Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART8)

Posted on June 4, 2025 By admin

ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART8)

Isi Postingan:

ADIK IPAR PELIPUR LARAPART8

…

Celia bersama suaminya

pindah dari rumah keluarga

Bramantio, dan kini tinggal di

rumah sendiri.

Rumah mewah modern dua

lantai itu memang rumah

idaman Celia, yang dibangun

Bram khusus untuk tempat

tinggal mereka setelah menikah.

Ah, senangnya. Akhirnya

bisa tinggal di rumah sendiri,

sebutnya bahagia.

Celia tak bisa membendung

rasa gembira sekaligus haru bisa

tinggal di rumahnya sendiri,

mengatur rumah tangganya

sendiri bersama Bram suaminya.

Syukurlah kamu happy.

Karena itu yang aku mau, amu

selalu bahagia, kata Bram.

Tentu saja aku bahagia,

apalagi kalau kamu lebih

perhatian, manjain dan lebih

romantis, harap Celia.

Sayang, aku pasti akan

terus berusaha mnembuatmu

tersenyum bahagia. Aku janji,

kata Bram, memeluk sang istri.

Celia sangat mengharapkan

itu dari Bram. Dia juga yakin,

dengan tinggal di kediaman

sendiri, perlakuan Bram

padanya akan semakin hangat

dan romantis.

…

Celia bisa melihat Bram

memang mulai sedikit berubah

dan lebih perhatian padanya.

Dia tak lagi pulang larut

malam atau dini hari saat

berkumpul dengan

tema-temanya.

Bahkan, beberapa kali Celia

diajak nongkrong dengan teman

Bram.

Mereka juga sering makan

malam romantis di restoran,

jalan-jalan serta berwisata

berdua.

Dia sudah tak sabar

menunggu Bram mengunboxing

dirinya.

Celia berharap, dengan

kenyamanan yang didapatkan

Bram, dia akan bisa

melaksanakan kewajibannya

sebagai suami, mereka akan

bergelut di ranjang,

melampiaskan segala hasrat

yang terpendam sejak menikah

delapan bulan lalu.

Namun, nyatanya,

ekspetasi Celia tak sesuai

harapannya.

Bram masih saja tak

sanggup untuk bercnta

dengannya, setiap kali mereka

mencoba, pria itu seperti sedang

menghadapi beban yang cukup

berat.

Celia sudah mulai merasa

ada hal yang tidak beres dengan

suaminya itu. Karena, tak

mungkin Bram capek, lelah atau

sedang tidak mood.

Jadi, bila Bram

menyebutkan alasan itu, dia

rasa sudah tak masuk alkal dan

mengada-ngada.

Karena saat hendak

melakukan hubungan intm,

Bram sedang tidak capek dan

suasana hatinya juga senang.

Mas Bram kenapa sih

sebenarnya. Apa mas gak

bernafsu sama aku, tanya Celia

kesal.

Sayang, maafin aku. Aku

gak bisa, jawabnya.

Gak bisa kenapa? Katakan

dan jujur padaku, apa masalah

yang Mas Bram hadapi sehingga

gak bisa menggaliku, katanya

keras.

Aku gak tau. Bisa kita gak

bicarakan hal ini sekarang.

Lebih baik kita tidur saja, kata

Bram, mengalihkan

pembicaraan.

…

Gak bisa. Mas mnesti jujur

padaku, apa yang mas Bram

rasakan saat kita akan

melakukan itu. Aku ingin tau

alasan mas yang sebenarnya.

Gak bisa terus menerus begini,

ketusnya.

Celia sayang, maaf aku gak

bisa bilang ke kamu apa yang

aku rasakan saat ini. Aku belum

siap untuk cerita apa yang

kurasakan. Tapi satu hal yang

pasti, aku sayang kamu,

sahutnya.

Mas tau, aku sudah cukup

bersabar selama ini. Istri itu

bukan cuma butuh nafkah lahir,

tapi nafkah batin juga. Dan aku

gak pernah mendapatkan

selama ini. Apa kekuranganku,

katakan biar aku perbaiki, biar

aku bisa introspeksi, biar aku

bisa memenuhi harapan Mas

Bram, katanya, mulai terisak.

Mas janji akan membuatku

bahagia, inikah yang Mas Bram

maksud bahagia? Apa gunanya

kita menikah kalau mas gak mau

menyentuhku, katanya masih

tersedu.

Aku sudah bilang, beri aku

waktu untuk mengatasi

masalahku. Bisakah kamu

bersabar sebentar lagi. Aku

sedang berusaha. Tolong jangan

menangis, katanya, mencoba

menghapus air mata Celia.

Tapi wanita itu tak

membiarkannya, memalingkan

wajahnya, lalu tidur

membelakangi Bram.

Terserah saja. Aku mau

tidur. Aku capek. Aku gak tau

sampai kapan bisa bertahan

disisimu dengan sikapmu

seperti itu, kata Celia.

Sayangku, cintaku. Tolong

jangan marah dan ngambek

padaku. Aku sayang kamu,

sebut Bram, mencoba membalik

tubuh istrinya agar menghadap

dirinya.

Tapi lagi-lagi Celia tak mau,

tetap berbaring membelakangi

suaminya.

Sepertinya aku harus cari

tau sendiri kenapa Mas Bram

selalu begitu padaku. Apa

salahku, apa kekuranganku?

gumam Celia.

Atau jangan- jangan dia

punya wanita lain di luar sana?

Bagaimana kalau memang itu

yang sebenarnya terjadi?

tanyanya dalam hati.

Bram memutuskan untuk

membiarkan Celia tidur dan

menyudahi perdebatan mereka.

 

…

Sejak Celia dan Bram

pindah rumah, Dimas

merasakan kerinduan yang

teramat sangat pada Celia.

Apalagi, kakak iparnya itu

tidak mau menjawab telpon dan

membalas pesannya. Rasanya,

dia ingin pergi ke rumah Celia,

bertemu langsung dengan

wanita itu.

Tapi, dia khawatir Celia

akan berbuat lebih nekat lagi

nantinya seperti waktu itu.

Dia tak mau hal itu terjadi

lagi. Dia tidak mau terjadi

apa-apa dengan Celia.

Satu-satunya cara untuk

melihat Celia adalah ke

butiknya, meski hanya bisa

memandang Celia dari kejauhan.

Dimas memarkirkan

kendaraannya di seberang jalan

di depan butik itu setiap sore

sebelum Celia pulang.

Dia melihat Celia di dalam

butik mewahnya yang

transparan karena dipasangi

kaca di sekelilingnya.

Melihatmu dari jauh

sedikit mengobati rasa rinduku

padamu, batinnya.

Tapi, tetap saja aku ingin

dekat denganmu, memandang

wajahmu dari dekat dan

berbicara denganmu,

gumannya.

Dimas sedang memikirkan

cara untuk bisa dekat dengan

Celia. Dia harus mendapatkan

solusi agar bisa bicara dengan

wanita itu.

Untuk saat ini, yang bisa

dilakukan hanya

memandangnya dari jauh.

Diia bisa betah disana satu

sampai dua jam setiap harinya.

Dimas akan pergi dari sana

setelah Celia pulang dari butik

dengan mobilnya kembali ke

rumahnya.

…

Dimas juga mulai

nongkrong di cafe dengan

teman-temannya, membuat

mereka bertanya-tanya.

Tumben kamu gabung

sama kita lagi malam-malam.

Beberapa bulan ini kan kamu

gak mau nongkrong sama kita

lagi, sebut Dirga.

Iya, kemaren-kemaren dia

lagi sama cewek yang katanya

dia cinta. Emang masih sama

dia? tanya Sandi.

Dia ninggalin aku? Gak

mau bertemu aku lagi, keluh

Dimas.

Oh, jadi si playboy kita lagi

patah hati nih ceritanya. Gak

nyangka aja kamu bisa patah

hati. Mau kasian tapi kok

ngerasa iti karma ya. Wk..wk..

wk, sahut Dirga dan Sandi

tertawa berbarengan.

melupakan Celia.

Dimas sudah jatuh cinta

saat pertama kali bertemu

dengannya dua tahun lalu,

ketika Bram mengenalkan Celia

pada keluarganya.

Hanya saja, saat itu dia tak

bisa setiap waktu bertemu

wanita itu karena dia sedang

kuliah di Los Angeles, Amerika

Serikat.

Jadinya, dia hanya

menghubungi Celua melalui

telpon seluler dan mengirimkan

pesan pada kekasih mas nya itu.

Pesan nakal dan menggoda

yang dia kirimkan itu tak

mendapat respon yang baik dari

Celia.

Bahkan wanita itu justru

marah dan kesal padanya.

Dimas terus saja menggodanya,

meskipun Celia pada akhirnya

menikahi kakaknya Bramantio.

Dia gak tau apakah yang dia

rasakan pada Celua adalah cinta

atau hanya obsesi untuk bisa

menaklukan hati wanita itu.

Dia Ingin memiliki Celia,

bercmbu dan bercnta

dengannya, tanpa peduli bahwa

perempuan cantik dan seksi itu

adalah istri dari Bramantio,

Mas nya sendiri

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART9)
Next Post: ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART7)

Related Posts

Perkenalkan namaku Rio , aku seorang mahasiswa baru Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART45) Kisah Menarik
Judul: Malam di Pantai Kisah Menarik
JANGAN OM (PART 37) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART23) Kisah Menarik
TERDIAM DAPAM TAKDIR (PART4) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme