Tetangga menggoda (PART19)
Isi Postingan:
Tetangga menggoda PART19
…. ceritadewasa ..
.
.
.
Mengingat cerita Mbak Rifani waktu itu,
membuatku terbawa perasaan. Begadang
sendirian di dalam kamar sampai tengah malam,
..
Memluk guling yang ada di sampingku.
Membayangkan jika itu adalah tbuh Mbak
Rifani. Kupluk erat, kulus-lus, kutenangkan
hatinya yang kacau. Yaelah … sepertinya aku
sudah semakin gak waras.
Suara ayam berkokok, bersahut-sahutan di
pekarangan rumah Emak. Selain hobi ngomel,
Emakku juga hobi memelihara ayam kampung.
Katanya bisa buat teman, saat aku sedang gak
ada di rumah. Asem lah, aku disamakan dengan
ayam.
Aku masih bermalas-malasan di kamar. Mata
masih sepet banget gegara semalam gak bisa
tdur dengan damai. Namun, aku segera bangkit
pas ingat kata-kata semangat yang diucapkan
oleh Mbak Rifani, Masa depan yang cerah sudah
menanti, asal kita selalu bersemangat untuk
menghampirinya.
..
Jika memilikimu tak bisa kulakukan, maka
tetaplah menjadi penyemangatku, Mbak. Halah
nglantur.
Tunggu aku, Mbak … tunggu aku hingga bisa
kuliah, lulus, dan jadi orang sukses. Aku ingin
membuatmu dan Emak merasa bangga padaku.
Yaelah, makin nganu.
Waktu menunjukkan pukul enam. Dengan lahap
kumakan nasi yang masih panas dengan lauk
favoritku-bakwan jagung-buatan Emak
tersayang yang rasanya gak ada duanya. Bakwan
jagung dengan tambahan rempah-rempah kunci,
membuat rasanya menjadi unik dan bikin nagih.
Setelahnya, aku langsung berangkat narik orderan
ojek. Mangkal di tempat biasa, pertigaan dekat
pasar. Lokasi yang disarankan Bambang waktu
itu. Dia pun biasanya juga mangkal di sini, tapi
entah kenapa jam segini kok belum juga nongol.
Padahal biasanya dia selalu datang lebih awal.
Entah ini hari keberuntungan atau apa, orderan
masuk gak henti-hentinya. Namun, aku yakin, pasti ini gak luput dari doa-doa Emak yang
menyertai. Ditambah suasana hati yang sedang
bersemangat, tentunya juga memengaruhi hasil
pekerjaanku.
Hari yang melelahkan sekaligus menyenangkan.
Aku pulang membawa kantong yang lebih tebal
ketimbang biasanya. Aku yang baru saja
menyelesaikan ibadah magrib, memilih rebahan
di kamar untuk merenggangkan oto-otot.
Inginnya sih, meluruskan tulang rusuk yang
masih bengkok, tapi belum punya. Haish.
Rebhan sambil menggulir layar gawai,
menyelancari sosial media memang pekerjaan
yang menyenangkan dan membuat lupa diri.
Beberapa lama aku tenggelam dalam aplikasi
berwarna biru, hingga akhirnya menyadari suatu
hal.
Oh iya, gue sampai lupa kalo diundang makan
malam di rumah, Mas Nata. Kutepuk jidatku
sendiri.
Aku segera bangkit dari tempat tdur,
..
.
.
Related: Explore more posts