Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART48)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART48)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART48

…

..

.

Siska berdiri di lobby hotel,

wajahnya tampak tegang. Sudah

hampir 15 menit ia menunggu

kabar, dan akhirnya telepon itu

datang. Ia segera

mengangkatnya dengan cepat.

Bagaimana? Apakah kamu

sudah menemukan keberadaan

suamiku? tanyanya

terburu-buru, suaranya nyaris

bergetar.

Sudah, Nyonya. Saya

sudah mnendapatkan lokasi Tuan

Aryo sekarang. Beliau ada di

sebuah hotel tidak jauh dari

tempat Nyonya berada, jawab

anak buahnya dengan nada

tegas.

Siska menarik napas dalam,

lalu berkata cepat, Baiklah,

kirimkan lokasinya sekarang.

Aku akan segera ke sana.

Setelah menutup telepon,

Siska memanggil sopir

pribadinya, meminta agar ia

segera datang ke lobi. Tak lama,

ia sudah berada dalam mobil,

duduk di kursi belakang dengan

pandangan penuh kecemasan.

Kita ke hotel Mawar,

katanya sambil menyerahkan

ponsel berisi alamat yang baru

saja diterima.

Di sepanjang perjalanan,

pikirannya kalut. Bagaimana

bisa Mas Aryo sampai ke hotel

itu? Dan siapa wanita yang

membawanya pergi tadi?

gumamnya pelan, seolah

berbicara kepada dirinya

sendiri.

…

Sementara itu, di rumah

sakit, Mbok Sumi dan Joni

bergegas menemui dokter yang

baru keluar dari ruang

pemeriksaan. Wajah keduanya

dipenuhi kecemasan.

Bagaimana keadaan

majikan saya, Dok? tanya Mbok

Sumi, matanya berkaca-kaca.

Dokter itu menghela napas

sebelum menjawab,’

Alhamdulillah, pasien dan bayi

dalam kandungannya selamat.

Tapi kondisinya masih sangat

lemah. Ia harus banyak

beristirahat dan badrest total.

Mendengar itu, Joni dan

Mbok Sumi saling

berpandangan, rasa lega mulai

menyelimuti mereka.

Alhamdulillah, bisik Joni

sambil mengangguk pelan.

Namun rasa ingin tahunya

belum sepenuhnya terjawab. la

bertanya lagi, Tapi, Dok,

kenapa majikan kami bisa

sampai pendarahan seperti itu?

tanya Joni, karena nanti Aryo

pasti akan menanyakan hal ini

padanya.

Dokter lalu menjelaskan,

Sepertinya pasien meminum

atau makan sesuatu yang

memicu kontraksi. Untung saja

dosisnya kecil, jadi efeknya

tidak terlalu parah. Namun,

karena sebelumnya pasien

pernah mengalami pendarahan,

kondisinya menjadi rawan,

makanya pendarahan terjadi

lagi. Beruntung, ia cepat dibawa

ke rumah sakit, sehingga

nyawanya dan bayinya masih

bisa diselamatkan.

Dokter itu berhenti sejenak,

lalu menambahkan, Saya sudah

memberikan obat penguat

kandungan untuk memastikan

kondisinya stabil. Tapi setelah

ini, pasien harus benar-benar

beristirahat dan menghindari

aktivitas berat agar tidak terjadi

hal serupa.

…

Joni dan Mbok Sumi

mengangguk, berterima kasih

kepada dokter sebelum Kinan

dipindahkan ke ruang VIP.

Dalam hati, mereka bersyukur

kondisi majikannya perlahan

mulai membaik, meski

kondisinya masih lemah.

Sementara itu, Anak buah

Joni bergerak cepat begitu

mendapatkan informasi tentang

keberadaan Aryo melalui GPS

nya yang aktif. Mereka tiba di

hotel yang dimaksud dan

langsung menuju kamar sesuai

keterangan dari petugas

reseps10nis. Salah satu dari

mereka mengetuk pintu dengan

tegas. Tak lama, pintu terbuka,

dan Rosa berdiridi baliknya.

Wajahnya tampak pucat, dan

suaranya bergetar saat bertanya,

Kalian siapa?

Salah satu pengawal

menjawab dengan nada dingin,

Kami ke sini untuk menjemput

Tuan Aryo.

Rosa tampak ragu sejenak,

namun akhirnya

mempersilakan mereka masuk.

Di dalam, Aryo terlihat

terbaring di tempat, kondisinya

masih pingsan. Para pengawal

segera memapahnya untuk

dibawa keluar. Sebelum pergi,

salah satu dari mereka

mendekati Rosa, mengeluarkan

sejumlah uang dari sakunya,

dan menyerahkannya

kepadanya.

Terimalah ini sebagai

ucapan terima kasih dari

majikan kami, ucap pengawal

itu, menatap Rosa tajam.

Tolong pastikan kejadian ini

tidak menyebar, dan jangan

sampai ada orang lain yang

mengetahuinya.

Rosa hanya mengangguk

pelan, mnenerima uang itu tanpa

berkata banyak. Terima kasih,

ucapnya singkat, suaranya

nyaris berbisik.

Tanpa banyak basa-basi,

para pengawal segera membawa

Aryo keluar dan masuk ke dalam

mobil yang sudah menunggu di

depan hotel.

Beberapa saat setelah mobil

yang membawa Aryo pergi,

sebuah mobil lain berhenti di

depan lobi hotel. Dari dalamnya,

Siska keluar dengan langkah

cepat, wajahnya penuh

kegelisahan.

la langsung menuju meja

resepsionis. Apakah beberapa

saat yang lalu ada tamu yang

datang ke sini dalam kondisi

mabuk atau tidak sadarkan diri?

tanyanya tegas.

…

Resepsionis, seorang pria

muda dengan seragam rapi,

tampak sedikit bingung. Tidak

ada, Nyonya. Hari ini tidak ada

tamu yang datang pada malam

hari. Tamu terakhir kami

check-in siang tadi, jawabnya

sopan.

Siska menatapnya tajam,

tidak percaya pada ucapannya.

Apa kamu yakin? Coba periksa

sekali lagi, desaknya. Aku

mendapat laporan kalau

suamiku menginap di sini

bersama perempuan lain.

Resepsionis itu

berpura-pura mengecek daftar

tamu di komputernya. Beberapa

detik kemudian, ia menggeleng.

Maaf, Nyonya, tapi memang

tidak ada tamu yang check-in

malam ini, jawabnya, mencoba

meyakinkan Siska.

Siska menarik napas

panjang, menenangkan

emosinya sejenak, lalu

mengangguk. Baiklah.

gumamnya. Ia berbalik dan

berjalan menuju mobilnya

dengan wajah penuh

kekecewaan.

Begitu duduk di dalam

mobil, ia segera

menghubungi

anak buahnya melalui telepon.

Sialan…. kalian

membohongiku? Aku sudah

mengecek ke Hotel itu, tapi

suamiku tidak ada disini.

Mencari posisi orang saja kalian

tidak pecus? tanyanya dengan

nada tajam, mencengkeram

ponselnya erat-erat.

Maafnyonya, lokasi tuan

Aryo sekarang sudah berpindah.

Sepertinya sudah ada yang

membawanya pergi, dan

sekarangmereka sudah lumayan

jauh dari hotel itu, ucap anak

buah Siska.

Kegelisahan terus

menguasainya, siapa yang

membawa suaminya?

Pertanyaan itu terus berputar

dikepalanya.

 

…

Di dalam mobil yang melaju

di tengah malam, salah satu

pengawal mengangkat telepon

untuk mnenghubungi Joni.

Suaranya terdengar serius

ketika berbicara.

Halo, Bos. Kami sudah

bersama Tuan Aryo sekarang.

Mau dibawa ke mana, Bos?

Kondisinya masih pingsan.

Sepertinya terkena obat bius

atau obat tidur, lapornya.

Joni yang berada di rumah

sakit, segera merespons dengan

tegas, Bawa saja Tuan Aryo ke

Rumah Sakit Harapan Indah.

Kebetulan Nona Kinan juga

sedang dirawat di sini. Biarkan

dokter memeriksa, obat apa

yang diberikan kepada Tuan

Aryo.

Baik, Bos, jawab pengawal

itu tanpa ragu sebelum menutup

telepon. Ja kemudian menoleh

ke arah sopir. Kita ke Rumah

Sakit Harapan Indah sekarang,

perintahnya.

Mobil melaju dengan

kecepatan konstan, suasana di

dalamnya sunyi kecuali suara

mesin dan hembusan napas

Aryo yang masih dalam kondisi

tidak sadar. Pengawal itu

melirik Aryo sesekali,

99

memastikan keadaannya tetap

stabil.

Di sisi lain, Joni

mempersiapkan kedatangan

mereka. la sudah berbicara

dengan dokter agar segera

menangani Aryo begitu tiba.

Dalam pikirannya, Joni

bertanya-tanya siapa yang

berani melakukan hal ini kepada

Aryo, dan apa motif di baliknya.

Tak lama setelah tiba di

Rumah Sakit Harapan Indah,

mobil yang membawa Aryo

berhenti tepat di depan Unit

Gawat Darurat UGD. Para

pengawal dengan cekatan

memapah tubuh Aryo yang

masih tidak sadar ke dalam.

Joni, yang sudah menunggu di

depan pintu, segera

menghampiri mereka.

…

Wajahnya serius saat menatap

salah satu pengawal yang

bertugas.

Bagaimana? Apakah semua

berjalan sesuai perintah? tanya

Joni tanpa basa-basi.

Sudah, Bos, jawab

pengawal itu. Saya sudah

memberikan uang kepada

wanita yang menolong Tuan

Aryo, dan menyuruhnya untuk

tutup mulut.

Joni mengangguk, rasa lega

sedikit tampak di wajahnya.

Bagus. Kalau begitu, sebagian

dari kalian bisa pulang.

Sebagian lagi berjaga di sekitarrumahrumah sakit, terutama di

ruangan tempat Nona Kinan

dirawat. Aku tidak mau ada

orang yang berniat

mencelakakan Nona Kinan atau

Tuan Aryo.

Siap, Bos, balas pengawal

itu, sebelum mereka segera

mengatur posisi masing-masing.

Tak lama kemudian, salah

satu pengawal menerima

telepon. Di layar ponselnya

tertera nomor resepsionis hotel

tempat Aryo ditemukan tadi. Ia

segera mengangkat panggilan

itu.

Halo, Tuan, suara

resepsionis terdengar di

seberang. Saya ingin

melaporkan bahwa setelah

Tuan pergi tadi, ada seorang

wanita cantik datang ke hotel

dan mencari tamu bernama

Tuan Aryo.

Pengawal itu terdiam sesaat,

matanya menyipit. Sebelumnya,

ia sudah memberikan sejumlah

uang kepada resepsionis itu

untuk merahasiakan

keberadaan Aryo. Baiklah

Terima kasih atas informasinya.

…

Tolong kirimkan rekaman

CCTV di lobi saat tamu itu

datang. Saya ingin memastikan

siapa wanita yang Anda maksud

Baik, Tuan. Saya akan

segera mengirimkan video

rekaman CCTVkepada Anda,

jawab resepsionis itu, sebelum

memutuskan panggilan telepon.

Beberapa menit kemudian,

sebuah notifikasi masuk ke

ponsel pengawal tersebut.

Rekaman CCTV dari hotel sudah

diterima. Ia segera membuka

video itu dan melihat seorang

wanita berpenampilan anggun

memasuki lobi hotel dengan

langkah cepat. Wajahnya jelas

terekam kamera. Pengawal itu

segera menunjukkan video

tersebut kepada Joni.

Joni memutar video itu

dengan penuh perhatian.

Ekspresinya berubah tajam saat

mengenali sosok dalam

rekaman. Ini Nyonya Siska,

ucap Joni dengan nada rendah

namun penuh ketegasan. Istri

pertama Tuan Aryo.

Pikiran Joni langsung

bekerja cepat. Apa yang

sebenarnya direncanakan

Nyonya Siska? Bagaimana dia

tahu, kalau tuan Aryo disana?

gumamnya, lebih kepada

dirinya sendiri. Ia tahu ini

bukan kebetulan, namun dia

tidak berani bertindak tanpa

perintah dari Aryo.

Keesokan Paginya, Aryo

membuka matanya perlahan.

Pandangannya masih buram,

dan rasa pening di kepalanya

membuat ia mengusap wajah

dan memijat pelipis. Ia mencoba

menyesuaikan diri dengan

cahaya yang masuk dari balik

jendela kamar.

..

Di mana aku sekarang?

gumam Aryo pelan, suaranya

serak.

la melirik ke kesamping dan

melihat Joni berdiri tidak jauh

darinya, mengenakan ekspresi

serius namun lega.

Selamat pagi, Tuan.

Akhirnya Anda sadar juga,

ucap Joni sambil mendekat.

Aryo mengerutkan kening.

Di mana aku sekarang?

tanyanya lagi, kali ini dengan

nada sedikit lebih tegas.

Anda sedang di rumah

sakit, Tuan, jawab Joni. Tadi

malam Anda pingsan. Anak

buah saya membawa Anda ke

sini untuk diperiksa.

Aryo mengangguk pelan,

mencoba mencerna apa yang

baru saja didengarnya.

Kepalanya masih terasa berat. Ia

memejamkan mata, mencoba

meredakan pening.

4Tuan, ada sesuatu yang

perlu saya sampaikan, ucap

Joni ragu-ragu.

Aryo tetap memejamkan

matanya, lalu berkata, Apa lagi

sekarang?

Joni melirik ke arah Mbok

Sumi yang duduk di sudut

ruangan, sebelumn melanjutkan.

Nona Kinan… beliau tadi

malam mengalami pendarahan

dan sekarang dirawat di rumah

sakit ini.

Mendengar itu, Aryo

langsung membuka matanya. Ia

menoleh tajam ke arah Joni,

tubuhnya tiba-tiba terasa siaga.

Apa? Bagaimana bisa? Apa yang

terjadi padanya? tanyanya

cemas, suaranya naik satu oktaf.

Joni menenangkan

suaranya, menatap ke sisi kiri

tempat tidur Aryo. Kondisinya

sudah lebih baik sekarang, Tuan.

Tapi nona Kinan masih belum

sadar

Aryo mengikuti arah

pandangan Joni dan melihat

Kinan sedang tertidur di ranjang

sebelahnya. Wajahnya tampak

pucat, namun napasnya teratur.

Tanpa pikir panjang, Aryo

turun dari ranjang, meski

tubuhnya masih terasa lemah.

Ia menghampiri Kinan, duduk

di tepi ranjangnya, dan

menggenggam tangannya erat.

Kinan… bisik Aryo,

suaranya dipenuhi rasa cemas.

la mengelus tangan Kinan

lembut, seolah berharap

sentuhannya bisa menyadarkan

wanita itu. Apa yang terjadi

padamu? Kenapa kamu bisa

sampai dirawat di sini?

gumamnya dengan nada penuh

kekhawatiran.

Aryo lalu memandang ke

arah Mbok Sumi yang duduk di

dekat Kinan, menunggu

jawaban darinya. Mbok, apa

yang sebenarnya terjadi?

Ceritakan padaku, pinta Aryo

dengan nada mendesak.

…

Mbok Sumi menarik napas

panjang sebelum menjawab.

Tuan, tadi malam Nona Kinan

mengalami pendarahan.

Untungnya, Joni dan saya

segera membawanya ke rumah

sakit. Kata dokter,

kandungannya sempat

terancam karena sebelumnya

sudah pernah mengalami

masalah serupa.

Aryo merasa dadanya sesak

mendengar penjelasan itu.

Kenapa sampai terjadi seperti

ini? tanyanya, matanya

berkabut dengan rasa bersalah

dan khawatir. Ia kembali

memandang Kinan yang masih

belum sadar, menglus

rambtnya dengan lembut.

Kenapa tiba-tiba Kinan bisa

sampai pendarhan lagi?

gumam Aryo pelan. Sedangkan

Joni dan mbok Sumi hanya bisa

saling lirik.

NoteL..i..k..e.mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART49)
Next Post: JANGAN OM (PART47)

Related Posts

Tetangga idaman (PART50) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART43) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART15) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART57) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART26) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART58) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme