Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

Tetangga idaman (PART40)

Posted on June 4, 2025 By admin

Tetangga idaman (PART40)

Isi Postingan:

Tetangga idaman PART40

… True story…

.

.

.

Entah sudah berapa lama aku menangis. Aku sudah tidak bisa memendam semua ini sendirian. Aku pun keluar mencari Angga, meminta bantuannya untuk mengantarku

mencari Mas Nata.

.

.

Ngga… Angga…. Suaraku nyaris tidak terdengar.

Kucari di setiap sudut, tapi Angga tidak kutemukan. Melihat bulatan jam yang menempel di dinding. Ah, sepertinya Angga sudah berangkat kuliah.

Ditelepon pun juga tidak bisa. Angga ke mana-mana suka membawa handphone, tapi jika dihubungi jarang sekali mau mengangkat.

Handphonenya disibukkan oleh mobile legends.

Satu-satunya yang masih bisa diharapkan adalah nomor yang berfoto profil cowok berkaos merah dengan jam melingkar di tangan yang gambar wajahnya hanya kelihatan

separuh-Arif Pradipta.

.

.

Di bawah foto profil tersebut Sudah muncul tulisan berdering, tapi sampai bunyi tuut berhenti, teleponku belum juga diangkat oleh Arif.

Halo assalamualaikum. Akhirnya suara Arif terdengar, setelah beberapa kali aku menekan icon gagang telepon.

Beberapa detik berlalu, tapi belum mampu menyuarakan apa alasanku meneleponnya. Rasa ddaku masih sesak sekali.

.

.

Mbak? Mbak Rif baik-baik aja, ‘kan? Suara Arif sedikit ada penekanan. Aku ingin sekali mengadukan apa yang dilakukan Mas Nata padaku. Namun, yang keluar justru isak tangis.

.

.

Mbak, kenapa? Apa yang membuat, Mbak menangis?

Sepertinya Arif semakin panik mendengar isakku. Aku menutup sambungan telepon

begitu saja. Mungkin lebih baik jika aku berbicara langsung padanya. Semoga dia masih ada di rumah. Gegas, aku bertolak ke rumah Arif. Padahal rumahku dan rumah Arif

hanya berjarak lima langkah, tapi rasanya seperi sangat jauh. Kabut hitam menutupi hatiku. Semburat matahari pagi membuatku silau. Aku

tetap berjalan, meski rasa pusing menguasai kepala. Mungkin ini efek kelamaan menangis.

Aku bisa melihat bayangan seseorang di teras warung kelontong Bulek Siti. Aku mendekatinya. Rasa pusing itu semakin lama semakin tak

tertahankan. Reflek tangan berpegang pada tiang penyangga di teras warung kelontong, hingga akhirnya limbung dan pandanganku menggelap.

.

.

Mataku masih terpejam, tapi lamat-lamat indra dengarku bisa menangkap suara.

Udah dikasih minyak angin,

Mak? Itu adalah suara pemuda yang kukenal-Arif.

Sudah, tadi.

Wedang panas?

Belum sempat, emak terlalu khawatir, jadi bingung apa yang harus dilakukan.

Terasa sapuan lembut kulit tangan pada pipi. Aku mengerjap-ngerjapkan mata yang masih silau dengan cahaya luar.

Wajah seorang ibu yang kurindukan

memenuhi pupil ketika aku menbuka

mata dengan sempurna.

.

.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin

Lanjut


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: Tetangga idaman (PART41)
Next Post: TETANGGA IDAMAN (PART39)

Related Posts

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART60) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART24) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART11) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART2) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART5) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART70) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme