Tetangga idaman (PART50)
Isi Postingan:
Tetangga idaman PART50
…Ceritadewasa …
.
.
.
Mas Nata tidak mau menjawab pertanyaanku. Dia melengos ketika nama Arif kusebutkan.
Perlahan, aku mengulurkan tangan ke arah nakas. Meraih tas hitam yang tergeletak di atasnya. Mengambil handphone untuk menghubungi Arif,
sungguh aku mengkhawatirkannya.
Di panggilan yang ke lima, baru terdengar suara Arif,
Halo, assalamualaikum, Mbak.
Waalaikumsalam, Rif kamu di mana? Tanpa basa-basi, aku langsung menanyakan
keberadaannya.
Di jalan, Mbak. Mbak udah sehat?
Iya, udah, Rif. Kok kamu ninggalin saya sendirian di sini, sih?
Gimana kalo terjadi apa-apa dengan saya? Mas Nata langsung menyiltku dengan pandangannya.
Maap, Mbak. Teleponnya aku tutup dulu ya, mau melanjutkan perjalanan dulu. Mbak baik2 ya. Arif memutus sambungan telepon begitu
saja, tanpa menunggu responku. Dia seperti terburu-buru dan sengaja menghindari obrolan ini. Ada apa dengannya?
.
.
.
Apa-apaan, Rif. Kamu bilang ke Arif kalo kamu di sini sendirian? Jadi aku di sini dari tadi, membawamu ke rumah sakit, merawatmu. Sama sekali tidak terlihat di matamu? Lihatlah,
bahkan sekarang Mas Nata memanggilku dengan hanya menyebut nama saja. Tidak lagi menggunakan embel-embel sayang.
.
.
Kamu pikir, saya tidak cemburu melihatmu dekat dengan, Arif?
Mengkhawatirkan Arif. Ke mana-mana dengan Arif, bahkan ke hotel bersama Arif, lanjut Mas Nata dengan suara lantang, Iya, saya tadi mengusir Arif.
Saya menyuruhnya pulang dan melarangnya mendekatimu lagi. Coba kamu pikir, suami mana yang tidak cemburu melihat istrinya ke hotel dengan lelaki lain?
Untung pintu ruangan ini sudah tertutup dan hanya ada kami di ruangan ini. Jadi, suara kami tidak mengganggu pasien lain.
.
.
Kamu sendiri yang membuatku jauh darimu, Mas, ucapku sinis.
Menahan air mata yang hendak berambai-ambai. Aku harus kuat, tidak
boleh cengeng. Mas Nata mendekatiku dan
merangkum wajahku dengan kedua telapak tangannya.
Lihatlah, Sayang. Lihat mataku, di-sini masih tersimpan cinta yang begitu besar untukmu. Saya masih di sini, masih milikmu seperti yang dulu.
Tidak pernah sekalipun saya mencari wanita lain untuk menggeser tempatmu di hati ini.
Jika memang sayang, kenapa kamu tega mengkhianati saya seperti ini, Mas? Mas Nata diam, pandangannya lurus ke bawah. Di detik berikutnya setitik cairan menetes dari kelopak matanya.
.
.
Tunjukkan ke saya, Mas. Kasih tahu saya, wanita mana yang telah merebut hatimu? Kurmas dan kutrik kerah kemejanya, tapi dia tidak melwan. Tbuhnya ikut tertrik,
..
..
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
LANJUT
Related: Explore more posts