Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART24)

Posted on June 4, 2025 By admin

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART24)

Isi Postingan:

BALADA BESAN DAN MENANTU PART24

…Ceritadewasa..

.

.

.

Assalamu’alaikum, Umi… Aduh, Umi Latifah

kelihatan cantik banget malam ini, kata Pak

Wira dengan nada kagum, tak bisa menahan

pujiannya.

Umi Latifah menundukkan pandangannya

sejenak, merasa sedikit malu. Pipinya

memerah karena ucapan Pak Wira, namun

senyum manis tak bisa ia sembunyikan.

Wa’alaikumsalam, Pak Wira… ah, biasa saja

kok, jawab Umi Latifah sambil menggigit

bbirnya pelan, menyadari bahwa dia benar-

benar menikmati perhatian ini.

Pak Wira tersenyum lebih lebar, lalu membuka

pintu lebih lebar dan mempersilakan Umi

Latifah masuk. Masuk, Umi, jangan di luar,

nanti kehujanan, katanya.

Umi Latifah melangkah masuk dengan sedikit

ragu-ragu, namun dalam hatinya ada perasaan

hangat yang tak bisa ia abaikan. Di dalam

rumah, suasananya hangat dan tenang, jauh

dari hujan gerimis di luar. Mereka berdiri

berhadapan dalam ruangan yang cukup luas,

namun ada ketegangan yang tak terucapkan

di antara mereka.

.

.

.

Umi, kenapa berdandan secantik ini? Seperti

mau ke pesta saja, Pak Wira menggodanya

dengan nada lembut, matanya tak lepas

memandang Umi Latifah dari ujung kepala

hingga ujung kaki.

Umi Latifah tertawa kecil, meski ia tahu

pertanyaan itu tak sepenuhnya main-main.

Ah, nggak kok, cuma… ya, sekalian saja. Kan

nggak salah kalau ingin tampil rapi, jawabnya,

tapi nada podcast hiburan suaranya terdengar sedikit genit.

Malam itu, di rumah Pak Wira, Umi Latifah

merasa dirinya berubah. Ada perasaan berani

yang perlahan muncul, rasa malu yang

biasanya ia rasakan seolah lenyap. Entah

mengapa, di hadapan Pak Wira, dia merasa

bebas menjadi seseorang yang berbeda.

.

.

.

Dia menatap Pak Wira dengan pandangan

yang lebih lembut, lebih terbuka, sambil

memainkan ujung selendangnya dengan

jemarinya, sesuatu yang tampak begitu

menggoda.

Pak Wira, yang sejak awal sudah menduga

kedatangan Umi Latifah, merasa

merasa sedikit

terkejut dengan perubahan sikap wanita itu.

Namun, ia tak menolak kedekatan yang tiba-

tiba muncul. Ia tersenyum, berusaha menjaga

kesan biasa, meski dalam hati ia tahu ada

sesuatu yang berbeda malam ini. Umi Latifah

tak seperti biasanya, dan entah bagaimana,

Pak Wira teramat menyukainya.

.

.

.

Wah, kalau begini, saya jadi merasa kurang

sopan nih, cuma pakai sarung dan kaos, kata

Pak Wira sambil tertawa kecil, meski matanya

berbicara lain.

Umi Latifah menatapnya dan tersenyum

nakal. Nggak apa-apa kok, Pak Wira. Saya

juga datang nggak lama… cuma ingin ngobrol

sebentar, katanya dengan nada yang lebih

lembut dari biasanya, membuat atmosfir di

antara mereka semakin panas meski gerimis

masih turun di luar.

Pak Wira tertawa kecil mendengar jawaban

Umi Latifah. Ngobrol apa saja boleh, Umi.

Lagipula, malam ini sunyi sekali, bagus kalau

ada yang datang menemani, katanya sambil

menutup pintu dan berjalan menuju ruang

tengah.

.

.

.

Umi Latifah mengikuti langkah Pak Wira

dengan hati yang masih berdebar. Tubuhnya

terasa ringan namun pikirannya penuh dengan

bayangan yang tak bisa dia kendalikan. Di satu

sisi, ada rasa malu yang samar-samar masih

bertahan. Namun, di sisi lain, ada keberanian

baru yang membuatnya semakin ingin berada

di dekat Pak Wira.

Di ruang tengah, Pak Wira duduk santai di

kursi yang sering ia pakai untuk bersantai.

Sementara itu, Umi Latifah duduk di sofa yang

terletak tak jauh darinya. Meski mereka tidak

duduk bersebelahan, suasana terasa sangat

dekat, lebih dekat dari yang seharusnya.

Umi cantik sekali malam ini, ucap Pak Wira

lagi, suaranya rendah dan memancing

senyuman malu-malu di wajah Umi Latifah.

Wanita itu tertawa pelan. Pak Wira bisa saja

saya cuma berdandan biasa.

 

.

.

.

Tapi berbeda. Umi seperti mau ke acara besar.

Untuk saya, ya? goda Pak Wira sambil

menatap Umi dengan tatapan yang sulit

diartikan.

Umi Latifah mengggit ibirnya perlahan,

menahan perasaan yang semakin menguat di

ddanya. Nggak… cuma iseng saja. Lagipula,

siapa lagi yang bisa Umi dandanin kalau bukan

besan?

 

.

.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: BALADA BESAN DAN MENANTU (PART25)
Next Post: BALADA BESAN DAN MENANTU (PART23)

Related Posts

Hari Raya Idul Fitri takkan sama lagi setelah Kisah Menarik
Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting” Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART14) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART52) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART22) Kisah Menarik
*** Freddy S. *** Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme