TETANGGA MENGGODA (PART23)
Isi Postingan:
TETANGGA MENGGODA PART23
… Ceritadewasa …
.
.
.
Semua orang mengambil gelas masing-masing, bersiap untuk cheers. Namun, …kegiatan mereka terjeda ketika melihatku gak juga mengambil minuman tersebut.
Rif, Minumnya, kok tidak diambil? tanya Mas Nata.
Aku belum pernah minum minuman seperti ini, Mas.
Coba saja, minuman ini menghangatkan tbuh loh.
Maaf gak bisa.
Oh.
Mereka akhirnya bersulang tanpa aku dan Mbak Rifani.
Yaudah, biar, Arif, saya ambilkan jus jeruk saja. Mbak Rifani bangkit dari tempat duduknya, hendak menggeser kursi dan bertolak ke dapur, tapi tangannya dicegah oleh Mas Nata.
Biar saya yang ambilkan, Sayang. Kamu duduk di sini saja, jangan capek-capek. Duh, sikap romantis Mas Nata ke istrinya, pasti membuat
semua orang yang melihatnya menjadi iri.
.
.
.
.
Mas Nata ada di dapur untuk beberapa lama. Ketika kembali, di tangannya sudah ada minuman berwarna orange yang begitu menggoda, sudah sejak tadi aku merasa kehausan, tapi sungkan untuk memintanya.
.
.
Silakan diminum, jusnya, Rif.
Makasih, Mas.
Entah sudah berapa lama, mereka bercengkerama sambil menuang dan meminum minuman setan itu. Kalo isi dari botol-botol itu mereka habiskan, lantas setannya nanti, minum apa dong? Haish.
.
.
Sudah jam berapa ini? Mataku sudah hampir lengket. Aku tadi bahkan lupa membawa handphone ataupun memakai jam tangan, saking terburu-burunya. Ingin pamit duluan,
tapi sungkan jika pulang sebelum acara selesai, dan sepertinya mereka belum menunjukkan tanda-tanda mengakhiri acara. Aku harus gimana coba?
.
.
Yang, saya pamit ke kamar duluan ya. Sudah ngantuk banget,
pamit Mbak Rifani kepada suaminya.
Iya, Yang.
Di sampingku, Angga sudah tler setelah menghabiskan beberapa gelas minuman.
Rif, kamu tadi sudah pamit ke, Bulek Siti, ‘kan kalau mau ke sini? tanya Mas Nata, di sela-sela obrolan teman-temannya.
Iya, sudah, kok, Mas.
Sepertinya pintu rumahmu sudah dikunci Bulek Siti. Ini sudah sangat malam, kamu menginap di sini saja gapapa. Teman-temanku juga akan
menginap di sini, rumah mereka jauh. Mereka biar tdur di kamar tamu, ada beberapa kamar yang masih kosong. Kamu pilih tdur sendiri atau tdur di kamar Angga?
.
.
Oh, hmm… Aku berpikir sejenak. Ingin pulang, tapi kasian kalo tdurnya Emak jadi keganggu gegara tengah malam membukakan pintu untukku. Lagian badanku capek, rasa kantuk sudah melekat di mataku.
Hmm, aku tdur sama Angga saja, deh, Mas. Makasih ya, sudah ditumpangi tdur di sini. Setelah menimang-nimang, akhirnya aku
memutuskan tdur di rumah tetangga.
Dengan bantuan Mas Nata, aku memapah tbuh Angga yang sudah limbung.
Selamat tdur, Rif, semoga Tdurnya nyaman.
Ah, iya, Mas, terimakasih.
Mas Nata keluar dengan menutup pintu kamar Angga sekalian. Aku pun berbaring di samping adiknya Mbak Rifani ini..
.
.
Jendela kaca yang tinggi dan lebarnya seperti jendela kamar hotel itu sedikit terbuka, hingga membuat tirai putih transparan yang
menutupinya menari ke sana ke mari.
Cahaya bulan menerobos tatkala tirai itu tersibak, sedikit memberi penerangan pada kamar yang lampu utamanya sengaja dimatikan.
.
.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
LANJUT INI APA MARNI GAES!
.
Related: Explore more posts