TETANGGA MENGGODA (PART21)
Isi Postingan:
TETANGGA MENGGODA PART21
… TRUE STORY…
.
.
.
Hanya ada kacang, oatmeal, telur dan aneka
buah-buahan.
Lah, kalau seperti ini, mana bisa disebut makan
malam? Lauk seenak apapun gak akan afdal jika
belum ada nasinya, bagiku yang sejak kecil
tinggal di kampung. Namun, lagi-lagi aku harus
menerimanya dengan senang hati, lha wong
diundang makan, gratis pula.
Pujaan hatiku keluar dari dapur. Dia tersenyum
ketika tatapan kami saling beradu. Duh manisnya,
tapi aku hanya menanggapi dengan senyum ala
kadarnya.
Tangannya membawa daging beserta salmon
mentah dan menaruhnya di atas meja. Aku
semakin bingung, emang seperti ini ya, kesukaan
orang kaya tu, makanan yang masih mentah?
Di belakangnya, Mas Nata membawa alat
pemanggang daging, ia menaruhnya di atas meja
juga. Bersanding dengan daging yang tadi dibawa
Mbak Rifani. Oh, jadi makan malam kali ini, kita
disuruh manggang sendiri ala ala korea gitu toh.
Oke lah, aku ngikut saja.
Aslinya … mending aku ditraktir nasi pecel pinggir
jalan aja deh, Mbak. Daripada disuruh makan-
makanan mahal, tapi aku gak doyan ini. Ah,
semoga perutku bisa diajak kerja sama, biar gak
malu-maluin.
Mas Nata duduk di samping Mbak Rifani. Mereka
terlihat sangat mesra, tangan Mas Nata yang
gempal menggenggam jari-jari istrinya. Sialnya,
kenapa aku tadi memilih tempat duduk ini?
Tempat duduk yang berada tepat di hadapan
mereka. Huffh.
Oh iya, selamat ya, Pak Nata.
Selamat.
Selamat, sudah naik jabatan jadi sekretaris.
Oalah, pesta perayaan atas kenaikan jabatan, toh.
Aku pun turut mengucapkan selamat.
Iya, iya terima kasih, semua, jawab Mas Nata.
Wajah Mas Nata tampak berseri, aura
ketampanannya semakin menonjol.
Terima kasih banyak, Pak Alex, sudah
memercayai saya menjadi sekretaris, Bapak,
ucap Mas Nata sambil memandang salah satu ucap Mas Nata sambil memandang salah satu
lelaki yang ketampanan dan keperkasaan
tubuhnya gak kalah dari Mas Nata. Pria tersebut
juga sangat menjaga penampilan, dari ujung
sepatu hingga ujung rambut. Benda-benda mahal
menghiasi sekujur tubuhnya, nyaris sempurna.
Iya, sama-sama. Makanya yang lebih rajin lagi
bekerjanya. Jangan mengeluh, kalau harus ikut
saya meeting dengan klien di luar kota, ujar
orang tersebut, pandangannya menuju Mbak
Rifani. Seperti sedang memberi sindiran halus
pada istri Mas Nata.
Oh, jadi yang ini, bosnya Mas Nata? Apa beliau
pemilik parfum yang tertinggal di kantong Mas
Nata tempo hari?
LANJUT
ceritadewasa
ceritanovel
mertuamenantu
menantuidaman
istriidaman
selingkuh
foto
fotoai
text
gambar
foryou
Related: Explore more posts