Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART74)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART74)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART74

…

..

.

Niko mendekati Kinan

dengan langkah mantap,

kemudian menckal

pergelangan tangannya. Kinan

mencoba mernta, namun

sia-sia. Niko semakin

mempersempit jarak di antara

mereka hingga tbuh Kinan

tersudut di tembok. Dalam

perglatan kecil itu, tak sengaja

masker yang dikenakan Kinan

terlepas begitu saja.

Mata Niko membelalak. Dia

terpaku sejenak sebelum

perlahan mundur, melepaskan

cengkeramannya. Wajahnya

dipenuhi kebingungan dan

keterkejutan. Siapa kamu?

Kamu bukan Kinan, ujarnya

dengan suara bergetar, penuh

kecurigaan.

…

Rosa yang berdiri di dekat

mereka ikut terkejut. Runa?

bisiknya lirih, sebelum

mengangkat nada suaranya.

Kenapa kamu yang ada di sini?

Sialan! Kinan sudah

membohongi kita, Niko! Rosa

berseru penuh amarah.

Namun, Runa hanya

tertawa terbahak-bahak. Tawa

itu bergema, mengisi ruangan

dengan nada mengejek. Kamu

memang bodoh, Rosa, ucap

Runa sambil melepas jaketnya

dengan gerakan penuh

kesombongan. Bagaimana bisa

kamu tidak menyadari siapa aku

sebenarnya?

Dengan santai, Runa

menyingkap sesuatu dari

tubuhnya karet kehamilan

palsu yang dari tadi

menyamarkan perutnya. Semua

orang diruangan itu tertegun

melihat aksinya, sementara

Runa tetap tersenyum penuh

kemenangan.

Bagaimana bisa kamu

kemari? tanya Niko penuh

keheranan.

…

Flashback Satu Jam

Sebelumnya

….

Kinan duduk gemetar di

sudut kamar, telepon genggam

di tangannya nyaris terjatuh.

Wajahnya pucat, napasnya

tersengal-sengal. la menekan

nomoryang sudah dihafalnya di

luar kepala, menunggu dengan

harap-harap cemas hingga suara

Aryo terdengar dari seberang.

Ada apa, Kinan? tanya

Aryo serius.

Kinan menahan tangisnya,

tetapi suaranya tetap terdengar

gemetar. Mas…tolong aku,

Rosa…dia mengancamku.

Mendengar itu, Aryo

terperanjat kaget . Tenang,

Kinan, jawab Aryo pelan

mencoba menenangkan istrinya.

Aku akan segera pulang

sekarang juga.

…

Setelah mematikan

panggilan telepon dari Kina,

Aryo kemudian menelepon

Juan, sepupunya, dan

memintanya membawa

beberapa anak buah untuk

datang ke vila. Setelah

mengatur semuanya, Aryo

bergegas kembali ke vila,

secepatnya tanpa menghiraukan

pekerjaanny

Beberapa saat kemudian,

Aryo tiba di vila dengan wajah

tegang. Tak lama setelah itu,

Juan datang bersama Runa dan

beberapa anak buahnya. Juan

pun langsung melangkah

mendekati Aryo.

Ada apa, Aryo? Kenapa

kamu buru-buru menyuruhku

ke sini? tanyanya.

Namun Aryo hanya

menggeleng tanpa menjawab,

lalu mengajak mereka masuk ke

ruang tamu. Di sana, Kinan

duduk dengan wajah cemas.

Ketika mereka tiba, Aryo

langsung bertanya, Kinan, ada

apa? Apa yang dikatakan oleh

Rosa?

Kinan hanya bisa menghela

napas berat sebelum

menyerahkan ponselnya kepada

Aryo. Mas, aku takut. Aku

bingung. Aku takut kalau Rosa

benar-benar menyebarkan foto

dan video ini ke publik. Aku

takut reputasimu hancur.

Aryo melihat pesan yang

ditunjukkan Kinan. Setelah

membaca isinya, Aryo menghela

napas panjang, mencoba

meredakan emosinya.

Tenanglah, Kinan. Foto ini

tidak benar. Semua ini hanya

rekayasa, tidak seperti yang

kamu pikirkan.

Aryo lalu melanjutkan

dengan nada serius, Foto ini

diambil saat aku dalam kondisi

pingsan. Beberapa bulan yang

lalu, saat menghadiri pesta, saat

itu Siska memberiku obat tidur.

Rosa memang membantu

membawaku keluar dari sana

dan membawaku ke sebuah

hotel menunggu anak buah Joni

datang. Aku tidak menyadari

apa yang dilakukan Rossa

padaku, karena aku tidak sadar

sama sekali. Saat itu aku percaya

padanya, karena dia adalah

mahasiswiku dan juga dia

adalah temanmnu. Namun

ternyata Rosa mnemanfaatkan

situasi itu untuk mengambil

foto ini. Tapi aku berani jamin,

Kalau kami tidak melakukan

apapun. Karena kondisiku saat

itu dalam kondisi pingsan, tidak

mungkin aku bisa berbuat hal

yang aneh-aneh.

….

Kinan terdiam sejenak,

menatap Aryo dengan keraguan

yang perlahan berubah menjadi

kepercayaan. Kalau begitu, apa

yang harus aku lakukan, Mas?

Bagaimana kalau Rosa

benar-benar menyebarkan

foto-foto ini? Orang di luar sana

tidak akan sepenuhnya percaya

dengan alasan yang kamu

berikan. Mereka hanya akan

menyimpulkan dari apa yang

mereka lihat, ucapnya dengan

suara lirih.

Juan, yang sejak tadi

memperhatikan percakapan itu,

akhirnya ikut angkat bicara. Di

mana Rosa memintamu

bertemu?

Kemudian Kinan

menunjukkan alamat yang

dikirimkan Rosa sebelumnya.

Juan segera memeriksa lokasi

itu, dan beberapa saat kemudian

ia mengerutkan kening.

Tempat ini adalah sebuah

pabrik yang sudah terbengkalai.

Aryo, Kinan tidak boleh ke sana.

Ini terlalu berbahaya. Aku yakin

Rosa mnerencanakan sesuatu

yang buruk.

Aryo mengangguk setuju.

Aku juga berpikiran seperti itu.

Aku tidak akan membiarkan

Kinan pergi ke sana, apalagi

sendirian.

…

Namun, tiba-tiba Runa,

yang sejak tadi hanya diam, ikut

menyela. Bagaimana kalau alku

saja yang pergi ke sana?

Semua mata langsung

tertuju padanya. Juan menatap

Runa dengan tatapan bingung.

Apa maksudmu, Runa?

Aku bisa menyamar

sebagai Kinan, kata Runa

dengan nada serius. Postur

tubuhku hampir sama dengan

Kinan. Aku bisa pura-pura

menjadi dia untuk mencari

bukti kejahatan Rosa.

Juan langsung menggeleng

tidak setuju. Tidak, Runa. Ini

terlalu berbahaya.

Tapi, Mas Juan, kamu lupa

kalau aku ini juara karate, balas

Runa sambil tersenyumn tipis,

mencoba meyakinkan mereka.

Aryo juga ikut menyela.

Tidak mungkin, Runa. Tempat

itu pasti berbahaya. Rosa pasti

tidak sendiri. Bisa saja dia

membawa preman atau orang

bayaran.

Runa tampak berpikir

sejenak, lalu berkata, Kalau

begitu, aku tetap pergi ke sana,

tapi kalian bisa memantaunya

dari jaralk yang tidak terlalu

jauh. Kalau ada apa-apa, kalian

bisa langsung

menyelamatkanku.

Aryo dan Juan saling

bertukar pandang, terlihat ragu.

Namun akhirnya mereka mulai

mempertimbangkan usul itu.

Postur tbuh Runa memang

mirip dengan Kinan.

Tapi Rosa pasti akan curiga

Run, dia mengenalimu dan juga

suara kita berbeda, ucap Kinan.

Tenang saja Kinan, aku

bisa memakai masker dan

berkata kalau aku sedang batuk

dan pilek. Kebetulan aku

sekarang juga sedang flu jadi

suaraku agak berubah kan?

ucap Runa. Kalau soal perut

tidak usah khawatir, aku bisa

memakai karet dan mengenakan

jaket.

….

Akhirnya, setelah

berdiskusi cukup lama, Aryo

dan Juan setuju dengan rencana

itu, meskipun tetap merasa

khawatir. Juan memastikan

kamera kecil yang dipasang di

baju Runa berfungsi dengan

baik, dan mereka menyusun

rencana cadangan untuk

berjaga-jaga.

FLASHBACK OFF

Melihat Runa yang sudah

berani mempermainkannya,

Rosa pun segeramelayangkan

pukulan keras ke arah Runa,

menyerangnya dengan brutal.

Namun Runa berhasil

menghindar, lalu dengan satu

tendangan, Runa berhasil

menjatuhkan Rosa ke lantai.

Brengsek kamu, Runa!

Rosa berteriak penuh emosi.

Niko! Bantu aku menangkap

wanita sialan ini. Jangan sampai

dia kabur!

Niko segera bergerak,

menyerang Runa dengan agresif.

Meskipun Runa mahir karate,

Niko ternyata juga seorang ahli

taekwondo. Dengan kekuatan

gabungan mereka, Rosa dan

Niko akhirnya berhasil

menjatuhkan Runa. Dalam

keadaan tak berdaya, tubuh

Runa diikat erat di kursi oleh

Rosa.

Rosa menpuk ppi Runa

dengan kasar, senyumnya

penuh ejekan. Kamu

benar-benar bodoh, Runa.

Mau-maunya menggantikan

Kinan. Kamu tidak tahu kalau

nyawamu jadi taruhannya.

Runa tertawa kecil,

mencoba menutupi rasa sakit

dan ketakutannya. Tidak

semudah itu kamu mencabut

nyawaku, Rosa. Kamu tidak

akan bisa.

Kamu pikir aku tidak

berani? Rosa menyeringai

tajam. Kalau hari ini aku gagal

menghabisi Kinan, maka aku

akan menghabisimu sebagai

gantinya.

Dengan cepat, Rosa

mengeluarkan pistol dari saku

jaketnya, lalu mengarahkannya

ke kepala Runa. Niko yang

berdiri di dekat Rosa tampak

terkejut, matanya membelalak.

Apa maksudmu, Rosa?

Darimana kamu mendapatkan

pistol ini? Dan…apa kamu

bilang? Kamu mau membunuh

wanita ini? tanya Niko dengan

nada tak percaya.

Ini adalah milik Om ku.

Kebetulan dia adalah seorang

Polisi. Dan yah, tentu saja Niko,

aku harus melenyapkan Runa.

Kalau dia dibiarkan hidup, dia

akan membahayakan kita! Rosa

menjawab dengan nada dingin.

Lagipula, siapa suruh dia datang

ke sini menyamar sebagai

Kinan?

Namun Niko tampak ragu.

Tidak, Rosa. Rencana kita hanya

untuk mnelecehkan Kinan agar

pak Aryo membuangnya, bukan

membnuhnya! Ini diluar

rencana Rosa, aku tidak mau

terlibat dalam kasus

pembnuhan.

…

Rosa tertawa sinis

mendengar protes Niko. Kamu

pikir Aryo akan melepaskan

Kinan begitu saja? Tidak, Niko!

Selama Kinan masih hidup, dia

akan terus menjadi penghalang

dalam hidupku. Kalau aku tidak

berhasil menghabisi Kinan kali

ini, maka aku juga akan

menghabisi Runa, karena dia

tahu terlalu banyak!

Saat Rosa bersiap menekan

pelatuk pistol, suara pintu yang

didobralk menggelegar

memenuhi ruangan. Sejumlah

pengawal Juan masuk ke dalam,

dengan cepat mengepung Rosa

dan Niko.

Kamu pikir kamu bisa lolos,

Rosa? teriak Juan.

Perkelahian pun tak

terelakkan. Niko mencoba

melawan beberapa pengawal

dengan kemampuan bela

dirinya, namun jumlah mereka

terlalu banyak. Sementara itu,

Rosa berhasil melepskan satu

tembkan, tapi meleset dari

sasarannya.

…

Dalam hitungan menit,

Rosa dan Niko berhasil

dilumpuhkan oleh para

pengawal. Juan segera

mendekati Runa, yang masih

terikat di kursi. Dengan cepat,

dia melepaskan ikatan tersebut.

Runa, kamu nggak apa-apa

? tanya Juan cemas, menatap

kondisi Runa yang terlihat lelah

dan kusut.

Runa tersenyumn lemah.

Aku nggak apa-apa, Mas. Terima

kasih sudah datang tepat waktu.

Juan mengangguk lega, lalu

memberikan perintah kepada

para pengawalnya. Salah satu

dari mereka mendekat. Tuan,

mereka mau dibawa ke mana?

Juan menatap Rosa dan

Niko yang sudah tak berdaya,

lalu menjawab tegas, Bawa

mereka ke kantor polisi. Aku

sendiri yang akan menyerahkan

bukti-bukti percakapan mereka

tadi kepada pihak berwenang.

Tanpa membuang waktu,

para pengawal menyeret Rosa

dan Niko menuju mobil. Juan

memastikan semuanya berjalan

sesuai rencana sebelum kembali

menatap Runa.

Kamu sudah melakukan

hal yang luar biasa, Runa,

katanya dengan nada lembut.

Tapi lain kali, jangan

mengambil risiko sebesar ini.

Aku tidak mau terjadi apa-apa

padamu.

Runa hanya mengangguk

lemah diplukan Juan.

 

…

Setelah Rosa dan Niko

berhasil dibawa kekantorpolisi,

Juan segera menghubungi Aryo

untuk memberitahukan kabar

tersebut.

Rosa dan Niko sudah kami

lumpuhkan, sekarang mereka

sedang dibawa ke kantor polisi,

kata Juan dari seberang telepon.

Aryo menghela napas lega.

Bagus, terima kasih, Juan.

Pastikan semua bukti lengkap,

jangan biarkan mereka sampai

lolos dari jeratan hukum.

Setelah menutup telepon,

Aryo menoleh ke arah Kinan

yang berdiri cemas di dekatnya.

Kinan langsung bertanya, Mas,

bagaimana? Apa Runa baik-baik

saja?

Aryo tersenyum kecil, lalu

mengangguk. Runa baik-baik

saja. Kata Juan, Rosa dan Niko

sudah tertangkap. Mereka

sekarang dibawa ke kantor

polisi.

Kinan tampak sedikit lega,

meskipun pikirannya masih

diliputi kebingungan. Mas

Niko? Niko ketua BEM itu?

tanyanya, memastikan.

Iya, jawab Aryo. Dia yang

dulu jadi ketua BEM. Tapi

beberapa hari yang lalu, aku

sudah mengeluarkannya dari

kampus.

Kinan menatap Aryo

dengan bingung. Kenapa, Mas?

Apa yang Niko lakukan sampai

Mas Aryo mengeluarkannya

dari kampus?

Aryo menarik napas

panjang sebelum menjelaskan.

Niko adalah dalang yang

menyebarkan foto-foto kamu

dan aku ke grup chat kampus.

Dia juga lah menyebarkan gosip

bahwa kamu merebut aku dari

Siska. Selain itu, dia juga

berselngkuh dengan Siska

dibelakangku.

Kinan tertegun, matanya

melebar karena terkejut. Jadi…

selama ini Mas Niko yang jadi

dalang di balik semua ini? Aku

nggak nyangka, Mas. Aku pikir

dia orang baik. Dia selalu sopan

dan ramah padaku. Apalagi dia

juga seorang ketua BEM.

Aryo mendekat, lalu

memluk Kinan dengan lembut,

mencoba menenangkan

kegelisahannya. Mulai

sekarang, kamu harus lebih

hati-hati, Kinan. Jangan terlalu

percaya dengan orang yang baru

kamu kenal. Tidak selamanya

orang yang terlihat baik di

depan benar-benar baik.

…

Kadang, mereka hanya

menutupi niat jahat mereka.

Kinan mengangguk pelan,

bersandar di bahu Aryo. Iya,

Mas. Aku mengerti. Aku akan

lebih berhati-hati ke depannya.

Kinan bersyukur, semua

bisa ditangani dengan baik oleh

Aryo dan juga Juan serta Runa.

Kini Aryo bisa bernafas lega

karena pengganggu dalamn

hidupnya sudah ditangkap,

sekarang dia hanya tinggal fokus

dengan Kinan dan anak yang

dikandungnya, serta

kesembuhan neneknya yang

sudah mulai stabil kondisinya.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART75)
Next Post: JANGAN OM (PART73)

Related Posts

ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART8) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART12) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART21) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART6) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART44) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART33) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme