Tetangga menggoda ( part4 )
Isi Postingan:
Tetangga menggoda part4
… ceritadewasa …
.
.
.
Apa yang salah dengan Angga, kenapa
ekspresinya seperti itu?
keliatannya aja romantis, bahagia. Padahal ….
Padahal gimana? tanyaku memotong ucapan
Angga karena saking penasarannya.
Kenapa lu jadi bersemangat gini? Angga
mengernyitkan alis.
Ah, enggak. Buru-buru aku membantahnya.
Angga masih menatapku dengan curiga, Yaelah
… biasa aja keles, sambungku lagi agar Angga
berhenti berpikir yang macam-macam tentangku.
Kuteguk kopi yang tinggal seperempat cangkir
hingga tandas. Tiba-tiba Angga mendekat dan
menempelkan punggung tangannya pada
keningku.
Enggak panas.
Apaan sih, lu? Kumundurkan kepala menjauhi
tangan Angga yang masih melayang di udara.
Kukira lu lagi sakit, hingga ngabisin kopi hingga
ampas-ampasnya.
Kulirik ke bawah. Benar saja, ampas kopi yang
ada di cangkirku sampai bersih. Nanggung,
sekalian aja kujilati ampas kopi yang masih
menempel di sekitar bbir, Enak kok. Ampas kopi
emang enak, tauuu… lu belum pernah
mencobanya? kibulku untuk menutupi rasa malu.
Dodol, Angga malah mengikuti jejakku. Namun,
tak lama kemudian ia semburkan ampas kopi
yang baru saja masuk mulut ke tanah.
Cuih, hbrrr!
Sialan lu. Kami akhirnya ngakak bersama.
Dah malam, pulang sana. Nanti gak dibukain
pintu, Mbak Rifani baru tau rasa lu. Kuusir
pemuda itu setelah kulihat layar gawai
menunjukkan pukul dua belas lewat lima menit.
Pemuda itu akhirnya pulang melalui pintu kecil
berbahan besi yang menghubungkan pelataran
rumahku dengan halaman rumahnya.
Rif, bangun! Sudah siang inih. Teriakan Emak
yang dibarengi dengan gedoran pada daun pintu.
Hoamm!
Iya, Mak, bentar lagi.
Buruan bangun! Kalo kesiangan gak akan dapat
penumpang lu nanti.
Riiifff…, panggil Emak lagi, karena merasa aku
belum juga beranjak dari tempat tdur. Ada yang
lebih dulu bangun dan bergerak-gerak kok, tapi
bukan tangan dan kakiku. Ups.
Iya iya …, jawabku sedikit keras. Begitulah Emak,
gak akan berhenti mengomel jika titahnya belum
dilaksanakan.
Sudah terbiasa dengar omelan Emak, jadi aku
sama sekali gak merasa risih. Bahkan, jika sehari
aja belum dengar Emak ngomel, rasanya kayak
ada yang kurang. Aku malah merasa takut jika
Emak diam aja, itu pertanda buruk. Jika enggak
sakit, berarti ya sedih.
Aku menggliat, merenggangkan otot-otot pada
tbuh kurus ini. Lumayan lah, udah dapat bonus
tidur dua jam. Sebenarnya aku tadi sudah bangun
pukul 04.00, tapi setelah menunaikan ibadah
wajib, gak kuat menahan pedesnya mata, jadinya
molor lagi.
..
NoteL..i..k.e..mu penyemangat Mimin
LANJUT PART 5
Related: Explore more posts