ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART9)
Isi Postingan:
ADIK IPAR PELIPUR LARA PART9
…
Beberapa hari ini, beban
pikiran dan kecurigaan Celia
pada suaminya semakin besar.
Betapa tidak, perbincangan
di butik yang dia dengar dari
Tante Risma dan Tante Rara
membuatnya bertanya-tanya.
Apakah suaminya juga
kemungkinan seperti yang
mereka omongin, punya wanita
lain di belakangnya, punya
simpanan dan selngkuh
darinya? kata hatinya.
Dua hari lalu, wanita
sosialita yang berkunjung ke
butiknya membicarakan
masalah salah seorang putri
sahabat mereka yang
diselngkuhi suaminya, seorang
pilot dengan pramugari.
…
Kamu sudah dengar info
terbaru tentang Yolanda belum,
tanya Tante Risma kepada
sahabatnya, Tante Rara.
Emang ada apa dengan
Yolanda? tanya Tante Rara
penasaran.
Celia mencuri dengar
sekilas perbincangan mereka.
Tante Risma adalah mamanya
Tia pelanggan butiknya Celia.
Sementara Tante Rara salah
seorang pelanggannya yang
menyukai koleksi pakaian yang
Celia desain.
Mereka adalah para wanita
sosialita yang suka ngerumpi
dan bergosip.
Suaminya yang pilot itu
ketahuan selingkuh sama
pramugari. Sudah lama, hanya
dua bulan setelah mereka
menikah si pramugari itu jadi
simpanan suaminya, ungkap
Tante Risma.
Eh, bukannya memang
pilot sama pramugari itu rawan
ya terjadinya perselingkuhan
diantara mereka kan? Kasian aja
lihat Yolanda, dia wanita karier
yang sukses, lebih segalanya
dibandingkan si pramugari itu.
Dia lebih cantik dan wanita
terpandang juga, sebut Tante
Rara.
Benar. Tapi yang namanya
pria, kalau sering bertemu bisa
saja kepincut dan luluh. Meski
dia punya istri yang cantik di
rumah. Makanya kita harus
awasi suami kita, lanjut Tante
Risma.
Jadi apa yang terjadi
selanjutnya dengan Yolanda da
suaminya itu, tanya Tante Rara
lagi.
Pramugari itu sempat
dilabrak Yolanda sih ketika
berduaan sama suaminya di
hotel. Dia sebenarnya sudah
mulai curiga saat suaminya itu
sering keluar rumah padahal
sedang tidak bertugas. Kini aku
dengar dia mengajukan gugatan
cerai ke suaminya, meski
suaminya itu gak mau berpisah,
jelas Tante Risma.
oh, begitu. Baguslah.
Ngapain juga tetap bersama pria
yang telah berkhianat padanya.
Yolanda bisa dapat lelaki yang
lebih baik dari pada suaminya
itu, kata Tante Rara.
Tante boleh tanya gak
sama kamu Celia? Gimana
hubunganmu dengan suamimu,
Bram, tanya Tante Rara.
Baik Tante. Hubungan
kami baik-baik saja, jawab Celia
berusaha menutupi
permasalahan yang terjadi
diantara dia dan Bram.
Suamimu kan pilot juga.
Kamu harus tetap
mengawasinya, meski saat ini
dia masih baik -baik saja dengan
kamu, jangan sampai lengah.
Kalau dia sudah jarang di rumah,
atau mencari-cari alasan, kamu
harus curigai dan waspada,
pesan Tante Risma.
Iya Tante. Tapi aku
percaya, Mas Bram lelaki setia
dan tidak gak akan
mengkhianatiku, berselngkuh
dengan pramugari, kata Celia
yakin.
…
Maaf loh Celia, Tante gak
bermaksud nakutin dan
mempengaruhi kamu. Tapi,
sebagai istri pilot, kamu gak bisa
percaya 100 persen sama
suamimu. Kamu mesti hati-hati
dan waspada dengan perubahan
sikap suamimu. Jangan sampai
mengalami hal sama dengan
Yolanda, kata Tante Rara.
Makasih Tante dah ingatin
aku, ucapnya.
Perbincangan keduanya
mau tak mau membuat Celia
kepikiran juga.
Bagaimana kalau ternyata
Mas Bram tak mau
menyentuhku karena ada
wanita lain yang membuatnya
bahagia, batin Celia.
Apakah saat dia keluar
hangout bersama
teman-temannya, itu hanya
kedok saja? Padahal sebenarnya
punya janji dengan wanita lain?
gumamnya, semakin curiga.
Apa yang harus kulakukan
sekarang? Sepertinya aku harus
mencari informasi dan
mengecek kemana saja Mas
Bram pergi dan dengan siapa
saja, pikirnya.
Meski mulai timbul
kecurigaan, tapi Celia masih
mencoba berpikir positif dan tak
buru-buru bertanya pada Bram.
Dia menunggu waktu yang
tepat untuk menanyakan semua
kekhawatiran dan
kecurigaannya itu.
Karena, gak mungkin dia
menuduh suaminya tanpa bukti
yang jelas. Bisa-bisa Bram
marah dan membencinya
karena dituduh selngkuh.
…
Dimas mengajak Rena,
mahasiswi di kampusnya yang
sudah lama naksir padanya ke
butik Celia.
Gadis itu menganggap
Dimas sebagai pacarnya sejak
sebulan lalu.
Dimas datang ke sana untuk
membelikan Rena baju dan
perlengkapan lainya di butik itu.
Dia sengaja mengajak Rena
ke butik itu sebagai kedok dan
modus untuk bisa bertemu,
melihat serta bicara dengan
Celia.
Tapi, gadis itu tentu saja tak
menyadari maksud dan tujuan
Dimas tersebut.
Perempuan cantik putri
konglomerat satu letting tapi
beda fakultas dengan Dimas itu
memang cinta mati sama pria
tersebut.
Dia tak peduli meski image
Dimas yang urakan, tengil,
badboy serta plaboy dan suka
gonta ganti cewek.
Tapi, meskipun sudah dua
tahun dia naksir Dimas, meski
laki-laki itu tak meliriknya sana
sekali.
Makanya, saat sebulan lalu
Dirga memperkenalkan Dimas
secara resmi padanya saat di
kantin, dia terlihat sangat
gugup. Rena sangat bahagia dan
tak menyangkanya.
Dia speechless tak bisa
bicara, tergagap ketika Dimas
bertanya padanya.
Kamu pasti udah kenal, eh
maksudnya tau di siapa kan?
Tapi aku ingin kenalin dia resmi
padamu. Ini temanku Dimas,
dia jomblo loh, kata Dirga
memperkenalkan Dimas.
Su..sudah pasti semua
kenal Dimas di kampus ini, kata
Rena.
Kamu Rena anak
komunikasi kan? sapa Dimas,
mengulurkan tangannya.
L…iya.. Aku Rena,
mahasiswi jurusan komunikasi,
katanya, menyambut uluran
tangan Dimas sedikit gugup.
Sejak saat itu, hubungannya
semakin akrab, lalu akhirnya
Dimas meminta Rena menjadi
pacarnya. Bagi Dimas, pavaran
dengan Rena hanya sebatas
status saja.
….
Permintaan yang tak akan
disia-siakan Rena, dia bahkan
tanpa berpikir panjang
menerima Dimas sebagai
pacarnya.
Resmilah mereka pacaran,
dan Rena berharap hubungan
mereka langgeng dan serius,
tidak seperti cewek-cewek yang
pernah Dimas pacari selama ini.
Status mereka sudah
menjadi sepasang kekasih,
sudah menjadi pasangan, meski
Dimas belum pernah
mengajaknya kencan berdu.
Seperti nonton ke bioskop,
jalan-jalan berdua, atauj
dinner di restoran, tapi Rena
memahami itu, karena Dimas
memang sedang sibuk-sibuknya
dengan kegiatan di kampusnya.
Pun begitu, dia tetap
bersyukur, karena mereka
masih bisa menghabiskan waktu
bersama di kantin dan bertemu
di kampus.
Dan hari ini, tiba-tiba saja,
Dimas mengajaknya belanja
pakaian di butik.
Kamu sudah pernah ke
butik Mbak Celia, istrinya ma
ku belum. Aku mau ajak kamu
belanja di sana. Mau gak? tanya
Dimas.
Pernah dengar sih,
butiknya bagus. Tapi aku belum
pernah ke sana. Ayo kita belanja
ke butik kakak iparmu itu, kata
Rena antusias mnenyambut
senang ajak Dimas itu.
Jadilah mereka sore itu,
sepulang dari kampus ke butik
Celia. Gadis itu tanpa sungkan
menggandeng tangan Dimas
saat memasuki butik.
Dia menyapa pekerja dan
stafbutik, kemudian disambut
hangat Celia. Dia
memperhatikan gadis kaya raya
itu dengan seksama.
Mungkin ini pacar barunya
Dimas, batinnya. Selamat
datang di butik kami. Silahkan
di lihat-lihat dulu, sapa Celia
ramah.
Mbak pasti yang punya
butik ya. Cantik dan
mempesona soalnya. Kakak
iparnya Dimas kan? tanya Rena.
Iya, aku Celia. Pemilik
butik ini. Istrinya Mas Bram,
kakaknya Dimas, sahut Celia,
tersenyum.
Aku Rena, pacarnya Dimas
, katanya, sumringah.
Iya, aku bisa lihat itu.
Kalian cocok, serasi Semoga
hubungan kalian langgeng ya.
Senang bisa kenal kamu, kata
Celia.
Rena lalu memilih baju,
pakaian aksesoris pelengkap
lainnya yang ada di sana.
Celia lalu melanjutkan
aktivitasnya, duduk di sofa
sebentar membaca majalah,
sebelum kembali ke ruang
kerjanya.
….
Tak lama, Dimas mengetuk
pintu ruang kerja Celia dan
meminta izin masuk.
Celia mengizinkannya
masuk, lau dia duduk di kursi di
depannya. Dimas membuka
perbincangan, bicara dengan
suara pelan pada Celia.
Kamu mau bicara
denganku kan? Seharusnya
kamu temani pacarmu itu.
Bukan malah ke sini, kata Celia.
Ya, aku mau bicara sama
kamu. Mbak Celia apa kabar?
tanyanya.
Seperti yang kamu lihat,
aku baik-baik saja, sahut Celia
tanpa mnelihat ke arah Dimas.
Aku kangen banget sama
Mbak Celia, katanya, menatap
wajah wanita itu.
Kamu sengaja ke butik
mengajak gadis itu hanya untuk
melihatku dan bicara denganku
kan? tanya Celia, sudah
menduga maksud Dimas
tersebut.
Ya benar. Itu tujuanku ke
sini. Kamu memang mengerti
jalan pikiraku, jawabnya jujur.
Kamu hanya
memanfaatkan gadis itu? Kasian
dia. Kapan kamu berubah untuk
tak mempermainkan wanita.
Kenapa gak kamu seriusin dia.
aku pikir gadis itu cocok
untukmu, kata Celia.
Seperti yang Mbak Celia
katakan, aku hanya
memanfaatkannya. Aku masih
gak bisa melupakan kamu. Aku
masih mengharapkan mu.
Meski itu sulit dan berat, tapi
aku gak akan menyerah,
ungkap Dimas.
Itu hakmu untuk terus
berharap, meski semua itu
konyol dan tak ada gunanya.
Aku jugapunya hak untuk
menolakmu dan memintamu
menjauhiku. Aku tegaskan di
sini, kamu seharusnya tau
posisimu. Jadi berhenti
bersikap seperti ini, pinta Celia.
Aku pikir, sebaiknya kamu
keluar dan temani pacarmu,
usir Celia.
Baik. Aku akan keluar. Aku
sudah merasa puas dan senang
bisa bicara melepas rinduku
padamu, melihat wajah
cantikmnu hari ini, kata Dimas,
menatap tajam Celia.
…
Tatapan yang seakan
menembus dan menghujam
jantung wanita itu,
membuatnya berdebar tak
karuan.
Aku keluar dulu. Ingat ini,
aku gak akan menyerah untuk
dekatin dan dapatin kamu,
katanya, mengedipkan matanya,
lalu keluar dari ruang kerja
Celia.
Sementara Celia hanya bisa
diam terpaku, dengan perasaan
dan pikiran berkecamuk di
kepalanya setiap kali dia
bertemu Dimas
Ah, Dimas, mengapa aku
selalu deg-degan dan gugup saat
dia menatapku, gumam Celia.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts