ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART15)
Isi Postingan:
ADIK IPAR PELIPUR LARAPART15
…
..
..
Ayo bangun sudah pagi,
kata Celia membangunkan
Dimas.
Pria itu masih terlelap
dalam tidurnya.
Sementara Celia sudah
bangun sejak setengah jam lalu,
sudah mandi juga dan ganti
pakaian.
Dimas! Ayo bangun, sudah
pukul7.30 nih, emang gak
kuliah? kembali Celia
membangunkan adik iparnya
itu.
Tapi, Dimas tak juga
beranjak dari tidurnya, hanya
menggeliat sesaat.
Wanita itu duduk di tepi
tempat tidur, mengguncangkan
tbuh Dimas agar lelaki itu
bangun.
Aku masih ngantuk,
sahutnya.
Dia kemudian bangun
dengan mata setengah terbuka
kemudian merebahkan
kepalanya di paha Celia.
Kok malah tidur di
pangkuanku sih. Ayo cepetan
bangun, mandi, sarapan lalu
berangkat ke kampus, kata
Celia, menarik tangan Dimas
agar dia bangun.
Biarkan aku tidur di
pangkuanmu. Aku males kuliah
hari ini. Mau menghabiskan
waktu denganmu, jawabnya
menggenggam erat tangan Celia,
lalu meletakkannya di atas
dadanya, dengan matanya yang
masih terpejam.
….
Celia membiarkan Dimas
tdur sesaat lagi di pangkuannya.
Dia menatap pria yang selalu
membuat jantungnya berdebar
itu dengan rasa sayang.
Celia kemudian
memberanikan diri membelai
rambut gondrong cowok
playboy yang hampir sebahu itu.
Lalu dia mengelus hidup
mancung cowok tampan itu.
Seutas senyum tersungging dari
bibir Celia.
Dimas seketika memegang
tangan Celia, membuka
matanya perlahan, lalu menatap
mata bening Celia. Tatapan
yang seakan tembus ke jantung
wanita itu.
Tanpa aba-aba dan permisi,
Dimas menarik kepala Celia,
hingga dia sedikit tertunduk.
Lalu Dimas mendekatkan
wajahnya ke wajah Celia, lalu
mencum bbir lembut
perempuan itu.
Slurt..slurtt..slurtt
Suara cuman itu terus
terdengar beberapa lama,
sampai Celia sedikit kewalahan
dan hampir tak bisa bernapas.
Tak lamna kemudian Dimas
bangun dari pangkuan Celia.
Ayo kita pergi jalan-jalan
atau ke tempat wisata, ajak
Dimas.
Kamu mau bolos kuliah?
tanya Celia.
Ya. Biarkan saja bolos
kuliah satu dua hari, itu biasa
aja. Menikmati waktu
bersamamu, jalan-jalan
denganmu itu jauh lebih
penting, katanya nyengir.
Loh, jangan ngomong gitu.
Kuliahmu lebih penting dari
pada aku, protes Celia.
Bagiku, kamu lebih
penting. Jadi gimana, mau kan?
kita hangout kemanapun yang
kamu mau. Aku siap, sebut
Dimas.
Aku lagi malas ke luar
rumah, kalaupun keluar mau
mampir ke butik sebentar. Aku
di rumah aja, tolaknya.
Aku pikir kamu butuh
refreshing dan menikmati alam.
Biar beban pikiranmu sedikit
berkurang dan fres. Kita bisa
pergi ke tempat wisata yang
kamu inginkan, kata Dimas.
Pengen ke air terjun di luar
kota yang perjalanannya gak
jauh, sebut Celia.
Ke Curug mau gak. Ayo kita
cari air terjun yang dekat aja
tapi view-nya bagus, kata
Dimas.
….
Setelah mencari beberapa
lokasi, mereka memutuskan ke
lokasi Curug di luar kota,
berjarak sekitar 50 km dari Kota
yang akan ditempuh dalam
waktu l,5 jam.
Sudah sana mandi, biar
kita bisa berangkat pagi ini dan
pulang sore nanti, kata Celia.
Dimas kemudian mandi dan
lagi -lagi memakai baju Bram
yang ada di dalam lemari.
Kamu mau mndi gak di
sana. Kalau ada rencana mndi
bawa baju ganti aja. Gak usah
pake bikini atau baju renang,
larang Dimas.
Tentu saja aku gak akan
bawa baju renang ke sana.
Mending pakai tanktop dan
celana pendek aja, katanya,
terus berberes membawa dua
stel pakaian ganti dan
perlengkapan lainnya.
Celia tak lupa juga
membawa baju pengantin
Dimas, dimasukkan ke dalam tas
travel. Keduanya lalu turun ke
bawah untuk sarapan pagi.
Dimas menenteng tas travel
membawanya turun bersama
mereka. Usai sarapan, mereka
bergegas berangkat.
Bik Laksmi, Mbak Tini, alku
mau keluar sama Dimas, sore
nanti pulang ya, kata Celia.
Baik Bu, sahut Bik Laksmi
dan Tini berbarengan.
Ya udah kalau gitu aku
pergi dulu ya, kata wanita itu
keluar rumah.
Dimas Mereka berdua pergi
menaiki mobil Land Rover
miliknya. Dia tampak sangat
bersemangat akhirnya bisa pergi
berdua dengan Celia ke tempat
wisata.
….
Mbak Celia pernah ke air
terjun sebelumnya? tanya
Dimas.
Dulu waktu berwisata
semasa SMA pernah beberapa
kali. Setelah itu tak pernah pergi
lagi, katanya.
Ya, aku ngerti. Selama
pacaran dengan Mas Bram pasti
tak punya banyak waktu untuk
ke tempat-tempat seperti itu
kan. Aku tau Mas Bram gak suka
lokasi wisata seperti air terjun,
gunung, hutan dan lainnya,
sebut Dimas.
Ya, begitulah. Kamu tau
sendiri aku dan Bram
banyaknya menghabiskan
waktu bersama makan di
restoran, ke villa atau ke pantai
sesekali, jelas Celia.
Dengar, kapanpun kamu
mau pergi ke tempat wisata,
dimanapun hubungi saja aku.
Aku siap menemanimu
kemanapun kamu mau. Ok,
kata Dimas.
Iya. Kalau Mas Bram gak
ada waktu, aku akan hubungi
kamu bila pengen ke suatu
tempat, sahut Celia.
Sepanjang perjalanan
menuju air terjun, mereka
mengobrol banyak hal. Mulai
dari masa kecil Celia, saat dia
sekolah dan aktivitasnya saat
kuliah di Amerika Serikat.
Setelah menempuh waktu
selama 1,5 jam, mereka akhirnya
tiba di tempat wisata itu.
Setelah memarkirkan
kendaraannya, setibanya di
lokasi, mereka harus berjalan
kaki menyusuri jalan setapak
yang teduh dan asri menuju ke
air terjun sekitar 300 meter.
Dimas mengandeng tangan
Celia dengan tangan kanannya,
sementara tangan satunya
menenteng tas travel.
Kamu masih sanggup jalan
kan? Kalau lelah kasih tau aku,
biar aku gendong, kata Dimas.
Gak capek kok, lebay
banget harus digendong. Aku itu
gak sakit, masih sanggup jalan.
Malah senang jalan kaki
menyusuri jalan yang asri dan
teduh, sebut Celia.
Tak berapa lama, tampak
dari kejauhan, air terjun
bertingkat dengan airnya yang
jernih dan segar dikelilingi
pepohonan rindang dan tebing
batu kokoh.
Wow, indah banget ya,
pekik Celia takjub dan gak sabar
ingin cepat-cepat ke sana.
Iya, pemandangannya
cantik. Airnya jernih dan segar,
sambung Dimas.
Saat mereka sampai, tak
banyak orang di sana, bisa
dihitung dengan jari. Mungkin
karena weekday, maka tak
ramai yang berkunjung. Air
terjun itu memang jauh dari
keramaian kota, suasana di sana
tenang dan alami.
Tempat yang ideal untuk
melepas penat dan mengisi
ulang energi sembari menikmati
panorama alam yang indah kan
? tanya Dimas.
Iya. rasanya begitu
menyenangkan berada di sini.
Udaranya begitu fresh, kata
Celia merentangkan tangannya.
Mereka berdua langsung
menuju saung untuk bersantai
sejenak, beristirahat setelah
perjalanan dari kota sambil
menikmati pemandangan
sekitar area curug.
Aku ganti baju dulu ah,
mau duduk di bebatuan, setelah
itu mandi di bawah air terjun
dan berendam, kata Celia
excited, dengan matanya yang
berbinar.
Ayo, aku tungguin kamu
untuk ganti baju di sana, kata
Dimas, memegang tangan Celia,
menuntunnya ke bilik mandi.
Celia menganti bajunya
dengan tanktop abu abu dan
celana short 34 warna hitam.
…
Sementara, Dimas hanya
mengganti celananya dengan
celana pendek. Mereka berdua
kemudian menuju ke area air
terjun, mencari batu yang besar
untuk duduk di sana.
Dimas nmemeluk bahu Celia,
sementara wanita itu
merebahkan kepalanya di
pundak pria tersebut.
Sepasang anak manusia itu
duduk saling berdempetan, di
atas batu di dekat Curug,
menatap air yang turun dari atas
bebatuan.
Mereka seperti muda mudi
yang sedang dimabuk cinta,
bermesraan dan menunjukkan
sisi romantis.
Tak lama setelah itu, Dimas
turun dan masuk ke air,
sementara Celia masih duduk di
atas batu.
Ayo, kita mandi di bawah
guyuran air terjun, ajak Dimas
mengulurkan tangannya. Celia
menyambut uluran tangan
Dimas, dia turun perlahan.
Tubuh indah wanita itu
ditangkap Dimas dalam
pelkannya saat turun dari
bebatuan. Ketika tbuhnya
turun ke bawah, kening
keduanya bersentuhan.
Dimas menarik tubuh Celia
hingga menempel padanya.
Setengah badan dua insan
berlainan jenis itu sudah basah
terendam air.
Dimas lalu menyenderkan
tubuh perempuan itu di
bebatuan lalu mencum bibir
lembut Celia, yang sedikit
terbuka. Dia melumatnya
perlahan-lahan, yang disambut
baik wanita itu, tanpa
penolakan.
Suara cuman saat
keduanya saling pgut nyaris
hilang dengan derasnya
guyuran air yang terjun dari
atas.
…
Setelah puas bercuman,
keduanya kemudian berenang
menuju tepat ke bawah air
terjun, lalu berdiri merasakan
guyuran air yang deras
menghujam ke kolam.
Dimas melepas t-shirt yang
dikenakannya, lalu memeluk
tubuh Celia dari belakang,
melingkarkan kedua tangannya
di pinggang wanita berkulit
putih dan mulus itu.
Mereka berdua juga
berendam lalu berenang
bersama di kolam air terjun
tersebut. Celia menatap Dimas,
kemudian mencipratkan air ke
tubuh pria itu lalu tertawa riang.
Awas ya, kata Dimas
membalas menyipratkan air
kolam ke arah Celia berkali-kali.
Celia kewalahan
menghadang cipratan air dari
Dimas, sehingga membuatnya
berhamburan ke pelukan pria
itu.
Keduanya tampak begitu
bahagia, bercanda, tertawa
bersama menikmati waktu
berdua.
Saat berendam bersama,
Dimas meraba dan membasuh
tubuh Celia, pelukan yang
menghangatkan.
Apa kamu senang, bisik
Dimas, mengecup bahu Celia,
yang sedang membelakanginya.
Iya, i am so happy. Makasih
untuk semuanya, sahutnya.
Dimas lalu membalikkan
tbuh Celia, mencum leher
perempuan itu lalu mengulum
bibir ranumnya penuh gairah.
Mereka seakan tak peduli
ada beberapa pasangan mata
yang sedang memperhatikan
adegan mesra keduanya.
Karena, saat ini yang ada
dipikiran keduanya hanyalah
menyalurkan hasratnya dengan
bercumbu di air terjun tersebut.
Celia merasakan
kebahagian yang belum pernah
dia rasakan saat bersama
suaminya Bramantio.
Dia tak ingin ini cepat
berakhir, dia tak peduli jika
mereka saat itu sedang bermain
api.
NoteL..i.k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts