Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART73)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART73)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART73

…

..

.

Setelah kepergian Wisnu,

Aryo segera ke kamar untuk

melihat kondisi Kinan.

Sesampainya dikamar, Aryo

mendapati istrinya masih

terlelap. la berjalan pelan ke

kamar mandi untuk mandi

terlebih dahulu. Usai

membersihkan diri, Aryo

merebhkan tbuhnya di

samping Kinan, lalu menrik

tbuh istrinya agar lebih dekat

dan memluknya erat.

Kinan, yang merasakan

kehngatan tbuh Aryo,

membuka matanya perlahan.

Dengan suara yang masih berat

karena kantuk, ia bertanya,

Mas Aryo kok udah pulang? Jam

berapa sekarang?

Jam empat sore, Kinan,

jawab Aryo lembut sambil

mengusap punggungnya. Kamu

sudah makan siang belum?

tanyanya memastikan.

Kinan mengangguk kecil.

.

Sudah, Mas.

Udah minum obat? tanya

Aryo lagi, kali ini dengan nada

sedikit khawatir.

Sudah juga, jawab Kinan

sambil tersenyum tipis.

Aryo menarik napas lega,

lalu menggeser posisinya agar

bisa menatap wajah istrinya

dengan lebih jelas. Dengan

pandangan yang serius, ia

berkata, Kinan, aku perlu

ngomong sesuatu yang penting

sama kamu.

Kinan ikut menatap Aryo,

merasa ada sesuatu yang

penting. Ngomong apa, Mas?

tanyanya, sementara

jantungnya mulai berdebar.

Kamu dapat bunga biru

yang langaka itu dari mana?

tanya Aryo, suaranya terdengar

penuh kehati-hatian.

Kinan mengerutkan kening,

bingung dengan arah

pembicaraan. Dari Rosa, Mas.

Dia yang nunjukin aku bunga itu

di toko online. Emang kenapa,

Mas? tanyanya penasaran.

…

Aryo menghela napas

sebelum menjelaskan, Tadi

temanku, yang seorang

ilmuwan, datang ke sini. Dia

bilang bunga itu beracun dan

sangat berbahaya bagi

kesehatan. Serbuk sarinya bisa

menyebabkan keracunan lewat

udara kalau terhirup. Efeknya

bisa bikin sesak napas. Batang

dan daunnya juga berbahaya

kalau disentuh langsung,

apalagi kalau sampai tertelan.

Aryo berhenti sejenak, menatap

Kinan dengan penuh perhatian.

Bunga itu bahkan bisa

menyebabkan kematian. Dan

untuk ibu hamil, risikonya lebih

parah lagi, bisa menyebabkan

keguguran.

Mata Kinan membesar

mendengar penjelasan Aryo. la

benar-benar tidak menyangka

bahwa bunga yang tampak

begitu indah itu ternyata

mematikan. Kalau begitu, aku

harus segera membuang bunga

itu, Mas, ujarnya panik sambil

berusaha bangkit.

Namun, Aryo menahan

bahunya dengan lembut.

Tenang, Kinan. Aku sudah

menyingkirkan bunga-bunga itu

tadi, ucap Aryo, mencoba

menenangkan istrinya.

…

Kinan mnenghela napas lega,

meski pikirannya masih diliputi

rasa takut. Makasih, Mas. Maaf

aku sudah sangat ceroboh. Aku

nggak nyangka bunga secantik

itu ternyata bahaya banget.

Aryo mengelus rambut

Kinan lembut, menatapnya

penuh kasih sayang. Kamu

nggak salah, Kinan. Aku cuma

nggak mau ada apa-apa sama

kamu. Jadi lain kali, kalau mau

beli sesuatu yang nggak biasa,

tanya aku dulu, ya?

Kinan mengangguk kecil.

Iya, Mas. Aku janji.

Setelah menenangkan

Kinan, Aryo kembali

mengajukan pertanyaan dengan

nada serius. Kinan, tempo hari

siapa yang mengirimkan bunga

biru itu ke kamu? tanyanya,

matanya menatap istrinya

dengan tajam.

Kinan mencoba

mengingat-ingat. Oh, bunga

yang dikirim saat aku berada di

Mall beberapa hari lalu itu, Mas?

Itu dari Rosa, jawabnya

akhirnya. Aku sudah tanya ke

Rosa, katanya memang bunga

itu dari dia. Katanya karena aku

suka bunga itu, dia

membelikannya lagi buatku,

jelas Kinan dengan suara yang

masih bingung.

….

Aryo mengangguk pelan,

meski ekspresi wajahnya

menunjukkan kecurigaan.

66

Ternyata benar dugaanku. Rosa

punya niat buruk terhadapmu,

ucap Aryo tegas.

Kinan tertegun. Maksud

Mas Aryo apa? Rosa sengaja

kasih aku bunga itu untuk

meracuniku? tanyanya,

hampir tidak percaya dengan

apa yang baru saja ia dengar.

Bisa jadi seperti itu, jawab

Aryo sambil menghela napas

panjang. Tapi aku belum bisa

memastikan apa motif Rosa

membelikanmu bunga itu. Yang

jelas, Rosa berniat

mencelakaimu. Jadi mulai

sekarang, kamu harus lebih

berhati-hati dengan Rosa.

Kinan masih sulit

menerima kemungkinan itu.

Tapi, Mas, bisa saja Rosa tidak

tahu kalau bunga itu beracun.

Rasanya tidak mungkin dia

sejahat itu sama aku, katanya,

mencoba berpikir positif.

Aryo membelai rambut

Kinan lembut. Kinan, bunga

itu bukan bunga biasa. Kata

Wisnu, bunga itu langka dan

tidak diperjualbelikan secara

legal. Itu artinya, siapa pun

yang punya akses ke bunga itu

seharusnya sudah tahu

bahayanya. Jadi kemungkinan

besar, Rosa tahu risiko bunga

itu.

…

Kinan terdiam, menelan

kata-kata Aryo. Akhirnya ia

mengangguk. Baiklah, Mas.

Mulai sekarang, aku akan

menjauhi Rosa. Tapi aku tetap

nggak habis pikir, Mas. Rosa itu

dari awal kelihatan baik. Dari

pertama aku masuk kampus, dia

yang pertama menyapaku

dengan ramah. Kalau memang

dia berniat sejahat itu sama aku,

apa motifnya? tanyanya pelan,

merasa bingung sekaligus

terluka.

Aryo menggeleng pelan.

Aku juga belum tahu, Kinan.

Tapi aku akan menyelidiki

semuanya. Untuk sekarang,

sebaiknya kamu nggak usah

pergi ke kampus dulu. Aku

nggak mau ada apa-apa terjadi

sama kamu atau bayi kita, ujar

Aryo dengan nada tegas namun

penuh perhatian.

Kinan mengerti

kekhawatiran Aryo. Meski berat,

ia hanya bisa mengangguk.

Baik, Mas. Aku nurut sama

66

kamu. Aku nggak mau ada hal

buruk terjadi lagi, katanya

dengan suara pelan.

Aryo memeluk Kinan erat,

memberikan rasa aman yang

sangat dibutuhkan istrinya.

Dalam hati, ia bertekad untuk

mencari tahu kebenaran di balik

tindakan Rosa.

 

…

Hari-hari berlalu, dan

kondisi Kinan perlahan pulih.

Aryo pun kembali menjalani

aktivitasnya seperti biasa di

kampus. Meski begitu, Aryo

tetap waspada. Setiap hari,

makanan yang dikirim ke

kantornya masih terus datang,

tetapi Aryo selalu

membuangnya tanpa ragu.

Sementara itu, ia terus

mengawasi gerak-gerik Rosa,

mencoba mencari celah yang

mencurigakan. Namun, Rosa

tampak berperilaku normal,

tanpa tanda-tanda yang

membenarkan kecurigaan Aryo.

Hingga pada suatu siang,

Rosa tiba-tiba datang ke ruang

kantor Aryo. Tanpa ragu, Aryo

mempersilakan Rosa masuk dan

menyuruhnya duduk. Ada apa,

Rosa? Kenapa kamu ke sini? Apa

ada sesuatu yang penting?

tanyanya dengan nada tegas.

Rosa hanya diam sejenak,

menatap Aryo dengan tatapan

serius. Kemudian, ia membuka

ponselnya dan menunjukkan

sesuatu kepada Aryo. Pak Aryo,

saya ke sini karena ingin minta

tanggung jawab dari Bapak,

ucap Rosa tenang.

Aryo mengerutkan dahi,

bingung dengan ucapan Rosa.

Minta tanggung jawab?

Maksudmu apa, Rosa?

tanyanya penasaran.

…

Rosa menyerahkan

ponselnya kepada Aryo. Di layar

terlihat sebuah foto dirinya

dengan Aryo tanpa busana di

sebuah kamar hotel. Aryo

menatap foto itu dengan

ekspresi penuh keterkejutan.

Apa maksud foto ini?

tanyanya, suaranya penuh

ketegangan.

Apa bapak lupa kejadian

beberapa bulan lalu? Waktu

Bapak saya bawa ke hotel karena

diberikan obat oleh istri

pertama pak Aryo. Di hotel itu,

Bapak memaksa saya untuk

melakukan hubungan. Saya

tidak bisa menolak karena

Bapak memaksa saya. Akhirnya,

hubungan itu terjadi, Pak. Dan

sekarang, saya hamil, ujar Rosa

tanpa ragu.

Aryo menatap ROsa dengan

tajam. Tidak mungkin! Tidak

mungkin aku memaksanmu! Saat

itu aku pingsan dan tidak ingat

apa-apa. Bagaimana mungkin

aku memperkosamu? sergah

Aryo dengan nada penuh

kemarahan.

…

Tapi ini buktinya, Pak,

jawab Rosa dengan tenang.

Foto ini cukup menjadi bukti

kalau kita sudah melakukan

hubungan. Dan sekarang, saya

hamil. Saya ingin Bapak

bertanggung jawab.

Aryo tertawa dingin. Kamu

pikir aku bodoh, Rosa? Laki-laki

tidak mungkin bisa bangun alat

vitalnya saat dia dibius. Kalau

pun bisa, kemungkinannya

sangat kecil. Dan aku tahu pasti,

aku tidak pernah memaksamu.

Justru kamu yang mungkin

memanfaatkan kondisiku saat

itu! balas Aryo dengan penuh

emosi.

Rosa tersenyum sinis. Pak

Aryo boleh percaya atau tidak.

Tapi yang jelas, kalau saya

menunjukkan foto ini pada

Kinan, apa yang akan terjadi?

Dia pasti syok, apalagi setelah

tahu saya sedang mengandung

anak Pak Aryo, ujarnya dengan

nada penuh kemnenangam.

Aryo berdiri, menggebrak

meja dengan amarah meluap.

Jadi kamu ingin mengancamku

? tanyanya tajam.

Aku tidak mengancam, Pak.

Aku hanya ingin Bapak

menikahiku sebagai bentuk

tanggung jawab, jawab Rosa

dengan tenang, meski matanya

menyiratkan kebencian yang

mendalam.

….

Aryo menatapnya tajam.

Kau gila, Rosa. Aku tidak akan

pernah sudi menikah dengan

wanita licik sepertimu!

sergahnya dengan nada tajam.

Rosa balas menatap Aryo

dengan dingin. Baiklah. Kalau

Pak Aryo tidak mau menikahiku,

jangan salahkan aku kalau aku

kirimkan foto ini pada Kinan.

Kita lihat bagaimana reaksi

istrimu saat tahu suaminya yang

dia cintai tidur dengan

temannya sendiri, dan

temannya itu sedang

mengandung anaknya, ucap

Rosa sebelum keluar dari

ruangan, meninggalkan Aryo

dalam kemarahan.

Aryo mengusap wajahnya

kasar. Dasar wanita sialan!

geramnya. la tidak pernah

menyangka bahwa di balik niat

menolong Rosa waktu itu

tersimpan rencana licik yang

kini menjadi ancaman besar

dalam hidupnya.

Rossa merasa bahwa Aryo

tidak akan semudah itu

menuruti keinginannya. Ia lalu

mengambil ponselnya dan

menghubungi Niko. Tak butuh

waktu lama, panggilannya

dijawab.

…

Halo, Sayang. Ada apa?

tanya Niko dari seberang

telepon.

Niko, sepertinya kita

memang harus melaksanakan

rencana kita secepatnya. Pak

Aryo menolak untuk

menikahiku. Aku tidak punya

pilihan lain selain menjalankan

rencana cadangan kita, jawab

Rossa, nadanya terdengar serius.

Niko terdiam sejenak. la

tampak memikirkan sesuatu

sebelum akhirnya berkata,

Baiklah, kalau begitu. Jam

berapa aku harus ke tempat itu?

Rossa mnelirik jam tangan di

pergelangan tangannya.

Sekitar satu jam lagi. Tunggulah

di tempat yang sudah kita

sepakati, ucapnya tegas.

Baik, jawab Niko singkat,

menyetujui ucapan Rossa.

Keduanya tahu bahwa

keputusan ini akan beresiko,

namun mereka tidak punya

pilihan lain.

Setelah panggilan dengan

Niko berakhir, Rosa merasa

yakin bahwa rencana cadangan

mereka akan berjalan sesuai

harapan. Dengan percaya diri, ia

mengirimkan pesan kepada

Kinan, dilengkapi dengan foto

dirinya dan Aryo di kamar hotel

dalam kkeadaan tanpa busana.

…

Tak lupa, Rosa menyisipkan

ancaman dalam pesannya

Kinan, kalau kamu tidak

ingin aku menyebarkan video

dan foto ini ke publik, temui aku

satu jam lagi di alamat yangaku

kirimkan. Tapi ingat, jangan

sekali-kali kamu mengatakan

kepada Aryo atau orang lain

tentang pertemuan ini. Kalau

sampai aku tahu kamu melapor,

aku akan menyebarkan foto dan

video ini ke seluruh kampus.

Di rumah, Kinan yang

sedang beristirahat mendengar

notifikasi masuk di ponselnya.

Dengan perasaan cepat, ia

membuka pesan tersebut.

Namun, tatkala melihat isi

pesan dan foto dari Rosa,

tubuhnya langsung bergetar.

Kinan menatap layar

ponselnya dengan mata penuh

keterkejutan dan ketidakpercayaan. Gambar itu

menampilkan sesuatu yang

sangat menghancurkan hatinya.

Sosok Aryo, suaminya yang ia

cintai, terlihat bersama Rosa

dalam keadaan tak pantas di

sebuah kamar hotel. Pesan

ancaman Rosa menambah

kekalutan di benaknya.

Kinan menggigit bibirnya,

berusaha menahan tangis. Apa

ini benar? Mas Aryo… apa yang

sebenarnya terjadi? gumamnya,

nyaris tak bersuara. Namun,

logikanya mengatakan bahwa

ini mungkin ulah Rosa, yang

memang sudah dicurigai Aryo

sejak awal.

…

Pikirannya bercabang. Jika

aku tidak memenuhi

permintaannya, Rosa akan

menyebarkan foto ini. Karir Mas

Aryo akan hancur… Tapi,

bagaimana kalau ini jebakan?

Bagaimana kalau dia punya niat

buruk padaku?

Kinan gelisah, tangannya

gemetar, sementara detak

jantungnya semakin cepat. Ia

tahu Rosa bukanlah orang yang

main-main dengan ucapannya.

Tapi ancaman itu.. terlalu

berisiko untuknya.

Tak lama kemudian, pesan

lain dari Rosa masuk.

Kinan, aku tunggu

jawabanmu sekarang. Kalau

dalam 5 menit kamu tidak

membalas, aku akan langsung

menyebarkan foto-foto ini.

Kinan menutup matanya,

mencoba mengatur napasnya

yang semakin tersengal.

Akhirnya, dengan tangan

bergetar, ia mengetik balasan

Baiklah, aku akan

menemuimu.

Begitu pesan terkirim, Rosa

tersenyum puas. Bagus,

gumamnya, sambil bersiap

untuk menjalankan tahap

berikutnya dari rencananya.

Sementara itu, Kinan duduk

terpaku di tempatnya, merasa

bimbang dan ketakutan. Dalam

hatinya, ia berharap Aryo

benar-benar tidak bersalah dan

situasi ini hanyalah permainan

kotor Rosa. Tapi ia sadar, apa

pun yang terjadi, pertemuan ini

akan menjadi titik balik dalam

hidupnya.

…

Satu jamn kemudian, Rosa

dan Niko telah menunggu di

gedung kosong yang terletak

jauh dari pemukiman. Gedung

itu dulunya sebuah pabrik, kini

terbengkalai dan suram. Rosa

mengamati dari kejauhan ketika

sebuah mobil talksi berhenti di

depan gedung tersebut. Dari

dalam, Kinan keluar dengan

mengenakan jaket tebal dan

masker, langkahnya ragu-ragu.

Rosa tersenyum sinis. Dia

benar-benar datang. Kinan

ternyata terlalu mudah

dipermainkan, gumamnya, lalu

tertawa kecil.

Niko menatap ROsa sambil

menyilangkan tangan. Jemput

dia. Aku sudah tidak sabar ingin

melihat rencana ini berhasil,

ucapnya.

…

Rosa pun berjalan keluar

menghampiri Kinan, yang

tampak gugup dan menghindari

tatapan mata. Kenapa kanmu

berpenampilan seperti ini?

kenapa kamu pakai masker?

tanya Rosa curiga.

Kinan nmenunduk,

menjawab pelan, Aku pergi

diam-diam dari rumah, Rosa.

Aku mengenakan jaket dan

masker supaya tidak ada yang

mengenaliku. Lagipula aku

sedang flu dan batuk sekarang.

ucap Kinan yang suaranya agak

serak.

Rosa memandangnya sejenak dengan tatapan curiga,

namun kemudian mengangguk.

Baiklah. Ikut aku, katanya

sambil melangkah masuk ke

gedung itu.

Sesampainya di dalam,

Kinan merasa tidak nyaman.

Ruangan itu dingin, gelap, dan

berantakan. Aura

menyeramkan membuatnya

semakin gelisah. Rosa

menunjuk sebuah kursi di

tengah ruangan. Duduklah,’

katanya tegas.

…

Kinan menuruti perintah

Rosa, meski tangannya gemetar.

la menatap Rosa dengan penuh

kebingungan. Kenapa kamu

menyuruhku ke sini? Apa yang

kamu inginkan? tanyanya

dengan nada takut.

Rosa tersenyum puas,

duduk di kursi di depan Kinan.

Aku hanya ingin

memberitahumu sesuatu,

Kinan. Aku sedang hamil anak

pak Aryo. Dan aku akan

meminta dia bertanggung jawab

dengan menikahiku, ucap Rosa

tanpa basa-basi.

Mata Kinan membelalak.

Tidak mnungkin! Mas Aryo tidak

mungkin melakukan itu. Aku

kenal Mas Aryo. Dia tidak akan

berbuat sebrengsek itu! bantah

Kinan dengan suara bergetar.

Rosa tertawa mengejek.

Terserah kamu percaya atau

tidak. Yang jelas, aku sedang

hamil. Dan Aryo adalah ayah

dari bayi ini. Dia harus

menikahiku,

…

Kinan menatap Rosa

dengan ekspresi terluka.

Kenapa, Rosa? Kenapa kamu

melakukan ini padaku?

Bukankah kita sahabat? Kamu

tahu Aryo adalah suamiku!

serunya.

Rosa menyeringai, matanya

berkilat penuh kebencian.

Sahabat? Jangan bodoh, Kinan.

Dari dulu aku mencintai pak

Aryo! Bertahun-tahun aku

memendam perasaan ini. Aku

selalu mengirim makanan dan

barang-barang untuknya, tapi

dia tidakpernah peduli. Lalu

kamu datang dan merebutnya

dariku. Aku tidak terima! Aryo

adalah milikku, bukan milikmu

Kinan menggelengkan

kepalanya dengan air mata

menggenang. Tidak,

Tidak, Rosa. Mas

Aryo adalah suamiku. Kamu

tidak bisa merebutnya dariku.

Rosa tertawa dingin. Kamu

pikir kamu bisa

menghentikanku? Apalagi

setelah Aryo tahu kalau kamu

berselingkuh. Dia pasti tidak

akan pernah memaafkanmu,

ucapnya penuh arti.

Kinan menatap Rosa

dengan bingung. Apa

maksudmu? Aku tidak pernah

berselingkuh dari Mas Aryo!

Rosa tersenyum jahat, lalu

memanggil seseorang. Dari balik

kegelapan, Niko muncul dengan

langkah santai.

….

Kinan terkejut. Mas Niko?

Kenapa kamu ada di sini?

tanyanya, suaranya penuh

kebingungan.

Niko mendekati Kinan

dengan senyuman licik.

Kenapa, Kinan? Takut

melihatku? Tenang saja, aku

tidak akan menyakitimu. Aku

hanya ingin sedikit bermain

denganmu, katanya sambil

melirik Rosa.

Apa maksud kalian? Apa

yang kalian rencanakan? tanya

Kinan dengan ketakutan yang

semakin besar.

Niko menatap Kinan tajam.

Suamimu yang brengsek itu

sudah menghancurkan hidupku.

Dia mengeluarkanku dari

kampus karena akulah yang

menyebarkan gosip tentang

pernikahan kalian. Aku hanya

ingin membalas dendam. Kalau

aku tidak bisa

menghancurkannya langsung.

maka aku akan

menghancurkannya lewat

dirimu, ujar Niko dengan

senyum penuh kebencian.

Kinan memeluk perutnya,

mencoba melindungi dirinya

dan bayinya. Mas Niko, tolong

jangan sakiti aku, pintanya

dengan suara gemetar.

Rosa menatap Kinan

dengan penuh kepuasan. Kamu

tidak akan bisa melawan kami,

Kinan. Ini adalah akhir

kebahagiaanmu dan Aryo,

ucapnya.

…

Kini, Kinan sadar bahwa ia

telah masuk ke dalam jebakan

yang dirancang oleh Rosa dan

Niko. Hatinya dipenuhi

ketakutan, sedangkan Niko dan

Rosa tersenyum saat melihat

raut ketakutan dari Kinan.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART74)
Next Post: JANGAN OM (PART72)

Related Posts

JANGAN OM (PART48) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART3) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART2) Kisah Menarik
Berita Menarik! Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART18) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART07) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme