Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

Tetangga idaman (PART47)

Posted on June 4, 2025 By admin

Tetangga idaman (PART47)

Isi Postingan:

Tetangga idaman PART47

…. TRUE STORY…

.

.

.

berjamaah seperti ini. Benar kata Arif, setelah menunaikan ibadah salat, hati menjadi tenang.

Ketika melipat mukena, tak sengaja aku melihat bayangan Mas Nata melewati lorong di depan. Aku pun mempercepat gerakan, hendak

menyusulnya.

.

.

.

Rif, saya seperti melihat bayangan Mas Nata di lorong itu. Kamu tunggu di lobi aja ya! Biar saya

mencari Mas Nata sendiri.

Gak, Mbak. Biar aku temani mencari Mas Natanya. Aku gak mungkin tenang menunggu di lobi, sementara, Mbak Rifani berada di

lorong-lorong sunyi itu sendirian. Nanti kalo terjadi apa-apa gimana?

Gapapa, saya bisa sendiri. Rasanya malu sekali, jika nanti Arif melihat hal yang harusnya tidak dia lihat.

Gak, pokoknya aku gak akan membiarkan, Mbak Rifani sendirian.

Pemuda itu masih teguh pada kengototannya. Akhirnya aku mengiyakan usul tersebut, daripada waktu kami habis hanya untuk

berdebat.

Kami berjalan perlahan menyusuri lorong sunyi, membuntuti satu orang yang mengenakan jas selayaknya orang yang bekerja di kantoran.

Dilihat dari belakang, lekuk tbuh, potongan rambut dan caranya berjalan, benar-benar mirip dengan Mas Nata. Iya, tidak salah lagi. Itu

pasti suamiku, aku sudah hapal dengan semua yang ada pada dirinya.

.

.

Aku bermonolog sendiri. Aduh. Aku menghentikan langkah. Karena berjalan terburu-buru, aku tersandung sepatuku sendiri.

Lelaki di depan tiba-tiba menghentikan langkah dan hendak menoleh ke belakang. Mungkin dia

mendengar suara pekikku tadi. Jantungku berdebar, takut jika ketahuan menguntit seseorang. Arif langsung menarikku untuk

bersembunyi. Kebetulan kami berada di pertigaan lorong, hingga bisa menyembunyikan tbuh di balik tembok.

.

.

.

Mbak, Mbak Rifani gak papa? tanya Arif panik, tapi dengan nada rendah, yang diperkirakan hanya bisa kudengar saja.

Enggak, gapapa. Aku membungkuk dan melepas sepatu berhak sedikit tinggi itu,

mengambilnya dalam genggaman lalu kembali berdiri. Mbak, gak pakai alas kaki? tanya Arif lagi.

.

.

.

Iya, gapapa, Rif. Kalau pakai alas kaki, saya tambah lama jalannya. Setelah dirasa aman, kami kembali mengikuti pria berjas abu-abu

tua. Meski kaki sedikit sakit akibat terkilir tadi, aku harus menahannya. Rasa sakit di kaki ini tidak seberapa, dibanding dengan hati yang dihantui kecurigaan. Was-was dan tidak

tenang.

.

.

.

Pria itu masuk lift, terpaksa kami harus menunggu lift tersebut dan mempergunakan setelahnya.

Ke kanan, atau ke kiri? Sekeluar dari lift, aku kehilangan jejak lelaki yang mirip dengan suamiku.

Sepertinya ke kanan, Mbak, ujar Arif dengan mantab. Kami mempercepat langkah hingga

berbelok ke lorong yang lain. Tertinggal siluet tubuh yang masuk pada salah satu kamar yang ada di sana. Kami mengejarnya hingga kaki

berhenti di depan pintu kamar.

.

.

.

Lelaki itu tadi sepertinya masuk ke sini ‘kan, Rif?

Iya, aku juga melihatnya masuk kamar ini. Arif memperkuat dugaanku. Rif?

Tapi, gimana jika ternyata bukan, Aku membalikkan tbuh dan bersandar pada dinding di samping pintu kamar.

.

.

Jika bukan, ya tinggal bilang aja kalo salah kamar. Hehe.

Mbak, masih panik dan gugup ya? Coba tarik napas perlahan… embuskan …, sambung Arif dengan mempraktekkan ucapannya.

Atau kalo enggak, biar aku aja yang mendobrak pintunya. Kalo yang di dalam bener-bener Mas Nata dan selingkhannya, pasti bakal kuhajar

dia. Kecil-kecil gini, aku udah sabuk putih loh, Mbak.

Pemuda itu bisa-bisanya mengajak bercanda, padahal hatiku sudah tidak karuan. Sebenarnya aku tahu, Arif hanya berusaha

menghiburku agar tidak terlalu tegang, tapi tetap, aku belum baik-baik saja. Lama aku bergeming, dengan hanya berdiri di samping pintu, tanpa melakukan apa pun. Percayalah,

jari-jari ini seperti kram. Sulit untuk digerakkan.

Mbak? Panggilan Arif menyadarkanku dari lamunan.

.

.

.

Akh, iya. Aku harus berani menerima kenyataan, sepahit apapun itu. Lebih baik tahu sekarang daripada belakangan, kumantapkan niat. Menjauhkan punggung dari dinding yang tadi kujadikan tempat bersandar, lalu kembali mendekati pintu. Dengan tangan gemetar, aku

memencet tombol bel pintu. Sepuluh detik… dua puluh detik… waktu berlalu tanpa respon dari penghuni kamar. Aku pun memencet tombol itu

lagi, hingga beberapa kali.

.

.

.

Perlahan pintu terbuka bersamaan dengan jantungku yang berdenyut tak karuan, seperti

genderang mau perang.

Hingga pintu itu terbuka sempurna dan menampilkan seseorang yang kukenal. Rasanya

seperti bom atom meledak di rongga ddaku. Malu, takut, dan tidak percaya.

.

.

Apa yang Anda lakukan di sini? Pria yang hanya memakai bathrobe putih itu menatapku tidak suka.

Maaf, saya tidak bermaksud mengganggu, Tuan, ujarku seraya

membungkukkan badan.

.

.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin

LANJUT PART 48

Ceritadewasa

ceritanovel

mertuamenantu

menantuidaman

istriidaman

selingkuh

foto

fotoai

gambar

text

foryou


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: Tetangga idaman (PART50)
Next Post: Tetangga idaman (PART46)

Related Posts

Balada besan dan menantu (part1) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART 3) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART5) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART2) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART29) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART3) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme