Tetangga idaman (PART55)
Isi Postingan:
Tetangga idaman PART55
… TRUE STORY…
.
.
.
Yang, bangun. Kita sudah sampai. Mas Nata membuka kain yang menutupi wajahku dan
menggoyang-goyangkan pha sebelah kanan hingga aku membuka mata.
.
.
Kita sudah sampai, ayo turun. Dia mengulangi kalimatnya.
Aku pun menggliat, merenggngkan urat-urat pada tbuh.
Mengernyit ketika menoleh ke luar jendela.
Kata Mas Nata tadi, kami sudah sampai, tapi kok, ini bukan rumahku?
Ini lebih mirip ke tempat makan. Aku bermonolog sendiri, lalu menautkan alis ke arah suamiku.
Iya, kita sudah sampai di restoran. Ayo turun.
Lah, saya tadi ‘kan sudah bilang kalau nggak nfsu makan, Mas?
Nafsu ngga nafsu, kamu harus tetap makan, Yang. Kalau nggak dikasih makanan, kasiiaaan….
Kalimat Mas Nata mengambang, nadanya seperti tanda koma, tapi dia memaksa titik dan tidak melanjutkan kalimatnya.
.
.
.
Kasian apa, Mas?
Ehm… hmm, ya kasian, nanti kalo masuk angin lagi, gimana? Pria itu keluar, kemudian mengitari mobilnya dan membantuku membuka
pintu di sebelah kiri. Kutaruh hoodie yang ada di
pangkuanku pada jok. Eh, aku baru ingat sesuatu. Itu ‘kan hoodie milik Arif yang dipinjamkannya padaku kemarin? Jadi semalam dia pulang hanya menggunakan kaos lengan
pendek saja. Seberapa kedinginannya dia? Ah, Arif… maafkan aku. Semoga kamu baik-baik saja sampai rumah Bulek Siti.
.
.
.
Kulirik Mas Nata. Bukannya dia semalam bilang kalau cemburu pada Arif? Namun, tadi dia membiarkan aku memakai hoodie itu. Apa dia tidak menyadari jika itu punya Arif?
.
.
Ayo. Dia membuka telapak tangannya untuk menyambut tanganku. Membantuku untuk turun dari mobil.
Di meja makan, sudah terhidang beberapa menu makanan yang kesemuanya adalah makanan
kesukaanku. Ada cumi bumbu hitam, udang goreng tepung, dan gurami asam manis. Biasanya aku langsung lahap makan, jika melihat makanan itu. Namun, kali ini benar-benar tidak berselera untuk menyentuhnya. Aku tadi sudah bilang tidak mau, tapi Mas Nata ngeyel memesan makanan itu.
.
.
.
Ayo, Sayang, makan yang lahap. Ini ‘kan makanan favoritmu. Apa perlu saya suapi?
Enggak. Saya bisa sendiri, jawabku pias.
Akhirnya aku mengambil nasi dan menyantap makanan itu, agar tbuh bisa kuat, karena untuk bersedih pun,
kita juga membutuhkan tenaga, bukan?
Baru beberapa suap, aku sudah tidak tahan mencim aroma amis yang keluar dari makanan tersebut.
.
.
.
Mas, saya ke toilet sebentar. Aku segera berlari ke belakang, setelah bertanya pada pelayan di
mana letak toiletnya. Ketika hampir sampai toilet, aku merasa seperti ada bayangan
seseorang mengikutiku. Aku pun segera menoleh kebelakang ..
.
.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Ceritadewasa
ceritanovel
cerpen
selingkuh
ojol
foto
fotoai
gambar
text
foryou
Related: Explore more posts