Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART72)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART72)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART72

…

..

.

Aryo tidak terlalu ambil

pusing tentang siapa yang

mengirimkan makanan

padanya. Dalam pikirannya, itu

mungkin berasal dari salah satu

siswa yang diam-diam

menyukainya. Meski begitu, dia

memutuskan untuk mulai

membuang makanan itu.

Walaupun sejauh ini tidak ada

tanda-tanda mencurigakan,

Aryo tetap harus waspada.

Sore itu, telepon dari Kinan

tiba-tiba menginterupsi

kesibukannya. Saat itu Aryo

sedang berada di kantor,

memimpin rapat dengan para

manager. Di antara peserta

rapat, ada Pak Banmbang yang

kini sudah kembali bekerja

setelah beberapa waktu lalu cuti

karena sakit.

…

Saya rasa pertemuan kali

ini cukup sampai di sini. Jika

ada usulan tambahan, silakan

disampaikan pada rapat

berikutnya, ucap Aryo sambil

menutup rapat. Peserta rapat

segera membubarkan diri,

kecuali Pak Bambang yang

masih tetap duduk di kursinya.

Ada apa, Aryo? Kenapa

rapatnya tiba-tiba ditutup?

tanya Pak Bambang, penasaran.

Kinan menelepon, Pak.

Katanya dia sakit. Nafasnya

agak sesak, jadi saya mau

membawanya ke dokter, jawab

Aryo dengan nada serius.

Oh, begitu. Baiklah,

sebaiknya segera periksakan

Kinan. Jangan sampai ada

apa-apa, sahut Pak Bambang

sambil mnengangguk paham.

Setelah berpamitan, Aryo

langsung bergegas menuju villa.

Setibanya di Villa, ia

melihat Kinan sedang bersantai

di ruang tamu, rebahan di sofa

sambil menonton film. Aryo

pun memutuskan untuk

mendekati Kinan, lalu dengan

lembut mencium kening Kinan.

Gimana kondisimu? Masih

sesak nafas? tanya Aryo sambil

mengamati wajah istrinya yang

terlihat pucat.

Kinan menggeleng kecil.

Nggak terlalu, Mas. Tadi Bi

Sumi udah olesin minyak kayu

putih dibadanku. Lumayan

enakan, tapi dadaku masih agak

sakit, jawab Kinan dengan

suara pelan.

Kalau gitu, kita langsung

ke dokter aja, ya, takutnya

kenapa-napa,ucap Aryo,

suaranya tegas tapi penuh

perhatian.

Kinan hanya mengangguk

tanpa banyak bicara. Aryo pun

segera membantu Kinan bersiap

untuk pergi, memastikan

kondisi istrinya segera

mendapatkan penanganan yang

tepat.

….

Kinan dan Aryo

memutuskan pergi ke dokter

kandungan langganannya

untuk memeriksa kondisi Kinan.

Setelah menunggu beberapa

saat, dokter mempersilakan

mereka masuk dan melakukan

serangkaian pemeriksaan. Aryo

yang tampak cemas segera

bertanya setelah pemeriksaan

selesai.

Bagaimana, Dok? Kenapa

istri saya akhir-akhir ini sering

sesak napas? tanyanya.

Dokter tersenyum ramah

sambil menjelaskan, Begini,

Pak Aryo. Berdasarkan analisa

sementara, sesak napas ini

kemungkinan besar disebabkan

oleh efelk dari kehamilan.

Kandungan yang semakin besar

dapat menekan diafragma,

sehingga ibu merasa lebih cepat

lelah dan sesak napas. Namun,

biasanya hal ini tidak terlalu

mengganggu.

99

Aryo mengangguk,

mendengarkan dengan saksama.

Namun, dokter melanjutkan,

Selain itu, saya juga mendeteksi

adanya kemungkinan alergi. Ini

bisa disebabkan oleh debu,

makanan, tanaman, atau hewan

peliharaan. Apakah Nyonya

memiliki kucing atau anjing di

rumah?

Kinan mengangguk. Iya,

Dok. Saya punya kucing, dan

saya juga hobi berkebun. Tapi

akhir-akhir ini saya jarang

memegang kucing saya kok,

ucap Kinan.

…

Sementara ini, saya

sarankan Nyonya untuk

menghindari hal-hal yang dapat

memicu alergi, seperti bulu

kucing atau serbuk sari dari

bunga. Alergi yang berulang bisa

memperparah gejala sesak

napas, jelas dokter dengan

hati-hati. Selain itu, Nyonya

juga perlu lebih banyak

istirahat, karena detak jantung

bayi Anda sedikit lemah.

Aryo dan Kinan saling

bertukar pandang,

kekhawatiran jelas terlihat di

wajah mereka. Aryo segera

bertanya lagi, Apakah kondisi

bayi kami berbahaya, Dok?

Tidak perlu terlalu

khawatir, asalkan Nyonya

mematuhi saran saya, kondisi

ini masih bisa dikelola dengan

baik, jawab dokter dengan

nada menenangkan. Saya juga

akan memberikan obat untuk

membantu meringankan

gejalanya.

Setelah mengucapkan

terima kasih kepada dokter,

Aryo dan Kinan segera pulang.

Dalam perjalanan, Aryo

menggenggam tangan Kinan

erat-erat, mencoba

menyalurkan kekuatan dan

ketenangan.

Kamu setelah ini kamu

harus benar-benar istirahat, ya.

Kuliahnya cuti aja dulu. Mas

hanya ingin memastikan kamu

dan bayi kita baik-baik saja,

ucap Aryo lembut.

Kinan tersenyumn tipis, dan

mengangguk. Merasa sedikit

lebih tenang meskipun masih

ada kekhawatiran yang tersisa

di hatinya.

Aryo mulai memperhatikan

kondisi Kinan yang kian

memburuk. Sesuai saran dokter,

ia menyuruh istrinya untuk

beristirahat di rumah dan

mengambil cuti kuliah agar

kondisinya membaik. Namun,

berada di rumah terus-menerus

membuat Kinan merasa bosan.

Untuk mengusir rasa jenuh, ia

sering pergi ke taman di

villanya, menikmati keindahan

bunga-bunga yang tumbuh di

sana walau Aryo melarangnya.

Sayangnya, kebiasaannya itu

justru memperburuk

kondisinya. Kinan sering

bersin-bersin, mengalami sesak

napas, dan merasa tbuhnya

semakin lemah.

…

Kinan, kenapa kamu disini?

Bukankah tuan Aryo

melarangmu sementara ke

kebun dan memegang kucing.

Bagaimana kalau ternyata kamu

alergi bunga? ucap mbok Sumi.

Kinan lalu menatap Mbok

Sumi dan tersenyum tipis, Tapi

aku bosen mbok dirumah terus.

Hanya disini aku bisa sedikit

merasa terhibur dan

menghilangkan kebosananku.

Karena merasa kasihan

melihat Kinan yang beberapa

hari ini hanya berada di rumah

dan tidak diizinkan keluar oleh

Aryo, Mbok Sumi pun akhirnya

mengalah lalu berkata, Ya

sudah tapi jangan terlalu lama

ya!! Mbok takut kamu sakit lagi

Disebuah Kafe, Aryo

bertemu dengan Wisnu, teman

lamanya yang juga seorang

ilmuwan, untuk membahas

seminar yang akan diadakan di

kampus minggu depan. Wisnu

akan menjadi bintang tamu

utama dalam acara tersebut.

Mereka pun asyik berbincang

tentang rencana acara, saling

bertukar ide dengan antusias.

Namun, pembicaraan

mereka terhenti ketika Wisnu

tanpa sengaja melihat wallpaper

ponsel Aryo. Aryo, siapa gadis

ini? tanya Wisnu sambil

menunjuk layar ponsel.

…

Aryo menoleh, melihat

layar ponselnya, dan tersenyum

kecil. Oh, itu istriku, jawab

Aryo. Foto yang menjadi

wallpaper adalah gambar Kinan

yang sedang berada di taman

bunga di villanya.

Boleh aku lihat fotonya

lebih jelas? pinta Wisnu

dengan nada penasaran.

Aryo menyerahkan

ponselnya walau merasa sedikit

aneh dengan permintaan

temannya itu. Wisnu

memperhatikan foto itu dengan

seksama, lalu bertanya,

66

Istrimu sedang hamil, ya?

Iya, sekarang usia

kehamilannya sudah enam

bulan, jawab Aryo santai.

Foto ini diambil di mana?

tanya Wisnu, nada suaranya

berubah serius.

Aryo mengernyitkan dahi,

bingung dengan perubahan

sikap Wisnu. Di taman

rumahku, di villa. Memangnya

kenapa? tanyanya.

Wisnu tampak terkejut. Di

taman rumahmu? Aryo, apa

istrimu pernah mengeluh sesak

napas, pusing, atau mual

belakangan ini? tanyanya

dengan nada mendesak.

Aryo mengangguk, mulai

merasa ada yang tidak beres.

Iya, sudah beberapa minggu ini

dia sering mengalami itu. Tapi

dokter bilang itu mungkin

karena alergi atau bawaan

kehamilannya.

Wisnu menggeleng pelan,

terlihat ragu namun tetap serius.

Aryo, alku perlu memastikan

sesuatu. Bolehkah aku ke

rumahmu dan melihat taman

bunga itu?

…

Aryo terdiam sejenak,

pikirannya berkecamuk. Ada

apa, Wisnu? Kamu terlihat

serius sekali, tanyanya.

Aku curiga ada sesuatu di

tamanmu yang bisa memicu

reaksi alergi parah pada istrimu.

Tolong izinkan aku

memeriksanya, ujar Wisnu.

Setelah berpikir sejenak,

Aryo akhirnya setuju. Baiklah,

kita bisa pergi ke villaku

sekarang, katanya. Mereka pun

segera berangkat, dengan Aryo

semakin penasaran apa yang

membuat Wisnu begitu

khawatir.

Aryo mengantar Wisnu

menuju villanya dengan rasa

penasaran yang semakin

memuncak. Sebenarnya ada

apa, Nu? Kenapa kamu terlihat

kaget saat melihat foto istriku?

tanya Aryo saat mereka dalam

perjalanan.

Wisnu nmenghela napas

panjang. Aku belum bisa

memastikannya, Aryo. Foto itu

tidak begitu jelas. Aku takut

salah kalau hanya menebak dari

foto. Itulah sebabnya aku ingin

melihat langsung taman bunga

milik istrimu, jawab Wisnu

serius.

…

Sesampainya di villa, Aryo

segera membawa Wisnu masuk

ke dalam rumah. Kebetulan,

pintu dibuka oleh Mbok Sumi.

Mbok…Kinan di mana

sekarang? tanya Aryo.

Non Kinan baru saja masuk

kekamar Tuan. Mungkin sedang

istirahat, jawab Mbok Sumi.

Aryo mengangguk dan

mengucapkan terima kasih.

Kemudian, dia langsung

membawa Wisnu ke tanman

bunga milik Kinan. Begitu

masuk ke taman, Wisnu

langsung mencum aroma

bunga yang menyengat,

membuat ekspresinya berubah

serius. Dia mulai memeriksa

satu per satu bunga di taman itu

dengan teliti.

Hingga akhirnya, di sudut

taman, Wisnu berhenti dengan

wajah terkejut. Dia menemukan

beberapa bunga sejenis yang

tumbuh di sana, bunga dengan

warna biru yang mencolok.

Wisnu menatap Aryo dengan

Sorot mata serius.

Dari mana istrimu

mendapatkan bunga-bunga ini?

tanya Wisnu dengan nada

mendesak.

Aryo yang kebingungan

menjawab, Istriku biasanya

membeli bunga-bunga itu secara

online. Memangnya bunga apa

ini, Nu? Aryo semakin

penasaran.

…

Wisnu menunjuk bunga

berwarna biru itu. Kamu tahu

bunga ini, Aryo? Ini adalah

bunga langka. Bunga ini sangat

jarang ditemukan di Indonesia

karena berasal dari dataran

Eropa. Namanya Aconisum,

atau dikenal juga sebagai Bunga

pembunuh Ini bukan nama

bunga asli ya. Hanya imajinasi

penulis. Sayangnya, bunga ini

beracun, Serbuk sarinya

mengandung Racun, dan dapat

menguap ke udara, jika dihirup

terus-menerus. Bahkan bisa

menyebabkan berbagai gejala,

termasuk sesak napas, pusing,

mual, dan bahkan kematian jika

dipegang secara langsung dan

masuk kepencernaan.

Aryo tercengang

mendengar penjelasan Wisnu,

untung saja selama ini Kinan

selalu mnenggunakan sarung

tangan dan mencuci tangannya

saat selesai berkebun Apa

maksudmu, Nu? Bunga ini

beracun? Kenapa aku tidak

menyadarinya. Padahal istriku

sering menghabiskan waktu di

taman ini! Bagaimana mungkin

aku tidak tahu?

Wisnu mengangguk tegas.

Wajar saja kamu tidak

mengetahuinya, karena tidak

banyak orang yang mengetahui

tentang bunga ini. Racun dari

bunga ini mungkin menjadi

penyebab istrimu sering sesak

napas dan pusing belakangan

ini. Apalagi, jika dia hmil,

kondisinya akan semakin

rentan. Kamu harus segera

menyingkirkan bunga ini dari

taman sebelum kondisinya

semakin parah.

…

Aryo terdiam, merasa

bersalah sekaligus khawatir. Dia

tidak pernah menyangka bunga

yang begitu disukai oleh Kinan

justru menjadi ancaman bagi

kesehatan istrinya.

Setelah mendengar

penjelasan Wisnu, Aryo segera

meminta pembantu villa untuk

membuang dan memusnahkan

bunga-bunga beracun tersebut

dengan hati-hati sesuai arahan

Wisnu. la tidak ingin ada yang

dirugikan lagi akibat

keberadaan bunga it

Setelah semuanya selesai,

Aryo mengajak Wisnu duduk di

ruang tamu untuk membahas

lebih lanjut mengenai bunga

beracun itu.

Siapa teman istrimu yang

memberikan bunga tersebut?

tanya Wisnu sambil

menyandarkan tubuhnya di

sofa.

Aryo menghela napas

sejenak. Dia salah satu

mahasiswi di kampusku.

Namanya Rosa, jawabnya.

Memangnya kenapa, Nu?

Wisnu menatap Aryo tajam.

Bunga seperti itu dilarang

diperjualbelikan secara bebas,

Aryo. Hanya ilmuwan tertentu

yang bisa mengaksesnya untuk

keperluan penelitian. Apa

mahasiswimu itu seorang

ilmuwan? tanyanya.

Aryo menggeleng pelan.

Aku tidak tahu, Nu. Tapi Rosa

memang mahasiswi yang pintar.

Dia masuk ke kampusku lewat

jalur beasiswa, jelas Aryo.

..

Wisnu mengangguk tipis,

tapi wajahnya masih

menyimpan keheranan. Kalau

begitu, dia mungkin punya

kenalan atau keluarga yang

seorangilmuwan. Tapi satu hal

yang membuatku penasaran,

kenapa dia memberikan bunga

itu kepada istrimu?

Pertanyaan Wisnu

membuat Aryo terdiam.

Pikirannya mendadak dipenuhi

dengan kemungkinan buruk.

Kenapa Rosa memberikan

bunga itu kepada Kinan? Tidak

mungkin Rosa tidak tahu bahwa

bunga itu beracun. Apa

mungkin dia sengaja?

Aryo menggelengkan

kepala, mencoba menepis

pikirannya. Entahlah, Nu. Aku

juga tidak tahu. Tapi yang jelas,

kalau benar dia berniat jahat

pada istriku… Aryo berhenti

sejenak, suaranya menegang.

Selama ini Rosa dikenal sebagai

gadis yang pintar dan pendiam.

Dia tidak pernah terlibat

masalah di kampus, bahkan

setahuku dia adalah teman

dekat istriku.

Wisnu menghela napas

panjang, menatap Aryo dengan

serius. Aryo, zaman sekarang

kita tidak bisa menilai orang

dari luarnya saja. Teman dekat

sekalipun bisa saja memiliki niat

tersembunyi. Ingatkan istrimu

untuk lebih berhati-hati

terhadap temannya itu.

Aryo mengangguk, merasa

terbebani oleh kenyataan ini.

…

Terima kasih, Nu. Aku akan

bicara dengan Kinan nanti,

ucapnya.

Wisnu menepuk bahu Aryo

pelan. Semoga tidak ada hal

buruk yang terjadi, Aryo. Kamu

harus lebih waspada mulai

sekarang, katanya sebelum

pamit.

Setelah Wisnu pergi, Aryo

termenung di ruang tamu,

pikirannya dipenuhi dengan

pertanyaan. Apa sebenarnya

niat Rosa? Aryo bertekad untuk

mencari tahu, demi melindungi

Kinan dan bayi mereka.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART73)
Next Post: JANGAN OM (PART71)

Related Posts

Ibu sambung ku ” ( 00 ) Kisah Menarik
Judul: Gua Rahasia Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART06) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART45) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART9) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART27) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme