Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

Tetangga menggoda (PART12)

Posted on June 4, 2025 By admin

Tetangga menggoda (PART12)

Isi Postingan:

Tetangga menggoda PART12

… TRUESTORY…

.

.

.

Di sepanjang perjalanan, kami lebih banyak diam.

Aku lebih fokus ke jalanan, daripada menuruti

kecanggungan yang tercipta.

Gak begitu banyak kendaraan yang melewati

aspal ini, perjalanan kami pun begitu tenang

sebelum tiba-tiba ada seorang ibu-ibu berjilbab

lebar yang membelokkan kendaraannya ke kanan,

padahal lampu seinnya mengarah ke kiri.

Sial, aku yang gak menduga sebelumnya, jadi

kehilangan keseimbangan.

Untungnya, dengan cepat aku bisa

mengendalikan kepanikan yang sempat

menguasai otak.

Segera kututup gas dengan cepat, dan tarik rem

depan hingga penuh. Dalam jeda sepersekian

detik, aku langsung menekan rem belakang

hingga penuh sebelum memastikan kondisi

motor dan posisi ban sedang lurus, agar motor

gak ngesot.

Kuda besi yang kukendarai berhenti dengan

cepat, membuat penumpang di belakang ikut

terdorong maju. Dengan cekatan, kedua lengan

Mbak Rifani mendekap perutku. Reflek yang

pintar, dengan begitu penumpang di belakang gak

akan jatuh.

Namun, ada sesuatu yang berbeda. Aku

merasakan ada benda empuk yang menempel di

punggungku. Oh astaga, apakah itu… buah.

mangga? Otakku mendadak beku ketika

menyadarinya.

Jedak-jeduk jantungku semakin gak beraturan,

mengalahkan getaran rasa takut ketika kami

hampir kecelakaan lalu lintas tadi dan itu.

membuatku semakin frustasi. Jangan sampai

dedek ikut terbangun karena merasa terusik. Oh

Tuhan, aku harus bagaimana?

Rif, aku takut. Hiks hiks. Kulihat dari kaca spion,

mata Mbak Rifani masih terpejam. Aku bisa

merasakan detak jantungnya juga terpompa lebih

cepat. Sepertinya dia benar-benar ketakutan.

Aku segera menepi dan memasang penyangga

kaki motor.

Maaf ya, Mbak. Aku gak sengaja ngerem

mendadak. Kuputar tubuh dan segera

merengkuh tubuh berisi itu. Berharap perempuan

milik orang ini segera tenang. Bagaimanapun

juga, aku yang menyebabkannya ketakutan

seperti ini.

Mas Nata, ampun Mas. Semoga kamu gak

melihat kejadian ini. Percayalah, aku memeluk

istrimu hanya untuk membuatnya tenang. Bukan

untuk merebutnya darimu. Haish, aku berbicara

dengan diriku sendiri, karena kenyataannya Mas

Nata gak ada di tempat ini.

Setelah hati Mbak Rifani kembali tenang, kami

melanjutkan perjalanan hingga berhenti di

parkiran sebuah supermarket yang ada di kota ini.

Mbak Rifani gak membiarkanku menunggu di

parkiran, dia mengajakku masuk, Saya nggak

nyaman kalo di dalam sendirian, kelihatan banget

kalo nggak punya temen, ujarnya dengan

tampang memelas.

Ok lah, kali ini biar kutemani dia. Anggap saja

sebagai permintaan maafku yang hampir

membuatnya celaka.

Mbak Rifani mengambil kereta dorong,

sementara aku hanya kowah-kowoh tanpa tahu

apa yang harus kulakukan.

Melewati lorong yang di samping kanan kirinya

tertata berbagai kebutuhan rumah tangga, tangan

Mbak Rifani dengan cekatan mengambil barang-

barang yang ia perlukan.

Kamu mau beli apa, Rif? Ambil aja, gapapa, ujar

Mbak Rifani di sela-sela kesibukannya.

Ah, iya Mbak. Namun, aku gak mengambil

apapun, sadar kalau dompetku gak ada isinya.

Oh iya, boleh minta tolong dorongin ini? Udah

mulai berat. Hihi, pintanya dengan suara yang

begitu manis. Sepertinya dia sudah melupakan

kejadian yang membuatnya takut tadi, syukurlah.

Oh, tentu saja, jawabku dengan memamerkan

deretan gigi.

Kata pak ustaz, jika tidak mampu beramal

dengan harta, maka perbanyaklah tersenyum,

karena senyum di depan orang lain merupakan

sedekah. Alibiku sebagai seorang tuna dompet

tebal. Haha.

Aku pun mendorong kereta yang mulai penuh

dengan barang-barang. Kami berjalan beriringan.

Beberapa pasang mata, menatap kami dengan

ceria. Pasti mereka berpikir jika aku dan Mbak

Rifani adalah sepasang pengantin baru yang

sedang romantis-romantisnya. Yaelah, kumat

kepedeanku.

Aku berpamitan menunggu di luar, ketika Mbak

Rifani mengantre di kasir, dan perempuan baik

hati itu mengiyakannya.

Pasti rasanya malu sekali, ketika perempuan

mengeluarkan kartu kredit, sementara si lelaki

hanya bengong di belakangnya.

Rif, mampir ke tempat makan itu dulu, yuk. Saya

lapar.

Modiar, di kantongku hanya tersisa dua puluh ribu

yang rencananya mau kubelikan pertalite. Mana

cukup untuk beli makanan di tempat semewah

itu?

Oh, aku menunggu di sini aja lah, Mbak. Mbak

Rifani bisa ‘kan ke sana sendiri? Aku menolaknya

dengan tetap memamerkan senyum.

Udah, ayok. Tenang aja, nanti saya yang bayar,

ucap Mbak Rifani to the point, seolah sudah

mengerti alasanku menolak ajakannya.

Aku udah kenyang loh, Mbak. Beneran. Kapan-

kapan deh, kita makan bareng, kilahku, agar gak

malu-malu amat.

Ayoklah…. Mbak Rifani gak mengindahkan

penolakanku. Tangannya dengan santai

menggenggam lenganku agar menyeimbangkan

langkahnya.

Akhirnya di sinilah kami berada, di tempat makan

mewah-menurut kantongku yang tipis.

Mbak Rifani duduk di hadapanku dengan meja

bundar di tengahnya, setelah memesan makanan.

Entah apa yang dipesannya. Aku sih nurut saja,

Iha wong ditraktir juga.

Kami berbincang-bincang sambil menunggu

pesanan makanan datang, sesekali menyeruput

minuman masing-masing. Gak pakai acara

cheers, karena ini bukan dinnernya sepasang

kekasih. Jiiaah.

Seorang pelayan membawa dua piring makanan

dan mempersilakannya pada kami. Ternyata

Mbak Rifani pesan nasi goreng spesial pakai

toping telur ceplok dan sosis.

Kamu suka telur nggak, Rif?

Suka. Suka kamu, lanjutku dalam hati.

Astagfirullah.

Aku melongo ketika tiba-tiba Mbak Rifani

menyendok telurnya dan menaruhnya dalam

piringku.

Biar tambah spesial. Hihi, ujarnya.

Aku memandangi piringku. Dua telur satu sosis?

Aku ‘kan jadi membayangkan yang nganu-nganu.

Apa yang kita pikirkan saat ini, sama, Mbak?


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: Tetangga menggoda (PART13)
Next Post: Tetangga menggoda (part11)

Related Posts

JANGAN OM (PART46) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART42) Kisah Menarik
*** Freddy S. *** Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART34) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART28) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART16) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme