Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

TERDIAM DALAM TAKDIR (PART2)

Posted on June 4, 2025 By admin

TERDIAM DALAM TAKDIR (PART2)

Isi Postingan:

TERDIAM DALAM TAKDIR PART2

…TRUESTORY…

.

.

Mas, Nasi gorengnya udah siap,

nih! ujarku masih dengan suasana

hati yang campur aduk, antara lapar

dan kesal terhadap mbak Sari yang

tak pernah menghargai kami sebagai

keluarganya.

Sepiring nasi goreng ala kadarnya

yang hanya kubumbui bawang merah

dan minyak, kuletakkan di atas tikar

bergambar kartun mobil berwarna

merah dengan sedikit kasar.

Wajah mas Arman terlihat

terkejut, mungkin ia merasa aneh,

karena tidak biasanya aku seperti ini.

Kemudian terdengar helaan napas dari

mulutnya, lalu dua sudut bbirnya

tertarik menampakkan seulas senyum

penuh kesabaran.

.

.

.

Maysalah, kelihatannya enak

sekali, pujinya, sepertinya berusaha

mencairkan suasana.

Kemudian ia meraih sendok dan

mulai menyuapkan nasi ke dalam

mulutnya, Mas Arman terlihat sangat

menikmati, padahal nasi goreng itu tak

kububuhi garam lantaran bumbu yang

rasanya asin itu stoknya sudah habis,

begitu pun bahan lainnya, yang tersisa

hanya minyak dan bawang satu biji.

Melihatnya makan dengan lahap

tanpa berkomentar membuat hatiku

terenyuh, karena merasa bersalah

dengan sikapku barusan.

Biasanya, jika ada masalah aku

tak pernah seperti ini. Mungkin karena

hatiku sudah terlalu sakit diperlakukan

seperti ini oleh mbak Sari, yang

akhirnya ingin aku luapkan.

Aku menunduk dan berkata lirih

dengan mata yang mulai berembun.

.

Maaf.

Pria yang sudah lima tahun

menjadi suamiku itu, menghentikan

kegiatan makannya lantas menatap ke

arahku.

Tak apa, besok kalau udah

gajian, kita belanja kebutuhan dapur,

ya? ucapnya seolah ia tahu apa yang

kurasakan.

Namun, sebenarnya bukan

masalah kebutuhan dapur yang

membuatku menangis, tapi karena

rasa bersalah terhadapnya dengan

apa sikapku barusan.

Ayo, kita makan lagi? ajaknya

yang kujawab dengan anggukan.

Lantas aku mengelap air mata yang

sempat menetes dengan ujung

kerudung. Meraih sendok dan ikut

menyantap nasi goreng bersamanya.

Melihatku kembali tenang ia

tersenyum dan sesekali mengelus

kepalaku ini dengan sayang.

Seperti ini saja sudah membuatku

bahagia dan bersyukur memiliki suami

yang bukan hanya bertanggung jawab,

tapi juga penyayang serta penyabar. D

Sesuai janjinya kemarin hari ini

mas Arman mengajak kami ke pasar

untuk membeli kebutuhan dapur.

Usai berbelanja kami pun

menyempatkan diri mengunjungi

tempat hiburan anak-anak. Sekedar

untuk menyenangkan Sila untuk

bermain di rumah balon kesukaannya

dengan tiket yang masih bisa kami

jangkau, sepuluh ribu rupiah.

Sila terlihat begitu senang

melompat-lompat di atas rumah balon

raksasa bersama anak-anak lainnya.

Sesekali ia berlari ke arah kami

yang duduk di kursi plastik khusus

untuk para penunggu, dengan hati-hati

ia mengulurkan tangannya meminta

air minum-yang sengaja kubawa dari

rumah.

.

.

.

Rasanya sayang kalau harus beli,

walaupun hanya lima ribu, jika di

belikan tempe atau tahu lumayan buat

makan sehari. Beginilah kehidupan

kami semua harus serba hemat, tapi

aku tetap bersyukur memiliki suami

yang bertanggung jawab dan anak

yang sehat.

Setelah putriku puas bermain,

kami pun lanjut meneruskan

perjalanan pulang ke rumah. Sesekali

kami bersenandung dan tertawa

bersama.

 

.

.

.

Tiba di rumah, usai mendurkan

Sila, yang ketiduran di jalan, aku

kembali sibuk di ruang tengah

mengabsen belanjaan tadi, khawatir

ada yang lupa di beli mumpung uang

sisa belanja masih ada.

Sedangkan mas Arman sudah

sibuk fb Dewi Judes dengan gawainya. Sesekali aku

menoleh padanya yang menunjukkan

mimik muka berubah-ubah. Kadang

tersenyum, kadang serius.

Lis? panggil mas Arman

kemudian. Pria itu berjalan

menghampiriku, lantas duduk di lantai

beralaskan tikar bersamaku.

Aku menoleh. Iya?

Mbak Salma barusan kirim

pesan, dia ngabarin bahwa besok

malam kita di suruh Bapak dan Ibu ke

rumah. Katanya mereka kangen sama

Sila, sekalian ada acara makan-makan

juga di sana, terangnya.

Aku mendengus rasanya malas

sekali jika harus kembali bertemu

mbak Sari.

.

.

Kenapa? tanya mas Arman

heran dengan sikapku barusan yang

tak biasa.

Mungkin tidak biasanya aku

bersikap seperti ini jika di ajak ke

acara pertemuan keluarga. Itu dulu,

sekarang aku merasa sangsi. Jika ke

sana hanya akan mendengar

sindiran-sindiran mbak Sari yang

membuatku sakit hati, tapi mau

bagaimana lagi, harus tetap menjaga

silaturahmi.

.

.

Jangan di ambil hati, ya? Mbak

Sari emang begitu orangnya,

ucapnya, mas Arman mulai

memahami apa yang kupikirkan.

Benar apa yang di katakan mas

Arman barusan, aku tahu mbak Sari

tipe orang dengan watak keras dan

blak-blakan kalau bicara, tapi apakah

dia tak berpikir tentang perasaan

orang lain

yang sakit hati karena

ucapannya.

Lagi pula, yang minta kita ke

sana ibu sama bapak. Sekalian juga

kita nengokin mereka, lanjutnya.

Aku fb podcast hiburan selalu senang jika di ajak

mengunjungi orang tuannya. Kedua

mertuaku itu sangat baik dan ramah

terhadapku dan juga sangat

menyayangi Sila.

Kerap kali mereka memanjakan

putriku dengan membelikan mainan

dan jajanan dari toko. Begitu pun

dneganku, ibu mertua tak pernah

membiarkan kami pulang dengan

tangan kosong, pasti selalu di

bawakan buah tangan, entah itu beras

atau yang lainnya.

Terkadang aku merasa tak enak

hati dengan kebaikan mereka. Apalagi,

setelah mendengar ucapan mbak Sari

yang berhasil mengiris-iris

perasaanku.

.

.

Setiap ke sini pasti morotin!

sergahnya, kala itu, saat mendapati

ibu memberiku sekarung kecil berisi

beras hasil panen dua lalu. Dan tentu

saja berhasil menciptakan luka yang

tak kasat mata.

Aku tak bisa berkata apa-apa.

Jika saja tak ada mertuaku, sudah

pasti akan kukembalikan lagi buah

tangan pemberian orang tuannya.

Namun, aku takut keduanya

tersinggung.

.

.

NoteL..i..k..e .mu penyemangat Mimin

ceritadewasa

ceritanovel

mertuamenantu

menantuidaman

selingkuh

foto

fotoai

text

gambar

foryou


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: BALADA BESAN DAN MENANTU (PART70)
Next Post: TERDIAM DALAM TAKDIR (PART1)

Related Posts

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART27) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART36) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART48) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART65) Kisah Menarik
BELIAU ADALAH IBU MERTUA KU ( PART 96 Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART15) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme