Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

TERDIAM DALAM TAKDIR (PART21)

Posted on June 4, 2025 By admin

TERDIAM DALAM TAKDIR (PART21)

Isi Postingan:

TERDIAM DALAM TAKDIR PART21

…Ceritadewasa…

.

..

…

….

Pagi pun menjelang, kami semua

berdiri di pekarangan rumah,

mengantar pasangan pengantin baru

itu menuju mobil yang terparkir di

depan rumah sejak kemarin, kecuali

mbak Sari dan Mas Johan yang tak

ada, tadi pagipagi sekali keduanya

telah pergi yang entah ke mana.

Kembali mbak Salma memeluk

ibu mertuaku lalu terisak. Entah sudah

ke berapa kalinya ia melakukan hal itu

padaku dan kedua orang tuannya.

Terlihat bapak memeluk Danu dan

berpesan agar ia menjaga putrinya

dengan baik, hanya mas Arman yang

sedari kemarin wajahnya selalu

masam jika berhadapan dengan kakak

iparnya itu

.

.

.

Sudah-sudah, kalau pelukan

terus, kapan berangkatnya, ucap ibu,

sembari mengurai pelukan putri

angkatnya itu, lantas kedua tangannya

menangkup wajah cantik mbak Salma

dan mencium lembut keningnya.

Salma pergi, ya, Bu. Semuanya.

Mbak Salma berkata sembari

mengelap bekas air mata. Kami

berempat menatap kepergiannya

dengan tangis bahagia. Tak

menyangka mbak Salma ternyata

jodohnya Danu. Semoga keluarga

barunya itu dapat menerima kakak

iparku itu dengan baik.

Usai kepergian mbak Salma dan

Danu, deringan gawai mas Arman

terdengar nyaring, lantas ia

mengangkatnya.

Apa! teriak mas Arman

mengagetkan, kami yang sedari tadi

diam memperhatikannya yang sedang

menjawab telepon.

Innalillahi, bagaimnana itu bisa

terjadi, pak?

Baiklah, kalau begitu saya dan

istri segera pulang. tutupnya, lantas

tangannya memasukkan Handphone

ke dalam kantong celana bahannya.

.

.

.

Lis, rumah kita kebakaran.

Apa, Mas. Kebakaran? ulangku,

berita itu benar-benar membuatku

syok seketika. Rumah peninggalan

orang tuaku kebakaran, aku berharap

jika ini hanyalah sebuah mimpi.

lya, subuh tadi dan para warga

sedang mencoba memadamkan

apinya. Kembali mas Arman

membenarkan ucapannya. Hal itu

tentu saja membuat hatiku semakin

sedih dan pilu.

Aku sudah kehilangan bapak dan

ibu, dan kini harus kehilangan

peninggalan mereka satu-satunya. Tak

ada lagi yang bisa kukenang dari

mereka.

 

.

.

.

Sedari tadi ibu terus

memotivasiku dengan perkataan

bijaknya. Tangannya keriputnya tak

henti-henti mengelus punggung

bergetarku.

Yang sabar, Lis, semua sudah

terjadi atas kehendak Allah.

Kamu belum pulang? tanya

mbak Sari tiba-tiba, kakak iparku itu

berdiri di ambang pintu, dengan

beberapa paper bag di tangannya.

Sepertinya ia habis belanja.

Rumah Lilis kebakaran

semalam, jawab ibu mertuaku.

Mendengar apa yang di katakan

ibu, mbak Sari bertepuk tangan lalu

tertawa girang. Entah apa yang ada di

otaknya itu, begitu bahagia melihat

orang lain sengsara.

.

.

.

Ibu menegur mbak Sari, lantas

memberitahu pada anak tertuanya itu

jika aku dan mas Arman sementara

akan tinggal di sini. Namun, perkataan

ibu itu mendapat penolakan dari sang

anak.

Tidak! Aku tidak mau wanita

miskin ini tinggal di rumahku,

tolaknya sambil menuding ke arahku.

Sari, kamu enggak boleh

ngomong gitu! tegur wanita baik hati

sampingku yang tak ia perdulikan.

Mereka hanya akan jadi benalu di

rumah ini, numpangmakan dan tidur

enak! sungutnya.

Cukup! teriakku. Kau pikir aku

mau tinggal di sini satu atap dengan

orang mata duitan sepertimu? Tidak.

Tidak sama sekali, lebih baik aku

tinggal di jalanan, dibandingkan harus

seatap denganmu! marahku dengan

napas naik turun karena emosi.

.

.

.

.

Berani kamu sama yang lebih

tua, heh! Baiklah kalau begitu angkat

kakimu dari rumah ini sekarang juga!

teriaknya membahana.

Oke, ak akan pergi! tekanku.

Lalu berpamitan pada ibu yang

menangis karena tak mau aku pergi

dari rumah ini.

Ibu mencoba menahanku, tapi

keputusanku sudah bulat untuk pergi

dari dari rumahnya. Aku tak mau terus

di hina jika tinggal di rumah itu.

Aku keluar dan meraih Sila yang

sedang asyik bermain boneka

bersama Dela.

Saat kakiku hendak melangkah,

suara ibu terdengar lirih memanggilku..

.

.

NoteL..i..k..e.mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: BALADA BESAN DAN MENANTU (PART81)
Next Post: BALADA BESAN DAN MENANTU (PART80)

Related Posts

Tetangga menggoda (part18) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART22) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART70) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART39) Kisah Menarik
Tetangga menggoda ( 00 ) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART59) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme