanmu. Aku

tidak bersungguh-sungguh

mengatakan dirimu seperti itu.

Aku hanya ingin menggodamu

saja, jelas Dimas, merasa

bersalah.

Tapi kenyataanya, Mas

Bram talk pernah menyentuhku

sejak kami menikah, dia seolah

jijik padaku. Dia selalu mencari

seribu alasan saat aku ingin

berhubungan dengannya,

tangis Celia makin menjadi.

Pelukan, ciman dan

cmbuan Mas Bram hanya

dilakukannya untuk memenuhi

kewajibannya saja. Tanpa ada

kehangatan, kenyamanan yang

kurasakan. Dia melakukannya

tanpa rasa, tidak tulus dan

mungkin juga tanpa cinta.

Entahlah, katanya, kembali

melepaskan pelukan Dimas.

Dia tak sanggup lagi

memendam semua yang dia

rasakan selama delapan bulan

lebih.

Celia ingin menumpahkan

semua isi hatinya,

kegalauannya, kesedihannya,

rasa tak percaya dirinya, rasa

rendah dirinya, merasa dia tak

pantas untuk Bram.

Perempuan itu tak peduli

kalau dia akhirnya terpaksa

curhat pada Dimas, adik

iparnya, tentang rahasia

ranjang dia dan suaminya.

Sesuatu yang harusnya tabu,

tak dia cerita, tak dia

ungkapkan pada adik kandung

suaminya itu.

….

Aku masih gak percaya

kalau Mas Bramn benar-benar

tidak pernah menyentuhmu

sejak malam pertama kalian

menikah. Aku masih kaget

kenapa dia bisa seperti itu,

sebut Dimas bingung.

Dimas sesungguhnya begitu

syok dan tak habis pikir, jika

sejak Celia menikah dengan

kakaknya itu, dia belum pernah

menyentuh istrinya.

Bagaimana bisa Mas Bram

sama sekali tak menyentuh istri

secantik, sesksi Celia,

batinnya.

Awalnya satu dua bulan

pertama aku masih mencoba

memakluminya. Apalagi, dia

bersikeras tidalk mau punya

anak dulu. Karena itu, akhirnya

kita sepakat untuk menunda

punya anak. Tapi bukan berarti

kita gak bisa berhubungan sx

kan? tanyanya.

Apa kalian pernah

membahas tentang hal itu,

alasan dia sebenarnya? tanya

Dimas.

Mas Bram selalu

menghindar dan tak mau

membahasnya. Dia selalu

beralasan capek, lelah atau

sedang tidak mood, sebut Celia.

Apa aku salah sebagai

seorang istri mengharapkan

perhatian, kasih sayang,

dimanja, dipedulikan, dibelai,

dicmbu mesra? Apa aku salah?

tanyanya.

Gak! Kamu gak salah.

Sebagai istri seharusnya kamu

punya hak untuk mendapatkan

semua itu dari Mas Bram. Aku

tau bagaimana perasaanmu.

Aku mengerti, kata Dimas.

Kamu tau, terkadang

sering muncul pikiran dan

keinginan mencari kepuasan

dan pelampiasan pada seseorang

yang lain yang selama ini tak

mampu dipenuhi Mas Bram,

kata Celia.

..

Aku tau tak seharusnya aku

berpikir seperti itu. Apapun

alasannya itu salah, katanya.

Apa kamu

sungguh-sungguh ingin

melakukannya dengan pria lain.

Maaf kalau aku tanya ini, apa

kamu pernah melakukannya,

maksudku berhubungan intm

dengan pria lain? tanya Dimas

menatap lekat-lekat wanita itu.

Tidak, aku tak pernah

berhubungan bad’n dengan pria

manapun. Aku masih mencintai

Mas Bram dan tidak mau

mengkhianatinya. Tapi, jujur,

dalam beberapa kesempatan,

aku justru menikmati sentuhan,

pelukan dan ciunman dari pria

lain selain suamiku. Dan aku

merasakan kehangatan dan

kenyamanan itu darimu,

ungkapnya terus terang.

Tak ayal, pengakuan yang

membuat perasaan Dimnas

bahagia dan senang. Setidaknya

apa yang dia lakukan membuat

istri kakaknya itu hangat.

Betapa tidak, wanita itu

akhirnya mengakui kalau

pelkan dan cuman Dimas

menghangatkannya.

Celia menundukkan

wajahnya, tak berani menatap

pria yang sedang duduk di

hadapannya itu setelah dengan

lancang dia memeluk lelaki itu.

Kamu gak tau gimana

malam-malam yang kulalui

tanpa belaian, cmbuan darinya

meski dia berbaring

disampingku. Delapan bulan

lebih aku menahan semua

hasrat itu. Aku hanya berbaring

dalam keheningan malam yang

hambar. Apa kamu pahamn apa

yang kurasakan? katanya,

menatap Dimas memelas, seolah

ingin pria itu menghiburnya.

Dimas kembali menghapus

air mata Celia yang membasahi

pipinya dengan jari tangannya.

Dia kemudian mengelus kedua

pipinya lalu mengecup kening

wanita itu.

….

Celia kembali menatap

Dimas dalam dan penuh arti.

Matanya beradu pandang

dengan mata Dimas.

Campuran ketidakpastian,

keraguan dan harapan

tercermin di kedalaman mata

Celia.

Waktu terasa melambat saat

dia mencondongkan wajahnya

lebih dekat ke wajah Dimas.

Matanya lalu beralih ke

bibir Dimas, seakan ada

dorongan kuat yang tak

tertahankan untuk segera

melampiaskan hasratnya.

Celia kemudian

mendekatkan ibirnya ke bbir

Dimas. Bbir mereka akhirnya

bertemu, awalnya terasa lembut

dan ragu-ragu, menguji

keintiman.

Namun saat cuman

semakin dalam, dunia di sekitar

mereka memudar, hanya

menyisakan kehangatan dan

sensasi.

Dimas membalas cuman

tersebut, keduanya saling pagut,

menikmati setiap momen

penyatuan bbir mereka,

menyalurkan hsrat menggebu

dari keduanya yang sudah

ditahan beberapa lama.

…

Sesaat semuanya terasa

begitu luar biasa, sebelum

kemudian Celia tersadar dan

menghentikan aksinya itu.

Dia lalu menangis,

menutupi wajahnya dengan

kedua tangannya, merasa sangat

malu dan bersalah atas apa yang

baru saja dia lakukan.

Hiks.hiks..hiks. .maaf!.

Maafkan aku telah lancang

mencummu! Aku sedang sangat

kacau sekarang, katanya

tersedu-sedu dan terus

tertunduk.

Hey, It’s ok. Kamu gak

perlu minta maaf atas ciuman

itu. Aku tidak keberatan dan

menyukainya. Tak ada yang

salah dengan itu kan? tanya

Dimas.

Mungkin kamu

menganggapku murahan,

wanita gampangan, tidak setia

pada suamiku, pada Masmu.

Tapi itu yang sedang kurasakan

saat ini, katanya.

Tidak, aku tak pernah

menganggapmu serendah itu.

Aku mengagumimu, aku sayang

dan cinta sama kamu, kembali

dia mengutarakan perasaannya.

Maafkan aku. Aku gak bisa

membalas cintamu. Maaf kalau

hanya menjadikanmu sebagai

pelipur lara hatiku, sebagai

pelmpiasan hsratku saja,

katanya.

…

Aku gak peduli kamu

menganggapku sebagai apa,

bahkan jikapun hanya sebagai

pelipur laramu saja, tak apa.

Aku sudah bilang akan

melakukan apapun untuk

membuatmu bahagia,

tersenyum gembira, tidak sedih

apalagi sampai stress, jelasnya.

Mungkin mudah bagimu

mengatakan itu, karena kamu

aku hanya memanfaatkanmu,

bisa bercmbu dan tdur dengan

gadis manapun yang kanmu mau

dan inginkan, tapi tidak bagiku,

sebut Celia.

Aku tau kamu menilaiku

pria yang suka mempermainkan

perempuan, lelaki playboy

ataupun badboy, tuturnya.

Tapi satu hal yang harus

kamu tau dan aku ingin bilang

ini ke kamu. Aku tidak pernah

tidur dengan gadis manapun

yang aku pacari. Bahkan untuk

sekedar berciuman sekalipun,

ungkapnya.

Pengakuan Dimas itu sama

sekali tak dipercayai Celia.

Dari tatapan matamu, aku

tau kamnu tidak percaya dengan

apa yang kukatakan. Tapi aku

jujur, aku tidak bohong padamu

,tegasnya.

Bahkan malam ini, saat aku

punya kesempatan untuk tidur

denganmu, aku gak akan

melakukan itu kalau kamu tak

menginginkannya, tanpa izin

darimu aku tak akan

menidrimu, sebut Dimas.

Meski aku sangat

menginginkannya, ingin

bercinta denganmu. Apa kamu

tau seberat apa aku menahan

nafsuku sejak sore tadi untuk

tak memaksamu memuskan

hsratku. Berat sekali,

batinnya.

…

Celia kemudian

mengangkat wajahnya,

menatap Dimas, air matanya

masih terus keluar dari sudut

netranya itu.

Apa sekarang kamu sudah

tenang? tanya Dimas.

Dia tak menjawab

pertanyaan Dimas, hanya

menganggukkan kepalanya saja.

Biarkan saja apa yang

terjadi malam ini terjadi. Aku

ingin kamu menikmati saja

semua ini, katanya, memegang

tangan Celia erat-erat.

Setelah beberapa saat,

Dimas menggeser tubuhnya,

bersandar di headboard kasur.

Dia menarik lembut tubuh

Celia, lalu mendekapnya dalam

pelukannya, membuat wanita

itu kini duduk di pangkuannya.

Celia mnerasa begitu nyaman

dan tenang saat Dimas memeluk

pinggangnya dari belakang.

Dia kemudian merebahkan

kepalanya di da

da pria itu.

Pelkanmu menenangkan

hatiku, membuatku nyaman

dan aman, katanya dalam hati.

Dia lalu memejamkan

matanya, menikmati hangatnya

dekapan Dimas.

Aku akan lakukan apapun

untuk membuatmu tenang dan

bahagia, bisiknya lembut,

sembari mencium pundaknya,

lalu menjilat leher dan telinga

Celia.

Itu membuat Celia bergidik,

menggeliatkan tbuhnya karena

merasakan senssi yang belum

pernah dia rasakan sebelumnya.

Bahkan, Bram pun tak

pernah mencmbunya seperti

itu.

Kamu tidak suka aku

melakukan itu? Aku gak akan

melanjutkannya kalau kamu

keberatan, kata Dimas.

Meski dia menikmatinya,

tapi Celia takut dia kebablasan

sampai menyerahkan kepera

anannya. Dia tak mau itu terjadi.

Aku belum siap melakukan

lebih dari sekedar cuman.

Sebaiknya kita tdur saja ya,

katanya.

Ok. Aku gak akan

melakukannya lagi. Baiklah,

kita istirahat saja. Kamu mau

aku tidur di sini, menemanimu

atau aku harus tdur di kamar

terpisah? tanya Dimas.

Tidur saja di sini. Aku ingin

kamu menemaniku malam ini.

Tidur disisiku. Aku butuh kamu

kata Celia.

Keduanya kemudian

berbaring berhadapan, sambil

berpelukan.

Celia tdur dalam dekapan

Dimas dan dia begitu senang,

bahagia, tenang, nyaman dan

damai, terlelap di dada Dimas

sepanjang malam.

…

Dia sejenak melupakan

status Dimas, membiarkan pria

lain, bukan suaminya tidur di

ranjangnya sembari

memeluknya hangat.

Rasa yang tak pernah dia

nikmati saat bersama

Bramantio, pria yang dia nikahi

8 bulan lalu.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART15)
Next Post: ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART13)

Related Posts

JANGAN OM (PART57) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART10) Kisah Menarik
BELIAU ADALAH IBU MERTUA KU ( PART 96 Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART46) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART3) Kisah Menarik
Tetangga menggoda (part 17) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme