Tetangga idaman (PART35)
Isi Postingan:
Tetangga idaman PART35
… ceritadewasa …
.
.
.
Mas. Kukira kamu yang ada di dalam
sini, ternyata bukan.
Mas Nata menatapku dengan menarik sebelah alisnya ke atas,
Mencariku?
Iya, tadi ‘kan, Mas pamit ke kamar mndi, tapi pas saya cari, Mas Nggak ada di sana.
Oh, hmm, itu… saya mencari udara segar di teras, ujar Mas Nata meyakinkan.
Yaudah, siap-siap bobok aja, yuk,
Yang. Sudah ngantuk banget, nih.
Diraihnya pingglku mendekatnya, agar langkah kami seirama.
Baru beberapa menit, Mas Nata sudah terlelap di samping kiri. Sementara aku malah terjaga. Sulit sekali memejamkan mata ini.
Pikiranku sibuk mereka ulang kejadian
beberapa jam terakhir. Semakin lama, Mas Nata semakin menunjukkan sikap-sikap aneh. Dia
seperti menyimpan sesuatu di belakangku dan menutupinya rapat-rapat. Aku seperti tidak
mengenali suamiku lagi.
.
.
Di atas nakas, gawai Mas Nata berkedip-kedip tanpa henti hingga membangkitkan rasa keingin
tahuanku. Nakas tersebut berada di sisi kiri ranjang, dekat dengan posisi tdur Mas Nata.
Perlahan tanganku terulur ke arah nakas, lengan melompati tbuh Mas Nata yang tengah mengeluarkan dengkuran halus.
Hampir saja meraih gawai, tiba-tiba Mas Nata menggeliat. Reflek,
aku menarik tbuh, kembali ke posisi
semula, berbaring di samping suami. Beberapa waktu berlalu, suami mulai tdur kembali dengan nyenyak.
.
.
Perlahan, aku turun dari ranjang dan mengitarinya hingga sampai di dekat nakas. Segera kuraih benda yang menjadi pusat perhatianku tersebut, kemudian kubawa duduk di sofa yang ada di dalam kamar.
Memakai sandi? gumamku. Aku melirik ke arah Mas Nata. Padahal sebelumnya, handphone Mas Nata tidak pernah dikasih sandi.
Apa yang sedang kaututupi dariku, Mas? Kuloloskan pandangan setjam mata pisu ke arah suamiku, meski dirinya tidak bisa melihat atau menanggapi apa yang sedang aku lakukan.
.
.
Sudah lebih dari satu jam, aku memikirkan dan mencoba membuat pola untuk membuka gembok tersebut, tapi belum berhasil. Akhirnya
menyerah juga, pikiran sedang kalut, butuh diistirahatkan dulu. Besok saja dicari lagi.
Beberapa hari aku mengamati Mas Nata, apalagi saat dia sedang memegang handphone. Namun, gerakan tangannya saat membuka
layar selalu cepat, hingga aku tidak bisa merekamnya dalam ingatan. Mas Nata baru saja berangkat ke kantor, sementara Angga juga sudah berangkat kuliah. Tinggalah aku
sendirian di rumah. Jika biasanya aku
bersemangat bersih-bersih rumah, beberapa hari ini aku seperti kehilangan semangat untuk
melakukan segala aktivitas. Inginnya rebahan di kamar saja.
Sambil tduran, aku memutar
musik …
Lanjut gak pak bun
Related: Explore more posts